Kamis, 17 Januari 2013

WACANA SEJARAH PERJUANGAN


revolusi adalah praktek. tugas pergerakan adalah menyusun penjelasan sistematis tentang revolusi sebagai tindakan melangsungkan pembebasan. untuk kelas tertindas oleh kelas tertindas dan dalam konteks ketertindasan masing-masing, itulah paragraf pembukaan revolusi bukan dalam pengertian sebagai ritus pemberhalaan sejarah para ideolog atau politikus besar yang telah membacakan diri di hadapan ingatan pengetahuan manusia modern.
sejarah itu nyata adanya. teori revolusi yang tidak disusun dari dan sebagai praksis perjuangan adalah cerita yang hanya layak didengar, dan mungkin malah akan menidurkan kembali kesadaran masyarakat dan bangsa-bangsa tertindas-terjajah justru ketika mereka berada pada masa-masa kebangkitannya. membongkar penindasan-penjajahan modern dan lapis-lapis ideologi yang menyelimuti adalah masa depan perjuangan kerakyatan di indonesia.
Mei 1998 adalah pelajaran. ini zaman, zaman permulaan. awal bagi rakyat indonesia menemukan sejarah dan kemanusiaannya dengan kesadaran, dengan pengetahuan. dan para pemuda --satu-satunya tenaga yang tersedia di tengah keadaan sosiologis yang ditentukan pemimpin-pemimipin hipokrit dan kelompok-kelompok politik oportunis serta situasi filosofis yang subur dengan agama dan ideologi ketidaksadaran, budaya dan pengetahuan pembodohan; satu-satunya tenaga yang tersedia ketika buruh dan tani belum seluruhnya menemukan kawan— adalah tenaga inti revolusi yang mempunyai tugas menghentikan dominasi dan hegemoni kesadaran kaum penindas atas mereka yang tertindas sehingga rantai pembodohan-pemiskinan rakyat dapat segera dihancurbuyarkan.
gemuruh massa dalam suatu gerak teratur dan efektif yang hanya mungkin dicapai melalui penggalangan ideologis dan organisasi yang berdiri kokoh bersama massa di dalam massa untuk massa; terlihat atau tidak terlihat, terdengar atau tidak terdengar, gemuruh itu harus kita siapkan. seluruh tenaga dan pikiran harus kita curahkan agar posisi kebudayaan pergerakan, ideologi dan organisasi perjuangan, segera dan seutuhnya menjadi milik sadar massa.
pendewasaan fikiran dan peneguhan tindakan menyangkut sejarah, itulah pengertian kita tentang ideologi. dengan ideologi, kita mengambil sikap. kepada kemanusiaan, kita memihak. diulang dalam pengertian biasa, yang kita katakan hanyalah pemihakan kepada kemanusiaan bahkan sejak dari tingkat gagasan. 
bagi kita, dengan pengalaman serta ingatan yang mungkin masih terlalu pendek atau bahkan sepele bin(ti) remeh temeh, pembangkaian itu tidak lagi boleh terjadi. semua manusia berhak diadili dengan hidup yang memberinya kesanggupan sama rata dengan manusia lain baik secara ekonomi maupun politik. setiap manusia wajib diadili dengan hidup yang memperjuangkan kesederajatan kebudayaan. tidak ada manusia yang lebih manusia dibanding manusia lainnya.
kondisi tidak manusiawi yang dialami segolongan manusia yang darinya segolongan manusia lain mendapatkan kondisi yang lebih manusiawi nyatalah bukan keadaan alamiah yang terjadi begitu saja dari kehendak tangan-tangan gaib yang menguasai masa lalu dan masa depan dunia.
kalau kita tertindas dan kemudian menyadari betapa hidup kita sama sekali tidak memenuhi syarat-syarat kemanusiawian, pertanyaan pertama kita bukanlah apa agama yang kita imani di masa lalu atau ideologi apa yang akan kita anut di masa depan. pertanyaan utama bagi kita, di mana dan apa yang kita lakukan –dengan ideologi dan pranata keimanan yang kita yakini itu— ketika sebuah proses penindasan terjadi? sangat bisa jadi, bukannya menyatakan sikap dengan ideologi atau keimanan yang kita miliki, diam-diam kita malah merubah perlakuan terhadap ideologi atau keimanan kita sendiri untuk kemudian –sadar dan tidak sadar—terlibat sebagai bagian tak terlepas dari penindasan. di sinilah kita tidak dapat melupakan yang dipercayai karl marx bahwa lingkungan cara produksi dapat merubah lingkar fikiran suatu masyarakat, termasuk cara pandang masyarakat terhadap dirinya sendiri.
yang kita tuju tentu bukan memaksudkan sejarah sebagai sebuah legitimasi untuk “menguasai keadaan” baik di saat ini maupun di masa datang. penindasan itu ibarat pabrik: produknya adalah sejarah yang dihasilkan sebagai proses pembentukan ingatan masyarakat tertindas sebagai bahan baku sekaligus konsumennya. menemukan kembali ingatan masyarakat indonesia yang terlipat relasi ekonomi politik tidak adil, hanya itu cita-cita yang mengharuskan kita berbicara tentang ideologi; tentang sejarah dan pencerahan-pengkayaan kesadaran; tentang revolusi. 
Ksah nyata dapat terlihat dari indonesia sebagai entitas-kebangsaan yang susunan sejarahnya tak lebih tidak kurang dari keadaan yang beberapa hari lalu dianjurkan penindas terbaik di seluruh dunia: soeharto, yang menduduki peringkat lebih ulung di atas adolf hitler.
pemuda dan pengusaha kecil yang nasionalis, demokratik, dan populis sebagai perwujudan demokrasi rakyat yang sejati. yakni, demokrasi yang tidak meletakan rakyat hanya sebagai penonton dalam panggung berbangsa dan bernegara, melainkan munculnya kritisisme massa yang telah sekian lama dininabobokan kehendaknya, dikhianati dan dimanipulasi kesadarannya. sehingga pemaknaan atas demokrasi harus mampu menjamin perjuangan kelas tertindas dan merumuskan tuntutannya dalam formasi-formasi sosial organisasi-organisasi perjuangan rakyat melalui penguatan basis produktifnya berdasar perkembangan mode produksi kapital yang berlangsung dalam masyarakat itu sendiri. sehingga pada tahap selanjutannya, jika ini berlangsung secara permanen dan konsisten maka gerakan rakyat akan merumuskan dengan sendirinya formasi politik sebagai manifestasi dari upaya mempersepsikan kekuasaan bagi kepentingannya sendiri guna berdaulat di tanah airnya sendiri.
rimba hijau, bunga beraneka warna, air terjun yang jatuh deras, gunung tinggi menjulang, padang rumput menguning, lautan luas dan keindahan lain yang tak terhitung di alam adalah karya seni sempurna yang diciptakan untuk umat manusia. segenap karunia menakjubkan ini telah diberikan kepada manusia guna memberikan kesempatan bagi mereka untuk bersyukur. namun ada pula musuh besar yang menghalangi manusia untuk bersyukur dan berusaha mempengaruhinya agar tidak mematuhi allah dengan tiada henti memperdayanya dengan janji kosong. musuh ini ingin agar manusia menjalani hidup penuh masalah, baik di dunia ini maupun di akhirat, dan untuk mencapai hal ini, dia akan terus berupaya tanpa henti hingga hari kiamat. musuh pembangkang ini ingin menunjukkan kepada manusia bahwa penyimpangan, kejahatan, kekejaman, serta pelanggaran susila adalah wajar, dan ingin mengesahkan semua kejahatan itu. dengan tujuan ini di benaknya, dia telah merumuskan ajaran yang berbahaya, yang mengandung segala bentuk gagasan jahat.
sepanjang sejarah, orang-orang pembangkang, yang ingkar kepada allah serta kehidupan setelah mati adalah selalu orang yang telah disesatkan setan. mereka mengakui setan, bukan allah, dan sudah menjadikan kesombongan, keangkuhan, dan kejahatan setan sebagai teladan bagi diri mereka.
allah menjelaskan hal ini dalam al qur’an:
(bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) setan ketika dia berkata kepada manusia, "kafirlah kamu," maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata, "sesungguhnya aku melepaskan diriku dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada allah, tuhan semesta alam." (qs. al hasyr, 59: 16)

PUISI KHALIL GILBRAN "KEHIDUPAN"

KEHIDUPAN

Engkau dibisiki bahwa hidup adalah kegelapan
Dan dengan penuh ketakutan
Engkau sebarkan apa yang telah dituturkan padamu
penuh kebimbangan

Kuwartakan padamu bahwa hidup adalah kegelapan
jika tidak diselimuti oleh kehendak
Dan segala kehendak akan buta bila tidak diselimuti pengetahuan
Dan segala macam pengetahuan akan kosong
bila tidak diiringi kerja
Dan segala kerja hanyalah kehampaan
kecuali disertai cinta

Maka bila engkau bekerja dengan cinta
Engkau sesungguhnya tengah menambatkan dirimu
Dengan wujudnya kamu, wujud manusia lain
Dan wujud Tuhan.

PUISI KHALIL GILBRAN "IBU"

IBU

Ibu merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir - bibir manusia.
Dan "Ibuku" merupakan sebutan terindah.
Kata yang semerbak cinta dan impian, manis dan syahdu yang memancar dari kedalaman jiwa.

Ibu adalah segalanya. Ibu adalah penegas kita di kala lara, impian kita dalam sengasara, rujukan kita di kala nista.
Ibu adalah mata air cinta, kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi. Siapa pun yang kehilangan ibunya, ia akan kehilangan sehelai jiwa suci yang senantiasa
merestui dan memberkatinya.

Alam semesta selalu berbincang dalam bahasa ibu. Matahari sebagai ibu bumi yang menyusuinya melalui panasnya.
Matahari tak akan pernah meninggalkan bumi sampai malam merebahkannya dalam lentera ombak, syahdu tembang burung-burung dan sungai-sungai.

Bumi adalah ibu pepohonan dan bunga-bunga. Bumi menumbuhkan, menjaga dan membesarkannya. Pepohonan
dan bunga-bunga adalah ibu yang tulus memelihara bebuahan dan bebijian.

Ibu adalah jiwa keabadian bagi semua wujud.
Penuh cinta dan kedamaian.

PUISI KHALIL GILBRAN "HIDUP"

HIDUP
Kehidupan merupakan sebuah pulau di lautan kesepian, dan bagi pulau itu bukti karang yang timbul merupakan harapan, pohon merupakan impian, bunga merupakan keheningan perasaan, dan sungai merupakan damba kehausan.
Hidupmu, wahai saudara-saudaraku, laksana pulau yang terpisah dari pulau dan daerah lain. Entah berapa banyak kapal yang bertolak dari pantaimu menuju wilayah lain, entah berapa banyak armada yang berlabuh di pesisirmu, namun engkau tetap pulau yang sunyi, menderita kerana pedihnya sepi dan dambaan terhadap kebahagiaan. Engkau tak dikenal oleh sesama insan, lagi pula terpencil dari keakraban dan perhatian.
Saudaraku, kulihat engkau duduk di atas bukit emas serta menikmati kekayaanmu -bangga akan hartamu, dan yakin bahwa setiap genggam emas yang kau kumpulkan merupakan mata rantai yang menghubungkan hasrat dan pikiran orang lain dengan dirimu.
Di mata hatiku engkau kelihatan bagaikan panglima besar yang memimpin bala tentara, hendak menggempur benteng musuh. Tapi setelah kuamati lagi, yang nampak hanya hati hampa belaka, yang tertempel di balik longgok emasmu, bagaikan seekor burung kehausan dalam sangkar emas dengan wadah air yang kosong.
Kulihat engkau, saudaraku, duduk di atas singgasana agung; di sekelilingmu berdiri rakyatmu yang memuji-muji keagunganmu, menyanyikan lagu penghormatan bagi karyamu yang mengagumkan, memuji kebijaksanaanmu, memandangmu seakan-akan nabi yang mulia, bahkan jiwa mereka melambung kesukaan sampai ke langit-langit angkasa.
Dan ketika engkau memandang kelilingmu, terlukislah pada wajahmu kebahagiaan, kekuasaan, dan kejayaan, seakan-akan engkau adalah nyawa bagi raga mereka.
Tapi bila kupandang lagi, kelihatan engkau seorang diri dalam kesepian, berdiri di samping singgasanamu, menadahkan tangan ke segala arah, seakan-akan memohon belas kasihan dan pertolongan dari roh-roh yang tak nampak -mengemis perlindungan, karena tersisih dari persahabatan dan kehangatan persaudaraan.
Kulihat dirimu, saudaraku, yang sedang mabuk asmara pada wanita jelita, menyerahkan hatimu pada paras kecantikannya. Ketika kulihat ia memandangmu dengan kelembutan dan kasih keibuan, aku berkata dalam hati, "Terpujilah Cinta yang mampu mengisi kesepian pria ini dan mengakrabkan hatinya dengan hati manusia lain."
Namun, bilamana kuamati lagi, di sebalik hatimu yang bersalut cinta terdapat hati lain yang kesunyian, meratap hendak menyatakan cintanya pada wanita; dan di sebalik jiwamu yang sarat cinta, terdapat jiwa lain yang hampa, bagaikan awan yang mengembara, menjadi titik-titik air mata kekasihmu...
Hidupmu, wahai saudaraku, merupakan tempat tinggal sunyi yang terpisah dari wilayah penempatan orang lain, bagaikan ruang tengah rumah yang tertutup dari pandangan mata tetangga. Seandainya rumahmu tersalut oleh kegelapan, sinar lampu tetanggamu tak dapat masuk meneranginya. Jika kosong dari persediaan kemarau, isi gudang tetanggamu tak dapat mengisinya. Jika rumahmu berdiri di atas gurun, engkau tak dapat memindahkannya ke halaman orang lain, yang telah diolah dan ditanami oleh tangan orang lain. Jika rumahmu berdiri di atas puncak gunung, engkau tak dapat memindahkannya atas lembah, karena lerengnya tak dapat ditempuh oleh kaki manusia.
Kehidupanmu, saudaraku, dibaluti oleh kesunyian, dan jika bukan karena kesepian dan kesunyian itu, engkau bukanlah engkau, dan aku bukanlah aku. Jika bukan karena kesepian dan kesunyian itu, aku akan percaya kiranya aku memandang wajahmu, itulah wajahku sendiri yang sedang memandang cermin.
(Dari 'Suara Sang Guru')

PUISI KHALIL GILBRAN "CIUMAN PERTAMA"

CIUMAN PERTAMA
Itulah tegukan pertama dari cawan yang telah diisi oleh para dewa dari air pancuran cinta.
Itulah batas antara kebimbangan yang menghiburkan dan menyedihkan hati dengan takdir yang mengisinya dengan kebahagiaan.
Itulah baris pembuka dari suatu puisi kehidupan , bab pertama dari suatu novel tentang manusia.
Itulah tali yang menghubungkan pengasingan masa lalu dengan kejayaan masa depan.
Ciuman pertama menyatukan keheningan perasaan-perasaan dengan nyanyian-nyanyiannya.
Itulah satu kata yang diucapkan oleh sepasang bibir yang menyatukan hati sebagai singgasana, cinta sebagai raja, kesetiaan sebagai mahkota.
Itulah sentuhan lembut yang mengungkapkan bagaimana jari-jemari angin mencumbui mulut bunga mawar, mempesonakan desah nafas kenikmatan panjang dan rintihan manis nan lirih.
Itulah permulaan getaran-getaran yang memisahkan kekasih dari dunia ruang dan matra dan membawa mereka kepada ilham dan impian-impian.
Ia memadukan taman bunga berbentuk bintang-bintang dengan bunga buah delima, menyatukan dua aroma untuk melahirkan jiwa ketiga.
Jika pandangan pertama adalah seperti benih yang ditaburkan para dewa di ladang hati manusia, maka ciuman pertama mengungkapkan bunga pertama yang mekar pada ranting pohon cabang pertama kehidupan.

PUISI KHALIL GILBRAN "CINTA"

CINTA (I)

Lalu berkatalah Almitra, Bicaralah pada kami perihal Cinta.

Dan dia mengangkatkan kepalanya dan memandang ke arah kumpulan manusia itu, dan keheningan menguasai mereka. Dan dengan suara lantang dia berkata:

APabila cinta memberi isyarat kepadamu, ikutilah dia,
Walau jalannya sukar dan curam.
Dan apabila sayapnya memelukmu menyerahlah kepadanya.
Walau pedang tersembunyi di antara ujung-ujung sayapnya bisa melukaimu.
Dan kalau dia berbicara padamu percayalah padanya.
Walau suaranya bisa menggetar mimpi-mimpimu bagai angin utara membinasakan taman.
Kerana sebagaimana cinta memahkotai engkau, demikian pula dia akan menghukummu.
Sebagaimana dia ada untuk menyuburkanmu, demikian pula dia ada untuk mencantasmu.

Sebagaimana dia mendaki ke puncakmu dan membelai mesra ranting-ranting lembutmu yang bergetar dalam cahaya matahari.
Demikian pula dia akan menghunjam ke akarmu dan menggegarkannya di dalam pautanmu pada bumi.
Laksana selonggok jagung dia menghimpun engkau pada dirinya.

Dia menghempuk engkau hingga kau telanjang
Dia mengasing-asingkan kau demi membebaskan engkau dari kulitmu.
Dia menggosok-gosok engkau sampai putih bersih.
Dia meramas engkau hingga kau menjadi lembut;
Dan kemudian dia mengangkat engkau ke api sucinya sehingga engkau bisa menjadi hidangan suci untuk pesta kudus Tuhan.

Semua ini akan ditunaikan padamu oleh Sang Cinta, supaya bisa kau pahami rahasia hatimu, dan di dalam pemahaman dia menjadi sekeping hati Kehidupan.

Namun apabila dalam ketakutanmu kau hanya akan mencari kedamaian dan kenikmatan cinta.

Maka lebih baiklah bagimu untuk menutupi tubuhmu dan melangkah keluar dari lantai-penebah cinta.

Memasuki dunia tanpa musim tempat kau dapat tertawa, tapi tak seluruh gelak tawamu, dan menangis, tapi tak sehabis semua airmatamu.

Cinta tak memberikan apa-apa kecuali dirinya sendiri dan tiada mengambil apa-apa pun kecuali dari dirinya sendiri.
Cinta tiada memiliki, pun tiada ingin dimiliki;
Karena cinta telah cukup bagi cinta.

Apabila kau mencintai kau takkan berkata, "Tuhan ada di dalam hatiku," tapi sebaliknya, "Aku berada di dalam hati Tuhan."

Dan jangan mengira ka udapat mengarahkan jalannya Cinta, sebab cinta,apabila dia menilaimu memang pantas, mengarahkan jalanmu.

Cinta tak menginginkan yang lain kecuali memenuhi dirinya. Namun apabila kau mencintai dan memerlukan kegairahan, biarlah ini menjadi kegairahanmu:
Luluhkan dirimu dan mengalirlah bagaikan anak sungai, yang menyanyikan alunannnya bagai sang malam.

Kenalilah penderitaan dari kelembutan yang begitu jauh.
Rasa dilukai akibat pemahamanmu sendiri tentang cinta;
Dan menitiskan darah dengan ikhlas dan gembira.
Terjaga di kala fajar dengan hati berawangan dan mensyukuri hari baru penuh cahaya kasih;

Istirahat di kala siang dan merenungkan kegembiraan cinta yang meluap-luap;

Kembali ke rumah di kala senja dengan rasa syukur;

Dan kemudian tidur bersama doa bagi kekasih di dalam hatimu dan sekuntum nyanyian puji-pujian pada bibirmu.

(Dari 'Sang Nabi')

PUISI KHALIL GILBRAN

BAGI SAHABATKU YANG TERTINDAS

Wahai engkau yang dilahirkan di atas ranjang kesengsaraan, diberi makan pada dada penurunan nilai, yang bermain sebagai seorang anak di rumah tirani, engkau yang memakan roti basimu dengan keluhan dan meminum air keruhmu bercampur dengan airmata yang getir.

Wahai askar yang diperintah oleh hukum yang tidak adil oleh lelaki yang meninggalkan isterinya, anak-anaknya yang masih kecil, sahabat-sahabatnya, dan memasuki gelanggang kematian demi kepentingan cita-cita, yang mereka sebut 'keperluan'.

Wahai penyair yang hidup sebagai orang asing di kampung halamannya, tak dikenali di antara mereka yang mengenalinya, yang hanya berhasrat untuk hidup di atas sampah masyarakat dan dari tinggalan atas permintaan dunia yang hanya tinta dan kertas.

Wahai tawanan yang dilemparkan ke dalam kegelapan kerana kejahatan kecil yang dibuat seumpama kejahatan besar oleh mereka yang membalas kejahatan dengan kejahatan, dibuang dengan kebijaksanaan yang ingin mempertahankan hak melalui cara-cara yang keliru.

Dan engkau, Wahai wanita yang malang, yang kepadanya Tuhan menganugerahkan kecantikan. Masa muda yang tidak setia memandangnya dan mengekorimu, memperdayakan engkau, menanggung kemiskinanmu dengan emas. Ketika kau menyerah padanya, dia meninggalkanmu. Kau serupa mangsa yang gementar dalam cakar-cakar penurunan nilai dan keadaan yang menyedihkan.

Dan kalian, teman-temanku yang rendah hati, para martir bagi hukum buatan manusia. Kau bersedih, dan kesedihanmu adalah akibat dari kebiadaban yang hebat, dari ketidakadilan sang hakim, dari licik si kaya, dan dari keegoisan hamba demi hawa nafsunya

Jangan putus asa, kerana di sebalik ketidakadilan dunia ini, di balik persoalan, di balik awan gemawan, di balik bumi, di balik semua hal ada suatu kekuatan yang tak lain adalah seluruh kadilan, segenap kelembutan, semua kesopanan, segenap cinta kasih.

Engkau laksana bunga yang tumbuh dalam bayangan. Segera angin yang lembut akan bertiup dan membawa bijianmu memasuki cahaya matahari tempat mereka yang akan menjalani suatu kehidupan indah.

Engkau laksana pepohonan telanjang yang rendah kerana berat dan bersama salju musim dingin. Lalu musim bunga akan tiba menyelimutimu dengan dedaunan hijau dan berair banyak.

Kebenaran akan mengoyak tabir airmata yang menyembunyikan senyumanmu. Saudaraku, kuucapkan selamat datang padamu dan kuanggap hina para penindasmu.

puisi


Bangun di fajar subuh dengan hati seringan awan
Mensyukuri hari baru penuh sinar kecintaan
Istirahat di terik siang merenungkan puncak getaran cinta
Pulang di kala senja dengan syukur penuh di rongga dada
Kemudian terlena dengan doa bagi yang tercinta dalam sanubari
Dan sebuah nyanyian kesyukuran terpahat di bibir senyuman

puisi jiwa


Jiwaku berkata padaku dan menasihatiku agar mencintai semua orang yang membenciku,
Dan berteman dengan mereka yang memfitnahku.

Jiwaku menasihatiku dan mengungkapkan kepadaku bahwa cinta tidak hanya menghargai orang yang mencintai, tetapi juga orang yang dicintai.

Sejak saat itu bagiku cinta ibarat jaring laba-laba di antara dua bunga, dekat satu sama lain; Tapi kini dia menjadi suatu lingkaran cahaya di sekeliling matahari yang tiada berawal pun tiada berakhir, Melingkari semua yang ada, dan bertambah secara kekal.

Jiwaku menasihatiku dan mengajariku agar melihat kecantikan yang ada di sebalik bentuk dan warna.

Jiwaku memintaku untuk menatap semua yang buruk dengan tabah sampai nampaklah keelokannya

KTI Pengaruh Dampak Televisi Terhadap Anak-Anak



A.          Pengertian Teknologi 
Nana Syaodih S. (1997: 67) menyatakan bahwa sebenarnya sejak dahulu teknologi sudah ada atau manusia sudah menggunakan teknologi. Kalau manusia pada zaman dulu memecahkan kemiri dengan batu atau memetik buah dengan galah, sesungguhnya mereka sudah menggunakan teknologi, yaitu teknologi sederhana.
Terkait dengan teknologi, Anglin mendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem untuk memecahkan masalah. Ahli lain, Kast & Rosenweig menyatakan Technology is the art of utilizing scientific knowledge. Sedangkan Iskandar Alisyahbana (1980:1) merumuskan lebih jelas dan lengkap tentang definisi teknologi yaitu cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera, dan otak manusia.
Menurut Iskandar Alisyahbana (1980) Teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur dan lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban sebenarnya telah ada teknologi, meskipun istilah “teknologi belum digunakan. Istilah “teknologi” berasal dari “techne “ atau cara dan “logos” atau pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia.
Sedangkan menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv) memberi arti teknologi sebagai” keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia.
Dari apa yang dipaparkan diatas teknologi dapat diartikan sebagai sarana pemenuhan kebutuhan manusia dalam mencapai keseimbangan kebutuhan hidup guna menelaah kehidupan yang akan datang untuk mencapai masyarakat yang modern.

B.     Televisi Merupakan Salah satu Wadah Teknologi
1.      Pengertian Televisi
Televisi berasal dari kata sangsekerta yaitu “ visi “ yang artinya impian atau harapan untuk mencapai suatu tujuan. Berangkat dari sebuah pengertian visi, dapat ditarik sebuah benang merah bahwa televisi  memiliki tujuan bagaimana mampu menarik peminat yang mengalami secara sadar untuk ikut menikmati dari apa yang menjadi seuah tujuan.    Televise sudah menjadi amanah atau tuntutan untuk melayani segala kebutuhan informasi yang diinginkan masyarakat.  Jadi televise adalah suatu wadah atau sarana penyampaian informasi atau pemberian pelayanan kepada pablik.
 Pada zaman sekarang ini, televisi merupakan media elektronik yang mampu menyebarkan berita secara cepat dan memiliki kemampuan mencapai khalayak dalam jumlah tak terhingga pada waktu yang bersamaan. Televisi dengan berbagai acara yang ditayangkannya telah mampu menarik minat pemirsanya dan membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan. Bahkan bagi anak-anak sekalipun sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas kesehariannya dan sudah menjadi agenda wajib bagi sebagian besar anak. Pemilik pesawat tinggal menggunakan antenna parabola guna menangkap siaran dari Negara mana yang diinginkan.

2.      Dampak Positif  Televisi bagi Anak-anak
Banyak hal yang perlu dipahami bahwa sebagaimana halnya televise memiliki keunggulan yang mampu memikat hati masyarakat secara fundamental. Adapun kegunaan televesi terhadap anak-anak yaitu sebagai berikut :
a.       Televisi mampu menembus segala lini aspek kehidupan anak-anak sehingga televise mampu menjawab segala kebutuhan anak-anak.
b.      Televisi menyediakan segala macam informasi  sehingga dapat memudahkan anak-anak  untuk menjangkau apa yang menjadi dasar kebutuhannya.
c.       Televisi telah menjadi panggung seni dan fisikoterapi dalam kehidupan masyarakat sehingga anak-anak mampu terhibur dengan keajaiban yang diberikan oleh televise.
d.      Televise dapat menjadi bahan pembelajaran bagi bagi anak-anak.
e.       Televisi idealnya bisa menjadi sarana mendapatkan informasi yang mendidik dan bisameningkatkan kualitas hidup seseorang. Namun, kenyataannya, saat ini harapan itusangat jauh. Televisi kita terutama stasiun televisi swasta, mereka lebih banyak menampilkan acara hiburan, maupun sinetron-sinetron yang menawarkan nilai-nilai gayahidup bebas, hedonis. Begitu juga beragam tayangan infotainment yang kadang menayangkan acara perselingkuhan, sex bebas di kalangan artis. Dengan demikian, kisah pergaulan bebas bukan menjadi hal yang tabu lagi. Makanya, tak ada langkah yang lebih manjur selainmengurangi menonton televisi ini karena lambat laun otak akan teracuni oleh nilai-nilaiyang sebenarnya sangat negatif.Untuk mendapatkan informasi, kalangan muda bisa mengalihkan perhatian denganmembaca koran, majalah maupun buku-buku.
f.       Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak positif dengan semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan dari dan ke seluruh dunia menembus batas ruang dan waktu.

3.      Dampak Negatif Televisi
Dalam acara televise anak biasanya memperhatikan bukan hanya apa yang diucapkan orang ditelevisi,bahkan bagaimana cara mengucapkannya. Dari sini anak secara bertahap dapat meningkatkan kemampuan pelapalan pada tatabahasa. Tentunya semua ini belum pasti memberi pola yang baik dalam pengungkapan hal-hal yang dikatakan anak. Cara berbicara  ini biasanya disertai dengan pola gerak tubuh. Bagaimana cara  menggerakkan anggota tubuh ketika mengucapkan kata-kata  tertentu, bagaimana agar orang bisa lebih yakin dan percaya,semua ini didapatkan anak di layar televisi. Dengan demikian, anakakan semakin menghargai televisi, ketika dalam pengalamanhidupnya sehari-hari tidak ia dapatkan hal yang serupa itu. Action dan gaya bicara seperti ini biasa didapatkan pada acara-acaraseperti drama maupun film.
Hal itu nampak, bahwa dalam kolektivitasnya, anak-anak sering membentuk permainan pura-pura. Jenis permainan ini dapat bersifat refroduktif dan produktif yang bentuknya sering disebutkreatif. Dalam permainan drama yang reproduktif, anak-anakberusaha memproduksi situasi yang dilihatnya baik dari kehidupannyata maupun media massa kedalam permainannya. Sedangkandalam permainan produktif, anak-anak menggunakan situasi,tindakan dan bicara dari situasi kehidupan nyata kedalam bentukbaru dan berbeda. Dalam permainan drama ini, anak sering menirukarakter tokoh yang disukainya, baik yang ada dalam kehidupanatau pun dari media massa. Minat anak terhadap permainan dramaini akan berkurang seiring dengan meningkatnya realisme danmenurunnya kemampuan untuk menganggap hidup benda mati.Kalaupun permainan seperti ini jarang dilakukan, paling tidak anakakan meniru berbagai ucapan yang disukainya atau yang sukaikelompoknya (demi persahabatan).
Anak-anak seperti misalnya Coco Cranch, es krimWalls, Pop Mie ditampilkan dengan tokoh Joshua, Choki-choki , Better Biskuit, kacangMayasi dan lain sebagainya.Kebanyakan iklan untuk anak-anak saat ini, masih mengumpamakan produknyapada suatu kejadian (iklan Coco Cranch), suatu proses petualangan (iklan es krim Walls)ataupun cerita mengenai seorang pahlawan yang gagah yang kekuatannya diperolehdengan memakan atau memakai produk tersebut (iklan Nabisco), jika dihubungkandengan pengetahuan anak-anak yang masih terbatas dan bahwa anak lebih mampumemandang seperti apa adanya, dalam hal ini usia 3-5 tahun, maka disinyalir iklantersebut malahan sulit dicerna oleh anak-anak. Bila dilihat dari teori di atas, maka dapatdikatakan bahwa sebuah iklan yang to the point. 
Seperti tampilan idola anak Yosua yangmenampilkan kesukaannya pada kecap Indofood,ataupun Pop Mie membuat banyak anak tertarik untuk meniru idola tersebut karena pada usia tersebut anak cenderung untuk hanya meniru, padahal dalam proses belajar anak, kita tidak menghendaki anak-anak hanya mampu meniru. Akan tetapi bagaimana anak-anak mampu memahami apa yang mereka lakukan.
Robert  Coles Temuannya menunjukan bahwa pengaruh negatif tayangan televisi, justru terdapat pada keharmonisan di keluarga. Dalam temuannya, anak-anak yang mutu kehidupannya rendah sangat rawan terhadap pengaruh buruk televisi.  Sebaliknya keluarga yang memegang teguh nilai, etika, dan moral serta orangtua benar-benar menjadi panutan anaknya tidak rawan terhadap pengaruhtayangan negatif televisi.  Lebih lanjut Cole menunjukan bahwa mempermasalahkan kualitas tayangantelevisi tidak cukup tanpa mempertim-bangkan kualitas kehidupan keluarga. Ini berarti menciptakan keluarga yang harmonis jauh lebih penting ketimbangmenuduh tayangan televisi sebagai biangkerok meningkatnya perilaku negatif dikalangan anak dan remaja. Mungkin kita akan lebih yakin terhadap temuan Coles apabila mengkaji bagaimana proses pembentukan perilaku manusia. Pembentukan perilakudidasarkan pada stimulus yang diterima melalui pancaindra yang kemudiandiberi arti dan makna berdasarkan pengetahuan, pengalaman, dan keyakinanyang dimilikinya. Anak, sebagai individu yang masih labil dan mencari jati diri,sangat rentang dengan perilaku peniruan yang akhirnya akan terinternalisasi danmembentuk pada kepribadiannya.
 Tayangan televisi yang dilihatnya setiap saat masuk ke dalam otaknya. Bagianak yang berasal dari mutu kehidupan keluarganya baik, semua yang ia lihat dilayar televisi dapat disaring melalui suasana keluarga yang harmonis, dimanaorang tuanya bisa menjadi panutan. Komunikasi dan contoh orang tua dalam perilaku sehari-hari membuat benteng yang kokoh dalam membendung semua pengaruh buruk di layar televisi. Sebaliknya, anak yang berasal dari keluargayang mutu kehidupan keluarganya rendah, semua tayangan di televisi sulitdisaring, karena mereka belum bisa membedakan mana perilaku yang baik/buruk. Begitu pula dalam lingkungan keseharian di keluarganya tidak ditemukan sikap dan perilaku normatif yang dapat dijadikan filter tayangantelevisi.  Salah satu kegiatan yang bisa membantu proses pembinaan komunikasi antaraanak dan orang tua di dalam rumah adalah bercengkrama satu sama lain.  Bercengkrama dengan keluarga merupakan sesuatu yang mahal karena penelitian mengatakan bahwa 54% anak berusia 4-6 mengaku lebih senang menonton TV daripada bermain dengan ayahnya. Para orangtua juga mengaku bahwa mereka hanya menghabiskan sekitar 40 menit perhari untuk melakukan percakapan yang berarti dengan anaknya. Kedekatan dengan keluarga tidak bias dibeli. Jangan biarkan televisi mencuri lagi waktu untuk keluarga yang memangsudah tinggal sedikit sekali karena terpotong aktivitas sehari-hari.
 
BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Pendekatan dan Jenis Penelitian
1.      Pendekatan Dan Jenis penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya (Corbin dan Strauss, 2003) dan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor, 1993). Denzin dan Lincoln (Salam, 2006) mengemukakan bahwa kualitatif menekankan pada proses dan makna yang tidak diuji atau diukur dengan setepat-tepatnya, dalam istilah-istilah kuantitas, jumlah, intensitas, atau frekuensi. Penelitian kualitatif adalah suatu jenis penelitian yang menghasilkan temuan-temuan yang tidak diperoleh oleh alat-alat statistik atau alat-alat kuantifikasi lainnya. Konsep tersebut menekankan bahwa penelitian kualitatif ditandai oleh penekanan pada penggunaan non-statistik khususnya dalam proses analisis data sehingga suatu temuan penelitian secara alamiah.


B.     Waktu  Dan Tempat Penelitian
1.      Waktu
Waktu diadakan penelitian ini adalah pada hari sabtu tanggal 21 November  2012
2.      Tempat
Tempat diadakan penelitian ini adalah berangkat dari sebuah inisiatif kedaerahan yang  kemudian dikembangkan oleh peneliti kepada setiap anak-anak yang mengalami pengaruh dampak televise.

C.    Populasi Dan Sampel
1.      Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto, bahwa populasi adalah :

KeseIuruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut populasi atau studi kasus

Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah anak-anak yang mengalami dampak pengaruh televise.
2.      Sampel
Sutrisno hadi mengemukakan bahwa sampel adalah "sebagian dari populasi disebut sampel, se.jumlah penduduk jumiahnya kurang dari populasi". Oleh karena besarnya subjek dalam populasi, maka sampel dalam penelitian ini adalah anak-anak yang mengalami dampak pengaruh televise.

D.    Teknik Pengumpulan Data
Danim (2002) mengemukakan bahwa salah satu ciri penelitian kualitatif adalah manusia sebagai instrument penelitian dimana peneliti sebagai perencana, pelaksana, menganalisis data hingga laporan selesai. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a.       Wawancara
Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain (Bungin, 2001).
Wawancara mendalam (depth interview) adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti. Wawancara mendalam dilakukan secara intensif dan berulang-ulang. Wawancara mendalam menjadi alat utama yang dikombinasikan dengan observasi partisipasi (Bungin, 2001).
Lincoln dan Guba (Moleong, 2002) menyebutkan tujuan mengadakan wawancara adalah untuk mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain-lain. Kebulatan; merekonstruksi kebulatan-kebulatan sebagai pengalaman masa lalu; memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai sesuatu yang diharapkan terjadi pada masa yang akan datang; memverifikasi, merubah dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia (triangulasi); dan memverifikasi, mengubah, serta memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.
Peneliti dan subjek akan melakukan wawancara, dengan tujuan pengambilan data dari subjek. Wawancara yang dilakukan dirancang dalam bentuk informal, maksudnya setiap kata-kata dalam pertanyaan disesuaikan dengan subjek, dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh subjek. Peneliti akan melakukan wawancara dengan subjek, teman dekat, dan orang tua (ibu) subjek penelitian. Wawancara bersifat semi struktur yaitu, topik pertanyaan sudah ditentukan dan rumusan pertanyaan tergantung dari peneliti.
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana subjek terhadap pengaruh dampak televise bagi anak-anak
b.      Observasi
Danim (2002) menjelaskan bahwa observasi adalah teknik yang paling lazim dalam penelitian kualitatif, dimana teknik ini memerlukan pengamatan secara cermat terhadap perilaku subjek, baik dalam suasana formal ataupun santai.
Dalam penelitian ini, observasi yang digunakan adalah teknik observasi secara terbuka karena pengamat diketahui dan disadari keberadaannya oleh subjek dan subjek dengan sukarela memberikan kesempatan kepada pengamat untuk mengamati peristiwa yang terjadi. Pengamat akan menyusun catatan lapangan yakni dengan menulis apa yang di dengar, dilihat, dipikirkan, dan dialami selama proses pengumpulan data dengan mencantumkan tanggal, waktu, serta menyertakan informasi dasar seperti setting fisik lingkungan, interaksi sosial dan aktivitas yang sedang berlangsung.

c.       Dokumentasi
Instrumen dokumentasi yang digunakan adalah model checklist dan dokumentasi tertulis. Model checklist dimaksudkan untuk merekap data

RPP KLS 6 SEMESTER 1 & 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan          :      …………………………….. Kelas / Semester               :      VI (...