PENDIDIK HARUS TERDIDIK

Bisnis On Line Tanpa Modal

Cari Blog Ini

Senin, 04 Juni 2018

KOMSUMSI EKONOMI


Pengertian Konsumsi
Konsumsi bukanlah istilah asing bagi telinga kita. Konsumsi berasal dan bahasa lnggris, consumption, yang artinya memakai atau menghabiskan. Konsumsi dalam pengertian sehari-hari adalah makan dan minum. Pengertian mengurangi atau menghabiskan di sini adalah secara berangsur-angsur atau sekaligus. Barang yang Iangsung dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen disebut barang konsumsi, sedangkan barang yang tujuannya untuk menghasilkan barang lebih lanjut disebut barang produksi.

Pengertian konsumsi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.      Konsumsi dalam arti sempit adalah kegiatan menggunakan atau memakai barang untuk memenuhi kebutuhan.
2.      Konsumsi dalam arti luas adalah kegiatan menggunakan atau memakai barang baik secara berangsur-angsur atau sekaligus habis untuk memenuhi kebutuhan.
Barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan disebut barang konsumsi. Barang konsumsi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
·         Barang yang wujudnya tidak habis tetapi kegunaannya habis. Contoh: isi bolpoin jika digunakan, maka wujudnya masih ada tetapi kegunaannya akan berangsur angsur habis.
·         Barang yang wujud dan kegunaannya habis bersama-sama. Contoh: air/minuman kalau digunakan (diminum), maka wujud dan kegunaannya akan habis bersama-sama.
Barang dan jasa yang dikonsumsi dapat dibedakan menjadi barang yang langsung habis dalam satu kali pakai dan barang yang dapat digunakan berkali-kali. Barang yang habis satu kali pakai jika tidak digunakan oleh seseorang, maka tidak dapat dipergunakan lagi oleh orang lain. Barang ini sifatnya tidak tahan lama atau habis dalam sekali pakai. Contohnya: makanan dan minuman.
Adapun barang yang nilai gunanya tidak habis sekaligus tetapi sedikit demi sedikit dan berangsur-angsur akhirnya habis. Barang-barang yang termasuk jenis ini disebut juga barang tahan lama. Contoh: kendaraan, komputer, dan peralatan kantor. Kemampuan suatu barang untuk memenuhi kebutuhan manusia disebut kegunaan barang (utility).
Contoh;
Barang-barang yang dipakai, misalnya: pakaian. sepatu, perhiasan, dan lain-lain. Barang-barang yang digunakan dan dimanfaatkan, misalnya: perabot rumah tangga, alat-alat dapur, alat-alat olah raga, buku, komputer, kendaraan, dan lain-lain.
Barang-barang yang dinikmati, misalnya: radio, tape recorder, televisi, VCD player, dan lain-lain. Barang-barang tersebut secara berangsur-angsur kegunaannya akan habis atau berkurang. Barang-barang yang dihabiskan nilai kegunaannya sekaligus, misalnya: makanan, minuman, buah-buahan yang dikonsumsi dan bahan bakar.

Tujuan Konsumsi
Konsumen dalam melakukan kegiatan konsumsi pasti memiliki tujuan, yaitu untuk mencapai kepuasan maksimal dari kombinasi barang dan jasa yang digunakan.

Contoh: Bu Ema seorang ibu rumah tangga membutuhkan beras, lauk-pauk, sayuran, sirup, susu, dan buah-buahan. Uang yang dimiliki hanya Rp 15.000,00. Oleh karena itu, Bu Ema harus membandingkan kombinasi-kombinasi yang tepat di antara bermacam-macam kebutuhannya sesuai dengan uang yang ia miliki (Rp 15.000,00) dan menetapkan kombinasi kebutuhan agar tercapai kepuasan maksimal.
Pola Konsumsi
Pola konsumsi seseorang ataupun keluarga tidak akan sama satu sama lainnya. Pola konsumsi adalah susunan tingkat kebutuhan suatu keluarga dalam j angka waktu tertentu yang dipenuhi dari pendapatan yang diperolehnya. Perbedaan pola konsumsi banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: tingkat pendapatan, selera atau gaya hidup, jumlah tanggungan keluarga, lingkungan sosial ekonomi dan pendidikan

Pola konsumsi seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut.
·         Jumlah anggota keluarganya
·         Pendapatan
·         Jenis kelamin
·         Usia
·         Agama
·         Tingkat pendidikan
·         Lingkungan
·         Kebudayaan
·         Harga barang dan jasa
·         Gaya hidup
·         Asas Konsumsi

Asas konsumsi ada tiga macam, yaitu:
Ø  Asas seimbang: asas konsumsi yang mengandung pengertian bahwa jumlah nilai barang dan jasa yang dikonsumsi harus sama dengan jumlah pendapatan.
Ø  Asas surplus: asas konsumsi yang mengandung pengertian bahwa jumlah nilai barang dan jasa yang dikonsumsi harus lebih kecil dibandingkan dengan jumlah pendapatan. Asas ini menimbulkan kelebihan atau sisa pendapatan yang dapat ditabung untuk kebutuhan yang akan datang.
Ø  Asas defisit: asas konsumsi yang mengandung pengertian bahwa jumlah nilai barapg dan jasa yang dikonsumsi lebih besar dibandingkan dengan jumlah pendapatan. Asas ini akan menimbulkan kekurangan (defisit) yang dapat mengakibatkan timbulnya utang yang harus dilunasi pada masa yang akan dating.

Definisi dan Pengertian Tabungan Lengkap
Menurut UU no. 10 tahun 1998, pengertian tabungan adalah sebagai simpanan masyarakat yang tempo waktu penarikannya dapat dilakukan sewaktu-waktu oleh si penabung pada saat yang dikehendaki dan menuruti syarat-syarat tertentu yang telah diberlakukan oleh bank penyelenggara. Tetapi, alat penarikan yang dimaksud tidak bisa digantikan dengan bilyet giro, cek, dan atau alat lainnya yang memiliki persamaan dengan itu.
1.      Syarat-syarat yang dimaksud di dalam pengertian tabungan di atas adalah sebagai berikut: Penarikan tabungan hanya dapat dilakukan melalui kantor bank atau alat-alat lainnya yang disediakan untuk memenuhi keperluan tersebut dan tidak dapat dilakukan dengan menggunakan bilyet giro, cek, dan berbagai surat perintah pembayaran yang mirip dengan itu.
2.      Penarikan tabungan yang dilakukan tidak boleh melebihi jumlah saldo tertentu yang menyebabkan slado tabungan menjadi lebih kecil dari saldo minimum yang ditetapkan oleh bank, kecuali penabung sudah pasti tidak akan melanjutkan tabungannya.
Sementara itu, ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi bank di dalam negeri adalah Tabungan yang sudah pasti dijamin oleh Bank Indonesia saat ini terbatas hanya pada tabungan jenis Taska dan Tabanas. Dalam brosur tentang penyelenggaraan tabungan yang disahkan oleh masing-masing bank, disarankan harus mencantumkan dengan jelas ketentuan-ketentuan mengenai masing-masing tabungan yang diselenggarakannya, termasuk tentang Taska dan Tabanas.
Pengertian tabungan yang dimaksudkan oleh bank-bank besar saat ini berbeda dengan Tabanas (Tabungan Pembangunan Nasional) beberapa tahun yang lalu. Produk-produk tabungan saat ini dijual oleh bank-bank yang memiliki suku bunga yang lumayan cukup tinggi sebagai refleksi yang riil terhadap persaingan ketat dalam pengumpulan dana masyarakat. Tabungan merupakan jenis sistem yang diimajinasikan seperti hutang dari bank kepada masyarakat, dalam hal ini adalah mereka yang memiliki tabungan, dikelompokkan menjadi hutang jangka pendek dalam neraca. Tidka adanya batas jangka waktu tertentu untuk tabungan dan penarikan yang dapat dilakukan kapan pun menyebabkan tabungan harus dimasukkan ke dalam golongan hutang jangka pendek. Setiap bank mempunyai jenis tabungan yang berbeda. Tata cara menabung, tata cara mengambilnya, perhitungan suku bunga, dan pemberian hadiahnya juga berbeda untuk setiap bank. Produk tabungan yang berbeda seperti ini dapat dijadikan sebagai alat promosi bagi bank yang menawarkannya. Promosi tabungan tersebut dapat disalurkan ke dalam kemudahan fasilias, bentuk suku bunga, hadiah yang menarik, dan lain sebagainya. Bank pada umumnya akan memberikan buku tabungan yang berfungsi sebagai sarana informasi dari seluruh transaksi yang dilakukan oleh si pemilik tabungan dan kartu ATM beserta nomor pribadinya (PIN). Beberapa keuntungan yang akan didapatkan dari menabung di bank antara lain:

Ø  Uang yang disimpan di dalam bank tidak akan mudah untuk dicuri dan tercecer.
Ø  Menabung di bank telah dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan.
Ø  Bank akan memberikan sejumlah suku bunga yang dihitung berdasarkan jumlah saldo tabungan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komsumsi
Faktor-Faktor Ekonomi
Ø  Pendapatan Rumah Tangga
Pendapatan rumah tangga sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi. Biasanya makin tinggi tingkat pendapatan, tingkat konsumsinya juga akan meningkat. Mengapa demikian? Karena tingkat pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi juga semakin besar. Selain itu, dengan pendapatan tinggi pola hidup masyarakat akan semakin konsumtif.
Contohnya jika pendapatan Pak Maman sangat rendah maka keluarganya hanya mampu membeli beras untuk konsumsi dengan kualitas rendah. Lauk yang digunakan pun mungkin hanya ikan asin yang murah. Sarana hiburan yang ada di rumah juga hanya televisi hitam putih saja. Tetapi jika penghasilan Pak Maman meningkat, beras yang dipilih adalah beras berkualitas nomor satu, lauk ikan asin diganti dengan daging ayam. Demikian juga, sarana hiburan televisi hitam putih disingkirkan diganti dengan televisi warna, layar datar.

Ø  Kekayaan Rumah Tangga
Yang termasuk dalam kekayaan rumah tangga adalah kekayaan riil dan kekayaan finansial. Kekayaan riil, misalnya rumah, mobil, dan tanah. Sedangkan kekayaan finansial adalah surat-surat berharga, saham, dan deposito berjangka. Kekayaan-kekayaan tersebut dapat meningkatkan konsumsi, karena menambah pendapatan.
Bunga deposito yang diterima tiap bulan dan dividen tiap tahun akan menambah pendapatan rumah tangga. Begitu pula jika rumah, tanah, dan mobil yang dimiliki tersebut disewakan. Penghasilan tersebut menjadi penghasilan nonupah (nonwages income). Tambahan penghasilan tersebut akan dipakai sebagai konsumsi. Tentunya hal ini akan meningkatkan pengeluaran konsumsi.

Ø  Tingkat Bunga
Tingkat bunga yang tinggi dapat mengurangi keinginan konsumsi. Dengan tingkat bunga tinggi, kegiatan konsumsi menjadi semakin mahal. Apalagi bagi mereka yang ingin mengonsumsi dengan sistem kredit, misalnya dengan meminjam bank atau menggunakan kartu kredit. Biaya bunga untuk kredit yang tinggi menyebabkan biaya konsumsi semakin mahal. Mereka lebih baik menunda atau mengurangi konsumsi.
Selain itu, tingkat bunga yang tinggi menyebabkan masyarakat lebih merasa untung jika menyimpan uangnya di bank daripada dihabiskan untuk konsumsi. Karena sebagian uangnya disimpan di bank maka uang yang tersedia untuk konsumsi berkurang.

Ø  Perkiraan Masa Depan
Jika rumah tangga memperkirakan masa depannya makin baik, mereka akan merasa leluasa untuk berkonsumsi. Karena itu pengeluaran konsumsi cenderung meningkat. Tetapi sebaliknya, jika perkiraan kondisi masa depan buruk, mereka ancang-ancang untuk menekan pengeluaran konsumsi.
Faktor-faktor internal untuk memperkirakan prospek masa depan rumah tangga antara lain apakah ayah atau ibu masih tetap bekerja? Apakah karier dan gaji akan meningkat? Atau adakah anggota keluarga lain yang akan bekerja? Sedangkan faktor-faktor eksternal yang memengaruhi perkiraan masa depan antara lain kondisi perekonomian dalam negeri dan kebijakan ekonomi yang dijalankan pemerintah.

Faktor-Faktor Non Ekonomi
Ø  Faktor Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi secara menyeluruh, walaupun pengeluaran rata-rata per orang atau per keluarga relatif rendah. Misalnya walaupun tingkat konsumsi rata-rata penduduk Indonesia lebih rendah daripada penduduk Singapura, tetapi tingkat pengeluaran konsumsi Indonesia masih lebih besar dari Singapura. Hal ini karena jumlah penduduk Indonesia lebih besar daripada Singapura, hampir lima puluh satu kali lipat. Maka tingkat konsumsi rumah tangga Indonesia sangat besar.
Pengeluaran konsumsi suatu negara akan sangat besar bila jumlah penduduknya banyak dan pendapatan per kapita sangat tinggi. Contohnya terjadi pada negara Amerika Serikat dan Jepang. Pengeluaran konsumsi negara tersebut puluhan kali lipat besarnya daripada Indonesia. Walaupun jumlah penduduk hampir sama dengan Indonesia tetapi pendapatan per kapita Amerika Serikat jauh lebih besar.
Ø  Faktor Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk bisa dilihat dari beberapa klasifikasi antara lain usia, jenis kelamin, pendidikan, dan wilayah tinggal. Pengaruh komposisi penduduk tersebut terhadap tingkat konsumsi dapat dijelaskan sebagai berikut.
§  Makin banyak penduduk yang berusia kerja atau usia produktif, maka makin besar tingkat konsumsi. Hal ini terjadi apabila didukung oleh kesempatan kerja yang tinggi dan upah kerja yang baik. Semakin banyak penduduk yang bekerja, penghasilan masyarakat juga semakin besar.
§  Makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, tingkat konsumsinya juga makin tinggi. Pada saat seseorang berpendidikan tinggi, kebutuhan hidupnya makin banyak. Orang yang berpendidikan tinggi tidak hanya sekadar memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi juga kebutuhan akan pergaulan dan informasi.
§  Makin banyak penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan (urban), pengeluaran konsumsi juga makin tinggi. Sebab pola hidup masyarakat kota lebih konsumtif dibanding masyarakat pedesaan.
Ø  Faktor Sosial Budaya
Faktor sosial budaya ternyata juga berpengaruh terhadap besarnya tingkat konsumsi dalam masyarakat. Misalnya pola kebiasaan makan, perubahan etika, dan tata nilai. Contoh nyatanya adalah berubahnya kebiasaan berbelanja dari pasar tradisional ke pasar swalayan menyebabkan konsumsi meningkat karena suasana belanja yang lebih praktis dan nyaman. Dalam kenyataannya sulit memilah faktor apa yang paling memengaruhi terjadinya perubahan konsumsi. Sebab ketiga faktor di atas saling terkait. Bisa saja dalam kelompok masyarakat berpendapatan rendah ternyata konsumsinya sangat tinggi karena pengaruh kehidupan kelompok kaya yang mereka tonton di televise

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan
Ø  Tabungan Pemerintah
Tabungan pemerintah hampir seluruhnya berasal dari kelebihankelebihan penerimaan pemerintah secara keseluruhan atas pengeluaran konsumsi pemerintah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tabungan pemerintah tidaklah terlalu besar. Hanya ada sedikit kasus di mana tabungan pemerintah terutama dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap tabungan pemerintah secara keseluruhan.
Pada umumnya peran tabungan pemerintah memang sangat kecil. Cara yang paling sering digunakan untuk memobilisasi tabungan pemerintah adalah melalui peningkatan rasio pengumpulan pajak terhadap GNP, reformasi struktur pajak, dan jika mungkin melalui peningkatan tingkat pajak yang telah ada.

Ø  Bursa Info
Menghentikan Utang Luar Negeri dengan Tabungan Pemerintah
Sudah seharusnya pemerintah mengurangi pinjaman luar negeri karena sekarang saatnya memikirkan kemandirian. Dalam arti kita harus mampu menggunakan dana-dana yang ada di masyarakat daripada harus berutang. Hanya saja ada dua masalah, yaitu dari mana dana dalam negeri dan bagaimana kalau dana dalam negeri tidak bisa menggantikan dana luar negeri.
Pinjaman luar negeri merupakan selisih dari biaya untuk membangun, dikurangi tabungan pemerintah. Karena tabungan pemerintah tidak cukup untuk membangun maka harus meminjam. Agar pinjaman luar negeri kecil, maka tabungan pemerintah harus banyak. Caranya dengan efisiensi pengeluaran rutin.
Tabungan pemerintah merupakan penerimaan pemerintah dikurangi pengeluaran rutin, maka kedua-duanya dikelola dengan baik. Pengeluaran harus efisien, sedangkan penerimaan harus dimanfaatkan. Karena selama ini, semua sumber dana penerimaan negara belum dimanfaatkan dengan baik. Contohnya masih adanya wajib pajak yang tidak membayar pajak. Dengan besarnya dana penerimaan dan efisiensinya pengeluaran rutin tidak akan memperkuat pinjaman pemerintah.
Jika tabungan pemerintah masih kurang, baru dicarikan pinjaman luar negeri. Memang bagaimanapun tidak ada satu negara pun di dunia yang bisa lepas dari pinjaman, apalagi yang masih membangun. Hanya saja komposisinya yang perlu diatur.

Ø  Tabungan Swasta Dosmetik
Di banyak negara, tabungan swasta memberikan peran besar dalam menunjang pembentukan modal. Pengumpulan tabungan swasta domestik berhasil dengan baik jika masyarakat berhasil mengurangi tingkat konsumsinya. Tabungan swasta terdiri atas dua komponen yaitu tabungan rumah tangga dan tabungan perusahaan.
Ø  Tabungan Rumah Tangga
Tabungan rumah tangga meliputi tabungan yang berasal dari upah, hasil usaha-usaha pribadi, partnership dan bentuk-bentuk bisnis nonkorporasi. Tabungan rumah tangga akan sangat rendah jika tingkat pendapatan rendah, tetapi kecenderungan berkonsumsi tetap tinggi. Sedikitnya tabungan yang dimiliki masyarakat karena tingginya tingkat belanja rumah tangga untuk konsumsi kebutuhan primer, biaya anak sekolah, dan kebutuhan lain.

Ø  Tabungan Perusahaan
Tabungan perusahaan merupakan laba yang ditahan oleh perusahaan-perusahaan setelah pendapatan bersih perusahaan dikurangi dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham. Jika perusahaan-perusahaan di suatu negara masih banyak yang berskala kecil, maka tingkat tabungannya juga relatif lebih rendah.
Perusahaan yang kecil juga mengalami kesulitan menyisihkan banyak tabungan. Selain itu, perusahaan sulit menabung karena tingginya jumlah dana untuk membayar utang.

Ø  Tabungan Asing/Luar Negeri
Tabungan asing/luar negeri berasal dari dua sumber, yaitu tabungan pemerintah asing atau bantuan luar negeri dan tabungan swasta asing yang terdiri atas investasi asing terutama oleh perusahaan multinasional dan pinjaman komersial eksternal. Komponen-komponen tabungan ini penting untuk mengetahui aliran modal keluar atau investasi yang menggambarkan penggunaan tabungan. Jumlah tabungan yang tersedia di suatu negara secara sederhana merupakan jumlah tabungan pemerintah, tabungan domestik, dan tabungan asing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar