Kamis, 17 Mei 2018

Kelemahan Sistem Politik Indonesia

Kelemahan Sistem Politik Indonesia

1.Pengertian Sosiologi
Dari etimonologinya sosiologi berasal dari dua kata dasar, yaitu Socius dari bahasa Latin yang berarti teman atau sesama dan logos dari bahasa Yunani yang berarti ilmu. Jadi menurut Etimonologisnya sosiologi adalah ilmu tentang hidup bersama atau ilmu tentang hidup sama atau ilmu tentang hidup bermasyakat. Tetapi tentu saja definisi ini tidak memuaskan, karena cakupan sosiologi sangatlah luas. Kita perlu mengetahui definisi dari para sosiolog itu sendiri. Definisi sosiologi menurut para sosiolog adalah sebagai berikut.


1.Menurut August Comte, sosiologi adalah ilmu positip tentang masyarakat. Ia menggunakan kata positip yang artinya empiris. Jadi sosiologi baginya adalah studi empiris tentang masyarakat. Menurut August Comte, obyek studi dari sosiologi adalah tentang masyarakat, ada dua unsure yaitu struktur masyarakat yang disebut statika sosial dan proses-proses sosial di dalam masyarakat yang disebut dinamika sosial.
Silahkan Download Filenya Pada Link Downlod


Add caption

TEORI-TEORI SOSIOLOGI

TEORI-TEORI SOSIOLOGI

1.Pengertian Sosiologi
Dari etimonologinya sosiologi berasal dari dua kata dasar, yaitu Socius dari bahasa Latin yang berarti teman atau sesama dan logos dari bahasa Yunani yang berarti ilmu. Jadi menurut Etimonologisnya sosiologi adalah ilmu tentang hidup bersama atau ilmu tentang hidup sama atau ilmu tentang hidup bermasyakat. Tetapi tentu saja definisi ini tidak memuaskan, karena cakupan sosiologi sangatlah luas. Kita perlu mengetahui definisi dari para sosiolog itu sendiri. Definisi sosiologi menurut para sosiolog adalah sebagai berikut.

1.Menurut August Comte, sosiologi adalah ilmu positip tentang masyarakat. Ia menggunakan kata positip yang artinya empiris. Jadi sosiologi baginya adalah studi empiris tentang masyarakat. Menurut August Comte, obyek studi dari sosiologi adalah tentang masyarakat, ada dua unsure yaitu struktur masyarakat yang disebut statika sosial dan proses-proses sosial di dalam masyarakat yang disebut dinamika sosial.

Bagi Teman-Teman Yg Ingin Filenya Silahkan Download Pada Link Di Bawah ini

Add caption

KISI-KISI SOAL PPKn

KISI-KISI SOAL PPKn

Bagi Teman-Teman Yang Ingin Filenya Silahkan Download Pada Link Di Bawah ini

Add caption

Jumat, 30 Juni 2017

KARYA TULIS ILMIAH BULOG



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Semua negara yang ada di dunia baik negara-negara maju maupun negara sedang berkembang tentu melaksanakan pembangunan ekonomi. Untuk meningkatkan pendapatan riil perkapita atau paling tidak mempertahankan tingkat pendapatan yang telah dicapai. Bagi negara sedang berkembang pembangunan ekonomi jelas dimaksudkan untuk  meningkatkan taraf hidup sehingga setaraf dengan tingkat hidup di negara-negara maju.
Sedangkan masalah perekonomian yang dihadapi oleh banyak negara dimana keadaan perekonomian sering mengalami gejolak yang tidak menentu. Setelah badai krisis, terlalu banyak negara, di Kawasan Asia khususnya Indonesia mengalami keterpurukan di bidang perekonomian yang sangat memprihatinkan. Hal ini berpengaruh besar terhadap dunia usaha, khususnya di bidang industri. Bidang industri merupakan salah satu yang mendapat perhatian untuk  dikembangkan dalam pembangunan

http://bitigee.com/1bsx

Kamis, 29 Juni 2017

CONTOH FORMAT DAFTAR USULAN FUNGSIONAL

DRAF PENCAIRAN DANA SERTIFIKASI GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
Bagi teman-teman yang mengalami kendala dalam pembuatan pemberkasan sertifikasi atau fungsional silahkan klik link dowload dibawah ini, semoga bermanfaat,, wassalam



http://bitigee.com/1LfK

Rabu, 14 Desember 2016

KETERAMPILAN PROSES SUATU PENDEKATAN MEMPELAJARI SAINS BAGI ANAK

KETERAMPILAN PROSES
SUATU PENDEKATAN MEMPELAJARI SAINS BAGI ANAK

A.    HAKIKAT SAINS
Kata Scince berasal dari bahsa latin yang berarti tahu. Sacience berarti suatu cara untuk mengetahui. Sains muncul dari rasa keingin tahuan akan diri kita sendiri, dunia dan alam semesta. Berusaha untuk memamahami nampaknya merupakan factor pendorong yang dominant.
Sains adalah pengetahuan yang telah diuji kebenarannya melalui metode ilmiah. Dengan kata lain metode ilmiah merupakan cirri khusus yang dapat dijadikan identitas dari sains. Sains dipandang sebagai suatu cara atau metode untuk dapat mengamati dunia, dimana cara pandang sains terhadap sesuatu berbeda dengan cara pandang biasa. Cara pandang sains bersifat analisis dengan melihat sesuatu secara lengkap dan cermat serta dihubungkannya dengan objek lain.
Bernal dalam bukunya “Sains In History” mengatakan bahwa Untuk dapat memahami sains, ada beberapa aspek yang perlu dipahami yaitu : (1) sains sebagai institusi yaitu eksistensinya di dalam masyarakat merupakan suatu bidang profesi seperti halnya bidang-bidang profesi lainnya (2) sains sebagai metode yang mempunyai langkah-langkah tertentu yang merupakan pola berfikir deduktif maupun induktif , (3) sains sebagai kumpulan pengetahuan ilmiah yang disusun secara logis dan sistematis, (4) sains sebagai factor utama untuk memelihara dan mengembangkan produksi guna kesejahteraan manusia, (5) sains sebagai factor utama yang mempengaruhi kepercayaan dan sikap manusia terhadap alam semesta dan manusia.
Menurut Nigel, sains dapat dilihat dari tiga aspek yaitu : (1). Tujuan sains  sebagai alat untuk menguasai alam dan untuk memberikan sumbangan kesejahteraan bagi umat manusia, (2). Sains dapat dilihat sebagai suatu pengetahuan yang sistematik dan tangguh dalam arti merupakan suatu hasil atau kesimpulan yang diperoleh dari berbagai peristiwa, (3). Sains dapat dilihat sebagai suatu metode yang merupakan suatu perangkat aturan-aturan untuk memecahkan masalah atau untuk mengetahui penyebab dari suatu kejadian untuk mendapatkan teori atau hukum-hukum ataupun  teori dari objek yang diamati.

B.    KETERAMPILAN PROSES SAINS
Sains adalah studi sistematik tentang alam dan bagaimana alam itu mempengaruhi kehidupan dan lingkungan kita. Pada masa lalu sains hanya didefenisikan sebagai tubuh pengetahuan. Tapi pada defenisi mutakhir sains meliputi pengadobsian metode atau keterampilan tertentu untuk menemukan dan menerapkan pengetahuan ilmiah. Sekarang studi dan praktek tentang sains melibatkan tiga elemen utama yaitu, Sikap, Proses dan Produk.
Sikap Sains membuat seseorang akan memiliki sikap positif termasuk mengembangkan rasa ingin tahu, mampu bekerja sama dengan orang lain, toleran, skeptis, perseverans dan sebagainya. Proses Sains digunakan untuk mengembangkan, menemukan pengetahuan dan menerapkannya. Di dalam melakukan proses sains seseorang membutuhkan keterampilan dalam mengembangkannya. Produk sains merupakan kumpulan informasi, fakta, teori, konsep, dan hukum tentang sains yang telah direkam dan dicatat sebagai pengetahuan ilmiah.
Keterampilan proses sains sangat penting untuk dipelajari dan dikuasai oleh setiap anak. Bila seorang anak telah terbiasa menerapkan keterampilan proses sains, maka anak tersebut ketika kejenjang yang lebih lanjut akan mudah dalam belajar tingkat tinggi karena telah menguasai keterampilan yang diperlukan seperti penelitian dan pemecahan masalah. Kemampuan pemecahan masalah dan penelitian merupakan Keterampilan Hidup (Life Skill) dan merupakan hasil belajar yang paling tinggi.
Dengan keterampilan proses maka sesorang akan mampu belajar mandiri, mengembangkan diri dan belajar sepanjang hayat. Kesuksesan belajar didalam sains dan disiplin ilmu yang lain merupakan hasil dari penerapan secara berkelanjutan penyelidikan berkaitan dengan subjek yang dipelajari dan menggunakan keterampilan proses.
Keterampilan proses sains sebenarnya bukanlah hal yang baru, sebab semua keterampilan tersebut sadar atau tidak sadar sering kita praktekkan ketika seorang belajar sains. Supaya penerapan keteampilan proses bukan hanya dilakukan tanpa sadar maka perlu kiranya menerapkan pembelajaran sains yang bagus dengan memiliki materi pembelajaran yang juga baik dan tidak seperti “biasanya”.
Dalam pembelajaran sains, lingkungan sebagai sumber belajar dapat berperan memberikan inspirasi dan pendidikan nilai untuk kehidupan manusia dalam bermasyarakat. Menurut Albert Einstein, sains mengandung nilai praktis, nilai religi, sosial, politik, ekonomi, intelektual dan nilai pendidikan. Sains tanpa agama adalah buta dan agama tanpa sains adalah lumpuh. Sebagai manusia kita yakin bahwa Tuhan menciptakan langit dan bumi beserta isinya mengandung pelajaran bagi manusia. Firman Allah surah Al-Imran ayat 190-191
“Sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan bumi dan di dalam pergantian siang dan malam hari terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang yang disebut Ulil Albab, yaitu orang-orang yang selalu ingat kepada Allah dalam keadaan berdiri, duduk dan berbaring dan ia selalu berfikir tentang penciptaan Langit dan Bumi”.

Dengan menggunakan keterampilan proses sains seperti pengamatan, seseorang akan dapat menggali, meniru, dan memilih sumber-sumber pelajaran dari fenomena alam, maka, manusia tidak akan kehabisan ide untuk mensejahterakan kehidupannya yang diimbangi dengan pengembangan kemampuan berfikir, bersikap, dan berperilaku sainstis.
Adanya pembelajaran sains yang dikaitkan dengan nilai-nilai tersebut, diharapkan dapat menghasilkan manusia-manusia yang kritis, produktif serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehat, berbudaya, beretos kerja, berahlak mulia, berpengetahuan dan menguasai teknologi serta cinta tanah air.

C.    MEMPELAJARI SAINS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES

Pembelajaran Sains yang baik adalah bila dilakukan seperti bagaimana sains itu ditemukan. Sains adalah karya manusia yang dihasilkan/ ditemukan lewat penyelidikan ilmiah dan menggunakan keterampilan proses sains. Penyelidikan ilmiah didefenisikan sebagai usaha sistematik untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan atau pertanyaan. Dengan demikian ciri khas metode ilmiah adalah pemecahan masalah melalui pengamatan dan penalaran. Masalah sering kali muncul. Masalah atau pertanyaan sering kali muncul dari hasil pengamatan atau penyelidikan yang dilakukan sebelumnya, penyelidikan ilmiah secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut :
  














Jawaban pertanyaan dan atau penjelasan tentang masalah merupakan tubuh ilmu (Sains) yang dipelajari oleh orang termasuk siswa. Oleh sebab itu diharapkan pengajaran sains di kelas dapat mengikuti alur penyelidikan ilmiah seperti dibagankan diatas sehingga menghasilkan siswa yang berkualitas serta kuantitas belajar lebih bermakna daripada hanya sekedar menghafal.
Untuk mewujudkan pembelajaran yang bermakna dan berkualitas bagi anak SD diperlukan sebuah pendekatan pembelajaran dengan keterampilan proses yang akan melatih dan membiasakan siswa yaitu :
1.    Keterampilan Proses Mengamati (Observasi)
Indera adalah jendela ke dunia, dengan pengamatan siswa dapat belajar tentang fenomena alam (dunia) disekitarnya. Manusia mengamati benda-benda dan peristiwa maupun gejala-gejala di sekitarnya melalui panca indera yang  dimiliki yaitu; mata sebagai indera penglihat, telinga sebagai pendengar, kulit sebagai perasa dan peraba, lidah sebagai indera pengecap dan hidung sebagai indera pembau. Penomena alam (kejadian di dunia) yang diamati oleh anak akan memberikan inspirasi dan pendidikan nilai yang tinggi.
Pengamatan adalah keterampilan proses dasar yang harus dimiliki oleh siswa dalam belajar sains. Dengan melatih kemampuan pengamatan yang baik siswa akan mampu mengumpulkan data secara akurat dan lengkap serta berkualitas tinggi sehingga memberikan potret yang utuh terhadap objek yang diamati.
Ketika memperoleh informasi lewat inderanya siswa diharapkan termotivasi untuk semakin ingin tahu, bertanya, berfikir dan akan melakukan penafsiran-penafsiran selanjunya akan tergugah rasa ingin tahunya untuk memeproleh jawaban berupa kebenaran melalaui penelitian lebih lanjut untuk menguji apa yang telah difikirkannya. Kemampuan melakukan pengamatan (observasi) pada siswa adalah keterampilan proses paling dasar dalam sains dan sangat penting untuk mengembangkan keterampilan dasar lainnya seperti keterampilan menafsirkan, mengklasifikasi, mengukur dan sebagainya, karena tidak mungkin siswa dapat mengkomunikasikan deskripsi suatu benda atau fenomena dan mengelompokkan benda-benda atau fenomena berdasarkan persamaan dan perbedaan cirinya.
Pengamatan (Observasi) dapat dibedakan menjadi 2 yaitu pengamatn kualitatif dan kuantitatif. Pengamatan kualitatif adalah pengamatan yang dilakukan hanya dengan menggunakan alat indera tanpa mengacu kepada satuan pengukuran baku tertentu. Pengamatan kuantitatif adalah pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang mengacu kepada satuan pengukuran baku tertentu. Besaran yang diperoleh dari menghitung/ mencacah termasuk kedalam pengamatan kuantitatif.
Pengamatan kualitatif juga didefenisikan sebagai pengamatan yang dilakukan dengan beberapa atau seluruh indera. Hasil pengamatan ini berupa deskripsi tentang apa yang dilihat, dirasa, dibau, didengar dan apa yang dikecap dari suatu objek yang diamati.
Pengamatan yang hanya menggunakan satu indera saja tidak dapat memberikan deskripsi yang lengkap tentang objek yang diamati. Makin banyak indera yang terlibat dalam proses pengamatan maka, makin lengkaplah deskripsi objek yang diamati. Bentuk, warna, ukuran, dapat diperoleh dengan indera mata, tekstur diamati dengan indera peraba, bau diindera dengan hidung, suara diindera dengan telinga, lidah sebagai indera pengecap dapat merasakan asam, manis, pahit dan asin.
Untuk melatih pengamatan kepada siswa maka perlu diberikan kepada mereka tugas-tugas melakukan pengamatan contoh : dalam pembelajaran Sains di SD Pokok bahasan Tumbuhan dan bagian-bagiannya dapat kita gunakan pendekatan keterampilan proses ini yaitu dengan mengajak anak-anak untuk melakukan observasi diluar kelas, mereka ditugaskan untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banykanya terhadap satu tanaman yang ada di dalam pot dengan menggunakan kelima inderanya.
Sebagaian besar observasi yang dilakukan oleh siswa tersebut berupa observasi kualitatif yang hanya memrlukan panca indera untuk mendapatkan informasi berupa : warna daunnya yang hijau, baunya yang tajam, daunnya yang halus dan licin, bila di goyang daunnya gemericik dan seterusnya.
Untuk mendapatkan informasi yang lebih cermat dari pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan indera, maka kita dapat melatih siswa melakukan pengamatan kuantitatif dengan menggunakan alat ukur tertentu yang akan membantu mengkomunikasikan kuantitas tanaman tersebut secara lebih spesifik dan menjadi dasar untuk membuat perbandingan mislanya : Panjang daunnya, berat buahnya, jumlah buahnya, tinggi rendahnya tanaman dan seterusnya.
Berlatih melakukan pengamatan (Observasi) seperti diatas akan memberikan kemampuan yang lebih kepada anak didik utamanya siswa SD sehingga membiasakan mereka untuk berfikir secara ilmiah dalam memeproleh jawaban yang benar.
2.    Keterampilan Proses Klasifikasi
Klasifikasi merupakan salah satu keterampilan proses yang amat sentral untuk proses pembentukan konsep. Melalui pengamatan siswa dapat mengidentifikasi karakteristik suatu objek. Dengan menggunakan persamaan dan perbedaan karakteristik yang dimiliki oleh sekumpulan objek, siswa dapat melakukan penggolongan. Dengan melakukan penggolongan objek akan lebih mudah dipahami.
Dalam melakukan klasifikasi ada beberapa cara yang dapat ditempuh yaitu :
1.    Klasifikasi Biner yaitu klasifikasi yang dilakukan dengan membagi sekelompok objek menjadi dua kelompok berdasarkan persamaan atau perbedaan ciri tertentu yang membedakannya Contoh : siswa diperhadapkan pada gambar Tumbuhan dan Kelinci kemudian siswa ditugaskan untuk mencari perbedaan kedua objek tersebut.
2.    Klasifikasi bertingkat, yaitu mengelompokkan benda berdasarkan perbedaan-dan persamaanya terus menerus sehingga membentuk sebuah hirarki.
3.    Klasifikasi secara seri, yaitu mengelompokkan benda-benda berdasarkan ciri khusunya dengan cara mengurutkannya mulai dari yang terkecil atau dari yang terbesar.
3.    Keterampilan Proses Komunikasi
Setelah melakukan pengamatan siswa diharapkan mengkomunikasikan hasil pengamatan yang dilakukannya dengan baik melalui indera maupun perasannya secara langsung maupun tidak langsung. Keterampilan dasar komunikasi adalah kemepuan seseorang untuk dapat menagkap atau menyampaikan sebuah informasi berupa
Salah satu cara yang sangat penting untuk melatih siswa agar terampil berkomunikasi adalah melalui penugasan menulis jurnal sains dalam bentuk membuat laporan hasil pengamatan yang meliputi:
1) mendeskripsikan ciri-ciri suatu objek,
2) merangkum informasi dari hasil bacaan,
3) menjelaskan data yang diperoleh dari grafik, gambar atau table,
4) menyajikan data dalam bentuk grafik, table atau uraian,
5) menjelaskan/ menceritakan hasil pengamatan.
4.    Keterampilan Proses Bertanya
Sebuah pertanyaan adalah kalimat interogatif yang membutuhkan jawaban yang disampaikan dalam bahasa yang sederhana, jelas, langsung, yang dapat dimengerti. Sebuah pertanyaan yang baik apabila merangsang untuk berfikir dan disesuaikan dengan umur, kemampuan dan minat.
Apabila menginginkan siswa untuk bertanya maka perlu diberi : 1) stimulus yaitu rangsangan yang berhubungan langsung dengan materi sehingga membangkitkan keingintahuan siswa dan memebrikan kesempatan untuk mencarinya dimana indicator yang terbaik apabila siswa bertanya secara spontan sehingga guru hanya membutuhkan sedikit usaha untuk mengembangkan diskusi selanjutnya. 2) menjadi model, bahwa pertanyaan yang dikemukakan guru adalah suatu contoh/ model, dengan cara membangun suasana/kegiatan kelas yang yang berkaitan dengan topic yang sedang dibahas atau dengan kata lain mengembangkan suasana kelas yang menghargai semua orang bertanya.
Kesempatan bertanya dapat didorong dengan :
-    Menggunakan jam-jam di kelas dengan membagi pemikiran-pemikiran dan bertanya apabila siswa sedang membicarakan sesuatu yang menarik perhatian mereka
-    Meminta siswa mengajukan pertanyaan mingguan dan memberi ganjaran apabila cara mengajukan perrtanyaan mereka meningkat lebih baik
-    Membantu siswa menulis daftar pertanyaan tentang hal-hal yang telah dipelajari.
5.    Keterampilan Proses Melakukan Percobaan
Percobaan yang dimaksud disini adalah melakukan percobaan sederhana dalam rangka melakukan pembuktian terhadap apa saja yang dipikirkan oleh siswa. Eksperimen adalah usaha sistematik yang direncanakan untuk menghasilkan data dalam rangka menjawab atau menguji suatu pertanyaan awal siswa (hopotesis). Untuk itulah siswa dapat dilatih melakukan suatu percobaan sedarhana dengan terlebih dahulu diberi stimulus agar mampum menjawab sebuah pertanyaan dalam bentuk dugaan-dugaan sementara.
Contoh :
Siswa diajak untuk melakukan percobaan mengetahui kandungan zat di dalam bahan makanan yang sering meraka makan setiap hari, misalnya nasi, roti, telur, kacang, atau bahan makanan lainnya dengan terlebih dahulu menanyakan mengapa kita harus makan? Apakah sebenarnya zat yang dikandung oleh bahan makanan? Dan setrusnya sehingga dapat dilakukan pembuktian yang berasal dari jawaban siswa.
D.    KESIMPULAN
Diharapkan dalam pengajaran sains di kelas dapat mengikuti alur penyelidikan ilmiah seperti yang dibahas diatas sehingga menghasilkan siswa yang berkualitas serta kuantitas belajar lebih bermakna daripada hanya sekedar menghafal.
Untuk mewujudkan pembelajaran yang bermakna dan berkualitas bagi anak SD diperlukan sebuah pendekatan pembelajaran dengan keterampilan proses yang meliputi :
1.    Keterampilan Proses Mengamati (Observasi)
2.    Keterampilan Proses Klasifikasi
3.    Keterampilan Proses Komunikasi
4.    Keterampilan Proses Bertanya
5.    Keterampilan Proses Melakukan Percobaan Sederhana
Dengan membiasakan anak dalam menerapkan pendekatan keterampilan proses dalam belajar Sains akan memberikan dampak yang lebih besar terhadap proses pembelajaran agar lebih bermakna dan mudah diterima.














DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, Muslimin. 2003. Kerja Ilmiah : Pengamatan (Observasi). Modul Pelatihan Terintegrasi  Guru-Guru Mata Pelajaran Biologi. Direktorat PLP Depdiknas. Jakarta


Ibrahim, Muslimin. 2003. Kerja Ilmiah : Klasifikasi. Modul Pelatihan Terintegrasi  Guru-Guru Mata Pelajaran Biologi. Direktorat PLP Depdiknas. Jakarta


Mustofa, Agus. 2003. Pusaran Energi Ka’bah. PADMA Press. Surabaya.

Susilo, Herawati. 2003. Kerja Ilmiah : Komunikasi. Modul Pelatihan Terintegrasi  Guru-Guru Mata Pelajaran Biologi. Direktorat PLP Depdiknas. Jakarta


Susilo, Herawati. 2003. Kerja Ilmiah : Bertanya. Modul Pelatihan Terintegrasi  Guru-Guru Mata Pelajaran Biologi. Direktorat PLP Depdiknas. Jakarta

Pengertian Metode dan Macam-Macam Model Pembelajaran

METODE PEMBELAJARAN

Proses pembelajaran ialah proses belajar mengajar (PBM) atau proses komunikasi dan kerjasama guru dan siswa dalam mencapai sasaran dan tujuan pendidikan-pengajaran. Pembelajaran juga merupakan proses pengembangan sikap dan kepribadian siswa melalui berbagai tahap dan pengalaman. Proses pembelajaran ini berlangsung melalui berbagai metode dan multi-media sebagai cara dan alat menjelaskan, menganalisis, menyimpulkan, mengembangkan, menilai dan menguasai (memakai: mengamalkan/aplikasi) pokok bahasan (thema) sebagai perwujudan pencapaian sasaran (tujuan).

A. Alasan Penentuan Metode
Metode belajar-mengajar adalah bagian utuh (terpadu, integral) dari proses pendidikan-pengajaran. Metode ialah cara guru menjelaskan suatu pokok bahsan (thema, pokok masalah) sebagai bagian kurikulum (isi, materi pengajaran), dalam upaya mencapai sasaran dan tujuan pengajaran (tujuan institusional, tujuan pembelajaran umum dan khusus). Proses pembelajaran, atau PBM sebagai kerjasama guru-siswa, secara psiko-pedagogis mengutamakan oto-aktivitas siswa (kemandirian, KBS) sebagai bekal pendewasaan diri mengembangkan kemampuan dan penguasaan bidang pengetahuan (bidang studi, mata pelajaran). Artinya, dalam PBM peran guru lebih bersifat tut-wuri handayani, berjalan bersama (bekerjasama, komunikasi, dialog dan hubungan akrab) guru siswa, ialah suasana pembelajaran di dalam dan di luar kelas.
PBM dan kerjasama guru-siswa mencapai sasaran dan tujuanbelajar, ialah melalui cara atu metode, yang pada hakekatnya ialah jalan mencapai sasaran dan tujuan pendidikan-pengajaran. Jadi, alasan atau nalar guru memilih/menetapkan suatu metode dalam PBM (proses intruksional) ialah:
1) metode ini seseuai dengan pokok bahasan, dalam makna lebih menjadi mencapai sasaran dan tujuan instruksional
2) metode ini menjadi kegiatan siswa dalam belajar (KBS, kemandirian) dan meningkatkan motivasi atau semangat belajar
3) metode ini memperjelas dasar, kerangka, isi dan tujuan dari pokok bahasan, sehingga pemahaman siswa makin jelas
4) metode dipilih guru dengan asas di atas berdasarkan pertimbangan praktis, rasional dikuatkan oleh kiat dan pengalaman guru mengajar
5) metode yang berdayaguna, belum tentu tunggal, jadi suatu metode dapat digunakan secara kombinasi (sintesis terpadu) dan dilengkapi dengan media tertentu, bahkan multi-media. Dasar pertimbangan ialah sasaran dan tujuan pendidikan pengajaran.

B. Uraian Metode
1. Metode Ceramah
a. Pengertian
Metode ceramah ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan melalui penuturan (penjelasan lisan) oleh guru kepada siswa. Metode ceramah bervariasi merupakan cara penyampaian, penyajian bahan pelajaran dengan disertai macam-macam penggunaan metode pengajaran lain, seperti tanya jawab dan diskusi terbatas, pemberian tugas dan sebagainya.

b. Alasan penggunaan:
1) agar perhatian siswa tetap terarah selama penyajian berlangsung
2) penyajian materi pelajaran sistimatis (tidak berbelitbelit)
3) untuk merangsang siswa belajar aktif
4) untuk memberikan feed back (balikan)
5) untuk memberikan motivasi belajar

c. Tujuan
Metode ceramah digunakan dengan tujuan untuk:
1) menyampaikan informasi atau materi pelajaran
2) membangkitkan hasrat, minat, dan motivasi siswa untuk belajar
3) memperjelas materi pelajaran

d. Manfaat
Metode ceramah dapat digunakan dalam hal:
1) jumlah siswa cukup besar
2) sebagai pengantar atau menyimpulkan materi yang telah dipelajari
3) waktu yang tersedia terbatas, sedang materi yang disampaikan cukup banyak
Tujuan dan manfaat penggunaan metode ceramah dan ceramah bervariasi adalah untuk mengurangi kelemahankelemahan
tersebut antara lain:
1) siswa pasif, kegiatan belajar mengajar berpusat pada guru, sehingga mengurangi daya kreativitas dan aktivitas siswa
2) mudah menimbulkan salah tafsir, salah faham tentang istilah tertentu tanpa mengetahui artinya (verbalisme)
3) melemahkan perhatian dan membosankan siswa, apabila ceramah diberikan dalam waktu yang cukup lama
4) guru tidak segera memperoleh umpan balik tentang penguasaan materi yang disampaikan

e. Langkah-langkah penggunaan.
Langkah-langkah penggunaan metode ceramah bervariasi, disesuaikan dengan metode-metode yang dipakai sebagai variasi, contoh penggunaan metode tanya-jawab dan diskusi sebagai variasi:
1) Persiapan
a) merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
b) menyusun urutan penyajian materi untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus yang sudah ditetapkan
c) merumuskan materi ceramah secara garis besar
d) bila materi ceramah terlalu luas, dapat dibagi menjadi beberapa penggalan
e) disarankan materi ceramah diperbanyak untuk dimiliki tiap siswa
2) Pelaksanaan
a) menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran khusus (TPK) yang ingin dicapai sesudah pelajaran berakhir
b) menjelaskan kepada siswa pelaksanaan metode ceramah bervariasi, misalnya: ceramah yang disertai
dengan tanya jawab, diskusi kelompok kecil dan ditutup dengan laporan kelas.
c) membagikan materi ceramah kepada siswa
d) menyajikan materi ceramah
e) Tanya jawab
f) Guru mengkomunikasikan hal-hal yang harus didiskusikan dalam kelompok kecil, waktu yang disediakan untuk diskusi
g) Pembentukan kelompok kecil terdiri dari lima atau tujuh orang
h) Pelaksanaan diskusi kelompok dalam batas waktu yang sudah ditetapkan
i) Membuat kesepakatan satu kelompok untuk melaporkan dimuka kelas, kelompok-kelompok yang lain sebagai pengulas
j) Penyampaian laporan kelompok-kelompok yang telah ditetapkan
k) Mengatur jalannya penglasan oleh kelompokkelompok yang lain
l) Diskusi kelas berakhir

2. Metode Tanya jawab
a. Pengertian
Metode tanya jawab adalah suatu cara untuk emnyajikan bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh siswa atau sebaliknya (pertanyaan dari siswa yang harus dijawab oleh guru) baik secara lisan atau tertulis. Pertanyaan yang diajukan mengenai isi pelajaran yang sedang diajarkan guru atau pertanyaan yang lebih luas, asal berkaitan dengan pelajaran atau pengalaman yang dihayati. Melalui dengan tanya jawab akan memperluas dan memperdalam pelajaran tersebut.

b. Alasan Penggunaan
1) untuk meninjau pelajaran yang lain
2) agar siswa memusatkan perhatian terhadap kemajuan yang telah dicapai sehingga dapat melanjutkan
pelajaran berikut
3) untuk menangkap perhatian siswa serta memimpin pengamatan dan pemikiran siswa

c. Tujuan
Metode tanya jawab digunakan dengan tujuan untuk:
1) mengetahui penguasaan bahan pelajaran melalui ingatan dan pengungkapan perasaan serta sikap siswa tentang fakta yang dipelajari, didengar atau dibaca
2) mengetahui jalan berpikir siswa secara sistematis dan logis dalam memecahkan masalah (cara berpikir siswa tidak meloncat-loncat dalam menangkap dan
memecahkan suatu masalah).
3) Memberikan tekanan perhatian pada bagian-bagian pelajaran yang dipandang penting serta mampu menyimpulkan dan mengikutsertakan pelajaran sehingga mencapai perumusan yang baik dan tepat.
4) Memperkuat lagi kaitan antara suatu pertanyaan dengan jawabannya sehingga dapat membantu tumbuhnya perhatian siswa pada pelajaran dan mengembangkan kemampuannya untuk menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimilikinya.
5) Membiasakan siswa mengenal bentuk dan jenis pertanyaan serta jawabannya yang benar dan tepat.

d. Manfaat penggunaan metode tanya jawab
1) pertanyaan dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa, serta mampu menghubungkan pelajaran lama dengan yang baru
2) pertanyaan ingatan yang meminta jawaban yang bersifat pengungkapan kembali dapat memperkuat ingatan (assosiasi) antara pertanyaan dengan jawaban
3) pertanyaan pikiran yang meminta jawaban yang harus dipikirkan, menafsirkan, menganalisis dan menarik kesimpulan dapat mengembangkan cara-cara beripikir logis dan sistematis
4) pertanyaan dapat mengurangi proses lupa karena jawaban yang diperoleh atau dikemukakan dioleh dalam suasana yang serius dan pemusatan perhatian terhadap jawaban. Apabila jawaban dibenarkan oleh guru, maka rasa gembira tersebut akan memperkuat jawaban itu tersimpan dalam iengatan siswa
5) jawaban yang salah segera dapat dikoreksi
6) pertanyaan akan merangsang siswa beripikir dan memusatkan perhatian pada satu pokok perhatian
7) pertanyaan dapat membangkitkan hasrat melakukan penyelidikan yang mengarahkan siswa beripikir secara ilmiah
8) pertanyaan fakta atau masalah dapat mengarahkan belajar seperti yang dituju oleh suatu mata pelajaran yang dapat membantu siswa mengetahui bagian-bagian yang perlu diketahui dan diingat
9) pertanyaan dapat digunakan untuk tujuan latihan dan mengulang
10)siswa belajar menjawab pertanyaan dengan benar, baik isi jawaban maupun susunan bahasa yang  dipergunakan untuk mengekspresikan perasaan dan ide-ide atau pikirannya sehingga dapat didengar, ditelaah dan dinilai oleh guru
11)siswa juga diajak berani bertanya untuk kepentingan proses belajar mengajar dalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu siswa belajar mengemukakan pertanyaan yang layak dan menghargai pertanyaan orang lain
12)pertanyaan-pertanyaan oleh guru atau siswa dapat menimbulkan suasana kelas hidup dan gembira
13)siswa memperoleh kesempatan ikut berpartisipasi dalam proses kegiatan belajar mengajar
14)dari jawaban-jawaban yang diperoleh, dapat merupakan umpan balik bagi guru mengenai pengetahuan, sikap dan sifat-sifat siswa serta hasil proses belajar mengajarnya.

e. Langkah-langkah penggunaan
1) Persiapan
a) menentukan topik
b) merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
c) menyusun pertanyaan-pertanyaan secara tepat sesuai dengan TPK tertentu
d) mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diajukan siswa

2) Pelaksanaan
a) menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran khusus (TPK)
b) mengkomunikasikan penggunaan metode Tanya jawab (siswa tidak hanya bertanya tetapi juga menjawab pertanyaan guru maupun siswa yang lain)
c) guru memberikan permasalahan sebagai bahan apersepsi
d) guru mengajukan pertanyaan keseluruh kelas
e) guru harus memberikan waktu yang cukup untuk memikirkan jawabannya, sehingga dapat merumuskan secara sistematis
f) tanya jawab harus berlangsung dalam suasana tenang, dan bukan dalam suasana yang tegang dan penuh persaingan yang tak sehat di antara para siswa
g) pertanyaan dapat ditujukan pada seorang siswa atau seluruh kelas, guru perlu menggugah siswa yang pemalu atau pendiam, sedangkan siswa yang pandai dan berani menjawab perlu dikendalikan untuk memberi kesempatan pada yang lain
h) guru mengusahakan agar setiap pertanyaan hanya berisi satu masalah saja
i) pertanyaan ada beberapa macam, yaitu pertanyaan pikiran, pertanyaan mengungkapkan kembali pengetahuan yang dikuasai, dan pertanyaan yang meminta pendapat, perasaan, sikap, serta pertanyaan yang hanya mengungkapkan fakta-fakta saja. Beberapa cara mengajukan pertanyaan:
1. gunakan variasi pertanyaan yang terbuka dan tertutup
2. gunakan bahasa yang baik dan benar serta pilihlah kata-kata secara cermat
3. dengarkan baik-baik jawaban anak-anak
4. sikap mengatakan dengan kata-kata lain pertanyaanpertanyaan anak dan mengarahkannya kembali
5. jaga pertanyaan supaya pendek dan sederhana
6. mulailah dari apa yang sudah diketahui murid-murid
7. akui bila anda sendiri tidak tahu, tetapi kemudian usahakan mendapatkan jawabannya
8. angkat tangan dan seorang tiap kali untuk mendapat jawaban
9. berikan setiap orang kesempatan untuk menjawab pada waktu tertentu
10.waspada terhadap pengalihan perhatian atau jawaban yang "tolol" dan usahakan untuk meredamnya
11.gunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti
12.jagalah agar pertanyaan itu singkat (Sumber: E.C Wragg, ketrampilan mengajar di Sekolah Dasar, diterjemahkan/disadur oleh: Anwar Jasin, Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta 1997)

3. Metode Diskusi
a. Pengertian.
Metode diskusi adalah suatu penyajian bahan pelajaran dengan cara siswa membahas, dengan bertukar pendapat mengenai topik atau masalah tertentu untuk memperoleh suatu pengertian bersama yang lebih jelas dan teliti tentang topik/sesuatu, atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama

b. Alasan penggunaan.
Di dalam kehidupan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat, diskusi banyak digunakan sebagai salah satu cara untuk memecahkan masalah dan telah menjadi bagian dari kehidupan manusia itu sendiri. Oleh karena itu metode ini dipandangn penting dikembangkan oleh guru di sekolah

c. Tujuan
Tujuan penggunaan metode diskusi adalah agar siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar dengan cara membahas dan memecahkan masalah tertentu

d. Manfaat penggunaan metode diskusi untuk:
1) menumbuhkan dan membina sikap serta perbuatan siswa yang demokratis
2) menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan cara berpikir kritis, analitis, dan logis
3) memupuk rasa kerjasama, sikap toleransi dan rasa sosial
4) membina kemampuan untuk mengemukakan pendapat dengan bahasa yang baik dan benar

e. Langkah-langkah penggunaan
1) Persiapan
a) menentukan topik yang akan didiskusikan
b) merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
c) merumuskan masalah yang akan didiskusikan
d) menentukan waktu dan pengaturan kelompok diskusi

2) Pelaksanaan
a) membuat struktur kelompok (pimpinan, sekretaris, anggota)
b) menjelaskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
c) membagi-bagi tugas, dan memberikan pengarahan diskusi
d) memberikan rangsangan dan membantu siswa untuk berpartisipasi
e) mencatat ide dan saran-saran yang penting
f) kelompok-kelompok membuat hasil diskusinya dan disampaikan dalam diskusi antar kelompok
g) hasil diskusi antar kelompok dilaporkan kepada guru atau pimpinan dikusi dalam bentuk tertulis

4. Metode Observasi
a. Pengertian
Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisa dan mengadakan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Cara atau metode ini ditandai pada umumnya dengan pengamatan apa yang benar-benar dilakukan oleh individu dan membuat pencatatan-pencatatan secara obyektif mengenai apa yang diamati Secara garis besar metode observasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Structured orm controller observation (observasi yang direncanakan, atu tes kontrol)
b) Strukctures or informal observation (observasi informal atau tidak direncanakan lebih dahulu) Pada observasi yang direncakan, biasanya pengamat menggunakan blangko-blangko daftar isian yang telah disusun dan didalamnya telah dicantumkan aspek-aspek atau gejala-gejala apa saja yang perlu diperhatikan pada waktu pengamatan dilakukan. Sedangkan pada observasi yang tidak direncanakan pada umumnya pengamat belum atau tidak mengetahui sebelumnya apa sebenarnya yang harus dicatat dalam pengamatan itu. Aspek-aspek atau peristiwanya tidak terduga sebelumnya.

b. Alasan penggunaan metode observasi
Metode observasi sebagai cara belajar mengajar dipandang efektif dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini didasari pemikiran bahwa dalam metode observasi ada beberapa hal yang mendukung keberhasilan belajar mengajar, karena:
1) melatih siswa untuk peka terhadap peristiwa atau gejala yang tejadi dalam lingkungannya
2) metode observasi dapat mencatat data atau gejala-gejala yang terjadi, maka dapat digunakan untuk melatih siswa dalam mengadakan evaluasi. Tentunya peristiwa atau gejala-gejala yang dicatat akan dipadukan dengan pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas
3) melatih siswa untuk mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan nilai-nilai moral yang diperoleh di kelas
4) memperluas cakrawala siswa mengenai nilai-nilai moral atau ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas dipadukan dengan kenyataan.

c. Tujuan
Tujuan digunakan metode observasi adalah:
1) untuk melengkapi pengetahuan yang diperoleh di sekolah dan di kelas
2) untuk melihat, mengamati dan menghayatinya secara langsung dan nyata mengenai obyek tertentu
3) untuk menanamkan nilai moral pada siswa

d. Manfaat
1) menambah wawasan bagi siswa mengenai peristiwa, gejala atau kejadian yang terjadi dalam lingkungannya atau obyek yang diamati
2) melatih kecerdasan dan kepekaan siswa terhadap kejadiankejadian yang ada dilingkungannya
3) menanamkan nilai moral pada siswa

e. Langkah-langkah penggunaan
Penggunaan metode observasi secara umum meliputi:
1) tahap persiapan atau perencanaan
a) menetapkan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
b) menetapkan obyek yang akan diobservasi
c) menentukan alat/instrumen peroleh data dalam mengadakan observasi
d) membuat instrumen untuk mengadakan observasi

2) tahap pelaksanaan
a) siswa secara langsung menuju obyek yang diobservasi
b) siswa mengadakan pengamatan terhadap obyek yang diobservasi
c) siswa mengadakan pencatatan terhadap peristiwa, kejadian-kejadian atau gejala-gejala yang terjadi
d) mendiskusikan hasil pengamatan dengan tim
e) menyusun laporan sebagai hasil observasi

5. Metode Peragaan
a. Pengertian:
Metode peragaan adalah cara penyajian materi pelajaran melalui peragaan. Kegiatan peragaan dapat berupa meragakan cara kerja, perilaku tertenu dan sebagainya

b. Alasan penggunaan:
Hasil belajar yang akan diperoleh khususnya aspek psikomotorik lebih mudah dicapai dengan melibatkan siswa secara aktif melalui kegiatan peragaan

c. Tujuan:
Penggunaan metode peragaan dengan tujuan:
1) untuk memperjelas cara kerja sesuatu, atau perilaku tertentu
2) untuk memperjelas konsep/pengertian sesuatu

d. Manfaat:
1) siswa memperoleh kejelasan mengenai cara kerja sesuatu (mengembangkan aspek motorik)
2) siswa memperoleh kejelasan contoh perilaku tertentu (menanamkan aspek afektif)
3) siswa memperoleh kejelasan mengenai pengertian/konsep mengenai sesuatu

e. Langkah Penggunaan:
1) Persiapan:
a) guru menyiapkan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
b) guru menyiapkan alat yang akan diperagakan
c) guru menyiapkan/merancang pola interaksi dalam kegiatan belajar mengajar

2. Pelaksanaan:
a) guru mengemukakan secara singkat materi pelajaran
b) guru menjelaskan proses dan langkah-langkah penggunaan metode ini
c) guru menjelaskan perilaku tertentu yang akan diragakan
d) siswa melakukan kegiatan peragaan
e) guru bersama siswa mengevaluasi pelaksanaan kegiatan peragaan
f) pengambilan kesimpulan
Catatan:
Bilamana peragaan mengenai cara kerja sesuatu alat, maka perlu disiapkan alat yang dimaksud.

6. Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah)
a. pengertian :
Adalah suatu metode atau cara penyajian pelajaran dengan cara siswa dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan atau diselesaikan, baik secara individual atau secara kelompok Pada metode ini titik berat diletakkan pada pemecahan masalah secara rasional, logis, benar dan tepat, tekanannya pada proses pemecahan masalah dengan penentuan alternatif yang berguna saja Metode ini baik untuk melatih kesanggupan siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupannya, mengingat tidak ada manusia yang dapat terlepas dari kesulitan atau masalah yang harus diselesaikan secara rasional

b. Alasan penggunaan
1) Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja
2) Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, hal ini merupakan kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia
3) Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif danmenyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa banyak melakukan proses runtut dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencapai pemecahannya.

c. Tujuan:
Tujuan penggunaan metode problem solving (pemecahan masalah) adalah sebagai berikut:
1) Mencari jalan keluar dalam menghadapi masalah-masalah secara rasional
2) Dalam memecahkan masalah dapat dilakukan secara individual maupun secara bersama-sama
3) Mencari cara pemecahan masalah untuk meningkatkan kepercayaan pada diri sendiri.

d. Manfaat:
Manfaat yang diperoleh dari penggunaan metode problem solving (pemecahan masalah) antara lain:
1) Mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah-masalah serta mengambil keputusan secara obyektif dan rasional
2) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, logis dan analitis
3) Mengembangkan sikap toleransi terhadap orang lain serta sikap hati-hati dalam mengemukakan pendapat
4) Memberikan pengalaman proses dalam menarik kesimpulan bagi siswa

e. Langkah-langkah Penggunaan
1) Persiapan
a) Menentukan permasalahan sebagai topik. Topik ini dapat ditentukan dengan cara menyajikan masalah yang jelas, yang menimbulkan pertanyaan ingin tahu sehingga mendorong untuk pemecahannya. Masalah ini harus tumbuh dan sesuai dengan taraf kemampuan serta kecerdasan siswa
b) Merumuskan Tujuan pembelajaran Khusus (TPK)
c) Merumuskan langkah-langkah pemecahan masalah
d) Menentukan kriteria pemilihan pemecahan masalah yang terbaik

2) Pelaksanaan
a) Menjelaskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
b) Menjelaskan pemecahan masalah
c) Merumuskan permasalahan
d) Menelaah permasalahan
e) Membuat dan merumuskan hipotesa
f) Menghimpun, mengelompokkan data sebagai bahan hipotesis
g) Pembuktian hipotesis
h) Menentukan pilihan pemecahan dan keputusan

7. Metode Karyawisata
a. Pengertian
Metode karyawisata ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan membawa murid langsung kepada obyek yang akan dipelajari di luar kelas.
Karya= kerja, wisata= pergi Karyawisata = pergi bekerja.
Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar, pengertian karyawisata berarti siswa-siswa mempelajari suatu obyek di tempat mana obyek tersebut berada. Karyawisata dapat dilakukan dalam waktu singkap beberapa jam saja ataupun cukup lama sampai beberapa hari.

b. Alasan Penggunaan Metode Karyawisata
1) Obyek yang akan dipelajari tidak dapat dibawa kedalam kelas karena, misalnya:
a) terlalu besar/berat
b) berbahaya
c) akan berubah bila berpindah tempat
d) obyek terdapat di tempat tertentu
2) Kepentingan siswa dalam rangka melengkapi proses belajar mengajar

c. Tujuan penggunaan metode karyawisata antara lain:
1) untuk melengkapi pengetahuan yang diperoleh di sekolah atau kelas
2) untuk melihat, mengamati, menghayati secara langsung dannyata mengenai obyek tersebut
3) untuk menanamkan nilai moral pada siswa

d. Manfaat Penggunaan
1) siswa memperoleh pengalaman yang nyata mengenai obyek studi dalam kegiatan karyawisata
2) dapat memberikan motivasi untuk mendalami materi pelajaran

e. Langkah-langkah Penggunaan
Penggunaan metode karyawisata secara umum meliputi dua tahap:
1) Tahap persiapan atau perencanaan, meliputi:
a) Menetapkan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
b) Menetapkan obyek karyawisata
c) Menetapkan besarnya siswa yang ikut karyawisata
d) Menetapkan biaya, transportasi, keamanan dan sebagainya
e) Mengadakan hubungan dengan sasaran
f) Memilih cara-cara untuk memperoleh data selama karyawisata, misal dengan metode interview, observasi dan sebagainya. Dan menyusun cara laporan karyawisata
g) Pemantapan rencana

2) Tahap pelaksanaan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam obyek wisata:
a) Mengadakan pertemuan dengan pimpinan atau penguasa
b) Siswa secara teratur melihat, mengamati, menanyakan, mencatat dan sebagainya tentang obyek wisata
c) Selesai mengadakan pengamatan obyek, murid dikumpulkan, dan kalau mungkin diadakan Tanya jawab dan diskusi dengan petugas obyek wisata

8. Metode Inkuiri
a. Pengertian
 Inkuiri adalah suatu kegiatan dan penelaahan sesuatu dengan cara mencari kesimpulan, keyakinan tertentu melalui proses berpikir atau penalaran secara teratur, runtut dan bisa diterima oleh akal. Metode inkuiri merupakan kegiatan belajar-mengajar di mana siswa dihadapkan pada suatu keadaan atau masalah untuk kemudian dicari jawaban atau kesimpulannya. Jawaban atau kesimpulan tersebut belum tentu merupakan pemecahan atas masalah atau keadaan yang dihadapi. Dapat juga jawaban tersebut hanya sampai pada tingkat menemukan hal-hal yang menyebabkan timbulnya keadaan atau masalah tersebut. Dan hal inilah yang membedakan antara metode inkuiri dengan metode pemecahan masalah (Problem Solving) yang lebih menitik beratkan pada pemecahan masalah yang dihadapi oleh siswa. Kegiatan inkuri dilakukan secara perorangan, kelompok ataupun seluruh kelas (klasikal), baik dilakukan dalam kelas ataupun di luar kelas. Inkuiri dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti diskusi antar siswa, tanya jawab antar guru dengan murid, dan sebagainya. Pelaksanaan metode inkuiri dapat dimaksudkan untuk mencari jawaban tertentu yang sudah pasti ataupun kemungkinan pilihan (alternatif) jawaban atas masalah tertentu.

b. Alasan rasional penggunaan metode inkuiri
Dalam proses pembelajaran, siswa hendaknya didorong untuk mengamati, mengalami dan memahami suatu konsep, pengertian yang terdapat dalam lingkungan kehidupan keluarga, sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu keingintahuan siswa untuk mendapatkannya, guru dapat menggunakan metode inkuiri dalam proses pembelajaran

c. Tujuan
Penggunaan metode inkuiri bertujuan:
1) Mengembangkan sikap, keterampilan, kemampuan siswa dalam memecahkan masalah atau memutuskan sesuatu secara tepat ( obyektif)
2) Mengembangkan kemampuan berpikir siswa agar lebih tanggap, cermat dan nalar (kritis, analitis dan logis)

d. Manfaat
1) Membina dan mengembangkan sikap ingin tahu lebih jauh (curriousity)
2) Mengungkap aspek pengetahuan (kognitif) maupun sikap (afektif)

e. Langkah-langkah
Seperti telah dikemukakan di muka ada berbagai cara dalam berinkuiri. Dalam hal inkuiri dilakukan dengan Tanya jawab, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1) Persiapan:
a) Merumuskan permasalahan sebagai topik
b) Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
c) Menjelaskan jalannya kegiatan inkuiri

2) Pelaksanaan:
Agar kegiatan mencapai tujuan yang ditentukan, maka hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Siswa diarahkan kepada pokok permasalahan yang akan dicara jawabannya dan dipecahkan. Untuk itu guru hendaknya menjelaskan pokok permasalahannya dan tujuan yang ingin dicapai
b) Guru hendaknya memberikan keleluasaan kepada siswa untuk berdiskusi, mengemukakan kemungkinan pilihan jawaban ataupun bertanya. Guru hanya membatasi agar jangan keluar dari pokok pembicaraan
c) Guru diharapkan mampu untuk memberikan pertanyaan pancingan, bilamana siswa kurang mampu menganalisa masalah
d) Guru mengawasi, membatasi agar kegiatan siswa tidak menyimpang dari nilai-nilai, seperti nilai agama, Pancasila, dan sebagainya
e) Guru tidak memberikan jawaban langsung atas masalah yang dihadapi

9. Metode Mengarang (Ekspresi)
a. Pengertian:
Mengarang: Cara belajar mengajar untuk mendorong dan membuat siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan menciptakan suatu alternatif dari pokok masalah (thema) yang mengandung nilai-nilai tertentu.

b. Alasan pengunaan metode mengarang:
Terutama untuk mengembangkan dan melatih daya piker dan cipta/imajinasi siswa atas nilai yang menjadi tujuan dalam pokok bahasan

c. Tujuan:
Metode mengarang bertujuan untuk mengembangkan:
1) Sikap kemandirian
2) Daya cipta dan daya pikir siswa

d. Manfaatnya, terutama untuk:
1) Media ekspresi pikiran dan wawasan (estetis) siswa
2) Mengembangkan kemampuan menulis dan penguasaan cara komunikasi secara rasional dan tertulis
3) Mengembangkan daya analisis-rasional
4) Memahami dan memecahkan pokok masalah dan thema secara wajar dan ideal

e. Langkah-langkah pengunaan
1) Persiapan
a) Menetapkan TPK
b) Menetapkan bahan-bahan yang dapat digunakan dalam mengarang
c) Mengarahkan cara penulisan yang baik

2) Pelaksanaan
Metode mengarang secara garis besarnya melalui tahapan:
a) Menjelaskan kepada siswa tujuan mengarang
b) Menetapkan pokok bahasan (thema)
c) Petunjuk pola kerja dan sistematika karangan
d) Pelaksanaan (siswa bekerja, menulis)
e) Laporan (mengumpulkan naskah karangan, untuk dimiliki guru)

10. Metode Pemberian Tugas
a. Pengertian
Metode pemberian tugas adalah cara dalam proses belajar mengajar dengan jalan memberi tugas kepada siswa. Tugas-tugas itu dapat berupa mengikhtisarkan karangan, (dari surat kabar, majalah atau buku bacaan) membuat kliping, mengumpulkan gambar, perangko, dan dapat pula menyusun karangan. Metode pemberian tugas, dianjurkan antara lain untuk mendukung metode ceramah, inkuiri, VCT. Penggunaan metode ini memerlukan pemberian tugas dengan baik, baik ruang lingkup maupun bahannya. Pelaksanaannya dapat diberikan secara individual maupun kelompok.

b. Alasan/Rasional Penggunaan
Dalam proses pembelajaran, siswa hendaknya didorong untuk melakukan kegiatan yang dapat menumbuhkan proses kegiatan kreatif. Oleh karena itu metode pemberian tugas dapat dipergunakan untuk mendukung metode pembelajaran yang lain.

c. Tujuan
Penggunaan metode pemberian tugas bertujuan:
1) menumbuhkan proses pembelajaran yang eksploratif
2) mendorong perilaku kreatif
3) membiasakan berpikir komprehensif
4) memupuk kemandirian dalam proses pembelajaran

d. Manfaat
Metode pemberian tugas yang digunakan secara tepat dan terencana dapat bermanfaat untuk:
1) menumbuhkan kebiasaan belajar secara mandiri dalam lingkungan bersama (kolektif) maupun sendiri
2) melatih cara mencari informasi secara langsung dari sumber belajar yang terdapat di lingkungan sekolah, rumah dan masyarakat
3) menumbuhkan suasana pembelajaran yang menggairahkan (rekreatif)

e. Langkah-langkah Penggunaan
1) Tahap persiapan
a) pada langkah awal, guru menentukan kegiatan yang akan ditugaskan, misalnya: membuat ikhtisar
karangan, mengumpulkan gambar, menyusun kliping, melakukan observasi, dan lain-lain
b) guru menetapkan topik, dan nilai-nilai yang ingin dikembangkan melalui macam penugasan kepada
para siswa
c) menetapkan kelompok-kelompok dan waktu (penugasan pelaksanaan)

2) Tahap pelaksanaan
a) siswa secara sendiri-sendiri atau kelompok melaksanakan tugas yang telah ditentukan
b) guru membimbing atau mengawasi selama kegiatan penugasan berlangsung

3) Tahap penyelesaian
a) siswa secara individual atau kelompok menyerahkan hasil penugasan kepada guru
b) guru memilih hasil penugasan untuk disampaikan dan dibahas dalam kelas
c) guru memberikan penilaian tehadap hasil penugasan

11. Metode Simulasi
a. Pengertian
Simulasi berasal dari kata "Simulate" artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah. Simulation juga berarti tiruan atau perbuatan yang pura-pura saja. Simulasi sebagai metode penyajian adalah suatu usaha untuk memperoleh pemahaman akan hakikat suatu prinsip atau keterampilan tertentu melalui proses kegiatan atau latihan dalam situasi tiruan (tidak sesungguhnya). Dengan simulasi memungkinkan siswa mampu menghadapi kenyataan yang sesungguhnya atau mempunyai kecakapan bersikap dan bertindak sesuai dengan situasi sebenarnya

b. Alasan penggunaan
Alasan pemilihan metode simulasi, untuk memudahkan siswa dan guru "mengalami" pola atau model kehidupan dan nilai praktis dari suatu pokok masalah tanpa langsung ke dalam suasana alamiah (yang sebenarnya).

c. Tujuan
Metode simulasi digunakan untuk:
1) melatih keterampilan tertentu, baik yang bersifat keahlian (profesional) maupun keterampilan dalam hidup sehari-hari
2) memperoleh pemahaman tentang suatu pengertian (konsep) atau prinsip
3) latihan memecahkan masalah

d. Manfaat
Metode simulasi dapat untuk:
1) meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan melibatkan diri dalam mempelajari situasi yang hampir serupa dengan kejadian yang sebenarnya
2) memberikan motivasi untuk bekerja sama dalam kelompok
3) melatih siswa untuk bekerja sama dalam kelompok
4) menimbulkan dan memupuk daya imaginasi siswa
5) melatih siswa untuk memahami dan menghargai pendapat, peran orang lain Agar penggunaan metode simulasi mencapai tujuan dan manfaat yang diinginkan, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) tiap siswa atau kelompok siswa mendapat kesempatan yang sama untuk melakukan simulasi
2) tiap siswa terlibat langsung dalam peranannya masingmasing
3) simulasi dimaksudkan untuk latihan keterampilan agar dapat menghadapi kenyataan dengan baik
4) disiapkan petunjuk simulasi dapat secara terperinci atau secara garis besar
5) dalam simulasi diusahakan dapat digambarkan secara lengkap tentang situasi, proses yang diperkirakan terjadi dalam kenyataan sesungguhnya

e. Langkah-langkah
Langkah-langkah penggunaan metode simulasi:
1) Persiapan
a) menentukan topik
b) merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
c) merumuskan petunjuk simulasi

2) Pelaksanaan
a) menentukan topik dan tujuan simulasi, akan lebih baik bila dilakukan bersama siswa
b) guru menguraikan secara garis besar situasi yang akan disimulasikan
c) menjelaskan peranan-peranan yang akan disimulasikan, dan proses simulasi
d) pemilihan para pelaku atau pemeran
e) memberi kesempatan bertanya
f) pelaksanaan simulasi
g) evaluasi, sesuai dengan tujuan dan isi pokok bahasan
h) latihan ulang

12. Metode Permainan
a. Pengertian
Metode permainan merupakan cara menyajikan bahan pengajaran dimana siswa melakukan permainan untuk memperoleh atau menemukan pengertian dan konsep tertentu. Permainan dalam arti permainan pendidikan, siswa melakukan kegiatan (permainan) dalam kerangka proses belajar mengajar. Sebagai metode mengajar metode permainan dapat dilakukan secara individual atau kelompok

b. Alasan/rasional penggunaan
Penanaman dan pengembangan konsep, nilai, moral dan norma, dapat dicapai bilamana siswa secara langsung bekerja dan melakukan interaksi satu sama lainnya dan pemecahan masalah dilakukan melalui peragaan. Oleh karena itu metode ini dapat menghasilkan suatu pengalaman yang berharga bagi siswa

c. Tujuan
Penggunaan metode permainan bertujuan untuk :
1) mengajarkan perngertian (konsep)
2) menanamkan nilai
3) memecahkan masalah

d. Manfaat
Metode permainan, dapat bermanfaat untuk:
1) membangkitkan minat siswa
2) memupuk dan mengembangkan rasa kerja sama siswa
3) mengembangkan kreativitas siswa
4) menumbuhkan kesadaran siswa

e. Langkah-langkah
1) Persiapan guru:
a) menentukan topik
b) merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
c) menyiapkan alat bahan bahan untuk permainan
d) menyusun petunjuk pelaksanaan metode permainan

2) Pelaksanaan
a) guru menjelaskan maksud dan tujuan serta proses permainan
b) siswa dibagi atas beberapa kelompok
c) caranya: misal:
 (1) guru membagi atau memasang alat atau bahan permainan
(2) siswa melakkan kegiatan permainan
d) siswa melaporkan hasil permainan, yaitu beberapa pengertian atau konsep tertentu kepada guru

13. Metode Bermain Peran (Role Playing)
a. Pengertian
Bermain peran adalah salah satu bentuk permainan pendidikan (education games) yang dipakai untuk menjelasakan perasaan, sikap, tingkah laku dan nilai, dengan tujuan untuk menghayati perasaan, sudut pandang dan cara berpikir orang lain dengan memerankan peran orang lain. Bermain peran diperankan tanpa naskah dan bersifat afektif dengan strategi pemecahan masalah. Dengan perkataan lain bermain peran adalah suatu usaha memperjelas suatu masalah atau memecahkannya dengan memerankan tanpa dipersiapkan terlebih dahulu. Bermain peran dapat diberdakan atas dua macam yaitu bermain peran secara sederhana yakni tanpa tahap-tahap seperti uraian di bawah, dan bermain peran yang kompleks seperti dijelaskan berikut. Perbedaan antara bermain peran dengan dramatisasi adalah bahwa bermain peran dimainkan tanpa naskah/teks, sedang dramatisasi dimainkan atas dasar naskah yang ada.

b. Alasan penggunaan
Penanaman dan pengembangan spek nilai, moral dan sikap siswa akan lebih mudah dicapai bilamana siswa secara langsung mengalami (memerankan) peran tertentu, dari pada hanya mendengarkan penjelasan ataupun melihat/mengamati saja.

c. Tujuan
Metode bermain peran digunakan dengan tujuan:
1) agar menghayati suatu kejadian atau hal yang sebenarnya terdapat dalam realita kehidupan
2) agar memahami sebab akibat suatu kejadian
3) sebagai penyaluran/pelepasan ketegangan dan perasaan tertentu
4) sebagai alat mendiagnosa keadaan, kemampuan dan kebutuhan siswa
5) pembentukan konsep diri (self concept)
6) menggali peran-peran seseorang dalam suatu kehidupan kejadian dan keadaan
7) menggali dan meneliti nilai-nilai atau norma-norma dan peran budaya dalam kehidupan
8) membantu siswa dalam mengklasifikasikan atau memperinci, memperjelas pola berpikir, berbuat dan memiliki keterampilan dalam membuat atau mengambil keputusan menurut caranya sendiri
9) alat hubung untuk membina struktur sosial dan system nilai lingkunganya
10)membina kemampan siswa dalam memecahkan masalah, berpikir kritis analitis berkominkasi, hidup dalam kelompok dan lain-lain
11)melatih siswa dalam mengemdalikan dan memperbaharui perasaan, cara berpikirnya dan perbuatannya
Metode bermain peran baik untuk mengungkap:
1) pertentangan antar pribadi (interpersonal conflicts):
a) mengungkapkan perasaan orang-orang yang bertentangan
b) menentukan cara-cara pemecahannya
2) hubungan antar kelompok (intergroup relations)
mengungkapkan masalah hubungan antarsuku, bangsa, kepercayaan, dan sebagainya
3) kemelut pribadi (individual dillemas)
a) kemelut ini timbul bila seseorang terpaut antara dua nilai yang berbeda atau antara dua kepentingan yang berbeda
b) para siswa sulit memecahkan persoalan tersebut karena penilaian mereka masih mengutamakan dirinya sendiri  (egosentris)
4) masalah-masalah lampau atau sekarang yang mengandung problematika. Hal ini meliputi situasi yang kritis, pada waktu yang lampau atau sekarang dimana para pejabat dan pemimpin politik menghadapi berbagai permasalahan dan harus mengambil keputusan

d. Manfaat penggunaan metode bermain peran:
1) membantu siswa menemukan makna dirinya dalam kelompok
2) membantu siswa memecahkan persoalan pribadi dengan bantuan kelompok
3) memberi pengalaman bekerjasama dalam memecahkan masalah
4) memberi siswa pengalaman mengembangkan sikap dan keterampilan memecahkan masalah

e. Langkah-langkah penggunaan
1) Persiapan
a) menentukan permasalahan sebagai topik
b) merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
c) merumuskan langkah-langkah bermain peran
d) menyiapkan ceritera yang akan dimainperankan
e) mengidentifikasikan peran yang diperlukan, lokasi, pengamat, dan sebagainya

2) Pelaksanaan
a) pemanasan
b) memilih peserta
c) mengatur tempat main
d) mempersiapkan pengamat
e) memainkannya
f) diskusi dan evaluasi
g) memainkan kembali
h) diskusi dan evaluasi
i) mengemukakan pengalaman dan generalisasi

RPP KLS 6 SEMESTER 1 & 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan          :      …………………………….. Kelas / Semester               :      VI (...