revolusi
adalah praktek. tugas pergerakan adalah menyusun
penjelasan sistematis tentang revolusi sebagai tindakan melangsungkan
pembebasan. untuk kelas tertindas oleh kelas tertindas dan dalam konteks
ketertindasan masing-masing, itulah paragraf pembukaan revolusi bukan dalam
pengertian sebagai ritus pemberhalaan sejarah para ideolog atau politikus besar
yang telah membacakan diri di hadapan ingatan pengetahuan manusia modern.
sejarah itu
nyata adanya. teori revolusi yang tidak disusun dari dan sebagai praksis
perjuangan adalah cerita yang hanya layak didengar, dan mungkin malah akan
menidurkan kembali kesadaran masyarakat dan bangsa-bangsa tertindas-terjajah
justru ketika mereka berada pada masa-masa kebangkitannya. membongkar
penindasan-penjajahan modern dan lapis-lapis ideologi yang menyelimuti adalah
masa depan perjuangan kerakyatan di indonesia.
Mei 1998
adalah pelajaran. ini zaman, zaman permulaan. awal bagi rakyat indonesia
menemukan sejarah dan kemanusiaannya dengan kesadaran, dengan pengetahuan. dan
para pemuda --satu-satunya tenaga yang tersedia di tengah keadaan sosiologis
yang ditentukan pemimpin-pemimipin hipokrit dan kelompok-kelompok politik
oportunis serta situasi filosofis yang subur dengan agama dan ideologi
ketidaksadaran, budaya dan pengetahuan pembodohan; satu-satunya tenaga yang
tersedia ketika buruh dan tani belum seluruhnya menemukan kawan— adalah tenaga
inti revolusi yang mempunyai tugas menghentikan dominasi dan hegemoni kesadaran
kaum penindas atas mereka yang tertindas sehingga rantai pembodohan-pemiskinan
rakyat dapat segera dihancurbuyarkan.
gemuruh massa
dalam suatu gerak teratur dan efektif yang hanya mungkin dicapai melalui
penggalangan ideologis dan organisasi yang berdiri kokoh bersama massa di dalam
massa untuk massa; terlihat atau tidak terlihat, terdengar atau tidak
terdengar, gemuruh itu harus kita siapkan. seluruh tenaga dan pikiran harus
kita curahkan agar posisi kebudayaan pergerakan, ideologi dan organisasi
perjuangan, segera dan seutuhnya menjadi milik sadar massa.
pendewasaan
fikiran dan peneguhan tindakan menyangkut sejarah, itulah pengertian kita
tentang ideologi. dengan ideologi, kita mengambil sikap. kepada kemanusiaan,
kita memihak. diulang dalam pengertian biasa, yang kita katakan hanyalah
pemihakan kepada kemanusiaan bahkan sejak dari tingkat gagasan.
bagi kita,
dengan pengalaman serta ingatan yang mungkin masih terlalu pendek atau bahkan
sepele bin(ti) remeh temeh, pembangkaian itu tidak lagi boleh terjadi. semua
manusia berhak diadili dengan hidup yang memberinya kesanggupan sama rata
dengan manusia lain baik secara ekonomi maupun politik. setiap manusia wajib
diadili dengan hidup yang memperjuangkan kesederajatan kebudayaan. tidak ada
manusia yang lebih manusia dibanding manusia lainnya.
kondisi tidak
manusiawi yang dialami segolongan manusia yang darinya segolongan manusia lain
mendapatkan kondisi yang lebih manusiawi nyatalah bukan keadaan alamiah yang
terjadi begitu saja dari kehendak tangan-tangan gaib yang menguasai masa lalu
dan masa depan dunia.
kalau kita
tertindas dan kemudian menyadari betapa hidup kita sama sekali tidak memenuhi
syarat-syarat kemanusiawian, pertanyaan pertama kita bukanlah apa agama yang
kita imani di masa lalu atau ideologi apa yang akan kita anut di masa depan.
pertanyaan utama bagi kita, di mana dan apa yang kita lakukan –dengan ideologi
dan pranata keimanan yang kita yakini itu— ketika sebuah proses penindasan
terjadi? sangat bisa jadi, bukannya menyatakan sikap dengan ideologi atau
keimanan yang kita miliki, diam-diam kita malah merubah perlakuan terhadap
ideologi atau keimanan kita sendiri untuk kemudian –sadar dan tidak
sadar—terlibat sebagai bagian tak terlepas dari penindasan. di sinilah kita
tidak dapat melupakan yang dipercayai karl marx bahwa lingkungan cara produksi
dapat merubah lingkar fikiran suatu masyarakat, termasuk cara pandang
masyarakat terhadap dirinya sendiri.
yang kita tuju
tentu bukan memaksudkan sejarah sebagai sebuah legitimasi untuk “menguasai
keadaan” baik di saat ini maupun di masa datang. penindasan itu ibarat pabrik:
produknya adalah sejarah yang dihasilkan sebagai proses pembentukan ingatan
masyarakat tertindas sebagai bahan baku sekaligus konsumennya. menemukan
kembali ingatan masyarakat indonesia yang terlipat relasi ekonomi politik tidak
adil, hanya itu cita-cita yang mengharuskan kita berbicara tentang ideologi;
tentang sejarah dan pencerahan-pengkayaan kesadaran; tentang revolusi.
Ksah nyata
dapat terlihat dari indonesia sebagai entitas-kebangsaan yang susunan
sejarahnya tak lebih tidak kurang dari keadaan yang beberapa hari lalu
dianjurkan penindas terbaik di seluruh dunia: soeharto, yang menduduki
peringkat lebih ulung di atas adolf hitler.
pemuda dan
pengusaha kecil yang nasionalis, demokratik, dan populis sebagai perwujudan
demokrasi rakyat yang sejati. yakni, demokrasi yang tidak meletakan rakyat
hanya sebagai penonton dalam panggung berbangsa dan bernegara, melainkan
munculnya kritisisme massa yang telah sekian lama dininabobokan kehendaknya,
dikhianati dan dimanipulasi kesadarannya. sehingga pemaknaan atas
demokrasi harus mampu menjamin perjuangan kelas tertindas dan merumuskan
tuntutannya dalam formasi-formasi sosial organisasi-organisasi perjuangan
rakyat melalui penguatan basis produktifnya berdasar perkembangan mode produksi
kapital yang berlangsung dalam masyarakat itu sendiri. sehingga pada tahap
selanjutannya, jika ini berlangsung secara permanen dan konsisten maka gerakan
rakyat akan merumuskan dengan sendirinya formasi politik sebagai manifestasi
dari upaya mempersepsikan kekuasaan bagi kepentingannya sendiri guna berdaulat
di tanah airnya sendiri.
rimba
hijau, bunga beraneka warna, air terjun yang jatuh deras, gunung tinggi menjulang,
padang rumput menguning, lautan luas dan keindahan lain yang tak terhitung di
alam adalah karya seni sempurna yang diciptakan untuk umat manusia. segenap
karunia menakjubkan ini telah diberikan kepada manusia guna memberikan
kesempatan bagi mereka untuk bersyukur. namun ada pula musuh besar yang
menghalangi manusia untuk bersyukur dan berusaha mempengaruhinya agar tidak
mematuhi allah dengan tiada henti memperdayanya dengan janji kosong. musuh ini
ingin agar manusia menjalani hidup penuh masalah, baik di dunia ini maupun di
akhirat, dan untuk mencapai hal ini, dia akan terus berupaya tanpa henti hingga
hari kiamat. musuh pembangkang ini ingin menunjukkan kepada manusia bahwa
penyimpangan, kejahatan, kekejaman, serta pelanggaran susila adalah wajar, dan
ingin mengesahkan semua kejahatan itu. dengan tujuan ini di benaknya, dia telah
merumuskan ajaran yang berbahaya, yang mengandung segala bentuk gagasan jahat.
sepanjang
sejarah, orang-orang pembangkang, yang ingkar kepada allah serta kehidupan
setelah mati adalah selalu orang yang telah disesatkan setan. mereka mengakui
setan, bukan allah, dan sudah menjadikan kesombongan, keangkuhan, dan kejahatan
setan sebagai teladan bagi diri mereka.
allah
menjelaskan hal ini dalam al qur’an:
(bujukan
orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) setan ketika dia berkata
kepada manusia, "kafirlah kamu," maka tatkala manusia itu telah kafir
ia berkata, "sesungguhnya aku melepaskan diriku dari kamu karena
sesungguhnya aku takut kepada allah, tuhan semesta alam." (qs. al hasyr, 59: 16)
blog anda sudah di follow gan = 4
BalasHapussilahkan follow balik ditungggu
terima kasih
malam malam ngesot dulu di blognya sang Revolusioner,,,hehehehe...semangat sappo bloggingnya....
BalasHapus