BAB I
DIFFERENSIASI SOSIAL
1.1
Latar Belakang
Dalam
kenyataan yang ada di dalam masyarakat perbedaan-perbedaan yang terjadi memang
secara kodrati telah ada. Perbedaan tersebut yang membuat keseimbangan dan
kedinamisan dalam hidup bermasyarakat. Dengan perbedaan-perbedaan yang ada
tersebut akan menyebabkan pembagian tugas di dalam masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Perbedaan-perbedaan dalam masyarakat tersebut ada yang
bersifat vertical maupun horizontal. Pada kesempatan ini kami akan membahas dan
memaparkan perbedaan-perbedaan yang terjadi dalam masyarakat yang bersifat
horizontal daln biasa sisebut diferensiasi sosial.
Dalam
diferensiasi sosial perbedaan-perbedaan tersebut mempunyai derajat yang sama
dan seyogyanya saling menghormati dalam perbedaan-perbedaan tersebut. Namun
pada kenyataannya perbedaan yang terjadi pada masyarakat tersebut sering
menyebabkan terjadinya konflik. Konflik-konflik tersebut dapat terjadi karena
adanya diferensiasi sosial dalam hal agama, etnik, ras, jenis kelamin, dan lain
sebagainya. Sehingga pada kesempatan kali ini kami ingin mengkaji dan
menganalisis permasalahan-permasalahan yang terkait dengan diferensiasi sosial
pada masyarakat dengan harapan menemukan perpecahan masalah yang dapat
diterapkan dan berguna dengan baik. Oleh karena itu pada makalah ini kami
mencoba mengulas sedikit mengenai Differensiasi Sosial yang ada di lingkungan
sekitar.
1.2
Batasan masalah
Dalam
Pembuatan Makalah ini, penulis hanya akan mengulas dan membatasi masalah
seputar differensiasi sosial yang terjadi di masyarakat desa Ringianyar.
1.3
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah dikemukakan,maka rumusan masalah dari Makalah ini
adalah :
- Apa pengertian dari diferensiasi sosial?
- Apa saja bentuk-bentuk dari diferensiasi sosial?
- Apa penyebab terjadinya disorganisasi sosial?
- Bagaimana konflik dapat timbul akibat perbedaan etnik?
- Bagaimana cara mengurangi konflik akibat perbedaan etnik?
1.4
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah
- Untuk mengetahui pengertian dari diferensiasi sosial.
- Untuk mengetahui bentuk-bentuk dari diferensiasi sosial.
- Untuk mengetahui penyebab terjadinya disorganisasi sosial.
- Untuk mengetahui konflik dapat timbul akibat perbedaan etnik.
- Untuk mengetahui cara mengurangi konflik akibat perbedaan etnik.
1.5
Metode Penulisan Makalah
Metode
penelitian dan pengumpulan data dalam makalah ini di lakukan dengan sistim
dokumentatif, yaitu mengambil referensi bahan dari beberapa sumber yang telah
di rangkum dan melakukan pengamatan di Desa Ringinanyar, Blitar.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1
Pengertian Diferensiasi Sosial
Diferensiasi
sosial adalah pengelompokan masyarakat secara horisontal berdasarkan ciri-ciri
tertentu. Perbedaan-perbedaan itu tidak dapat diklasifikasikan secara
bertingkat/vertikal seperti halnya pada tingkatan dalam lapisan ekonomi, yaitu
lapisan tinggi, lapisan menengah dan lapisan rendah. Pengelompokan horisontal
yang didasarkan pada perbedaan ras, etnis (suku bangsa), klen dan agama disebut kemajemukan
sosial, sedangkan pengelompokan berasarkan perbedaan profesi dan jenis kelamin
disebut heterogenitas sosial. Kalau kita memperhatikan masyarakat di
sekitar kita, ada banyak sekali perbedaan-perbedaan yang kita jumpai. Dalam penelitian
kali ini kami melakukan di Desa Ringinanyar, di desa ini kami menemui
terjadinya diferensiasi, diferensiasi tersebut berupa perbedaan-perbedaan
antara lain dalam agama, ras, etnis, clan (klen), pekerjaan, budaya, maupun
jenis kelamin
1.2
Wujud Diferensiasi
Hal-hal
yang dapat membedakan antar kelompok manusia dalam masyarakat sangat beragam
dan terus berkembang dari masa ke masa, secara sistematis perbedaan sosial
berdasarkan sumbernya dapat dipilah sebagai berikut:
- Alamiah seperti perbedaan ras, jenis kelamin, usia, dan intelegensi.
- Sosial (lebih dipengarui oleh konstruksi sosial atau budaya) seperti perbedaan etnis, gender, agama, dan kebudayaan.
.
Di Desa Ringinanyar kami mengidentifikasi bahwa masyarakat yang tinggal di desa
terdebut itu merupakan masyarakatnya bersifat heterogen, karena di desa
tersebut terlihat banyak terdapat bentuk diferensiasi sosial diantaranya
diferensiasi dalam hal:
1.
Profesi
Masyarakat
yang tinggal di Desa Ringinanyar ini ditemui bahwa memiliki profesi atau mata
pencaharian yang beraneka macam diantara profesi tersebut pertani padi, petani
lombok, petani jagung, petani tomat, petani tebu dan lain sebagainya dengan
keanekaragaman profesi tersebut maka di masyarakat Desa Rringinanyar terjadi
deferensiasi Sosial dalam hal profesi.
2.
Agama
Selain
dalam hal profesi masyarakat Ringinanyar juga beragam dalam hal kepercayaan,
terdapat lima kepercayaan yang ada di desa ini antara lain: Agama Islam,
Kristen, Protestan, Hindu dan Budha. Dengan keanekaragaman profesi tersebut
maka di masyarakat Desa Ringinanyar terjadi deferensiasi Sosial dalam hal
Agama.
3.
Gender
Tentunya
dalam sebuah masyarakat terdapat deferensiasi berdasarkan gender sehingga dalam
pembagiaan tugas pun dapat kita lihat seperti: dalam pembagan kerja saat
becocok tanam biasanya Lelaki mendapatkan tugas untuk mencangkul, memberikan
pestisida, dan membajak sawah. Sedangkan para wanita mendapatkan tugas untuk
menanam (tandur) dan memanen hasil tanaman tersebut. dengan pembedaan pembagian
tugas tersebut maka di masyarakat Desa Ringinanyar terjadi deferensiasi Sosial
dalam hal Gender.
4.
Usia
Usia
adalah hal yang tidak dapat dihindari ketika seseorang dirasa kurang produktif
dalam masyarakat tersebut maka orang tersebut tergolong usia non produktif. Dalam
hal ini kelompok kami mengamati bahwa penduduk Desa Riginanyar yang non
produktif mendapatkan perlakuan khusus seperti lebih diayomi atau lebih dirawat
oleh usia Produktif. Sedangkan penduduk dalam usia produktif akan mencari
pekerjaan guna memenuhi kebutuhaan hidup,serta menagung keperluaan usia non
produktif. Melihat fenomena seperti ini maka di Desa Ringinanyar telah terjadi
diferensiasi sisoal dalam hal Usia.
1.3
Konsekuensi Diferensiasi Sosial
Sepanjang perkembangan diferensiasi
sosial tetap fungsional dan sifatnya saling mengisi, ketidakpuasan dan
perselisihan di masyarakat kecil kemungkinan bakal tersulut. Tetapi ketika
perbedaan dan perbenturan kepantingan mulai muncul serta ditambah lagi dengan
makin menguatnya iakatan-ikatan primordial antara masing-masing kelompok, maka
akan terjadi sebuah konflik, bahkan konflik yang terjadi akan menjadi konflik
terbuka seperti halnya terjadi di Desa Ringinanyar ada seorang yang berprofesi
sebagai dokter dan ada yang berprofesi sebagai tukang bangunan, orang yang
berprofesi sebagai tukang bangunan sering kali memiliki sifat iri terhadap
orang yang berprofesi sebagai dokter.
1.4
Pengertian dan Penyebab Disorganisasi Sosial
- Pengertian Disorganisasi Sosial
Disorganisasi
sosial adalah suatu proses sosial kontinu yang memanifestasikan aspek tekanan
batin, ketegangan, bencana batin dari pada suatu sistem sosial. Disorganisasi
Sosial (social disorganization) merupakan kebalikan dari Organisasi Sosial
(social organization), bahkan tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa untuk
memahami konsep social disorganization perlu pula memahami konsep Social
organization. Social organization ditandai oelh adanya hubungan yang harmonis
antara elemen yang berbeda dalam suatu sistem sosial. Hal yang sebaliknya dapat
digunakan untuk mendefiniskan socila disorganization, yaitu apabila proses
interaksi sosial dan fungsi yang efektif dari kelompok terpecah atau dapat juga
dikatakan proses terpecahnya hubungan antar kelompok dalam suatu masyarakat
Ø Penyebab
Terjadinya Disorganisasi Sosial
Dalam
suatu masyarakat, termasuk masyarakat yang ada di Desa Ringinanyar sering kali
terjadi proses disorganisasi sosial, terjadinya disorganisasi sosial
sekurang-kurangnya disebabkan oleh 3 faktor :
1.
Faktor Politik
Hubungan
antar kelompok yang semula hidup rukun suatu saat bisa berubah menjadi penuh
konflikketika di dalamnya di beri muatan politik.
Contoh:
Seperti halnya masyarakat yang ada di Desa Ringianyar ketika pada saat terjadi
pemilu, baik itu pemilu dalam memilih kepala desa maupun pemilu dalam memilih
bupati, di masyarakat ini sering terjadi konflik baik antara individu dengan
individu, maupun kelompok dengan kelompok yang disebabkan karena mereka
memiliki pandangan berbeda mengenai calon yang mereka pilih.
2.
Faktor Ekonomi
Perbedaan
antar kelompok bisa berubah menjadi permusuhan atau sikap antipati ketika
perbedaan antara masing-masing kelompok itu bersejajaran dengan kesenjangan
kelas ekonomi.
Contoh:
Seperti halnya di masyarakat Desa Ringinanyar, diantara masyarakat tersebut
sering terjadi konflik (disorganusasi sosial) dikarenakan karena faktor
ekonomi, bahkan disorganisasi sosial itupun ada yang terjadi di satu keluarga
(antar anggota keluarganya sendiri) hal itu terjadi karena faktor pembagian hak
waris yang salah satu anggota keluarganya merasa pembagian hak warisnya tidak
adil.
3.
Faktor Sosial Budaya
Yang
dimaksud faktor sosial budaya di sini terutama adanya ikatan primordialisme
antara kelompok satu dengan kelompok yang lain atas dasar solidaritas etnis,
ras, kelas, perbedaan budaya.
Contoh:
masyarakat yang ada Desa Ringianyar pernah terjadi disorganisasi sosial karena
faktor budaya yaitu ketika ada anggota masyarakat baru yang masuk dan bertempat
tinggal menetap di desa tersebut, anggota masyarakat yang baru tersebut tidak
bisa menyesuaikan diri dengan budaya yang ada di Desa Ringianyar.
1.4
Timbulnya Konflik
Konflik adalah keadaan dimana interaksi tidak berlangsung menurut nilai dan
norma sehingga terjdi pertentangan atu pertikaian atas dasar berbagai
kepentingan yang berbeda. Konflik merupakan proses atau keadaan dimana dua
pihak atau lebih berusaha menggagalkan tujuan pihak lain kerena ada perbedaan
pendapat, atau tuntutan-tuntutan masing-masing pihak.
Dalam
hal ini diferensiasi sosial bisa juga menimbulkan suatu konflik seperti contoh
di desa Ringinanyar terdapat etnik Jawa dan Cina yang memiliki kebudayaan
brbeda. Etnik Cina yang mayoritas beragama Konghuchu tidak disenangi oleh
masyarakat dari etnik Jawa asli. Sebab mereka yang mempunyai usaha sebagai
penjual makanan siap saji tidak menggunakan kaidah islam yang menginginkan
makanan halal. Para etnik Cina ini menjual makanan seperti bebek, ayam, dan
lain sebagainya tanpa disembelih. Masyarakat sekitar merasa tidak nyaman dengan
hal ini sehingga timbullah konflik diantara kedua etnik ini.
Konflik
semacam ini bisa terjadi karena tidak adanya perasaan paling benar mengenai
kebudayaan yang dianut oleh masing-masing pihak. Mereka berusaha menggagalkan
tujuan/usaha dari etnik lain yang mempunyai kebudayaan berbeda.
1.6.
Upaya Mengurangi Konflik
Konflik dapat dikatakan merupakan suatu yang sementara sifatnya. Jika suatu
konflik dapat diatasi, maka masyarakat dapat kembali kearah integrasi dan
keteraturan.
Konflik pada dasarnya bukan suatu hal yang diinginkan. Oleh karena itu, jika
terjadi konflik dalam suatu kelompok atau masyarakat, mereka harus segera
diatasi.
Cara-cara untuk mengatasi konflik:
- Memaksa pihak-pihak yang bertikai untuk segera mengakhiri konflik
- Memaksa pihak-pihak yang bertikai untuk berunding
- Menggunakan jasa mediator (penengah)
- Meminta bantuan pihak ketiga
- Mempertemukan keinginan-keinginan pihak yang bertikai demi tercepainya tujuan bersama yang diprakarsai penitia tetap
- Menganjurkan bertoleransi kepada kelompok-kelompok sosial yang berbeda
- Mengadakan gencatan senjata
- Membawa kasus ke pengadilan
- Penyesuaian kembali
Dalam kasus pertikaian antar etnik jawa dan cina diatas upaya yang dilakukan
untuk menurangi terjadinya konflik yaitu dengan cara paksaan. Etnik jawa yang
merupakan entik mayoritas di kabupaten Blitar memaksa etnik Cina agar menjual
makanan-makanan yang halal. Mereka mengancam akan membakar restoran tersebut
apabila tidak mematuhi norma yang berlaku secara umum. Dan akhirnya dengan
terpaksa etnik cina tersebut harus membeli daging ayam/sapi/bebek yang telah
disembelih oleh orang muslim yang mereka beli di pasar Blitar. Dengan jalan ini
akhirnya konflik diantara kedua belah pihak dapat terselasaikan.
1.7
Contoh Diferensiasi Sosial yang Kami Identifikasi di Lingkungan Sekitar
Contoh diferensiasi sosial yang kami identifikasi yaitu diferensiasi yang
terjadi di desa Ringinanyar, kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar. Di desa ini
merupakan suatu desa yang memiliki keragaman diferensiasi dalam berbagai hal
seperti agama, aliran agama, pekerjaan, jenis kelamin, usia, etnik, kebudayaan,
dan lain sebagainya.
Wujud diferensiasi sosial yang terjadi di desa Ringianyar yaitu:
- Agama: Islam & Kristen
- Aliran agama: Nahdlatul Ulama’& Muhammadiyah
- Jenis kelamin: Laki-laki & Perempuan
- Pekerjaan: pertani padi, petani lombok, petani jagung, petani tomat, petani tebu dan lain sebagainya
- Usia: Balita, Anak-anak, Remaja, Dewasa, Tua
- Etnik: Jawa, Cina, & Thailand
- Kebudayaan: Jawa (asli kebudayaan Ringianyar), Islam Jawa (dianut masyarakat NU), Islam Arab (dianut masyarakat Muhammadiyah), Konghuchu (dianut masyarakat Cina), Kristen (dianut masyarakat kristen).
Dalam
diferensiasi sosial tidak jarang menimbulkan suatu dampak negatif seperti
konflik sosial dan perpecahan. Pada masyarakat desa Ringianyar, untuk
mengurangi dampak tersebut ditumbuhkan rasa toleransi yang tinggi pada
masyarakat dengan cara saling menghormati dan tidak mengganggu jalannya
masing-masing perbedaan selama tidak bertentangan keras/merugikan masyarakat
secara umum.
Dalam
masyarakat yang heterogen seperti desa Ringianyar seperti ini tidak jarang
menimbulkan suatu konflik sosial. Contoh konflik sosial yang kami anngkat dalam
kasus ini yaitu konflik yang terjadi antara aliran agama Islam Nahdlatul Ulama’
dan Muhammadiyah. Konflik soaial ini dapat terjadi karena perbedaan
kebudayaan/pandangan yang mereka anut. Dalam Nahdlatul Ulama’ mempunyai
kebudayaan mendo’akan orang yang sudah meninggal seperi tujuh harian, empat
puluh harian, seribu harian, dan haul. Namun dalam Muhammadiyah tidak terdapat
acara semacam ini. Dari perbedaan inilah timbul suatu konflik di desa
ringianyar karena antar pengikut aliran saling mengejek/menghina satu sama
lain. Pengikut Nahdlatul Ulama’ menghina pengikut muhammadiyah karena
membiarkan keluarganya yang telah meninggal tanpa diadakan selamatan (tahlilan)
seperti hewan yang dibiarkan saja meninggal. Dan sebaliknya pengikut
Muhammadiyah juga mengejek/menghina pengikut Nahdlatul Ulama’ acara
tahlilan/do’a kepada orang yang telah meninggal itu merupakan suatu yang Bid’ah
dan haram hukumnya. Karena saling menghina satu sama lain akhirnya timbullah
konflik diantara ke-2 aliran agama Islam ini.
Upaya
yang dilakukan untuk mengurangi konflik dalam kasus ini yaitu harus adanya
toleransi yang tinggi diantara kedua belah pihak. Tidak boleh ada perasan
paling benar diantara kedua belah bihak, kerena suatu keyakinan merupakan suatu
yang paling benar menurut penganut keyakinan itu sendiri. Dan itu tidak dapat
dipaksakan satu sama lain. Sehingga upaya untuk mengurangi konflik agar konflik
tidak semkin meluas diantara kedua belah pihak yaitu dengan mengedepankan
perasaan saudara (integrasi) sebagai sesama penganut agama Islam.
BAB III
PENUTUP
1.1
Kesimpulan
Diferensiasi
sosial adalah pengelompokan masyarakat secara horisontal berdasarkan ciri-ciri
tertentu. Sehingga diantara perbedaan-perbedaan yang terjadi dalam diferensiasi
soaial ini mempunyai tingkat derajad yang sama diantara perbedaan-pebedaan
tersebut. Contoh diferensiasi sosial yaitu Agama, Jenis Kelamin, Profesi, Ras,
Etnik, dan lain sebagainya. Dalam diferensiasi sosial tidak jarang menimbulkan
motivasi terjadinya konflik sehingga untuk menekan konflik tersebut perlu adanya
sikap toleransi yang tingi dalam masyarakat.
Mobilitas
sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial
lain atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lain. Dalam
mobilitas sosial terdapat 2 jenis gerakan sosial yaitu mobilitas vertikal (dari
kedudukan rendah ke tinggi / sebaliknya) & mobilitas horisontal (dalam
lapisan sosial yang sama / mendatar).
Konflik adalah keadaan dimana interaksi tidak berlangsung menurut nilai dan
norma sehingga terjdi pertentangan atu pertikaian atas dasar berbagai
kepentingan yang berbeda. Konflik merupakan proses atau keadaan dimana dua
pihak atau lebih berusaha menggagalkan tujuan pihak lain kerena ada perbedaan
pendapat, atau tuntutan-tuntutan masing-masing pihak
1.2
Saran
Dalam hal ini kami menyarankan kepada pembaca agar selalu berfikap positif
dalam menyikapi adanya diferensiasi soaial. Karena pada hakikatnya manusia
memang diciptakan beraneka ragam untuk saling mengisi dan melengkapi. Sehingga
kita harus mengedepankan sikap toleransi agar konflik yang diakibatkan kerena
adanya diferensiasi soaial tidak terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar