PENDIDIK HARUS TERDIDIK

Bisnis On Line Tanpa Modal

Cari Blog Ini

Jumat, 15 Februari 2013

PENGERTIAN Cortex, Lignum, Herba, Caulius, Tuber


Cortex, Lignum, Herba, Caulius, Tuber


A.    Cortex, Lignum, Herba, Caulius, Tuber

a.      Pengertian Cortex
Bagian terluar dari tanaman berkayu, meliputi : kulit batang, cabang, atau kulit akar sampai ke lapisan epidermis. Saat tumbuhan sudah cukup besar umumnya zat berkhasiat terdapat dalam serat terutama alkaloid. Cortex juga merupakan bark, kulit kayu. Berupa seluruh jaringan di luar kambium. Dapat berasal dan akar, batang, dan cabang
Contoh : Kina (Chinae cortex), Kayu Manis (Cinnamoni cortex), Secang (Caesalpinia sappan L), Pulai (Alstonia scholaris L.R.Br), Kemuning (Murraya paniculata [L.] Jack.)

1)      Secang (Caesalpinia sappan
a)      Kegunaanya
Kayu secang mempunyai berbagai macam khasiat antara lain: sebagai pewarna pada bahan anyaman, kue, minuman atau sebagai tinta. Karena Kayu secang apabila direbus akan memberikan warna merah gading muda. Selain khasiat tersebut di atas, kayu secang juga berkhasiat untuk obat berbagai macam penyakit. Beberapa penyakit yang dapat diobati adalah : Diare, disentri, TBC, luka dalam, sifilis, darah kotor, berak darah, memar berdarah, malaria, tetanus, tumor, radang selaput lender mata.
b)      Cara pengolahanya
Kayu. Kulitnya dibuang, dipotong-potong lalu dikeringkan.Untuk pemakaian luar kayu direbus, airnya untuk mencuci luka, luka berdarah atau dipakai untuk merambang mata yang meradang.

2)      Kayu Manis (Cinnamoni cortex)
c)      Kegunana kayu manis: Rasa kulit kayu pedas, sedikit manis, bersufat hangat, dan wangi. Berkhasiat untuk menghilangkan dingin untuk menghangatkan lambung,meluruhkan kentut (karminatif), meluruhkan keringat (diaforetik), antirematik, meningkatkan nafsu makan (stomakik), dan meredakan nyeri (analgesik). Kulit kayu manis digunakan untuk pengobatan :
a)      Nyeri lambung karena dingin, tidak nafsu makan (anoreksia)
b)      Sakit perut, diare, muntah-muntah
c)      Sariawan
d)     Rematik sendi kronis, sakit pinggang (lumbago)
e)      Asma, masuk angin, batuk
f)       Kadar lemak darah tinggi (hipertensi).
Ø  Cara Pengolahan
Rebus 6-10 g kulit kayu atau giling halus menjadi serbuk, lalu seduh sebanyak 1,5-3 g. Untuk pemakaian luar, giling kulit kayu menjadi serbuk, camour dengan arak, dan balurkan ketempat yang sakit, seperti bengkak karena terbentur. Bisa juga dengan menaburkan serbuk kering pada tempat sakit, seperti radang kulit, bisul, dan luka berdarah.

3)      Pulai (Alstonia scholaris L.R.Br)
a)      Kegunaa pulai : kulit kayu rasanya pahit, tidak berbau. Berkhasiat peluruh dahak, peluruh haid, stomakik, antipiretik, pereda kejang, menurunkan kadar gula darah (hipoglikemik), tonik, dan antiseptik. Pada kuda, kulit kayu pulai digunakan sebagai obat cacing. Daun pulai dapat mempercepat pemasakan bisul dan berguna sebagai pelancar ASI. Kulit kayu dapat mengatasi: Demam, malaria, limpa membesar, batuk berdahak, diare, disentri, kurang nafsu makan, perut kembung, sakit perut, kolik, kencing manis (diabetes mellitus), tekanan darah tinggi (Hipertensi), wasir, anemia, gangguan haid, dan rematik akut. Morfologi Tumbuhan tanaman berbentuk pohon, tinggi 20-25 m. Batang lurus, diameternya mencapai 60 cm, berkayu, percabangan menggarpu. Kulit batang rapuh, rasanya sangat pahit, bergetah putih. Daun tunggal, tersusun melingkar 4-9 helai, bertangkai yang panjangnya 7,5-15 mm, berbentuk lonjong sampai bulat telur sungsang, permukaan atas licin, permukaan bawah buram, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 10-23 cm, lebar 3-7,5 cm, warna hijau. Perbungaan majemuk tersusun dalam malai yang bergagang panjang, keluar dari ujung tangkai. Bunga wangi berwarna hijau terang sampai putih kekuningan, berambut halus yang rapat. Buah berupa buah bumbung berbentuk pita yang panjangnya 20-50 cm, menggantung. Biji kecil, panjang 1,5-2 cm, berambut pada bagian tepinya dan berjambul pada ujungnya.
b)      Cara pengolahanya
Kulit kayu dan daun. Kulit kayu dikeringkan dengan cara dijemur atau pemanasan Kulit kayu sebanyak 1-3 g direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, getahnya diteteskan untuk mematangkan bisul, tertusuk duri dan radang kulit. Air rebusan kulit batang pulai digunakan untuk mencuci luka, radang kulit bernanah, borok atau sebagai obat kumur pada sakit gigi.

4)      Kemuning (Murraya paniculata [L.] Jack.)
Kemuning bersifat pedas, pahit, hangat, masuk meridian jantung, hati, dan paru. Berkhasiat sebagai pemati rasa (anastesia), penenang (sedatif), antiradang, anti-rematik, anti-tiroid, penghilang bengkak, pelancar peredaran darah, dan penghalus kulit.
a)      Daun dan ranting berguna untuk mengatasi :
Ø  Radang buah zakar (orchitis), radang saluran nafas (bronkitis);
Ø  Infeksi saluran kencing, kencing nanah;
Ø  Keputihan;
Ø  Datang haid tidak teratur;
Ø  Lemak tubuh berlebihan;
Ø  Pelangsing tubuh;
Ø  Nyeri pada tulang (ulkus), sakit gigi;
Ø  Kulit kasar.
b)      Akar berguna untuk mengatasi:
Ø  Memar akibat benturan atau terpukul, nyeri rematik, keseleo;
Ø  Digigit serangga dan ular berbisa, bisul, eczema, koreng;
Ø  Epidemic encephalitis.
Ø  Kulit batang berguna untuk mengatasi :
·         Sakit gigi;
·         Nyeri akibat luka terbuka di kulit atau selaput lender (ulkus).
Morfologi Tumbuhan Kemuning biasa tumbuh liar di semak belukar, tepi hutan, atau ditanam sebagai tanaman hias dan tanaman pagar. Kemuning dapat ditemukan sampai ketinggian ±400 m dpl. Variasi morfologi besar sekali. Yang biasanya memagari pekarangan, biasanya jenis daun yang berdaun kecil dan lebat.
Semak atau pohon kecil, bercabang banyak, tinggi 3-8 m, batangnya keras, beralur, tidak berduri. Buah buni berdaging, bulat telur atau bulat memanjang, panjang 8-12 mm, masih muda hijauseteh tua merah mengkilap, berbiji dua.
c)      Cara pengolahanya :
Akar dan daun kering sebanyak 9-15 gram atau daun segar sebanyak 30-60 gram, direbus atau direndam arak, lalu minum. Untuk pemakaian luar, daun segar dipipis lalu diletakkan pada tempat yang sakit, atau direbus, airnya untuk dicuci.

5)      Delima (Punica granatum L)
a)      Sewaktu panen buah dikumpulkan. Bijinya dikeluaarkan, lalu kulitnya dijemur sampai kering. Sebelum digunakan, dapat disimpan dalam wadah tertutup baik. Kulit buah rasanya asam, pahit, sifatnya hangat, astrigen, beracun (toksik). Berkhasiat menghentikan pendarahan (hemostatis), peluruh cacing usus (vermifuga), antidiare dan antivirus. Kulit buah dan bunganya merupakan astrigen kuat. Rebusan keduanya bisa menghentikan pendarahan. Kulit kayu dan kulit akar mempunyai bau lemah dan rasa asam. Berkhasiat sebagai peluruh dahak, vermifuga, pencahar dan astrigen usus. Daunnya berkhasiat untuk peluruh haid. Daging buah (daging pembungkus biji) berkhasiat penyejuk, peluruh kentut. Biji sifatnya sejuk, tidak beracun, berkhasiat pereda demam, antitoksik, melumas paru dan meredakan batuk. Kulit akar dan kulit kayu digunakan untuk:
Ø  Cacingan terutama cacing pita (taeniasis)
Ø  Batuk dan
Ø  Diare
Morfologi tumbuhan Berupa perdu atau pohon kecil dengan tinggi 2-5 m. batang berkayu, ranting persegi, percabangan banyak, lemah, berduri pada ketiak daunnya, coklat ketika masih muda dan hijau kotor setelah tua. Daun tunggal, bertangkai pendek, letaknya berkelompok. Helaian daun bentuknya lonjong sampai lanset, pangkal lancip, ujung tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan mengilap, panjang 1-9cm, lebar 0,5-2,5cm, warna kulitnya beragam, seperti hijau keunguan, putih, coklat kemerahan, atau ungu kehitaman. Bijinya banyak, kecil-kecil, bentuknya bulat panjang yang bersegi-segi agak pipih, keras, tersusun tidak beraturan, warnanya merah, merah jambu, atau putih.
b)      Cara pengolahanya : Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah kulit kayu, kulit akar, kulit buah, daun, biji dan bunganya. Kulit akar dikeringkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Kulit buah dapat digunakan segar atau setelah dikeringkan. Untuk obat yang diminum, rebus kulit akar atau kulit kayu yang telah dikeringkan (7g). rebus kulit buah (10-15g). Makan buahnya (1 buah) atau dibuat jus. Bisa dicampur dengan jus wortel. Untuk pemakaian luar, rebus kulit buah atau kulit akar, lalu gunakan airnya setelah dingin untuk kumur-kumur (gargle) pada radang gusi, sakit tenggorokan, luka tersiram air panas, infeksi jamur di kaki, atau disempprotkan ke liang kemaluan (vagina) pada keputihan. Gunakan jus buah delima untuk berkumur pada sariwan, radang gusi, gigi berlubang, atau sebagai obat kompres pada wasir ayang sedang meradang.

b.      Pengertian lignum
lignum adalah bagian kayu dan batang Guajucum officinalne L. Suku Zygohyllaceae. Jaringan dari akar maupun batang yang berada di sebelah dalam kambium. Kayu diambil dari batang atau cabang, kelupas kuliltnya dan potong-potong kecil. Lignum : wood, kayu. Secara botani adalah bagian xilem yang berkayu. Namun sering keliru, misalnya Quassiae Iignum juga mengandung kulit batang yang tebal, walaupun hanya sebagian kecil.
Contoh: Sandalwood (Santali albi lignum), Sappan Lignum/ Kayu Secang,Santali Lignum/ Kayu Cendana ,Guaiaci Resina, Sasafras Lignum, Quassiae Lignum, glikosida

1)      Guaci lignum
Guaci lignum adalah bagian kayu dan batang Guajucum officinalne L. Suku Zygohyllaceae.
a)      Kegunaan : larutan alkohoiisnya digunakan untuk regensia seperti untuk mendeteksi noda darah,glikosida-glikosida dan enzim-enzim oksidase.
b)      Cara pengolahnya
1.      Batang katu dilubangi secara longitudinal dan di panasi dalam posisi miring, sehingga kalau resin mencair dapat mengalr keluar.
2.      Potongan-potongan kayu dipanasi dengan air mendidih yang dibubuhi garam atau air laut. Resin yang dapat meleleh pada 85 – 950 C akan mengapung di permukaan dan di kumpulkan.
3.      Potongan-potongan kayu di ekstraksi dengan alcohol dan ekstraknya diendapkan dengan menambahkannya dalam air, endapan dikumpulkan dan di keringkan.

2)      Santali Lignum
a)      Tumbuhan berupa pohon, tinggi antara 12 dan 15 meter. Kulit berkayu kasar, berwarna kelabu. Daun mudah gugur. Tumbuh di tanah yang panas dan SANTALI LIGNUM  kering, di tanah yang banyak kapurnya.
b)      Kegunaan/Khasiat : Antipiretik, analgesik, karminatif, stomakik danSantali Lignum diuRetika.

3)      Sappan Lignum
a)      Perdu atau pohon kecil, tinggi 5-10 m, batang dan percabangannya berduri tempel yang bentuknya bengkok dan letaknya tersebar, batang bulat, warnanya hijau kecoklatan. Daun majemuk menyirip ganda, panjang 25-40 cm, jumlah anak daun 10-20 pasang yang letaknya berhadapan. Anak daun tidak bertangkai, bentuknya lonjong, pangkal rompang, ujung bulat, tepi rata dan hampir sejajar, panjang 10-25 mm, lebar 3-11 mm, warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk berbentuk malai, keluar dari ujung tangkai dengan panjang 10-40 cm, mahkota bentuk tabung, warnanya kuning. Buahnya buah polong, panjang 8-10 cm, lebar 3-4 SAPPAN LIGNUM cm, ujung seperti paruh berisi 3-4 biji, bila masak warnanya hitam. Biji bulat memanjang, panjang 15-18 mm, lebar 8-1 1 mm, tebal 5-7 mm, warnanya kuning kecoklatan.
b)      Cara pengolahannya: Irisan-iRisan kecil atau seRutan- seRutan kayu.
c)      Khasiat/kegunaan Sappan Lignum AstRingensia Diare, disentri, batuk darah (TBC), luka dalam, sifilis, darah kotor,Muntah darah, berak darah, luka berdarah, memar berdarah; Malaria, tetanus, tumor, radang selaput lendir mata.

c.       Pengertian Herba
Herba atau Herbal ialah tanaman yang bermanfaat sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit. Hampir seluruh bagian dari tanaman dapat dimanfaatkan sebagai herba seperti daun, buah, batang dan akar. Pada saat ini sebutan herba ditujukan kepada tanaman yang mengandung satu atau lebih bahan aktif yang dapat digunakan untuk pengobatan atau terapeutik.
1)      Andrographidis Herba (sambiloto)
Herba sambiloto adalah bagian di atas tanah tanaman Andrographis paniculata Nees. Suku Achanthaceae. Isi : asam kersih, dammar logam alkali. Kegunaan : sebagai diuretk dan antipiretik.
2)      Hirtae Herba (Patikan kebo)
Patikan kebo adalah seluruh batang, daun, bunga, buah Euphorbia hirta L. suku Euphorbiaceae.
Isi : Dammar dan alkaloid. Kegunaan : sebagai obat batuk.
3)      Euphorbia Herba
Euphorbia herba simpleks yang terdiri dari seluruh bagian tanaman yang di keringkan dari tanaman Euphorbia pilufera L suku Euphorbiaceae. Isi : Resin-resin, alkaloid (0,1%),glikosida, kaoutcheur,tannin dan gom. Kegunaan : sebagai antiasmetika.
4)      Kunyit = Curcuma Longa
Kandungan senyawa : Minyak Atsiri, Curcumin, turmeron & Zingiberen yg berfgs sbg anti-bakteri, anti-oksidan & anti-inflamasi (anti-radang). Selain sbg penurun panas, campuran ini jg dpt meningkatkan daya tahan tubuh. Umumnya yg digunakan adl : rimpangnya, (warnanya pranye)
5)      Pegagan = Centella Asiatica L. = Daun Kaki Kuda
Tumguh liar dipadang rumput, tepi selokan, sawah atau ditanam sbg penutup tanah, sbg tanaman sayur, merayap menutupi tanah, daun warna hijau berbentuk spt kipas ginjal. Hidup ditanah yg agak lembab, cukup sinar matahari atau agak terlindung. Dapat ditemukan didataran rendah sampai daerah dgn ketinggian 2.5 m. Kandungan senyawa Triterpenoid, saponin, Hydrocotyline & Vellarine.. Kandungan Kimia :
Asam Asiatat, B-Karioneta, B-Kariofilen, B-Elemena, B-Farnesen, B-Sitosterol, Brahminosida, Asam Brahmat, Brahmosida, Asam Sentelat, Asam Sentolat, Asam Elaiodat, Iso-Tankunisida. Manfaat : utk penurun panas, re-vitalisasi tubuh & pembuluh darah, memperkuat struktur jaringan tubuh, radang hati disertai kuning.
Pegagan bersifat menyejukkan/mendinginkan, menambah tenaga & menimbulkan selera makan. Digunakan u memperlancar aliran darah ke otak (makanan otak), shg tajam berfikir & meningkatkan saraf memory otak.
6)      Temulawak = Curcuma Xanthorhiza Roxb
Tumguh liar dihutan jati & padang alang2, biasa terdpt ditempat terbuka yg terkena sinar matahari & tumbuh didataran rendah sampai dataran tinggi. Hasil maximal baiknya ditanam pd ketinggian 200-600 m . Penampilan mirip temu putih, hanya warna bunga & rimpangnya berbeda. Bunga temulawak berwarna putih kuning atau kuning muda, sdgkan temu-putih berwarna putih dgn tepi merah. Rimpang temulawak berwarna jingga kecoklatan, sdgkan rimpang bagian dalam temu-putih berwarna kuning muda.  Temulawak memiliki zat aktif : Germacrene, Xanthor-rhizol, Alpha-Betha-Curcumena, dll. Manfaat : Sbg anti-inflamasi (anti-radang), anti-biotik, meningkatkan produksi & sekresi empedu, segarkan badan. Sejak dulu digunakan sbg : obat penurun panas, merangsang nafsu makan, mengobati sakit kuning, diare, maag, perut kembung & pegal2. Kegunaan : Menurunkan kolesterol, panas badan, sakit kuning, radang ginjal, radang kronis, kandung empedu, mencegah peny. Hati, menghilangkan rasa nyeri, menyegarkan badan, perut kembung, sembelit, diare, mengurangi rasa nyeri sendi, pegal linu, rematik, menambah ASI, memulihkan kesehatan stl melahirkan, haid tdk lancer, wasir, tonikum & anti-bakteri.
7)      Bawang Putih = Garlic = Allium Sativum
Terbuat dari bawang-putih pilihan menjadi serbuk kering bawang-putih. Khasiat: Menurunkan kadar lemak darah shg mengurangi resiko peny jantung, menurunkan hypertensi, meningkatkan daya tahan tubuh, menormalkan sirkulasi & kolesterol darah, menormalkan penglihatan rabun dekat, memperbaiki sys pencernaan, mengurangi gejala rematik, atasi kesemutan, de-toxifikasi racun & efektif sbg anti-biotik, anti-bakteri, anti-jamur & keputihan. Kontra : Tdk dianjurkan untuk darah rendah & pasien alergi terhadap bawang putih & tukak lambung. Side efek : gangguan lambung. Kolesterol : Salah satu jenis lemak yg dibuat di hati & ditemukan pada makanan hewani. Kolesterol diperlukan oleh fungsi tubuh yg penting untuk : Membangun dinding sel, lindungi jaringan saraf, membuat hormone. Bila kelebihan kolesterol akan berdampak negative.
8)      Meniran = Phyllanthus Ninuri L.
Tinggi tanaman hingga 1 m, tumbuh liar, daun berbentuk bulat tergolong daun majemuk bersirip genap. Seluruh bagian tanaman ini dpt digunakan. Kandungan senyawa : Lignan, Flavonoid, Alkaloid, Triterpenoid, Tanin, Vitamin-C, dll. Manfaat : Menurunkan panas & meningkatkan daya tahan tubuh.
9)      Lidah-Buaya = Aloe-Vera L.
Tumbuh liar ditempat berudara panas tapi sering ditanam di pot & pekarangan rumah sbg tanaman hias. Kandungan kimia : Aloin, Barbaloin, Aloe-Emolin, Aleonin, Aloesin. Kegunaan : Anti-biotik, penghilang rasa sakit, merangsang pertumbuhan sel baru pd kulit, cacingan, susah buang air kecil, sembelit, batuk, diabetes, radang tenggorokan, menurunkan kolesterol.
10)  Celery = daun Seledri = Apium Graviolen L. Yang digunakan : daun & batangnya. Daun & batang seledri paling byk simpan kandungan aktif yg berkhasiat. Akar seledri dihindari karma terdapat racun. Khasiat : Ringankan gejala hypertensi ringan, normalkan kadar asam urat dlm darah, me(-)i rasa sakit pd sendi akibat asam-urat, lancarkan sirkulasi darah, turunkan tekanan darah, normalkan gula darah, jaga kesehatan jantung, tulang, sendi & atasi infeksi saluran kencing & menetralisir efek degeneratif & radikal bebas. Kandungan Kimia : glikosida, Apiin, Isoquersetin, Umbilliferon, Mannite, Inosite, Asparagin, Glutamin, Cholin, Linamaros, Pro-vitamin A, Vit-B, Vit-C. pada daun : Minyak Atsiri, protein, Kalsium, garam fosfat. Tidak disarankan : Penderita darah rendah
11)  Kumis-Kucing = Orthosiphon Aristatus O.
Khasiat daun : Meluruhkan batu urin/batu-ginjal, menurunkan kadar gula darah, rematik, anti-radang & melancarkan air seni. Kandungan Kimia : Senyawa Kalium, glukosida, minyak atsiri, sapotonin, ortosifonida & flavon (sinansetin, cupatorin, scutellarein, tetra-metil eter, salvigenin, rhamnazin). Kandungan Saponin & Tannin pd daun bisa jg mengobati keputihan. Kandungan ortosifonin & garam Kalium (terutama pd daunnya) adl: komponen utama yg membantu larutnya asam urat, fosfat & oksalat dlm tubuh manusia (terutama dlm kandung kemih, empedu maupun ginjal) shg dpt cegah endapan batu ginjal.

d.      Pengertian Caulis
Caulis Batang merupakan bagian tubuhtumbuhan yang amat penting dan mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan. Batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan.
Contoh: Tegak Lurus (erectus) contoh : Pepaya (Carica papaya), Menggantung (dependens, pendulus,contoh : Jenis anggrek (Orchidaceae,  Berbaring (humifusus) contoh : Semangka (Citrullus vulgaris, Menjalar/merayap (repens) contoh : Ubi jalar (Ipomea batatas, Serong ke atas/condong (ascendens) contoh : Kacang tanah (Arachis hypogaea, Mengangguk (nutans) contoh : Bunga matahari (Helianthus annuus,    Membelit ke kiri (sinistrorsum volubis) contoh : Kembang telang (Clitoria ternatea), Membelit ke kanan (dextrorsum volubilis) contoh : Gadung (Dioscorea hispida,  Cabang pembelit (sulur dahan) contoh : Anggur (Vitis vinifera,  Tangkai pembelit contoh : Kapri (Pisum sativum), Kait contoh : Gambir (Uncaria gambir).
1)      Tumbuhan liar di hutan, ladang atau ditanam dihalaman dekat pagar. Biasa ditanam sebagai tumbuhan obat. Menyukai tempat panas, termasuk perdu, memanjat, tinggi batang sampai 2,5 m. Batang sebesar jari kelingking, berbintil-bintil rapat rasanya pahit. Daun tunggal, bertangkai, berbentuk seperti jantung atau agak budar telur berujung lancip, panjang 7 – 12 TINOSPORAE CAULIS cm, lebar 5 - 10 cm. Bunga kecil, warna hijau muda, berbentuk tandan semu. Diperbanyak dengan stek. Klasifikasi Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Magnoliidae Ordo: RanunculalesAndawali Famili: Menispermaceae Genus: Tinospora Spesies: Tinospora crispa (L.) Hook F.  Bau lemah dan Rasa sangat pahit., Bagian yang digunakan : Batang dan kulit batang., Penyimpanan : Dalam wadah tertutup  baik.,HeaRtleaf moonseed. Berkhasiat utama/Kandungan/Isi: Alkaloid, damar lunak, pati, glikosida pikroretosid, zat pahit pikroretin, harsa, berberin dan palmatin.



2)      Xanthozylum caulis
Simplisia terdiri dari kulit batang yang dikeringkan dari tanaman Xanthoxylum mericanumi Miller atau Xanthoxylum clavaherculis L. Suku Rutaceae. Isi : dua jenis resin yang satu pahit tajannn, yang lain kristal dan pahit. Minyak menguap, alkoholoidal yang pahit yang menyerupai berberin dan suatu senyawa fenol xanthoxilin. Kegunaan : diaforetika,anthirheumatika,stimulansia dan sialagoga.

e.       Pengertian Cormus
Subang (Cormus) yaitu batang pendek yang tebal dan membengkak yang berada didalam tanah. Ruas dan buku masih jelas terlihat. Cormus (Umbi batang) Umbi batang yangmembengkak danmemadat sertamengandung cadangan makanan.Pada dasar cormus terdapat lubang tempat tumbuhnya akar, sedangkan dibagian atas(ujungnya) teRdapat tunas atau mata. Nama Latin Tanaman Asal Colchicum autumnale Nama Umum Daun umbi colchici Keluarga LiliaceaeColchici CoRmus. Umbi segar berwarna coklat diluaR dan kuning di dalam mengandung pati.. PemeRian Tidak beRbau, Rasa pahit dan beRgetiR.. Bagian yang digunakan Daum UmbiColchicum autumnale Penyimpanan Dalam wadah teRtutup baik. Contoh Gladiolus dandavensis.
 Zat berkhasiat utama Alkaloida tidak kuRang daRi 0,25% dan kolkisina Khasiat/Kegunaan AntiReumatik, Daun Umbi Kolkiksi

f.        Pengertian Tuber
Umbi batang (Tuber),yaitu batang dibawah permukaan tanah yang juga menebal,namun tidak berdaun sisik,permukaan seringkali tampak licin,buku-buku batang dan ruas-ruasnya tidak jelas.karena tidak adanya sisa daun,seringkali dinamakan umbi telanjang (tuber nodus). Umbi akar (tuberous root) merupakan umbi yang terbentuk dari modifikasi akar.
1)      Ketela pohon adalah salah satu contoh penghasil umbi akar. Umbi akar tidak bisa dijadikan bahan perbanyakan. pagar sebagai tanaman obat atau karena umbinya dapat dimakan. merupakan tanaman merayap atau membelit yang panjangnya 3-6 m, batangnya kecil bila dipegang agak licin dan warnanya agak gelap. Daun tunggal, bertangkai panjang, berbentuk jantung, tepi rata, ujung meruncing, panjang 5-12 cm, lebar 4-15 cm, warnanya hijau tua. Perbungaan berbentuk payung menggarpu berkumpul 1-4 bunga, bentuknya seperti lonceng berwarna putih, panjang 7-8 cm, dengan 4 helai kelopak. Umbi berkumpul didalam tanah, mirip ubi jalar. Bila tanahnya kering dan tidak tergenang air serta gembur, beratnya dapatMERREMERIAE TUBERA mencapai 5 kg atau lebih. Warna kulit umbinya kuning kecoklatan, kulitnya tebal bergetah warna putih, bila kering warnanya menjadi coklat. Kegunaan/ khasiat merremeriae tubera ekspektoRansia Anti septik Mulut.
2)      Mirabilis tubera pangkal daun membulat, ujung meruncing, tepi daun rata, letak berhadapan, mempunyai tangkai daun yang panjangnya 6 mm - 6 cm. Bunganya berbentuk terompet, dengan banyak macam warna, antara lain: merah, putih, jingga, kuning, kombinasi/belang- belang. Mekar di waktu sore hari dan kuncup kembali pada pagi hari menjelang fajar. Buahnya keras, warna hitam, berbentuk telur, dapat mirabilis tubera dibuat bedak. Kulit umbinya berwarna coklat kehitaman, bentuk bulat memanjang, panjang 7 cm - 9 cm dengan diameter 2 cm - 5 cm, isi umbi berwarna putih. Tidak berbau, manis, rasa netral sejuk,. Bagian yang digunakan Umbi batang akaR Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik Umbi bunga. Zat berkhasiat utama/kandungan /isi Umbi mengandung betaxanthins. Buah mengandung zat tepung, lemak (4,3%), zat asam lemak (24,4%), zat asam minyak (46,9%). Kegunaan/khasiat mirabilis jalapa antidiabetes reumatik keputihan.
3)      Meuremiae tuber (Bidara upas)
Bidara upas terdiri dari irisan0irisan umbi Merremia mimosa hai fillius. Suku convolvulaceae. Umbi berbentuk serupa kerucut warna coklat tua, banyak akar-akar serabut. Panjang 4 – 10 cm. Isi : Dammar, zat pahit dan pati. Kegunaan : sebagai ekspektoransia, antiseptic (obat kumur).

g.      Cara penyimpanan Tanaman Obat
1)      Sortasi basah.
Tahap ini perlu dilakukan karena bahan baku simplisia harus benar dan murni, artinya berasal dari tanaman yang merupakan bahan baku simplisia yang dimaksud, bukan dari tanaman lain. Dalam kaitannya dengan ini, perlu dilakukan pemisahan dan pembuangan bahan organik asing atau tumbuhan atau bagian tumbuhan lain yang terikut. Bahan baku simplisia juga harus bersih, artinya tidak boleh tercampur dengan tanah, kerikil, atau pengotor lainnya (misalnya serangga atau bagiannya).
2)      Pencucian.
Pencucian seyogyanya jangan menggunakan air sungai, karena cemarannya berat. Sebaiknya digunakan air dari mata air, sumur, atau air ledeng (PAM). Setelah dicuci ditiriskan agar kelebihan air cucian mengalir. Ke dalam air untuk mencuci dapat dilarutkan kalium permanganat seperdelapan ribu, hal ini dilakukan untuk menekan angka kuman dan dilakukan untuk pencucian rimpang.
3)      Perajangan.
Banyak simplisia yang memerlukan perajangan agar proses pengeringan berlangsung lebih cepat. Perajangan dapat dilakukan “manual” atau dengan mesin perajang singkong dengan ketebalan yang sesuai. Apabila terlalu tebal maka proses pengeringan akan terlalu lama dan kemungkinan dapat membusuk atau berjamur. Perajangan yang terlalu tipis akan berakibat rusaknya kandungan kimia karena oksidasi atau reduksi. Alat perajang atau pisau yang digunakan sebaiknya bukan dan besi (misalnya “stainless steel” eteu baja nirkarat).
4)      Pengeringan.
Pengeringan merupakan proses pengawetan simplisia sehingga simplisia tahan lama dalam penyimpanan. Selain itu pengeringan akan menghindari teruainya kandungan kimia karena pengaruh enzim. Pengeringan yang cukup akan mencegah pertumbuhan mikroorganisme dan kapang (jamur). Jamur Aspergilus flavus akan menghasilkan aflatoksin yang sangat beracun dan dapat menyebabkan kanker hati, senyawa ini sangat ditakuti oleh konsumen dari Barat. Menurut persyaratan obat tradisional tertera bahwa Angka khamir atau kapang tidak Iebih dari 104. Mikroba patogen harus negatif dan kandungan aflatoksin tidak lebih dari 30 bagian per juta (bpj). Tandanya simplisia sudah kering adalah mudah meremah bila diremas atau mudah patah. Menurut persyaratan obat tradisional pengeringan dilakukan sampai kadar air tidak lebih dari 10%. Cara penetapan kadar air dilakukan menurut yang tertera dalam Materia Medika Indonesia atau Farmakope Indonesia. Pengeringan sebaiknya jangan di bawah sinar matahari langsung, melainkan dengan almari pengering yang dilengkapi dengan kipas penyedot udara sehingga terjadi sirkulasi yang baik. Bila terpaksa dilakukan pengeringan di bawah sinar matahari maka perlu ditutup dengan kain hitam untuk menghindari terurainya kandungan kimia dan debu. Agar proses pengeringan berlangsung lebih singkat bahan harus dibuat rata dan tidak bertumpuk. Ditekankan di sini bahwa cara pengeringan diupayakan sedemikian rupa sehingga tidak merusak kandungan aktifnya.
5)      Sortasi kering.
Simplisia yang telah kering tersebut masih sekali lagi dilakukan sortasi untuk memisahkan kotoran, bahan organik asing, dan simplisia yang rusak karena sebagai akibat proses sebelumnya.
6)      Pengepakan dan penyimpanan
Bahan pengepak harus sesuai dengan simplisia yang dipak. Misalnya simplisia yang mengandung minyak atsiri jangan dipak dalam wadah plastik, karena plastik akan menyerap bau bahan tersebut. Bahan pengepak yang baik adalah karung goni atau karung plastik. Simplisia yang ditempatkan dalam karung goni atau karung plastik praktis cara penyimpanannya, yaitu dengan ditumpuk. Selain itu, cara menghendelnya juga mudah serta cukup menjamin dan melindungi simplisia di dalamnya. Pengepak lainnya digunakan menurut keperluannya. Pengepak yang dibuat dari aluminium atau kaleng dan seng mudah melapuk, sehingga perlu dilapisi dengan plastik atau malam atau yang sejenis dengan itu. Penyimpanan harus teratur, rapi, untuk mencegah resiko tercemar atau saling mencemari satu sama lain, serta untuk memudahkan pengambilan, pemeriksaan, dan pemeliharaannya. Simplisia yang disimpan harus diberi label yang mencantumkan identitas, kondisi, jumlah, mutu, dan cara penyimpanannya. Adapun tempat atau gudang penyimpanan harus memenuhi syarat antara lain harus bersih, tentutup, sirkulasi udara baik, tidak lembab, penerangan cukup bila diperlukan, sinar matahari tidak boleh leluasa masuk ke dalam gudang, konstruksi dibuat sedemikian rupa sehingga serangga atau tikus tidak dapat Ieluasa masuk, tidak mudah kebanjiran serta terdapat alas dari kayu yang baik (hati-hati karena balok kayu sangat disukai rayap) atau bahan lain untuk meletakkan simplisia yang sudah dipak tadi. Pengeluaran simplisia yang disimpan harus dilaksanakan dengan cara mendahulukan bahan yang disimpan Iebih awal. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan adalah sebagai berikut :
Ø  Gudang harus terpisah dari tem-pat penyimpanan bahan lainnya ataupun penyimpanan alat dan dipelihara dengan baik.
Ø  Ventilasi udara cukup baik dan bebas dari kebocoran atau ke-mungkinan masuk air hujan.
Ø  Suhu gudang tidak melebihi 300C.
Ø  Kelembabab udara sebaiknya di-usahakan serendah mungkin (650 C) untuk mencegah terjadinya penyerapan air. Kelembaban udara yang tinggi dapat memacu pertumbuhan mikroorganisme se-hingga menurunkan mutu bahan baik dalam bentuk segar maupun kering.
Ø  Masuknya sinar matahari lang-sung menyinari simplisia harus dicegah.
Ø  Masuknya hewan, baik serangga maupun tikus yang sering me-makan simplisia yang disimpan harus dicegah.

h.      Budidava Tanaman Obat
·         Budidava tanaman obat. Pada dasarnya tidak ada perbedaan antara cara budidaya (cultivation) tanaman obat dan tanaman hortikultura dan pertanian Iainnya. Beberapa faedah dari budidaya tanaman obat dari pada pengumpulan dari tumbuhan liar. Kondisi tanah, keteduhan, kelembaban, penyakit tanaman dapat diawasi. Pemanenan lebih menjamin keseragaman tahap perkembangan dan tumbuh bersama pada Iuas tanah yang terbatas. Hal ini memudahkan penanganan bahan pada tahap penanganan pasca panen. Pengeringan harus dilakukan secepatnya dan efisien, sehingga kandungan aktif farmakologik tidak berubah. Semua faktor tersebut akan menjamin dihasilkannya simplisia yang berkualitas tinggi serta seragam.
·         Faedah lain dalam budidaya tanaman obat adalah bahwa ekstraksi kandungan senyawa yang diinginkan dapat terkait dengan budidaya, misalnya produksi minyak atsiri. Akhirnya, budidaya dapat digabung dengan pemuliaan tanaman, akan diperoleh tanaman yang mengandung kandungan senyawa bioaktif yang dikehendaki lebih tinggi.
·         Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kandungan bioaktif dalam tumbuhan. Perlu diketahui kandungan kimia aktif setiap jenis atau bagian tumbuhan agar diperoleh tanaman budidaya dengan hasil panenan yang terbaik. Ada dua faktor yang terkait, yaitu faktor ekstrinsik (iklim dan tanah) serta faktor intrinsik (gen - pembawa sifat keturunan).
·         Iklim. Suhu, curah hujan, jam kena cahaya, dan tinggi tanah merupakan faktor iklim yang sangat penting untuk perkembangan tumbuhan. Pada umumnya tumbuhan tidak tahan terhadap perubahan iklim yang mendadak, tetapi sangat cocok dengan iklim yang sesuai pada waktu tumbuhan itu ditemukan tumbuh subur. Ada beberapa perkecualian, misalnya tanaman opium (Papaver somniferum) tumbuh pada iklim sedang atau subtropis (misalnya di negara-negara Mediteran, Balkan, Turki). Akan tetapi, juga dapat tumbuh di daerah Skandinavia dengan jumlah dan jenis alkaloid yang sama. Contoh lain, tanaman Cinchona succirubra dapat tumbuh baik pada tanah dengan ketinggian 1000-3000 m, tetapi juga dapat tumbuh pada ketinggian Iebih rendah namun kandungan alkaloidnya jauh lebih rendah.
·         Pengaruh iklim terhadap tumbuhan dapat dipelajari dalam phytotron, yaitu suatu ruangan khusus (technical advance greenhouse) yang dapat diatur berbagai macam faktor iklim yang berpengaruh.
·         Tanah. Sifat tanah secara fisikawi dan kimiawi menunjukkan variasi yang besar. Tanah adalah campuran partikel mineral, terbentuk dari kikisan batu, dan komponen organik, humus, terbentuk dari pembusukan tumbuhan dan hewan. Tanah yang gembur atau subur mengandung 1,5 – 5 % humus, yang kurus kurang dari 0,5%. Kapasitas pengikatan air dari tanah, sangat penting bagi tanaman, tergantung dari ukuran partikel komponen tanah. Tanah terdiri dari utamanya partikel halus (2-20 µm) disebut Iempung/tanah liat (clay). Pasir (sand) terdiri partikel yang lebih besar (20 µm-2 mm), dan kenikil (gravel) atau butiran kasar (2-20 mm). Campuran juga ada misalnya tanah jenis sandy cla. Tanah liat (clay) memiliki kapasitas mengikat air besar, yaitu sampai 40% volum dan permeabilitas udara rendah, sedangkan tanah berpasir (sandy soil) mudah mengering dan permeabilitas udara tinggi. Tinggi-rendah pH tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan tumbuhan, hal ini sangat tergantung atas kandungan alkali. Tanah yang kaya humus dan kandungan alkali nendah, maka tanah itu bersifat asam, sedangkan kandungan alkali tinggi mengakibatkan pH tinggi. Berbagai sifat tanah mirip dengan berbagai faktor iklim dan tumbuhan akan menyesuaikan untuk tumbuh pada tipe tanah berbeda. Akan tetapi, kebanyakan tumbuhan akan tumbuh dengan baik pada tanah yang netral, kaya humus, dan komposisi tanah terdiri dari partikel halus dan hebih kasar, sehingga terjadi kombinasi yang baik antara kemampuan mengikat air dan permeabilitas udara. Garam nutritif, yaitu garam yang diserap oleh tumbuhan, mungkin akan ikut hilang dari lahan tersebut pada waktu pemanenan. Penggantian garam nutritif yang hilang ini harus diganti dengan pemupukan dengan pupuk NPK (Nitrogen, Fosfat, Kalium), yaitu garam yang diperlukan dalam jumlah besar. Ada sejumlah besar unsur mikro yang diperlukan dalam jumlah sedikit. Pemupukan Farmyard sangat bagus untuk dilakukan karena selain garam nutritif juga mengandung humus serta mikroorganisma yang diperlukan. Akan tetapi pemupukan dengan pupuk hijau sering sukar dilakukan karena tidak tersedia dalam jumlah yang mencukupi, jadi perlu dilengkapi dengan pupuk anorganik. Pemupukan yang tepat harus didahului dengan analisis tanah, yang menunjukkan kandungan nutrien mutakhir dalam tanah.
·         Pengairan, pemberentasan gulma, dan hama penyakit. Untuk berkembang baik tumbuhan memerlukan air yang cukup. Apabila curah hujan rendah maka tanah pertanian perlu diairi, dengan cara lewat pematang atau langsung disirami. Ketersediaan air yang baik dan cukup merupakan kunci keberhasilan budidaya tanaman obat. Gulma merupakan tumbuhan pengganggu yang tetap pada tanaman obat.Utamanya pada permulaan perkembangan tanaman, gulma tumbuh lebih cepat daripada tanamannya dan dapat mendominasi lahan tersebut bila tidak diberantas. Apabila herbisida tidak tersedia maka penyiangan (pemberantasan gulma) dilakukan secara manual. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penda-ngiran dan beayanya cukup tinggi. Serangan hama, misalnya serangga akan menyerang baik bagian tanaman di atas maupun di dalam tanah, sedangkan cacing dan nematoda akan menyerang di bagian tanaman di dalam tanah. Kapang dan virus juga dapat menyerang tanaman. Dengan bahan kimia dapat diberantas pengganggu tersebut walaupun tidak semua. Yang perlu diperhatikan adalah residu pestisida yang tidak boleh ada dalam bagian tanaman yang dipanen. Pemberantasan serangga secara biologi lebih diutamakan, karena tidak meninggalkan residu. Misalnya dengan menggunakan predator (pemangsa hama).
·         Propagasi tanaman dengan biji. Tanaman dapat diperbanyak dengan biji atau secara vegetatif. Biji dapat tumbuh setelah periode istirahat (period of rest), yang sesuai dengan waktu buah masak dan perkecambahan. Kadang-kadang untuk mematahkan dormancy perlu diperlakukan istimewa, misalnya dengan membiarkan pada suhu rendah, ini dilakukan untuk biji tanaman yang tumbuh di daerah dingin. Biji dapat ditanam langsung di lahan pertanian atau disemaikan dahulu dipersemaian. Kecepatan perkecambahan menurun tergantung dari lama penyimpanan.
·         Propagasi tanaman secara vegetatif. Reproduksi secara vegetatif dapat dilakukan dengan beberapa cara. Perbanyakan dapat dilakukan dengan menggunakan bulbus atau akar tinggal (stolon atau rhizoma), stek ranting atau batang atau daun. (sosor bebek atau Kalanchu pinnata)., Bila perlu dilakukan pada nampan atau lahan pembibitan atau ditanam pada polibag.





























· Andrographidis Herba (sambiloto)
Herba sambiloto adalah bagian di atas tanah tanaman Andrographis paniculata Nees. Suku Achanthaceae.
Isi : asam kersih, dammar logam alkali.
Kegunaan : sebagai diuretk dan antipiretik.
· Sindorae fructus (separantu)
Separantu adalah buah Sindora sumantrana Miquel. Suku Leguminosee.
Isi : Minyak lemak, pati, zat penyamak, gom,dan dammar.
Kegunaan : sebagai astrigensia.
· Hirtae Herba (Patikan kebo)
Patikan kebo adalah seluruh batang, daun, bunga, buah Euphorbia hirta L. suku Euphorbiaceae.
Isi : Dammar dan alkaloid.
Kegunaan : sebagai obat batuk.
· Euphorbia Herba
Euphorbia herba adalah simpleks yang terdiri dari seluruh bagian tanaman yang di keringkan dari tanaman Euphorbia pilufera L suku Euphorbiaceae.
Isi : Resin-resin, alkaloid (0,1%),glikosida, kaoutcheur,tannin dan gom.
Kegunaan : sebagai antiasmetika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar