BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses untuk mengubah tingkah laku dan kemampuan seseorang menuju kearah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan dan meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia, pemerintah menyelenggrakan pendidikan, melalui dua jalur yaitu jalur formal dan non formal. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang disediakan untuk menuntut ilmu, siswa diharuskan mengikuti semua mata pelajaran sesuai dengan tuntunan kurikulum.
Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai jenjang pendidikan sekolah untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama . Matematika lebih dikenal dengan pelajaran menghitung yang berhubungan dengan angka-angka dan penguasaan rumus yang kompleks. Pada dasarnya matematika merupakan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki karakteristik khusus: (1) memiliki objek kajian yang abstrak, (2) bertumpu pada kesepakatan, (3) berpola pikir deduktif, (4) memiliki simbol yang kosong dari arti, (5) memperhatikan semesta pembicaraan, (6) konsisten dalam sistem . Objek kajian yang abstraks juga disebut objek mental sedangkan pola pikir deduktif, merupakan kebenaran suatu konsep yang didapat dari pikiran logis yang telah diterima.
Kurikulum bidang studi matematika menurut Lerner dalam Mulyono Abdurrahman mencakup tiga elemen, (1) konsep, (2) keterampilan, dan (3) pemecahan masalah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa belajar matematika dapat membentuk pola berpikir ilmiah. Siswa mengembangkan suatu konsep ketika mereka mampu mengklasifikasikan atau mengelompokkan benda-benda atau ketika mereka dapat menegosiasikan suatu nama dengan nama kelompok tertentu, lanjut lagi Liebeck dalam Mulyono Abdurrahman mengemukakan bahwa ada dua macam hasil belajar matematika yang harus dikuasai oleh siswa, perhitungan matematis (mathematiccalculation) dan penalaran matematis (mathematics reasoning) .
Pembelajaran matematika di Indonesia dimulai pada tahun 1973 sejak pemerintah menempatkan pembelajaran matematika di sekolah dasar. Sejak itulah, matematika menjadi mata pelajaran wajib di tingkat sekolah dasar dan lanjutan. Bagaimanapun, dalam pembelajaran matematika seringkali ditemui permasalahan. Siswa seringkali mengeluh dengan matematika yang dianggap sulit pada setiap pengerjaannya. Pembelajaran matematika akan sulit diterima jika pembelajaran dilaksanakan secara konvensional. Menurut Martinis Yamin, pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang mengutamakan hasil yang terukur dan guru yang berperan aktif dalam pembelajaran, peserta didik didorong untuk menghafal materi yang disampaikan oleh guru . Akibatnya siswa cenderung menghafal konsep matematika sehingga apa yang telah dipelajarinya mudah dilupakan. Heruman mengatakan dalam matematika setiap konsep yang abstrak yang baru dipahami siswa perlu segera diberi penguatan, agar mengendap dan bertahan lama dalam memori siswa, sehingga akan melekat dalam pola pikir dan pola tindakannya, untuk keperluan inilah diperlukan adanya pembelajaran melalui perbuatan dan pengertian tidak hanya sekedar hafalan atau mengingat fakta saja, karena itu akan mudah dilupakan oleh siswa .
ANDA BISA MENDAPATKAN FILE WORD LENGKAP , DOWNLOAD PADA LINK DI BAWAH...
DOWNLOAD FILE |
DOWNLOAD FILE BAB I |
DOWNLOAD FILE BAB II |
DOWNLOAD FILE BAB III |
DOWNLOAD FILE DAFTAR FUSTAKA |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar