PENDIDIK HARUS TERDIDIK

Bisnis On Line Tanpa Modal

Cari Blog Ini

Rabu, 14 Desember 2016

KETERAMPILAN PROSES SUATU PENDEKATAN MEMPELAJARI SAINS BAGI ANAK

KETERAMPILAN PROSES
SUATU PENDEKATAN MEMPELAJARI SAINS BAGI ANAK

A.    HAKIKAT SAINS
Kata Scince berasal dari bahsa latin yang berarti tahu. Sacience berarti suatu cara untuk mengetahui. Sains muncul dari rasa keingin tahuan akan diri kita sendiri, dunia dan alam semesta. Berusaha untuk memamahami nampaknya merupakan factor pendorong yang dominant.
Sains adalah pengetahuan yang telah diuji kebenarannya melalui metode ilmiah. Dengan kata lain metode ilmiah merupakan cirri khusus yang dapat dijadikan identitas dari sains. Sains dipandang sebagai suatu cara atau metode untuk dapat mengamati dunia, dimana cara pandang sains terhadap sesuatu berbeda dengan cara pandang biasa. Cara pandang sains bersifat analisis dengan melihat sesuatu secara lengkap dan cermat serta dihubungkannya dengan objek lain.
Bernal dalam bukunya “Sains In History” mengatakan bahwa Untuk dapat memahami sains, ada beberapa aspek yang perlu dipahami yaitu : (1) sains sebagai institusi yaitu eksistensinya di dalam masyarakat merupakan suatu bidang profesi seperti halnya bidang-bidang profesi lainnya (2) sains sebagai metode yang mempunyai langkah-langkah tertentu yang merupakan pola berfikir deduktif maupun induktif , (3) sains sebagai kumpulan pengetahuan ilmiah yang disusun secara logis dan sistematis, (4) sains sebagai factor utama untuk memelihara dan mengembangkan produksi guna kesejahteraan manusia, (5) sains sebagai factor utama yang mempengaruhi kepercayaan dan sikap manusia terhadap alam semesta dan manusia.
Menurut Nigel, sains dapat dilihat dari tiga aspek yaitu : (1). Tujuan sains  sebagai alat untuk menguasai alam dan untuk memberikan sumbangan kesejahteraan bagi umat manusia, (2). Sains dapat dilihat sebagai suatu pengetahuan yang sistematik dan tangguh dalam arti merupakan suatu hasil atau kesimpulan yang diperoleh dari berbagai peristiwa, (3). Sains dapat dilihat sebagai suatu metode yang merupakan suatu perangkat aturan-aturan untuk memecahkan masalah atau untuk mengetahui penyebab dari suatu kejadian untuk mendapatkan teori atau hukum-hukum ataupun  teori dari objek yang diamati.

B.    KETERAMPILAN PROSES SAINS
Sains adalah studi sistematik tentang alam dan bagaimana alam itu mempengaruhi kehidupan dan lingkungan kita. Pada masa lalu sains hanya didefenisikan sebagai tubuh pengetahuan. Tapi pada defenisi mutakhir sains meliputi pengadobsian metode atau keterampilan tertentu untuk menemukan dan menerapkan pengetahuan ilmiah. Sekarang studi dan praktek tentang sains melibatkan tiga elemen utama yaitu, Sikap, Proses dan Produk.
Sikap Sains membuat seseorang akan memiliki sikap positif termasuk mengembangkan rasa ingin tahu, mampu bekerja sama dengan orang lain, toleran, skeptis, perseverans dan sebagainya. Proses Sains digunakan untuk mengembangkan, menemukan pengetahuan dan menerapkannya. Di dalam melakukan proses sains seseorang membutuhkan keterampilan dalam mengembangkannya. Produk sains merupakan kumpulan informasi, fakta, teori, konsep, dan hukum tentang sains yang telah direkam dan dicatat sebagai pengetahuan ilmiah.
Keterampilan proses sains sangat penting untuk dipelajari dan dikuasai oleh setiap anak. Bila seorang anak telah terbiasa menerapkan keterampilan proses sains, maka anak tersebut ketika kejenjang yang lebih lanjut akan mudah dalam belajar tingkat tinggi karena telah menguasai keterampilan yang diperlukan seperti penelitian dan pemecahan masalah. Kemampuan pemecahan masalah dan penelitian merupakan Keterampilan Hidup (Life Skill) dan merupakan hasil belajar yang paling tinggi.
Dengan keterampilan proses maka sesorang akan mampu belajar mandiri, mengembangkan diri dan belajar sepanjang hayat. Kesuksesan belajar didalam sains dan disiplin ilmu yang lain merupakan hasil dari penerapan secara berkelanjutan penyelidikan berkaitan dengan subjek yang dipelajari dan menggunakan keterampilan proses.
Keterampilan proses sains sebenarnya bukanlah hal yang baru, sebab semua keterampilan tersebut sadar atau tidak sadar sering kita praktekkan ketika seorang belajar sains. Supaya penerapan keteampilan proses bukan hanya dilakukan tanpa sadar maka perlu kiranya menerapkan pembelajaran sains yang bagus dengan memiliki materi pembelajaran yang juga baik dan tidak seperti “biasanya”.
Dalam pembelajaran sains, lingkungan sebagai sumber belajar dapat berperan memberikan inspirasi dan pendidikan nilai untuk kehidupan manusia dalam bermasyarakat. Menurut Albert Einstein, sains mengandung nilai praktis, nilai religi, sosial, politik, ekonomi, intelektual dan nilai pendidikan. Sains tanpa agama adalah buta dan agama tanpa sains adalah lumpuh. Sebagai manusia kita yakin bahwa Tuhan menciptakan langit dan bumi beserta isinya mengandung pelajaran bagi manusia. Firman Allah surah Al-Imran ayat 190-191
“Sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan bumi dan di dalam pergantian siang dan malam hari terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang yang disebut Ulil Albab, yaitu orang-orang yang selalu ingat kepada Allah dalam keadaan berdiri, duduk dan berbaring dan ia selalu berfikir tentang penciptaan Langit dan Bumi”.

Dengan menggunakan keterampilan proses sains seperti pengamatan, seseorang akan dapat menggali, meniru, dan memilih sumber-sumber pelajaran dari fenomena alam, maka, manusia tidak akan kehabisan ide untuk mensejahterakan kehidupannya yang diimbangi dengan pengembangan kemampuan berfikir, bersikap, dan berperilaku sainstis.
Adanya pembelajaran sains yang dikaitkan dengan nilai-nilai tersebut, diharapkan dapat menghasilkan manusia-manusia yang kritis, produktif serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehat, berbudaya, beretos kerja, berahlak mulia, berpengetahuan dan menguasai teknologi serta cinta tanah air.

C.    MEMPELAJARI SAINS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES

Pembelajaran Sains yang baik adalah bila dilakukan seperti bagaimana sains itu ditemukan. Sains adalah karya manusia yang dihasilkan/ ditemukan lewat penyelidikan ilmiah dan menggunakan keterampilan proses sains. Penyelidikan ilmiah didefenisikan sebagai usaha sistematik untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan atau pertanyaan. Dengan demikian ciri khas metode ilmiah adalah pemecahan masalah melalui pengamatan dan penalaran. Masalah sering kali muncul. Masalah atau pertanyaan sering kali muncul dari hasil pengamatan atau penyelidikan yang dilakukan sebelumnya, penyelidikan ilmiah secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut :
  














Jawaban pertanyaan dan atau penjelasan tentang masalah merupakan tubuh ilmu (Sains) yang dipelajari oleh orang termasuk siswa. Oleh sebab itu diharapkan pengajaran sains di kelas dapat mengikuti alur penyelidikan ilmiah seperti dibagankan diatas sehingga menghasilkan siswa yang berkualitas serta kuantitas belajar lebih bermakna daripada hanya sekedar menghafal.
Untuk mewujudkan pembelajaran yang bermakna dan berkualitas bagi anak SD diperlukan sebuah pendekatan pembelajaran dengan keterampilan proses yang akan melatih dan membiasakan siswa yaitu :
1.    Keterampilan Proses Mengamati (Observasi)
Indera adalah jendela ke dunia, dengan pengamatan siswa dapat belajar tentang fenomena alam (dunia) disekitarnya. Manusia mengamati benda-benda dan peristiwa maupun gejala-gejala di sekitarnya melalui panca indera yang  dimiliki yaitu; mata sebagai indera penglihat, telinga sebagai pendengar, kulit sebagai perasa dan peraba, lidah sebagai indera pengecap dan hidung sebagai indera pembau. Penomena alam (kejadian di dunia) yang diamati oleh anak akan memberikan inspirasi dan pendidikan nilai yang tinggi.
Pengamatan adalah keterampilan proses dasar yang harus dimiliki oleh siswa dalam belajar sains. Dengan melatih kemampuan pengamatan yang baik siswa akan mampu mengumpulkan data secara akurat dan lengkap serta berkualitas tinggi sehingga memberikan potret yang utuh terhadap objek yang diamati.
Ketika memperoleh informasi lewat inderanya siswa diharapkan termotivasi untuk semakin ingin tahu, bertanya, berfikir dan akan melakukan penafsiran-penafsiran selanjunya akan tergugah rasa ingin tahunya untuk memeproleh jawaban berupa kebenaran melalaui penelitian lebih lanjut untuk menguji apa yang telah difikirkannya. Kemampuan melakukan pengamatan (observasi) pada siswa adalah keterampilan proses paling dasar dalam sains dan sangat penting untuk mengembangkan keterampilan dasar lainnya seperti keterampilan menafsirkan, mengklasifikasi, mengukur dan sebagainya, karena tidak mungkin siswa dapat mengkomunikasikan deskripsi suatu benda atau fenomena dan mengelompokkan benda-benda atau fenomena berdasarkan persamaan dan perbedaan cirinya.
Pengamatan (Observasi) dapat dibedakan menjadi 2 yaitu pengamatn kualitatif dan kuantitatif. Pengamatan kualitatif adalah pengamatan yang dilakukan hanya dengan menggunakan alat indera tanpa mengacu kepada satuan pengukuran baku tertentu. Pengamatan kuantitatif adalah pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang mengacu kepada satuan pengukuran baku tertentu. Besaran yang diperoleh dari menghitung/ mencacah termasuk kedalam pengamatan kuantitatif.
Pengamatan kualitatif juga didefenisikan sebagai pengamatan yang dilakukan dengan beberapa atau seluruh indera. Hasil pengamatan ini berupa deskripsi tentang apa yang dilihat, dirasa, dibau, didengar dan apa yang dikecap dari suatu objek yang diamati.
Pengamatan yang hanya menggunakan satu indera saja tidak dapat memberikan deskripsi yang lengkap tentang objek yang diamati. Makin banyak indera yang terlibat dalam proses pengamatan maka, makin lengkaplah deskripsi objek yang diamati. Bentuk, warna, ukuran, dapat diperoleh dengan indera mata, tekstur diamati dengan indera peraba, bau diindera dengan hidung, suara diindera dengan telinga, lidah sebagai indera pengecap dapat merasakan asam, manis, pahit dan asin.
Untuk melatih pengamatan kepada siswa maka perlu diberikan kepada mereka tugas-tugas melakukan pengamatan contoh : dalam pembelajaran Sains di SD Pokok bahasan Tumbuhan dan bagian-bagiannya dapat kita gunakan pendekatan keterampilan proses ini yaitu dengan mengajak anak-anak untuk melakukan observasi diluar kelas, mereka ditugaskan untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banykanya terhadap satu tanaman yang ada di dalam pot dengan menggunakan kelima inderanya.
Sebagaian besar observasi yang dilakukan oleh siswa tersebut berupa observasi kualitatif yang hanya memrlukan panca indera untuk mendapatkan informasi berupa : warna daunnya yang hijau, baunya yang tajam, daunnya yang halus dan licin, bila di goyang daunnya gemericik dan seterusnya.
Untuk mendapatkan informasi yang lebih cermat dari pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan indera, maka kita dapat melatih siswa melakukan pengamatan kuantitatif dengan menggunakan alat ukur tertentu yang akan membantu mengkomunikasikan kuantitas tanaman tersebut secara lebih spesifik dan menjadi dasar untuk membuat perbandingan mislanya : Panjang daunnya, berat buahnya, jumlah buahnya, tinggi rendahnya tanaman dan seterusnya.
Berlatih melakukan pengamatan (Observasi) seperti diatas akan memberikan kemampuan yang lebih kepada anak didik utamanya siswa SD sehingga membiasakan mereka untuk berfikir secara ilmiah dalam memeproleh jawaban yang benar.
2.    Keterampilan Proses Klasifikasi
Klasifikasi merupakan salah satu keterampilan proses yang amat sentral untuk proses pembentukan konsep. Melalui pengamatan siswa dapat mengidentifikasi karakteristik suatu objek. Dengan menggunakan persamaan dan perbedaan karakteristik yang dimiliki oleh sekumpulan objek, siswa dapat melakukan penggolongan. Dengan melakukan penggolongan objek akan lebih mudah dipahami.
Dalam melakukan klasifikasi ada beberapa cara yang dapat ditempuh yaitu :
1.    Klasifikasi Biner yaitu klasifikasi yang dilakukan dengan membagi sekelompok objek menjadi dua kelompok berdasarkan persamaan atau perbedaan ciri tertentu yang membedakannya Contoh : siswa diperhadapkan pada gambar Tumbuhan dan Kelinci kemudian siswa ditugaskan untuk mencari perbedaan kedua objek tersebut.
2.    Klasifikasi bertingkat, yaitu mengelompokkan benda berdasarkan perbedaan-dan persamaanya terus menerus sehingga membentuk sebuah hirarki.
3.    Klasifikasi secara seri, yaitu mengelompokkan benda-benda berdasarkan ciri khusunya dengan cara mengurutkannya mulai dari yang terkecil atau dari yang terbesar.
3.    Keterampilan Proses Komunikasi
Setelah melakukan pengamatan siswa diharapkan mengkomunikasikan hasil pengamatan yang dilakukannya dengan baik melalui indera maupun perasannya secara langsung maupun tidak langsung. Keterampilan dasar komunikasi adalah kemepuan seseorang untuk dapat menagkap atau menyampaikan sebuah informasi berupa
Salah satu cara yang sangat penting untuk melatih siswa agar terampil berkomunikasi adalah melalui penugasan menulis jurnal sains dalam bentuk membuat laporan hasil pengamatan yang meliputi:
1) mendeskripsikan ciri-ciri suatu objek,
2) merangkum informasi dari hasil bacaan,
3) menjelaskan data yang diperoleh dari grafik, gambar atau table,
4) menyajikan data dalam bentuk grafik, table atau uraian,
5) menjelaskan/ menceritakan hasil pengamatan.
4.    Keterampilan Proses Bertanya
Sebuah pertanyaan adalah kalimat interogatif yang membutuhkan jawaban yang disampaikan dalam bahasa yang sederhana, jelas, langsung, yang dapat dimengerti. Sebuah pertanyaan yang baik apabila merangsang untuk berfikir dan disesuaikan dengan umur, kemampuan dan minat.
Apabila menginginkan siswa untuk bertanya maka perlu diberi : 1) stimulus yaitu rangsangan yang berhubungan langsung dengan materi sehingga membangkitkan keingintahuan siswa dan memebrikan kesempatan untuk mencarinya dimana indicator yang terbaik apabila siswa bertanya secara spontan sehingga guru hanya membutuhkan sedikit usaha untuk mengembangkan diskusi selanjutnya. 2) menjadi model, bahwa pertanyaan yang dikemukakan guru adalah suatu contoh/ model, dengan cara membangun suasana/kegiatan kelas yang yang berkaitan dengan topic yang sedang dibahas atau dengan kata lain mengembangkan suasana kelas yang menghargai semua orang bertanya.
Kesempatan bertanya dapat didorong dengan :
-    Menggunakan jam-jam di kelas dengan membagi pemikiran-pemikiran dan bertanya apabila siswa sedang membicarakan sesuatu yang menarik perhatian mereka
-    Meminta siswa mengajukan pertanyaan mingguan dan memberi ganjaran apabila cara mengajukan perrtanyaan mereka meningkat lebih baik
-    Membantu siswa menulis daftar pertanyaan tentang hal-hal yang telah dipelajari.
5.    Keterampilan Proses Melakukan Percobaan
Percobaan yang dimaksud disini adalah melakukan percobaan sederhana dalam rangka melakukan pembuktian terhadap apa saja yang dipikirkan oleh siswa. Eksperimen adalah usaha sistematik yang direncanakan untuk menghasilkan data dalam rangka menjawab atau menguji suatu pertanyaan awal siswa (hopotesis). Untuk itulah siswa dapat dilatih melakukan suatu percobaan sedarhana dengan terlebih dahulu diberi stimulus agar mampum menjawab sebuah pertanyaan dalam bentuk dugaan-dugaan sementara.
Contoh :
Siswa diajak untuk melakukan percobaan mengetahui kandungan zat di dalam bahan makanan yang sering meraka makan setiap hari, misalnya nasi, roti, telur, kacang, atau bahan makanan lainnya dengan terlebih dahulu menanyakan mengapa kita harus makan? Apakah sebenarnya zat yang dikandung oleh bahan makanan? Dan setrusnya sehingga dapat dilakukan pembuktian yang berasal dari jawaban siswa.
D.    KESIMPULAN
Diharapkan dalam pengajaran sains di kelas dapat mengikuti alur penyelidikan ilmiah seperti yang dibahas diatas sehingga menghasilkan siswa yang berkualitas serta kuantitas belajar lebih bermakna daripada hanya sekedar menghafal.
Untuk mewujudkan pembelajaran yang bermakna dan berkualitas bagi anak SD diperlukan sebuah pendekatan pembelajaran dengan keterampilan proses yang meliputi :
1.    Keterampilan Proses Mengamati (Observasi)
2.    Keterampilan Proses Klasifikasi
3.    Keterampilan Proses Komunikasi
4.    Keterampilan Proses Bertanya
5.    Keterampilan Proses Melakukan Percobaan Sederhana
Dengan membiasakan anak dalam menerapkan pendekatan keterampilan proses dalam belajar Sains akan memberikan dampak yang lebih besar terhadap proses pembelajaran agar lebih bermakna dan mudah diterima.














DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, Muslimin. 2003. Kerja Ilmiah : Pengamatan (Observasi). Modul Pelatihan Terintegrasi  Guru-Guru Mata Pelajaran Biologi. Direktorat PLP Depdiknas. Jakarta


Ibrahim, Muslimin. 2003. Kerja Ilmiah : Klasifikasi. Modul Pelatihan Terintegrasi  Guru-Guru Mata Pelajaran Biologi. Direktorat PLP Depdiknas. Jakarta


Mustofa, Agus. 2003. Pusaran Energi Ka’bah. PADMA Press. Surabaya.

Susilo, Herawati. 2003. Kerja Ilmiah : Komunikasi. Modul Pelatihan Terintegrasi  Guru-Guru Mata Pelajaran Biologi. Direktorat PLP Depdiknas. Jakarta


Susilo, Herawati. 2003. Kerja Ilmiah : Bertanya. Modul Pelatihan Terintegrasi  Guru-Guru Mata Pelajaran Biologi. Direktorat PLP Depdiknas. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar