Pengertian Konsumsi
Konsumsi
bukanlah istilah asing bagi telinga kita. Konsumsi berasal dan bahasa lnggris,
consumption, yang artinya memakai atau menghabiskan. Konsumsi dalam pengertian
sehari-hari adalah makan dan minum. Pengertian mengurangi atau menghabiskan di
sini adalah secara berangsur-angsur atau sekaligus. Barang yang Iangsung dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen disebut barang konsumsi, sedangkan
barang yang tujuannya untuk menghasilkan barang lebih lanjut disebut barang
produksi.
Pengertian
konsumsi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Konsumsi
dalam arti sempit adalah kegiatan menggunakan atau memakai barang untuk
memenuhi kebutuhan.
2. Konsumsi
dalam arti luas adalah kegiatan menggunakan atau memakai barang baik secara
berangsur-angsur atau sekaligus habis untuk memenuhi kebutuhan.
Barang
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan disebut barang konsumsi. Barang
konsumsi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
·
Barang yang wujudnya tidak habis tetapi
kegunaannya habis. Contoh: isi bolpoin jika digunakan, maka wujudnya masih ada
tetapi kegunaannya akan berangsur angsur habis.
·
Barang yang wujud dan kegunaannya habis
bersama-sama. Contoh: air/minuman kalau digunakan (diminum), maka wujud dan
kegunaannya akan habis bersama-sama.
Barang dan jasa yang
dikonsumsi dapat dibedakan menjadi barang yang langsung habis dalam satu kali
pakai dan barang yang dapat digunakan berkali-kali. Barang yang habis satu kali
pakai jika tidak digunakan oleh seseorang, maka tidak dapat dipergunakan lagi
oleh orang lain. Barang ini sifatnya tidak tahan lama atau habis dalam sekali
pakai. Contohnya: makanan dan minuman.
Adapun barang yang
nilai gunanya tidak habis sekaligus tetapi sedikit demi sedikit dan
berangsur-angsur akhirnya habis. Barang-barang yang termasuk jenis ini disebut
juga barang tahan lama. Contoh: kendaraan, komputer, dan peralatan kantor. Kemampuan
suatu barang untuk memenuhi kebutuhan manusia disebut kegunaan barang
(utility).
Contoh;
Barang-barang
yang dipakai, misalnya: pakaian. sepatu, perhiasan, dan lain-lain. Barang-barang
yang digunakan dan dimanfaatkan, misalnya: perabot rumah tangga, alat-alat
dapur, alat-alat olah raga, buku, komputer, kendaraan, dan lain-lain.
Barang-barang
yang dinikmati, misalnya: radio, tape recorder, televisi, VCD player, dan
lain-lain. Barang-barang tersebut secara berangsur-angsur kegunaannya akan
habis atau berkurang. Barang-barang yang dihabiskan nilai kegunaannya
sekaligus, misalnya: makanan, minuman, buah-buahan yang dikonsumsi dan bahan
bakar.
Tujuan Konsumsi
Konsumen
dalam melakukan kegiatan konsumsi pasti memiliki tujuan, yaitu untuk mencapai
kepuasan maksimal dari kombinasi barang dan jasa yang digunakan.
Contoh: Bu Ema
seorang ibu rumah tangga membutuhkan beras, lauk-pauk, sayuran, sirup, susu,
dan buah-buahan. Uang yang dimiliki hanya Rp 15.000,00. Oleh karena itu, Bu Ema
harus membandingkan kombinasi-kombinasi yang tepat di antara bermacam-macam
kebutuhannya sesuai dengan uang yang ia miliki (Rp 15.000,00) dan menetapkan
kombinasi kebutuhan agar tercapai kepuasan maksimal.
Pola Konsumsi
Pola
konsumsi seseorang ataupun keluarga tidak akan sama satu sama lainnya. Pola
konsumsi adalah susunan tingkat kebutuhan suatu keluarga dalam j angka waktu
tertentu yang dipenuhi dari pendapatan yang diperolehnya. Perbedaan pola
konsumsi banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: tingkat
pendapatan, selera atau gaya hidup, jumlah tanggungan keluarga, lingkungan
sosial ekonomi dan pendidikan
Pola
konsumsi seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut.
·
Jumlah anggota keluarganya
·
Pendapatan
·
Jenis kelamin
·
Usia
·
Agama
·
Tingkat pendidikan
·
Lingkungan
·
Kebudayaan
·
Harga barang dan jasa
·
Gaya hidup
·
Asas Konsumsi
Asas konsumsi ada tiga macam,
yaitu:
Ø Asas
seimbang: asas konsumsi yang mengandung pengertian bahwa jumlah nilai barang
dan jasa yang dikonsumsi harus sama dengan jumlah pendapatan.
Ø Asas
surplus: asas konsumsi yang mengandung pengertian bahwa jumlah nilai barang dan
jasa yang dikonsumsi harus lebih kecil dibandingkan dengan jumlah pendapatan.
Asas ini menimbulkan kelebihan atau sisa pendapatan yang dapat ditabung untuk
kebutuhan yang akan datang.
Ø Asas
defisit: asas konsumsi yang mengandung pengertian bahwa jumlah nilai barapg dan
jasa yang dikonsumsi lebih besar dibandingkan dengan jumlah pendapatan. Asas
ini akan menimbulkan kekurangan (defisit) yang dapat mengakibatkan timbulnya
utang yang harus dilunasi pada masa yang akan dating.
Definisi
dan Pengertian Tabungan Lengkap
Menurut UU no. 10 tahun
1998, pengertian tabungan adalah sebagai simpanan masyarakat yang tempo waktu
penarikannya dapat dilakukan sewaktu-waktu oleh si penabung pada saat yang
dikehendaki dan menuruti syarat-syarat tertentu yang telah diberlakukan oleh
bank penyelenggara. Tetapi, alat penarikan yang dimaksud tidak bisa digantikan
dengan bilyet giro, cek, dan atau alat lainnya yang memiliki persamaan dengan
itu.
1.
Syarat-syarat yang dimaksud di dalam
pengertian tabungan di atas adalah sebagai berikut: Penarikan tabungan hanya
dapat dilakukan melalui kantor bank atau alat-alat lainnya yang disediakan
untuk memenuhi keperluan tersebut dan tidak dapat dilakukan dengan menggunakan
bilyet giro, cek, dan berbagai surat perintah pembayaran yang mirip dengan itu.
2.
Penarikan tabungan yang dilakukan tidak
boleh melebihi jumlah saldo tertentu yang menyebabkan slado tabungan menjadi
lebih kecil dari saldo minimum yang ditetapkan oleh bank, kecuali penabung
sudah pasti tidak akan melanjutkan tabungannya.
Sementara itu,
ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi bank di dalam negeri adalah Tabungan yang
sudah pasti dijamin oleh Bank Indonesia saat ini terbatas hanya pada tabungan
jenis Taska dan Tabanas. Dalam brosur tentang penyelenggaraan tabungan yang
disahkan oleh masing-masing bank, disarankan harus mencantumkan dengan jelas
ketentuan-ketentuan mengenai masing-masing tabungan yang diselenggarakannya,
termasuk tentang Taska dan Tabanas.
Pengertian tabungan
yang dimaksudkan oleh bank-bank besar saat ini berbeda dengan Tabanas (Tabungan
Pembangunan Nasional) beberapa tahun yang lalu. Produk-produk tabungan saat ini
dijual oleh bank-bank yang memiliki suku bunga yang lumayan cukup tinggi
sebagai refleksi yang riil terhadap persaingan ketat dalam pengumpulan dana
masyarakat. Tabungan merupakan jenis sistem yang diimajinasikan seperti hutang
dari bank kepada masyarakat, dalam hal ini adalah mereka yang memiliki
tabungan, dikelompokkan menjadi hutang jangka pendek dalam neraca. Tidka adanya
batas jangka waktu tertentu untuk tabungan dan penarikan yang dapat dilakukan
kapan pun menyebabkan tabungan harus dimasukkan ke dalam golongan hutang jangka
pendek. Setiap bank mempunyai jenis tabungan yang berbeda. Tata cara menabung,
tata cara mengambilnya, perhitungan suku bunga, dan pemberian hadiahnya juga
berbeda untuk setiap bank. Produk tabungan yang berbeda seperti ini dapat
dijadikan sebagai alat promosi bagi bank yang menawarkannya. Promosi tabungan
tersebut dapat disalurkan ke dalam kemudahan fasilias, bentuk suku bunga,
hadiah yang menarik, dan lain sebagainya. Bank pada umumnya akan memberikan
buku tabungan yang berfungsi sebagai sarana informasi dari seluruh transaksi
yang dilakukan oleh si pemilik tabungan dan kartu ATM beserta nomor pribadinya
(PIN). Beberapa keuntungan yang akan didapatkan dari menabung di bank antara
lain:
Ø Uang
yang disimpan di dalam bank tidak akan mudah untuk dicuri dan tercecer.
Ø Menabung
di bank telah dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sesuai dengan
ketentuan yang diberlakukan.
Ø Bank
akan memberikan sejumlah suku bunga yang dihitung berdasarkan jumlah saldo
tabungan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komsumsi
Faktor-Faktor
Ekonomi
Ø Pendapatan
Rumah Tangga
Pendapatan
rumah tangga sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi. Biasanya makin
tinggi tingkat pendapatan, tingkat konsumsinya juga akan meningkat. Mengapa
demikian? Karena tingkat pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga untuk
membeli aneka kebutuhan konsumsi juga semakin besar. Selain itu, dengan
pendapatan tinggi pola hidup masyarakat akan semakin konsumtif.
Contohnya
jika pendapatan Pak Maman sangat rendah maka keluarganya hanya mampu membeli
beras untuk konsumsi dengan kualitas rendah. Lauk yang digunakan pun mungkin
hanya ikan asin yang murah. Sarana hiburan yang ada di rumah juga hanya
televisi hitam putih saja. Tetapi jika penghasilan Pak Maman meningkat, beras
yang dipilih adalah beras berkualitas nomor satu, lauk ikan asin diganti dengan
daging ayam. Demikian juga, sarana hiburan televisi hitam putih disingkirkan
diganti dengan televisi warna, layar datar.
Ø Kekayaan
Rumah Tangga
Yang
termasuk dalam kekayaan rumah tangga adalah kekayaan riil dan kekayaan
finansial. Kekayaan riil, misalnya rumah, mobil, dan tanah. Sedangkan kekayaan
finansial adalah surat-surat berharga, saham, dan deposito berjangka.
Kekayaan-kekayaan tersebut dapat meningkatkan konsumsi, karena menambah
pendapatan.
Bunga
deposito yang diterima tiap bulan dan dividen tiap tahun akan menambah
pendapatan rumah tangga. Begitu pula jika rumah, tanah, dan mobil yang dimiliki
tersebut disewakan. Penghasilan tersebut menjadi penghasilan nonupah (nonwages
income). Tambahan penghasilan tersebut akan dipakai sebagai konsumsi. Tentunya
hal ini akan meningkatkan pengeluaran konsumsi.
Ø Tingkat
Bunga
Tingkat
bunga yang tinggi dapat mengurangi keinginan konsumsi. Dengan tingkat bunga
tinggi, kegiatan konsumsi menjadi semakin mahal. Apalagi bagi mereka yang ingin
mengonsumsi dengan sistem kredit, misalnya dengan meminjam bank atau
menggunakan kartu kredit. Biaya bunga untuk kredit yang tinggi menyebabkan
biaya konsumsi semakin mahal. Mereka lebih baik menunda atau mengurangi
konsumsi.
Selain
itu, tingkat bunga yang tinggi menyebabkan masyarakat lebih merasa untung jika
menyimpan uangnya di bank daripada dihabiskan untuk konsumsi. Karena sebagian
uangnya disimpan di bank maka uang yang tersedia untuk konsumsi berkurang.
Ø Perkiraan
Masa Depan
Jika
rumah tangga memperkirakan masa depannya makin baik, mereka akan merasa leluasa
untuk berkonsumsi. Karena itu pengeluaran konsumsi cenderung meningkat. Tetapi
sebaliknya, jika perkiraan kondisi masa depan buruk, mereka ancang-ancang untuk
menekan pengeluaran konsumsi.
Faktor-faktor
internal untuk memperkirakan prospek masa depan rumah tangga antara lain apakah
ayah atau ibu masih tetap bekerja? Apakah karier dan gaji akan meningkat? Atau
adakah anggota keluarga lain yang akan bekerja? Sedangkan faktor-faktor
eksternal yang memengaruhi perkiraan masa depan antara lain kondisi
perekonomian dalam negeri dan kebijakan ekonomi yang dijalankan pemerintah.
Faktor-Faktor
Non Ekonomi
Ø Faktor
Jumlah Penduduk
Jumlah
penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi secara menyeluruh,
walaupun pengeluaran rata-rata per orang atau per keluarga relatif rendah.
Misalnya walaupun tingkat konsumsi rata-rata penduduk Indonesia lebih rendah
daripada penduduk Singapura, tetapi tingkat pengeluaran konsumsi Indonesia
masih lebih besar dari Singapura. Hal ini karena jumlah penduduk Indonesia
lebih besar daripada Singapura, hampir lima puluh satu kali lipat. Maka tingkat
konsumsi rumah tangga Indonesia sangat besar.
Pengeluaran
konsumsi suatu negara akan sangat besar bila jumlah penduduknya banyak dan
pendapatan per kapita sangat tinggi. Contohnya terjadi pada negara Amerika
Serikat dan Jepang. Pengeluaran konsumsi negara tersebut puluhan kali lipat
besarnya daripada Indonesia. Walaupun jumlah penduduk hampir sama dengan
Indonesia tetapi pendapatan per kapita Amerika Serikat jauh lebih besar.
Ø Faktor
Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk bisa
dilihat dari beberapa klasifikasi antara lain usia, jenis kelamin, pendidikan,
dan wilayah tinggal. Pengaruh komposisi penduduk tersebut terhadap tingkat
konsumsi dapat dijelaskan sebagai berikut.
§ Makin
banyak penduduk yang berusia kerja atau usia produktif, maka makin besar tingkat
konsumsi. Hal ini terjadi apabila didukung oleh kesempatan kerja yang tinggi
dan upah kerja yang baik. Semakin banyak penduduk yang bekerja, penghasilan
masyarakat juga semakin besar.
§ Makin
tinggi tingkat pendidikan masyarakat, tingkat konsumsinya juga makin tinggi.
Pada saat seseorang berpendidikan tinggi, kebutuhan hidupnya makin banyak.
Orang yang berpendidikan tinggi tidak hanya sekadar memenuhi kebutuhan
hidupnya, tetapi juga kebutuhan akan pergaulan dan informasi.
§ Makin
banyak penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan (urban), pengeluaran konsumsi
juga makin tinggi. Sebab pola hidup masyarakat kota lebih konsumtif dibanding
masyarakat pedesaan.
Ø Faktor
Sosial Budaya
Faktor
sosial budaya ternyata juga berpengaruh terhadap besarnya tingkat konsumsi dalam
masyarakat. Misalnya pola kebiasaan makan, perubahan etika, dan tata nilai.
Contoh nyatanya adalah berubahnya kebiasaan berbelanja dari pasar tradisional
ke pasar swalayan menyebabkan konsumsi meningkat karena suasana belanja yang
lebih praktis dan nyaman. Dalam kenyataannya sulit memilah faktor apa yang
paling memengaruhi terjadinya perubahan konsumsi. Sebab ketiga faktor di atas
saling terkait. Bisa saja dalam kelompok masyarakat berpendapatan rendah
ternyata konsumsinya sangat tinggi karena pengaruh kehidupan kelompok kaya yang
mereka tonton di televise
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Tabungan
Ø Tabungan Pemerintah
Tabungan
pemerintah hampir seluruhnya berasal dari kelebihankelebihan penerimaan
pemerintah secara keseluruhan atas pengeluaran konsumsi pemerintah. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa tabungan pemerintah tidaklah terlalu besar. Hanya
ada sedikit kasus di mana tabungan pemerintah terutama dari Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap tabungan pemerintah
secara keseluruhan.
Pada
umumnya peran tabungan pemerintah memang sangat kecil. Cara yang paling sering
digunakan untuk memobilisasi tabungan pemerintah adalah melalui peningkatan
rasio pengumpulan pajak terhadap GNP, reformasi struktur pajak, dan jika
mungkin melalui peningkatan tingkat pajak yang telah ada.
Ø Bursa Info
Menghentikan
Utang Luar Negeri dengan Tabungan Pemerintah
Sudah
seharusnya pemerintah mengurangi pinjaman luar negeri karena sekarang saatnya
memikirkan kemandirian. Dalam arti kita harus mampu menggunakan dana-dana yang
ada di masyarakat daripada harus berutang. Hanya saja ada dua masalah, yaitu
dari mana dana dalam negeri dan bagaimana kalau dana dalam negeri tidak bisa
menggantikan dana luar negeri.
Pinjaman
luar negeri merupakan selisih dari biaya untuk membangun, dikurangi tabungan
pemerintah. Karena tabungan pemerintah tidak cukup untuk membangun maka harus
meminjam. Agar pinjaman luar negeri kecil, maka tabungan pemerintah harus
banyak. Caranya dengan efisiensi pengeluaran rutin.
Tabungan
pemerintah merupakan penerimaan pemerintah dikurangi pengeluaran rutin, maka
kedua-duanya dikelola dengan baik. Pengeluaran harus efisien, sedangkan
penerimaan harus dimanfaatkan. Karena selama ini, semua sumber dana penerimaan
negara belum dimanfaatkan dengan baik. Contohnya masih adanya wajib pajak yang
tidak membayar pajak. Dengan besarnya dana penerimaan dan efisiensinya
pengeluaran rutin tidak akan memperkuat pinjaman pemerintah.
Jika
tabungan pemerintah masih kurang, baru dicarikan pinjaman luar negeri. Memang
bagaimanapun tidak ada satu negara pun di dunia yang bisa lepas dari pinjaman,
apalagi yang masih membangun. Hanya saja komposisinya yang perlu diatur.
Ø Tabungan Swasta Dosmetik
Di
banyak negara, tabungan swasta memberikan peran besar dalam menunjang
pembentukan modal. Pengumpulan tabungan swasta domestik berhasil dengan baik
jika masyarakat berhasil mengurangi tingkat konsumsinya. Tabungan swasta
terdiri atas dua komponen yaitu tabungan rumah tangga dan tabungan perusahaan.
Ø Tabungan Rumah Tangga
Tabungan
rumah tangga meliputi tabungan yang berasal dari upah, hasil usaha-usaha
pribadi, partnership dan bentuk-bentuk bisnis nonkorporasi. Tabungan rumah
tangga akan sangat rendah jika tingkat pendapatan rendah, tetapi kecenderungan
berkonsumsi tetap tinggi. Sedikitnya tabungan yang dimiliki masyarakat karena
tingginya tingkat belanja rumah tangga untuk konsumsi kebutuhan primer, biaya
anak sekolah, dan kebutuhan lain.
Ø Tabungan Perusahaan
Tabungan
perusahaan merupakan laba yang ditahan oleh perusahaan-perusahaan setelah
pendapatan bersih perusahaan dikurangi dividen yang dibayarkan kepada para
pemegang saham. Jika perusahaan-perusahaan di suatu negara masih banyak yang
berskala kecil, maka tingkat tabungannya juga relatif lebih rendah.
Perusahaan
yang kecil juga mengalami kesulitan menyisihkan banyak tabungan. Selain itu,
perusahaan sulit menabung karena tingginya jumlah dana untuk membayar utang.
Ø Tabungan Asing/Luar Negeri
Tabungan
asing/luar negeri berasal dari dua sumber, yaitu tabungan pemerintah asing atau
bantuan luar negeri dan tabungan swasta asing yang terdiri atas investasi asing
terutama oleh perusahaan multinasional dan pinjaman komersial eksternal. Komponen-komponen
tabungan ini penting untuk mengetahui aliran modal keluar atau investasi yang
menggambarkan penggunaan tabungan. Jumlah tabungan yang tersedia di suatu
negara secara sederhana merupakan jumlah tabungan pemerintah, tabungan
domestik, dan tabungan asing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar