Tampilkan postingan dengan label sejarah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sejarah. Tampilkan semua postingan
Kamis, 10 Desember 2015
SEJARAH SENI
07.21
SEJARAH SENI
Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermaksud kematian dan mawar merah yang bermaksud cinta).
1. Seni lukis
Karya seni dua demensi yang bisa mengungkapkan pengalaman atau perasaan si pencipta. Pelukis yang sedang sedih akan tercipta karya yang bersifat susah, sedangkan pelukis yang sedang gembira akan tercipta karya yang riang. Karya tersebut terlihat pada goresan, garis-garis dan pewarnaan.
2. Seni Kriya
Karya seni terapan yang mengutamakan kegunaan dan keindahan (estetis) yang bisa menarik konsumen. Seni kriya/kerajinan (handy Craff) ini biasanya untuk hiasan dan cenderamata. Karena karya ini termasuk karya yang di perjual belikan dan berguna bagi kehidupan masyarakat sehari- hari baik untuk alat rumah tangga maupun untuk hiasan. Bahkan satu desain kriya ini bisa di produksi dalam jumlah banyak oleh industri dan di pasarkan sebagai barang dagangan
download file lengkap sejarah seni di sini |
SEJARAH SOEKARNO HATTA
07.06
SOEKARNO / HATTA
Presiden
pertama Republik Indonesia, Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di
Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Ayahnya
bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Semasa
hidupnya, beliau mempunyai tiga istri dan dikaruniai delapan anak. Dari istri
Fatmawati mempunyai anak Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati dan Guruh.
Dari istri Hartini mempunyai Taufan dan Bayu, sedangkan dari istri Ratna Sari
Dewi, wanita turunan Jepang bernama asli Naoko Nemoto mempunyai anak Kartika..
Masa kecil Soekarno hanya beberapa tahun hidup bersama orang tuanya di Blitar.
Semasa
SD hingga tamat, beliau tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said
Tokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjutkan
sekolah di HBS (Hoogere Burger School). Saat belajar di HBS itu, Soekarno telah
menggembleng jiwa nasionalismenya. Selepas lulus HBS tahun 1920, pindah ke
Bandung dan melanjut ke THS (Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi
yang sekarang menjadi IT. Ia berhasil meraih gelar “Ir” pada 25 Mei 1926.
Kemudian, beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai
Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka.
Akibatnya, Belanda, memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29
Desember 1929. Delapan bulan kemudian baru disidangkan.
Dalam
pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, beliau menunjukkan kemurtadan
Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu. Pembelaannya itu membuat Belanda
makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas pada
tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya.
Akibatnya, beliau kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende, Flores, tahun
1933. Empat tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu. Setelah melalui perjuangan
yang cukup panjang, Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI
pada 17 Agustus 1945. Dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Ir.Soekarno
mengemukakan gagasan tentang dasar negara yang disebutnya Pancasila. Tanggal 17
Agustus 1945, Ir Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia.
Dalam
sidang PPKI, 18 Agustus 1945 Ir.Soekarno terpilih secara aklamasi sebagai
Presiden Republik Indonesia yang pertama. Sebelumnya, beliau juga berhasil
merumuskan Pancasila yang kemudian menjadi dasar (ideologi) Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Beliau berupaya mempersatukan nusantara. Bahkan Soekarno
berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan
Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955 yang kemudian berkembang menjadi
Gerakan Non Blok. Pemberontakan G-30-S/PKI melahirkan krisis politik hebat yang
menyebabkan penolakan MPR atas pertanggungjawabannya. Sebaliknya MPR mengangkat
Soeharto sebagai Pejabat Presiden. Kesehatannya terus memburuk, yang pada hari
Minggu, 21 Juni 1970 ia meninggal dunia di RSPAD. Ia disemayamkan di Wisma
Yaso, Jakarta dan dimakamkan di Blitar, Jatim di dekat makam ibundanya, Ida Ayu
Nyoman Rai. Pemerintah menganugerahkannya sebagai “Pahlawan Proklamasi.
anda dapat melihat file lengkap setelah anda mendownload pada link yang ada di bawah, semoga bermanfaat..
download fle sejarah soekarno/hatta |
Senin, 11 November 2013
PENDIDIKAN PADA MASA VOC
23.41
PENDIDIKAN PADA MASA VOC
Badan Tertinggi VOC
1617
Heeren XVII
Bagian timur Indonesia
(Ambon) Batavia Penyebaran agama protestan atas
agama
Pusat administrasi VOC
katolik
yang telah mengakar pada masyarakat
1630 1636
1607 1632 1645 Sekolah
pertama Tiga sekolah
Sekolah
pertama 16 sekolah 33 sekolah
1.300 guru
·
1643 bahasa Belanda diterapkan dalam bahasa pengantar
·
1780
penerapan bahasa Belanda lebih ditekankan
·
1786
dihapuskan dengan alasan sulit dimengerti
·
Pelajaran
yang diajarkan adalah membaca, menulis, berhitung,
menyanyi, dan pelajaran agama.
PENDIDIKAN PADA ABAD XIX
·
Pertengahan
abad XVIII, VOC dibubarkan karena perdagangan mengalami kerugian demi kerugian
yang dibarengi peralihan kekuasaan atas
Hindia Belanda terhadap VOC untuk wilayah nusantara.
·
1808,
Daendels menginstruksikan regen-regen Jawa di bagian utara dan timur untuk
mendirikan sekolah atas biaya sendiri.
·
1817
didirikan sekolah untuk anak Belanda.
·
1848
untuk pertama kali dalam sejarah kolonial yaitu memberikan uang 25.000 Golden
untuk pembangunan sekolah bagi anak pribumi.
·
Dengan
alasan kurang biaya dalam hal pembangunan sekolah, maka pada tahun 1849 hanya 2
sekolah yang dibangun. Dengan catatan mempersiapakan pegawai dari orang
pribumi, dan yang berhak mengenyam pendidikan adalah anak pribumi dari kalangan
menengah ke atas.
Sekolah Guru
1852 1856 1862 1866
Solo Bandung & Problinggo Bukittinggi Tanah Batu
·
Bahasa
Belanda tidak digunakan sebelum tahun 1869 (sekolah khusus di Ambon)
dengan alasan jika pribumi mengetahui bahasa Belanda, akan mengancam
kepentingan Belanda khususnya kepentingan ekonomi.
·
Pelajaran
yang diajarkan pada sekolah meliputi geografi, biologi, geometri, berhitung,
pengetahuan alam, pertanian, dan ilmu mengukur tanah.
·
Berbeda
dengan pendidikan pada masa VOC, pada abad ini pendidikan agama tidak lagi
diajarkan, melainkan ilmu-ilmu terapan yang diprioritaskan.
·
Alasan
ilmu terapan yang diprioritaskan:
1.
Ilmu
ini langsung dapat diterapkan dalam kehidupan
2.
Lulusan
yang dihasilkan dapat memperlancar misi pemarintahan Hindia Belanda di
Indonesia, khususnya di bidang ekonomi.
1892
Reorganisasi
sistem pendidikan
Kelas satu dengan pelajaran bahasa
Belanda Kelas dua tanpa bahasa Belanda
·
1893
semua pelajaran dihapuskan kecuali pada kelas satu.
·
Menurut
Sartono Kartodirdjo pendidikan pada abad XIX menunjukan kecenderungan yang
ditentukan oleh politik pendidikan khususnya dan politik kebudayaan pada umumnya:
1.
Pengajaran
bersifat netral dan sesuai dengan aliran liberalisme yang dianut, pengajaran
tidak didasarkan pada aliran agama sehingga pelajaran agama tidak diberikan.
2.
Keengganan
untuk memasukkan pelajaran bahasa Belanda dalam kurikulum pendidikan. Politik
bahasa yang ditempuh lebih memperhatikan unsure keudayaan dan kesukarelaan.
3.
Pendirian
sekolah lebih mengarah pada pemenuhan kebutuhan praktis yang berhubungan dengan
berbagai bidang pekerjaan.
4.
Terdapat
gagasan yang kuat bahwa sekolah pribumi lebih berakar pada lingkungan
kebudayaan, sehingga bahasa pengantar harus bahasa Daerah.
·
Hingga
abad XX, jumlah keseluruhan sekolah
mencapai 1.501 sekolah.
·
Kesempatan
memperoleh pendidikan ala barat bagi kalangan pribumi lebih terbuka pada saat
diberlakukannya rezim kolonial baru (Politik Etis; 1901) yang diusulkan oleh
pejabat peradilan Belanda, Van Deventer yang diresmikan oleh pidato ratu
Wilhelmina di depan masyarakat Belanda.
PENDIDIKAN
DEFENISI PENDIDIKAN
---->PENDIDIKAN DALAM ARTI LUAS ----->Pendidikan adalah hidup
(life is aducation) maksudnya adalah segala pengalaman hidup (belajar) dalam
berbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positip
bagi pertumbuhan dan perkembangan individu.
---->Pengalaman belajar dapat berlangsung dalam segala lingkungan
dan sepanjang hayat.Pendidikan adalah segala sesuatu dalam kehidupan yang
mempengaruhi pembentukan berpikir,dan ertindak individu.Pendidikan merupakan
merupakan proses tanpa akhir.
---->PENDIDIKAN DALAM ARTI SEMPIIT : Pendidikan dalam prakteknya
identik dengan persekolahan (scholling) yaitu : pengajaran Formal dibawah
kondisi-kondisi terkontrol.Pedidikan adalah sekolah (pendidikan yang
diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan Formal.
ASPEK yang dipertimbangka dalam Pendidikan
- Penyadaran
- Pencerahan
- Pemberdayaan
- Perubahan perilaku
Defenisi pendidikan secara umum
Menurut kamus besar
bahasa Indonesia (1991:232) pendidikan berasal dari kata didik ,lalu diberikan
kata Awalan kata me sehingga menjadi mendidik yang artinya : memelihara dan
member latihan.dalam memelihara dan member latihan diperlukan adanya
ajaran,tuntunan dan pimpinan mengenai ahklak dan kecerdasan pemikiran.
JHON DEWEY pendidikan
adalah suatu proses makna pengalaman.
Hasil diskusi dengan
Almarhum Prof. Hasaruddin Manra.M.ed
Pendidikan
menghasilkan orang yang terdidik
1.berpengetahuan
2.sikap--->adalah
hasil belajar(tingkah laku seseorang),kesiapan untuk bertindak.
3.Keterampilan
Pengetahuan biasa
----->mencium bau
Mengajar mendidik dan
mengajar tidak mendidik. Mengajar mendidik harus sesuai dengan Norma kesusilaan
masyarakat.
Sejarah Nusantara
23.34
Sejarah Nusantara
Istilah Sejarah Nusantara dalam tulisan ini dimaknai sebagai catatan mengenai rangkaian peristiwa yang terjadi di Kepulauan Indonesia sebelum berdirinya Republik Indonesia.
Zaman pra-sejarah
Migrasi manusia purba masuk ke wilayah Nusantara terjadi para rentang waktu antara 100.000 sampai 160.000 tahun yang lalu sebagai bagian dari migrasi manusia purba "out of Africa". Selanjutnya kira-kira 2000 tahun sebelum Masehi, perpindahan besar-besaran masuk ke kepulauan Nusantara (imigrasi) dilakukan oleh ras Austronesia dari Yunan dan mereka menjadi nenek moyang suku-suku di wilayah Nusantara bagian barat. Mereka datang dalam 2 gelombang kedatangan yaitu sekitar tahun 2.500 SM dan 1.500 SM.
Bangsa nenek moyang ini telah memiliki peradaban yang cukup baik, mereka paham cara bertani yang lebih baik, ilmu pelayaran bahkan astronomi. Mereka juga sudah memiliki sistem tata pemerintahan sederhana serta memiliki pemimpin (raja kecil). Kedatangan imigran dari India pada abad-abad akhir Sebelum Masehi memperkenalkan kepada mereka sistem tata pemerintahan yang lebih maju (kerajaan). Tokoh Dewawarman adalah orang pertama yang memperkenalkan model tata pemerintahan yang lebih maju itu. Dewawarman melanjutkan dan memajukan wilayah kekuasaan tokoh Aki Tirem.
Zaman pra-kolonial
Kerajaan Hindu/Buddha
Kerajaan Salakanagara
Kerajaan Tarumanagara
Kerajaan Kutai
Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh
Kerajaan Kalingga
Kerajaan Keritang
Kerajaan Mataram (Mataram Kuno)
Kerajaan Medang
Kerajaan Kahuripan
Kerajaan Kediri
Kerajaan Kanjuruhan
Kerajaan Janggala
Kerajaan Singasari
Kerajaan Majapahit
Kerajaan Dharmasraya
Kerajaan Pajajaran
Kerajaan Blambangan
Kerajaan Sailendra
Kerajaan Sanjaya
Kerajaan Isyana
Kerajaan Negara Daha
Kerajaan Negara Dipa
Kerajaan Tanjung Puri
Kerajaan Nan Sarunai
Kerajaan Kuripan
Kerajaan Tulang Bawang
Kerajaan Islam
Kepaksian Sekala Brak
Kesultanan Aceh
Kesultanan Asahan
Kerajaan Kemuning
Kerajaan Batin Enam Suku
Kerajaan Indragiri
Kesultanan Banten
Kesultanan Bima
Kesultanan Bulungan
Kesultanan Buton
Kesultanan Cirebon
Kesultanan Lingga-Riau
Kesultanan Deli
Kesultanan Dompu
Kesultanan Demak
Kesultanan Gowa
Kesultanan Jambi
Kesultanan Kota Pinang
Kesultanan Kutai
Kesultanan Langkat
Kesultanan Pajang
Kesultanan Mataram
Kesultanan Kartasura
Kesultanan Pagaruyung
Kesultanan Palembang
Kesultanan Pontianak
Kesultanan Samawa
Kesultanan Sambas
Kesultanan Serdang
Kesultanan Siak Sri Inderapura
Kerajaan Tanjungpura
Kesultanan Ternate
Kesultanan Tidore
Kerajaan Sumedang Larang
Kasunanan Surakarta
Kasultanan Yogyakarta
Mangkunagaran
Kadipaten Paku Alaman
Kesultanan Malaka
Kerajaan Pasai
Kesultanan Banjarmasin
Kerajaan Linge
Kesultanan Perlak
Kesultanan Pasir
Kesultanan Kotawaringin
Kerajaan Pagatan
Kerajaan Tidung
Kerajaan Sambaliung
Kerajaan Gunung Tabur
Kesultanan Mempawah
Kesultanan Kubu
Zaman kolonial
Zaman Portugis
Keahlian bangsa Portugis dalam navigasi, pembuatan kapal dan persenjataan memungkinkan mereka untuk melakukan ekspedisi eksplorasi dan ekspansi. Dimulai dengan ekspedisi eksplorasi yang dikirim dari Malaka yang baru ditaklukkan dalam tahun 1512, bangsa Portugis merupakan bangsa Eropa pertama yang tiba di kepulauan yang sekarang menjadi Indonesia, dan mencoba untuk menguasai sumber rempah-rempah yang berharga [1] dan untuk memperluas usaha misionaris Katolik Roma. Upaya pertama Portugis untuk menguasai kepulauan Indonesia adalah dengan menyambut tawaran kerjasama dari Kerajaan Sunda.
Pada awal abad ke-16, pelabuhan-pelabuhan perdagangan penting di pantai utara Pulau Jawa sudah dikuasai oleh Kesultanan Demak, termasuk dua pelabuhan Kerajaan Sunda yaitu Banten dan Cirebon. Khawatir peran pelabuhan Sunda Kelapa semakin lemah, raja Sunda, Sri Baduga (Prabu Siliwangi) mencari bantuan untuk menjamin kelangsungan pelabuhan utama kerajaannya itu. Pilihan jatuh ke Portugis, penguasa Malaka. Dengan demikian, pada tahun 1512 dan 1521, Sri Baduga mengutus putra mahkota, Surawisesa, ke Malaka untuk meminta Portugis menandatangani perjanjian dagang, terutama lada, serta memberi hak membangun benteng di Sunda Kelapa.[2]
Pada tahun 1522, pihak Portugis siap membentuk koalisi dengan Sunda untuk memperoleh akses perdagangan lada yang menguntungkan. Tahun tersebut bertepatan dengan diselesaikan penjelajahan dunia oleh Magellan.
Komandan benteng Malaka pada saat itu adalah Jorge de Albuquerque. Tahun itu pula dia mengirim sebuah kapal, São Sebastião, di bawah komandan Kapten Enrique Leme, ke Sunda Kalapa disertai dengan barang-barang berharga untuk dipersembahkan kepada raja Sunda. Dua sumber tertulis menggambarkan akhir dari perjanjian tersebut secara terperinci. Yang pertama adalah dokumen asli Portugis yang berasal dari tahun 1522 yang berisi naskah perjanjian dan tandatangan para saksi, dan yang kedua adalah laporan kejadian yang disampaikan oleh João de Barros dalam bukunya "Da Asia", yang dicetak tidak lama sebelum tahun 1777/78.
Menurut sumber-sumber sejarah ini, raja Sunda menyambut hangat kedatangan orang Portugis. Saat itu Prabu Surawisesa telah naik tahta menggantikan ayahandanya dan Barros memanggilnya "raja Samio". Raja Sunda sepakat dengan perjanjian persahabatan dengan raja Portugal dan memutuskan untuk memberikan tanah di mulut Ciliwung sebagai tempat berlabuh kapal-kapal Portugis. Selain itu, raja Sunda berjanji jika pembangunan benteng sudah dimulai maka beliau akan menyumbangkan seribu karung lada kepada Portugis. Dokumen kontrak tersebut dibuat rangkap dua, satu salinan untuk raja Sunda dan satu lagi untuk raja Portugal; keduanya ditandatangani pada tanggal 21 Agustus 1522.
Pada dokumen perjanjian, saksi dari Kerajaan Sunda adalah Padam Tumungo, Samgydepaty, e outre Benegar e easy o xabandar, maksudnya adalah "Yang Dipertuan Tumenggung, Sang Adipati, Bendahara dan Syahbandar Sunda Kelapa". Saksi dari pihak Portugis, seperti dilaporkan sejarawan Porto bernama João de Barros, ada delapan orang. Saksi dari Kerajaan Sunda tidak menandatangani dokumen, mereka melegalisasinya dengan adat istiadat melalui "selamatan". Sekarang, satu salinan perjanjian ini tersimpan di Museum Nasional Republik Indonesia, Jakarta.
Pada hari penandatangan perjanjian tersebut, beberapa bangsawan Kerajaan Sunda bersama Enrique Leme dan rombongannya pergi ke tanah yang akan menjadi tempat benteng pertahanan di mulut Ci Liwung. Mereka mendirikan prasasti, yang disebut Luso-Sundanese padrão, di daerah yang sekarang menjadi Kelurahan Tugu di Jakarta Utara. Adalah merupakan kebiasaan bangsa Portugis untuk mendirikan padrao saat mereka menemukan tanah baru. Padrao tersebut sekarang disimpan di Museum Nasional Jakarta.
Portugis gagal untuk memenuhi janjinya untuk kembali ke Sunda Kalapa pada tahun berikutnya untuk membangun benteng dikarenakan adanya masalah di Goa/India.
Perjanjian inilah yang memicu serangan tentara Kesultanan Demak ke Sunda Kelapa pada tahun 1527 dan berhasil mengusir orang Portugis dari Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527. Tanggal ini di kemudian hari dijadikan hari berdirinya Jakarta.
Gagal menguasai pulau Jawa, bangsa Portugis mengalihkan perhatian ke arah timur yaitu ke Maluku. Melalui penaklukan militer dan persekutuan dengan para pemimpin lokal, bangsa Portugis mendirikan pelabuhan dagang, benteng, dan misi-misi di Indonesia bagian timur termasuk pulau-pulau Ternate, Ambon, dan Solor. Namun demikian, minat kegiatan misionaris bangsa Portugis terjadi pada pertengahan abad ke-16, setelah usaha penaklukan militer di kepulauan ini berhenti dan minat mereka beralih kepada Jepang, Makao dan Cina; serta gula di Brazil.
Kehadiran Portugis di Indonesia terbatas pada Solor, Flores dan Timor Portugis setelah mereka mengalami kekalahan dalam tahun 1575 di Ternate, dan setelah penaklukan Belanda atas Ambon, Maluku Utara dan Banda.[3] Pengaruh Portugis terhadap budaya Indonesia relatif kecil: sejumlah nama marga Portugis pada masyarakat keturunan Portugis di Tugu, Jakarta Utara, musik keroncong, dan nama keluarga di Indonesia bagian timur seperti da Costa, Dias, de Fretes, Gonsalves, Queljo, dll. Dalam bahasa Indonesia juga terdapat sejumlah kata pinjaman dari bahasa Portugis, seperti sinyo, nona, kemeja, jendela, sabun, keju, dll.
Zaman VOC
Vereenigde Oostindische Compagnie (Perserikatan Perusahaan Hindia Timur) atau VOC yang didirikan pada tanggal 20 Maret 1602 adalah perusahaan Belanda yang memiliki monopoli untuk aktivitas perdagangan di Asia. Disebut Hindia Timur karena ada pula VOC yang merupakan perserikatan dagang Hindia Barat. Perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan pertama yang mengeluarkan pembagian saham.
Meskipun sebenarnya VOC merupakan sebuah badan dagang saja, tetapi badan dagang ini istimewa karena didukung oleh negara dan diberi fasilitas-fasilitas sendiri yang istimewa. Misalkan VOC boleh memiliki tentara dan boleh bernegosiasi dengan negara-negara lain. Bisa dikatakan VOC adalah negara dalam negara.
VOC terdiri 6 Bagian (Kamers) di Amsterdam, Middelburg (untuk Zeeland), Enkhuizen, Delft, Hoorn dan Rotterdam. Delegasi dari ruang ini berkumpul sebagai Heeren XVII (XVII Tuan-Tuan). Kamers menyumbangkan delegasi ke dalam tujuh belas sesuai dengan proporsi modal yang mereka bayarkan; delegasi Amsterdam berjumlah delapan.
Di Indonesia VOC memiliki sebutan populer Kompeni atau Kumpeni. Istilah ini diambil dari kata compagnie dalam nama lengkap perusahaan tersebut dalam bahasa Belanda.
Langganan:
Postingan (Atom)