HARUN YAHYA
Segala
sesuatu sekecil apapun di alam ini memperlihatkan adanya penciptaan yang luar
biasa. Akan tetapi paham materialisme yang diwakili oleh Darwinisme, yakni
teori evolusi, telah bersembunyi di balik kedok sains untuk menolak fakta
penciptaan di alam. Teori yang mengatakan bahwa kehidupan berasal dari materi
tak hidup melalui serangkaian peristiwa kebetulan ini sebenarnya telah
diluluhlantakkan dengan pengakuan bahwa alam ini diciptakan oleh Allah. Seorang
astrofisikawan Amerika, Hugh Ross mengatakan hal ini:
"Atheisme,
Darwinisme, dan bahkan bisa dikatakan semua "isme-isme" yang lahir
dari filsafat-filsafat abad ke-18 hingga abad ke-20 dibangun di atas sebuah
asumsi, yakni asumsi yang salah, bahwa jagat raya adalah kekal dan tak hingga.
Keganjilan ini telah menempatkan kita berhadap-hadapan dengan sebab - atau penyebab
- di luar/di balik/di hadapan alam semesta dan segala isinya, termasuk
kehidupan itu sendiri."
Kendatipun
doktrin evolusi telah ada sejak jaman Yunani kuno, teori evolusi dikemukakan
secara lebih mendalam di abad 19. Yang menjadikan teori tersebut sebagai bahasan
terpenting dalam dunia ilmiah adalah kemunculan buku "The Origin of Species" karya Charles Darwin di tahun 1859.
Dalam buku ini, Darwin mengingkari penciptaan spesies yang berbeda-beda jenis
secara terpisah oleh Allah seraya mengatakan bahwa semua makhluk hidup berasal
dari satu nenek moyang yang sama yang kemudian berkembang menjadi
spesies-spesies yang berbeda dalam kurun waktu yang lama melalui perubahan
bentuk sedikit demi sedikit.
Kalau
memang demikian yang terjadi, maka seharusnya pernah terdapat sangat banyak
spesies peralihan selama periode perubahan yang panjang ini. Sebagai contoh,
seharusnya terdapat beberapa jenis makhluk setengah ikan-setengah reptil di
masa lampau, dengan beberapa ciri reptil sebagai tambahan pada ciri ikan yang
telah mereka miliki. Atau seharusnya terdapat beberapa jenis burung-reptil
dengan beberapa ciri burung di samping ciri reptil yang telah mereka miliki.
Evolusionis menyebut makhluk-makhluk khayalan yang mereka yakini hidup di masa
lalu ini sebagai bentuk "transisi"
Jika
binatang-binatang seperti ini memang pernah ada, maka seharusnya mereka muncul
dalam jumlah dan variasi sampai jutaan atau milyaran. Lebih penting lagi,
sisa-sisa makhluk-makhluk aneh ini seharusnya ada pada catatan fosil. Jumlah
bentuk-bentuk peralihan ini pun semestinya jauh lebih besar daripada spesies
binatang masa kini dan sisa-sisa mereka seharusnya diketemukan di seluruh
penjuru dunia. Dalam "The Origin of
Species" Darwin menjelaskan:
"Jika
teori saya benar, pasti pernah terdapat jenis-jenis bentuk peralihan yang tak
terhitung jumlahnya, yang mengaitkan semua spesies dari kelompok yang
sama…Sudah tentu bukti keberadaan mereka di masa lampau hanya dapat ditemukan
pada peninggalan-peninggalan fosil."
Teori
Darwin sama sekali tidak didasarkan pada penemuan ilmiah yang nyata sebagaimana
yang diakuinya, jadi ini hanya sekedar "dugaan". Di samping itu,
sebagaimana yang diakui Darwin dalam satu bab panjang berjudul "Difficulties of the Theory
(Kesulitan-Kesulitan Teori Ini)" dalam buku "The Origin of Species" di mana ia mengatakan:
"…Jika
suatu spesies memang berasal dari spesies lain melalui perubahan sedikit demi
sedikit, mengapa kita tidak melihat sejumlah besar bentuk transisi di manapun?
Mengapa alam tidak berada dalam keadaan kacau balau, tetapi justru seperti kita
lihat, spesies-spesies hidup dengan bentuk sebaik-baiknya?… Menurut teori ini
harus ada bentuk-bentuk peralihan dalam jumlah besar, tetapi mengapa kita tidak
menemukan mereka terkubur di kerak bumi dalam jumlah yang tidak terhitung?… Dan
pada daerah peralihan, yang memiliki kondisi hidup peralihan, mengapa sekarang
tidak kita temukan jenis-jenis peralihan dengan kekerabatan yang erat? Telah
lama kesulitan ini sangat membingungkan saya."
Ini
berarti bahwa: Allah tidak menciptakan
makhluk hidup melalui proses evolusi!:
"Sucikanlah
nama Rabbmu Yang Maha Tinggi, yang menciptakan, dan menyempurnakan
(penciptaan-Nya), dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi
petunjuk…" (QS. Al-A'laa, 87:1-3)
Sumber:
1.
Harun Yahya: Before You Regret,
Al-Attique Publishers Inc. Canada, 2001, hal.: 62-64.
2. Harun Yahya: Keruntuhan Teori Evolusi, Dzikra Bandung, 2001, hal.: 20-30.
2. Harun Yahya: Keruntuhan Teori Evolusi, Dzikra Bandung, 2001, hal.: 20-30.
Kebohongan
Ilmiah
Allah
swt telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sempurna, begitu pula berbagai
jenis makhluk hidup yang ada di bumi, masing-masing diciptakan Allah dengan
bentuknya yang khusus dan telah sempurna.
Namun,
sepanjang sejarah hingga zaman ini, masih saja kita temui golongan yang
menentang fakta ini. Mereka memunculkan teori tandingan yang tidak memiliki bukti
ilmiah nyata. Dengan kedok sains, para ilmuwan ini bahkan berani
terang-terangan berbohong dan mengingkari fakta penciptaan tiap-tiap jenis
makhluk hidup secara khusus dan sempurna, termasuk manusia. Di bawah ini adalah
sedikit dari sekian banyak kebohongan dan manipulasi ilmiah yang ada di dunia
sains:
Manusia
Piltdown: Fosil palsu!
Manusia Piltdown: Fosil palsu yang dibuat dengan menempelkan rahang Orang Utan pada tengkorak manusia. Agar tampak kuno, fosil ini dicelup dalam larutan potasium dikromat.
Pada
tahun 1912, seorang dokter terkenal yang juga ahli paleoantropologi amatir,
Charles Dawson, mengklaim telah menemukan tulang rahang dan fragment tengkorak
di dalam sebuah lubang di Piltdown, Inggris. Kendatipun gigi dan tengkoraknya
terlihat berasal dari manusia, akan tetapi tulang rahang tersebut lebih
menyerupai kera. Spesimen ini lalu dinamakan "Manusia Piltdown".
Fosil yang diduga berusia 500 ribu tahun ini dipajang di beberapa museum
sebagai bukti kuat terjadinya evolusi manusia. Selama lebih dari 40 tahun,
telah banyak artikel ilmiah tentang "Manusia Piltdown" ditulis,
sejumlah penafsiran dan gambar dibuat, dan fosil tersebut dikemukakan sebagai
bukti penting yang menunjukkan terjadinya evolusi manusia. Tidak kurang dari
500 tesis doktor mengenai subyek ini telah dihasilkan. Seorang ahli
paleoantropologi asal Amerika, Henry Fairfield Osborn, ketika berkunjung ke
British Museum di tahun 1935 berkomentar: "…kita harus selalu diingatkan bahwa alam dipenuhi keanehan, dan ini
adalah sebuah temuan yang mengejutkan tentang manusia prasejarah…"
Pada
tahun 1949, Kenneth Oakley dari departemen paleontologi British Museum mencoba
melakukan "pengujian fluorin", metode baru yang digunakan untuk
menentukan umur fosil-fosil kuno. Setelah pengujian fluorin dilakukan pada
fosil manusia Piltdown, hasilnya sungguh mengejutkan. Ternyata tulang rahang
Manusia Piltdown tidak mengandung fluorin. Ini berarti tulang rahang tersebut
terkubur kurang dari beberapa tahun yang lalu. Sedangkan tengkoraknya yang
hanya mengandung fluorin dalam kadar rendah menunjukkan bahwa umurnya hanya
beberapa ribu tahun.
Penemuan
selanjutnya mengungkapkan bahwa gigi pada tulang rahang berasal dari orang utan
yang direkayasa agar tampak usang, dan bahwa peralatan-peralatan
"primitif" yang ditemukan bersama fosil tersebut hanyalah imitasi
sederhana yang telah diasah dengan menggunakan peralatan baja. Berdasarkan
hasil penelitian terperinci yang dilakukan oleh Weiner, pemalsuan ini kemudian
diumumkan tahun 1953. Tengkorak tersebut ternyata milik manusia yang hanya
berusia 500 tahun, sedangkan tulang rahang pada fosil tersebut ternyata milik
kera yang baru saja mati! Kemudian gigi-gigi pada fosil telah disusun berderet
dan ditempatkan pada rahangnya secara khusus, dan sendinya dirancang menyerupai
sendi manusia. Lalu semua bagian diwarnai dengan potasium dikromat agar tampak
kuno. Warna ini memudar ketika fosil palsu tersebut dicelup dalam larutan asam.
Le Gros Clark, anggota tim yang membongkar skandal penipuan ini, tidak mampu
menyembunyikan rasa kagetnya atas kejadian tersebut dan berkomentar: "bukti-bukti abrasi tiruan dengan
segera tampak di depan mata. Begitu gamblangnya sampai-sampai patut
dipertanyakan bagaimana hal ini sampai bisa lolos dari pengamatan
sebelumnya?"
Setelah
skandal ini terbongkar, fosil "Manusia Piltdown" dengan segera
disingkirkan dari British Museum setelah lebih dari 40 tahun dipajang.
Lukisan di atas dibuat hanya
berdasarkan fosil satu gigi dan diterbitkan di majalah Illustrated London News edisi 24 Juli 1922. Akan tetapi, kaum
evolusionis sangat kecewa ketika terungkap bahwa gigi ini ternyata bukan milik
makhkluk mirip kera atau manusia, tetapi berasal dari spesies babi yang telah
punah.
Di
tahun 1922, Henry Fairfield Osborn, manajer American Museum of Natural History,
mengumumkan telah menemukan sebuah fosil gigi geraham yang berasal dari periode
Pliosin, di Nebraska Barat dekat Snake Brook. Gigi ini dinyatakan memiliki ciri
gigi manusia dan gigi kera. Argumentasi ilmiah yang seru pun terjadi. Sebagian
orang menafsirkan gigi ini berasal dari Pithecanthropus
erectus, sedangkan sebagian yang lain menyatakan gigi tersebut lebih mirip
gigi manusia. Selain diberi nama "Manusia Nebraska", fosil yang
memunculkan polemik sengit ini diberi "nama ilmiah": Hesperopithecus haroldcooki.
Banyak
ahli yang memberikan dukungan kepada Osborn. Berdasarkan satu gigi ini,
rekonstruksi kepala dan tubuh Manusia Nebraska pun digambar. Lebih jauh,
Manusia Nebraska bahkan dilukis bersama dengan istri dan anak-anaknya sebagai
sebuah keluarga dengan latar belakang pemandangan alam.
Semua
skenario ini dibangun berdasarkan atas fosil satu gigi saja. Evolusionis
(golongan yang mempercayai teori evolusi) begitu meyakini keberadaan
"manusia bayangan" ini, hingga ketika seorang peneliti bernama
William Bryan menolak penafsiran yang menyimpang ini, ia dikritik dengan pedas.
Di
tahun 1927, bagian lain dari kerangkanya diketemukan. Berdasarkan serpihan
tulang ini, gigi tersebut ternyata bukan berasal dari kera ataupun manusia,
akan tetapi milik spesies babi liar Amerika yang telah punah bernama
prosthennops. William Gregory memberi judul artikelnya yang dimuat majalah
Science dengan: "Hesperopithecus:
Apparently Not An Ape Nor A Man (Hesperopithecus: Ternyata Bukan Kera Ataupun
Manusia)". Dalam tulisan tersebut ia mengumumkan kekeliruan ini.
Segera setelah kejadian itu, semua gambar Hesperopithecus haroldcooki dan
"keluarganya" segera dihapus dari literatur evolusi.
Ota
Benga: Bunuh Diri Karena Merana
OTA BENGA:
"Orang Pigmi di Kebun Binatang"
Setelah
Darwin mengklaim bahwa manusia berevolusi dari makhluk hidup mirip kera dalam
bukunya The Descent of Man, ia lalu
mulai mencari fosil-fosil yang mendukung argumentasinya. Sejumlah evolusionis
bahkan percaya bahwa makhluk "separo manusia-separo kera" tidak hanya
ditemukan dalam bentuk fosil, tetapi juga dalam keadaan masih hidup di berbagai
tempat di bumi. Di awal abad 20, pencarian "mata rantai transisi yang
masih hidup" ini menghasilkan sejumlah peristiwa yang mengenaskan, dan
yang paling tidak berperikemanusiaan di antaranya adalah yang menimpa seorang
Pigmi (suku di Afrika Tengah dengan tinggi badan rata-rata kurang dari 127 cm)
bernama Ota Benga.
Ota
Benga ditangkap di tahun 1904 oleh seorang peneliti evolusionis di Kongo,
Afrika. Dalam bahasanya, Ota Benga berarti "teman". Ia memiliki
seorang istri dan dua anak. Dengan dirantai dan ditempatkan dalam kurungan, ia
dibawa ke Amerika Serikat. Di sana para ilmuwan evolusionis memamerkannya di
hadapan khalayak ramai pada Pekan Raya Dunia di St. Louis bersama spesies kera
lain dan memperkenalkannya sebagai "mata
rantai transisi terdekat dengan manusia". Dua tahun kemudian, ia
dibawa ke Kebun Binatang Bronx di New York di mana ia dipamerkan dalam kelompok
"nenek moyang manusia" bersama beberapa sipanse, gorila bernama
Dinah, dan orang utan bernama Dohung. Dr. William T. Hornaday, seorang
evolusionis direktur kebun binatang tersebut memberikan sambutan panjang lebar
tentang betapa bangganya ia mempunyai "bentuk transisi" yang luar
biasa tersebut di kebun binatangnya dan memperlakukan Ota Benga dalam kandang
bak seekor binatang. Setelah tidak tahan dengan perlakuan ini, Ota Benga
akhirnya bunuh diri.
Hakikat Teori Evolusi Darwin: Perang Terhadap Agama
HARUN YAHYA
Di
jaman ini, sejumlah kalangan berpandangan bahwa teori evolusi yang dirumuskan
oleh Charles Darwin tidaklah bertentangan dengan agama. Ada juga yang
sebenarnya tidak meyakini teori evolusi tersebut akan tetapi masih juga ikut
andil dalam mengajarkan dan menyebarluaskannya. Hal ini tidak akan terjadi
seandainya mereka benar-benar memahami teori tersebut. Ini adalah akibat
ketidakmampuan dalam memahami dogma utama Darwinisme, termasuk pandangan paling
berbahaya dari teori tersebut yang diindoktrinasikan kepada masyarakat. Oleh
karenanya, bagi mereka yang beriman akan adanya Allah sebagai satu-satunya
Pencipta makhluk hidup, namun pada saat yang sama berpandangan bahwa
"Allah menciptakan beragam makhluk hidup melalui proses evolusi,"
hendaklah mempelajari kembali dogma dasar teori tersebut. Tulisan ini ditujukan
kepada mereka yang mengaku beriman akan tetapi salah dalam memahami teori
evolusi. Di sini diuraikan sejumlah penjelasan ilmiah dan logis yang penting
yang menunjukkan mengapa teori evolusi tidak sesuai dengan Islam dan fakta
adanya penciptaan.
Dogma dasar Darwinisme
menyatakan bahwa makhluk hidup muncul menjadi ada dengan sendirinya secara
spontan sebagai akibat peristiwa kebetulan. Pandangan ini sama sekali bertentangan
dengan keyakinan terhadap adanya penciptaan alam oleh Allah.
Kesalahan
terbesar dari mereka yang meyakini bahwa teori evolusi tidak bertentangan
dengan fakta penciptaan adalah anggapan bahwa teori evolusi adalah sekedar
pernyataan bahwa makhluk hidup muncul menjadi ada melalui proses evolusi dari
satu bentuk ke bentuk yang lain. Oleh karenanya, mereka mengatakan:
"Bukankah tidak ada salahnya jika Allah menciptakan semua makhluk hidup
melalui proses evolusi dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain; apa salahnya
menolak hal ini?" Akan tetapi, sebenarnya terdapat hal yang sangat
mendasar yang telah diabaikan: perbedaan mendasar antara para pendukung evolusi
(=evolusionis) dan pendukung penciptaan (=kreasionis) bukanlah terletak pada
pertanyaan apakah "makhluk hidup muncul masing-masing secara terpisah atau
melalui proses evolusi dari bentuk satu ke bentuk yang lain. Pertanyaan yang pokok adalah "apakah
makhluk hidup muncul menjadi ada dengan sendirinya secara kebetulan akibat
rentetan peristiwa alam, atau apakah makhluk hidup tersebut diciptakan secara
sengaja?"
Teori
evolusi, sebagaimana yang diketahui, mengklaim bahwa senyawa-senyawa kimia
inorganik dengan sendirinya datang bersama-sama pada suatu tempat dan waktu
secara kebetulan dan sebagai akibat dari fenomena alam yang terjadi secara
acak. Mula-mula senyawa-senyawa ini membentuk molekul pembentuk kehidupan,
seterusnya terjadi rentetan peristiwa yang pada akhirnya membentuk kehidupan.
Oleh sebab itu, pada intinya anggapan ini menerima waktu, materi tak hidup dan
unsur kebetulan sebagai kekuatan yang memiliki daya cipta. Orang biasa yang
sempat membaca dan mengerti literatur teori evolusi, paham bahwa inilah yang
menjadi dasar klaim kaum evolusionis. Tidak mengherankan jika Pierre Paul
Grassé, seorang ilmuwan evolusionis, mengakui evolusi sebagai teori yang tidak
masuk akal. Dia mengatakan apa arti dari konsep "kebetulan" bagi para
evolusionis:
"…'[Konsep] kebetulan'
seolah telah menjadi sumber keyakinan [yang sangat dipercayai] di bawah kedok
ateisme. Konsep yang tidak diberi nama ini secara diam-diam telah
disembah."
(Pierre
Paul Grassé, Evolution of Living Organisms, New York, Academic Press, 1977,
p.107)
Akan tetapi pernyataan bahwa
kehidupan adalah produk samping yang terjadi secara kebetulan dari senyawa yang
terbentuk melalui proses yang melibatkan waktu, materi dan peristiwa kebetulan,
adalah pernyataan yang tidak masuk akal dan tidak dapat diterima oleh mereka
yang beriman akan adanya Allah sebagai satu-satunya Pencipta seluruh makhluk
hidup. Kaum mukmin
sudah sepatutnya merasa bertanggung jawab untuk menyelamatkan masyarakat dari
kepercayaan yang salah dan menyesatkan ini; serta mengingatkan akan bahayanya.
Pernyataan tentang "adanya
kebetulan" yang dikemukakan teori evolusi dibantah oleh ilmu pengetahuan.
Fakta
lain yang patut mendapat perhatian khusus dalam hal ini adalah bahwa berbagai
penemuan ilmiah ternyata malah sama sekali bertentangan dengan klaim-klaim kaum
evolusionis yang mengatakan bahwa "kehidupan muncul sebagai akibat dari
serentetan peristiwa kebetulan dan fenomena alamiah." Ini dikarenakan
dalam kehidupan terdapat banyak sekali contoh adanya rancangan (design) yang disengaja dengan bentuk
yang sangat rumit dan telah sempurna. Bahkan sel pembentuk suatu makhluk hidup
memiliki rancangan yang sangat menakjubkan yang dengan telak mematahkan konsep
"kebetulan."
Perancangan
dan perencanaan yang luar biasa dalam kehidupan ini sudah pasti merupakan
tanda-tanda penciptaan Allah yang khas dan tak tertandingi, serta ilmu dan
kekuasaan-Nya yang Tak Terhingga.
Usaha
para evolusionis untuk menjelaskan asal-usul kehidupan dengan menggunakan
konsep kebetulan telah dibantah oleh ilmu pengetahuan abad 20. Bahkan kini, di
abad 21, mereka telah mengalami kekalahan telak. (Silahkan baca buku Blunders
of Evolutionists, karya Harun Yahya, terbitan Vural Publishing). Jadi, alasan
mengapa mereka tetap saja menolak adanya penciptaan oleh Allah kendatipun telah
melihat fakta ini adalah adanya keyakinan buta terhadap atheisme.
Allah tidak menciptakan makhluk
hidup melalui proses evolusi
Oleh
karena fakta yang menunjukkan adanya penciptaan atau rancangan yang disengaja
pada kehidupan adalah nyata, satu-satunya pertanyaan yang masih tersisa adalah
"melalui proses yang bagaimanakah makhluk hidup diciptakan." Di sinilah
letak kesalahpamahaman yang terjadi di kalangan sejumlah kaum mukmin. Logika
keliru yang mengatakan bahwa "Makhluk hidup mungkin saja diciptakan
melalui proses evolusi dari satu bentuk ke bentuk lain" sebenarnya masih
berkaitan dengan bagaimana proses terjadinya penciptaan makhluk hidup
berlangsung.
Sungguh,
jika Allah menghendaki, Dia bisa saja menciptakan makhluk hidup melalui proses
evolusi yang berawal dari sebuah ketiadaan sebagaimana pernyataan di atas. Dan
oleh karena ilmu pengetahuan telah membuktikan bahwa makhluk hidup berevolusi
dari satu bentuk ke bentuk yang lain, kita bisa mengatakan bahwa, "Allah
menciptakan kehidupan melalui proses evolusi." Misalnya, jika terdapat
bukti bahwa reptil berevolusi menjadi burung, maka dapat kita katakan,"Allah
merubah reptil menjadi burung dengan perintah-Nya "Kun (Jadilah)!".
Sehingga pada akhirnya kedua makhluk hidup ini masing-masing memililiki tubuh
yang dipenuhi oleh contoh-contoh rancangan yang sempurna yang tidak dapat
dijelaskan dengan konsep kebetulan. Perubahan rancangan ini dari satu bentuk ke
bentuk yang lain - jika hal ini memang benar-benar terjadi - akan sudah barang
tentu bukti lain yang menunjukkan penciptaan.
Akan
tetapi, yang terjadi ternyata bukan yang demikian. Bukti-bukti ilmiah (terutama
catatan fosil dan anatomi perbandingan) justru menunjukkan hal yang sebaliknya:
tidak dijumpai satu pun bukti di bumi yang menunjukkan proses evolusi pernah
terjadi. Catatan fosil dengan jelas menunjukkan bahwa spesies makhluk hidup
yang berbeda tidak muncul di muka bumi dengan cara saling berevolusi dari satu
spesies ke spesies yang lain. Tidak ada perubahan bentuk sedikit demi sedikit
dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain dalam jangka waktu yang
lama. Sebaliknya, spesies makhluk hidup yang berbeda satu sama lain muncul
secara serentak dan tiba-tiba dalam bentuknya yang telah sempurna tanpa
didahului oleh nenek moyang yang mirip dengan bentuk-bentuk mereka. Burung
bukanlah hasil evolusi dari reptil, dan ikan tidak berevolusi menjadi hewan
darat. Tiap-tiap filum makhluk hidup diciptakan masing-masing secara terpisah
dengan ciri-cirinya yang khas. Bahkan para evolusionis yang paling terkemuka
sekalipun telah terpaksa menerima kenyataan tersebut dan mengakui bahwa hal ini
membuktikan adanya fakta penciptaan. Misalnya, seorang ahli palaentologi yang
juga seorang evolusionis, Mark Czarnecki mengaku sebagaimana berikut:
"Masalah
utama yang menjadi kendala dalam pembuktian teori evolusi adalah catatan fosil;
yakni sisa-sisa peninggalan spesies punah yang terawetkan dalam lapisan-lapisan
geologis Bumi. Catatan [fosil] ini belum pernah menunjukkan bukti-bukti adanya
bentuk-bentuk transisi antara yang diramalkan Darwin - sebaliknya spesies
[makhluk hidup] muncul dan punah secara tiba-tiba, dan keanehan ini telah
memperkuat argumentasi kreasionis [=mereka yang mendukung penciptaan] yang
mengatakan bahwa tiap spesies diciptakan oleh Tuhan (Mark Czarnecki, "The
Revival of the Creationist Crusade", MacLean's,
19 January 1981, p. 56)
Khususnya
selama lima puluh tahun terakhir, perkembangan di berbagai bidang ilmu
pengetahuan seperti palaentologi, mikrobiologi, genetika dan anatomi
perbandingan, dan berbagai penemuan menunjukkan bahwa teori evolusi tidak lah
benar. Sebaliknya makhluk hidup muncul di muka bumi secara tiba-tiba dalam
bentuknya yang telah beraneka ragam dan sempurna. Oleh karena itu, tidak ada
alasan untuk mengatakan bahwa Allah menggunakan proses evolusi dalam
penciptaan. Allah telah menciptakan setiap makhluk hidup masing-masing secara
khusus dan terpisah, dan pada saat yang sama, dengan perintah-Nya "Kun
(Jadilah)!" Dan ini adalah sebuah fakta yang nyata dan pasti.
Kesimpulan
Sungguh
sangat penting bagi orang-orang yang beriman untuk senantiasa waspada dan
berhati-hati terhadap sistem ideologi yang ditujukan untuk melawan Allah dan
din-Nya. Selama 150 tahun, teori evolusi atau Darwinisme telah menjadi dalil
serta landasan berpijak bagi semua ideologi anti agama yang telah menyebabkan
tragedi bagi kemanusiaan seperti fasisme, komunisme dan imperialisme; serta
melegitimasi berbagai tindak kedzaliman tak berperikemanusiaan oleh mereka yang
mengadopsi berbagai filsafat ini. Oleh karenanya, tidak sepatutnya kenyataan
dan tujuan yang sesungguhnya dari teori ini diabaikan begitu saja. Bagi setiap
orang yang mengaku muslim, ia memiliki tanggung jawab utama dalam membuktikan
kebohongan setiap ideologi anti agama yang menolak keberadaan Allah dengan
perjuangan pemikiran dalam rangka menghancurkan kebatilan dan menyelamatkan
masyarakat dari bahayanya.
Nyamuk: Bukan Pemakan Darah
HARUN YAHYA
Dalam
Alqur'an, Allah seringkali menyeru manusia untuk mempelajari alam dan
menyaksikan "ayat-ayat" yang ada padanya. Semua makhluk hidup dan tak
hidup di jagat raya ini dipenuhi "ayat" yang menunjukkan bahwa alam
semesta seisinya telah diciptakan. Di samping itu alam ini adalah pencerminan
dari ke-Mahakuasaan, Ilmu dan Kreasi Penciptanya. Adalah wajib bagi manusia
untuk memahami ayat-ayat ini melalui akalnya, sehingga ia pun pada akhirnya
menjadi hamba yang tunduk patuh di hadapan Allah.
Kendatipun
semua makhluk hidup adalah ayat Allah, uniknya ada sejumlah binatang yang
secara khusus disebut dalam Alqur'an. Satu diantaranya adalah nyamuk:
Sesungguhnya
Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari
itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu
benar dari Rabb mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah
maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?" Dengan perumpamaan itu
banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak
orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali
orang-orang yang fasik (QS. Al-Baqarah, 2:26).
Mungkin
banyak di antara kita yang menganggap nyamuk sebagai serangga yang biasa saja,
atau bahkan menjengkelkan karena suka mengganggu orang tidur. Akan tetapi
pernyataan: "Sesungguhnya Allah
tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu"
semestinya mendorong kita untuk memikirkan keajaiban binatang yang satu ini.
Pemakan
madu bunga
Anggapan
banyak orang bahwa nyamuk adalah penghisap dan pemakan darah tidaklah
sepenuhnya benar. Hanya nyamuk betina yang menghisap darah dan bukan yang
jantan. Di samping itu, nyamuk betina menghisap darah bukan untuk kebutuhan
makan mereka. Sebab baik nyamuk jantan maupun betina, keduanya hidup dengan
memakan "nectar", yakni
cairan manis yang disekresikan oleh bunga tanaman (sari madu bunga).
Satu-satunya alasan mengapa nyamuk betina, dan bukan jantan, menghisap darah
adalah karena darah mengandung protein yang dibutuhkan untuk perkembangan dan
pertumbuhan telur nyamuk. Dengan kata lain, nyamuk betina menghisap darah untuk
mempertahankan kelangsungan hidup spesiesnya.
Perubahan
warna
Proses
perkembangan nyamuk merupakan peristiwa yang paling menakjubkan. Di bawah ini
uraian singkat tentang metamorfosis nyamuk dimulai dari larva mungil melalui
sejumlah fase perkembangan yang berbeda hingga pada akhirnya menjadi nyamuk
dewasa.
Nyamuk
betina menaruh telurnya, yang diberi makan berupa darah agar dapat tumbuh dan
berkembang, pada dedaunan lembab atau kolam-kolam yang tak berair di musim
panas atau gugur. Sebelumnya, nyamuk betina ini menjelajahi wilayah yang ada
dengan sangat teliti menggunakan reseptornya yang sangat peka yang terletak
pada perutnya. Setelah menemukan tempat yang cocok, nyamuk mulai meletakkan
telur-telurnya. Telur yang panjangnya kurang dari 1 mm ini diletakkan secara
teratur hingga membentuk sebuah barisan teratur. Beberapa spesies nyamuk meletakkan
telur-telurnya sedemikian hingga berbentuk seperti sebuah sampan. Beberapa
koloni telur ini ada yang terdiri dari 300 buah telur.
Telur-telur
yang berwarna putih ini kemudian berubah warna menjadi semakin gelap, dan dalam
beberapa jam menjadi hitam legam. Warna gelap ini berfungsi untuk melindungi
telur-telur tersebut agar tidak terlihat oleh serangga maupun burung pemangsa.
Sejumlah larva-larva yang lain juga berubah warna, menyesuaikan dengan warna
tempat di mana mereka berada, hal ini berfungsi sebagai kamuflase agar tidak
mudah terlihat oleh pemangsa.
Larva-larva
ini berubah warna melalui berbagai proses kimia yang terjadi pada tubuhnya.
Tidak diragukan lagi bahwa telur, larva maupun nyamuk betina bukanlah yang
menciptakan sendiri ataupun mengendalikan berbagai proses kimia yang
mengakibatkan perubahan warna tersebut seiring dengan perjalanan metamorfosis
nyamuk. Mustahil pula jika sistem yang kompleks ini terjadi dengan sendirinya.
Kesimpulannya adalah nyamuk telah diciptakan secara lengkap beserta dengan
sistem perkembangbiakannya sejak pertama kali ia ada. Dan Pencipta yang Maha
Sempurna ini adalah Allah.
Hidup
sebagai larva
Ketika
periode inkubasi telur telah berlalu, para larva lalu keluar dari telur-telur
mereka dalam waktu yang hampir bersamaan. Larva (jentik nyamuk) yang makan
terus-menerus ini tumbuh sangat cepat hingga pada akhirnya kulit pembungkus
tubuhnya menjadi sangat ketat dan sempit. Hal ini tidak memungkinkan tubuhnya
untuk tumbuh membesar lagi. Ini pertanda bahwa mereka harus mengganti kulit.
Pada tahap ini, kulit yang keras dan rapuh ini dengan mudah pecah dan
mengelupas. Para larva tersebut mengalami dua kali pergantian kulit sebelum
menyelesaikan periode hidup mereka sebagai larva.
Jentik
nyamuk mendapatkan makanan dengan cara yang menakjubkan. Mereka membuat pusaran
air kecil dalam air dengan menggunakan bagian ujung dari tubuh mereka yang
ditumbuhi bulu sehingga mirip kipas. Kisaran air tersebut menyebabkan bakteri
dan mikro-organisme lainnya tersedot dan masuk ke dalam mulut larva nyamuk.
Proses pernapasan jentik nyamuk, yang posisinya terbalik di bawah permukaan
air, terjadi melalui sebuah pipa udara yang mirip dengan "snorkel" (pipa saluran pernapasan)
yang biasa digunakan oleh para penyelam. Tubuh jentik mengeluarkan cairan yang
kental yang mampu mencegah air untuk memasuki lubang tempat berlangsungnya
pernapasan. Sungguh, sistem pernapasan yang canggih ini tidak mungkin dibuat
oleh jentik itu sendiri. Ini tidak lain adalah bukti ke-Mahakuasaan Allah dan
kasih sayang-Nya pada makhluk yang mungil ini, agar dapat bernapas dengan
mudah.
Saat
meninggalkan kepompong
Pada
tahap larva (jentik), terjadi pergantian kulit sekali lagi. Pada tahap ini,
larva tersebut berpindah menuju bagian akhir dari perkembangan mereka yakni
tahap kepompong (pupal stage). Ketika
kulit kepompong terasa sudah sempit dan ketat, ini pertanda bagi larva untuk
keluar dari kepompongnya.
Selama
masa perubahan terakhir ini, larva nyamuk menghadapi tantangan yang
membahayakan jiwanya, yakni masuknya air yang dapat menyumbat saluran
pernapasan. Hal ini dikarenakan lubang pernapasannya, yang dihubungkan dengan
pipa udara dan menyembul di atas permukaan air, akan segera ditutup. Jadi sejak
penutupan ini, dan seterusnya, pernapasan tidak lagi melalui lubang tersebut, akan
tetapi melalui dua pipa yang baru terbentuk di bagian depan nyamuk muda. Tidak
mengherankan jika dua pipa ini muncul ke permukaan air sebelum pergantian kulit
terjadi (yakni sebelum nyamuk keluar meninggalkan kepompong). Nyamuk yang
berada dalam kepompong kini telah menjadi dewasa dan siap untuk keluar dan
terbang. Binatang ini telah dilengkapi dengan seluruh organ dan organelnya
seperti antena, kaki, dada, sayap, abdomen dan matanya yang besar.
Kemunculan
nyamuk dari kepompong diawali dengan robeknya kulit kepompong di bagian atas.
Resiko terbesar pada tahap ini adalah masuknya air ke dalam kepompong.
Untungnya, bagian atas kepompong yang sobek tersebut dilapisi oleh cairan
kental khusus yang berfungsi melindungi kepala nyamuk yang baru "lahir"
ini dari bersinggungan dengan air. Masa-masa ini sangatlah kritis. Sebab tiupan
angin yang sangat lembut sekalipun dapat berakibatkan kematian jika nyamuk muda
tersebut jatuh ke dalam air. Nyamuk muda ini harus keluar dari kepompongnya dan
memanjat ke atas permukaan air dengan kaki-kakinya sekedar menyentuh permukaan
air.
Begitulah,
seringkali hati kita tertutupi dari memahami kebesaran Allah pada makhluknya
yang tampak kecil dan tak berarti. Kalau nyamuk yang kecil ternyata menyimpan
keajaiban ciptaan Allah yang begitu besar, bagaimana dengan makhluk-Nya yang
lebih besar dan lebih sering kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari???
Wallaahu a'lam
Nyamuk dan Petualangannya
HARUN
YAHYA
Sesungguhnya
Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari
itu. (QS. 2:26)
Sementara
manusia diperintahkan untuk merenungkan dirinya sendiri sebagai ciptaan Allah,
Al-Quran seringkali juga mengajak manusia untuk menginvestigasi alam dan
melihat bukti dan tanda Kekuasaan Allah padanya. Seluruh alam semesta dengan
semua elemen baik hidup maupun non-hidup terdiri dari tanda-tanda yang
mengungkapkan bahwa mereka semua itu 'diciptakan'. Dan semuanya itu ada untuuk
menunjukkan Kekuatan, Ilmu dan Seni dari 'Penciptanya'. Dan manusia
bertanggungjawab untuk mengenal tanda-tanda ini dan mengakui Sang Maha
Pencipat, Allah SWT. Semua makhluk hidup memiliki tanda-tanda ini, namun
terdapat beberapa hewan yang secara spesifik telah disebutkan dalam Al-Quran.
Nyamuk adalah salah satunya. Ini disebutkan dalam ayat Al-Quran berikut ini:
Sesungguhnya
Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari
itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu
benar dari Tuhan mereka,tetapi mereka yang kafir mengatakan:"Apakah maksud
Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?". Dengan perumpamaan itu banyak
orang yang disesatkan oleh Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak
orang yang diberinya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang
yang fasik, (QS. 2:26)
Ketika
kita mengamati kehidupan nyamuk, kita dapat mengatakan bahwa nyamuk memiliki
petualangan yang luar biasa. Apa yang secara umum diketahui tentang nyamuk
adalah adalah bahwa mereka menyerap dan makan darah. Namun ini tidak seluruhnya
benar. Karena tidak semua nyamuk, namun hanyalah nyamuk yang betina sajalah
yang menyedot darah. Dan kebutuhannya akan darah tidak ada kaitannya dengan
makan sama sekali. Sebenarnya kedua nyamuk jantan dan betina makan cairan
nektar bunga. ??Satu-satunya alasan mengapa nyamuk betina, tidak seperti yang
jantan, menyedot darah adalah untuk telurnya.yang memerlukannya untuk
berkembang dengan protein yang ada dalam darah. Dengan kata lain, nyamuk betina
menyedot darah hanyalah untuk memastikan kelangsungan hidup generasi barunya.
Point
yang ditekankan di sini adalah bahwa ayat Al-Quran menunjukkan hanya nyamuk
'betina'. Sebagaimana disebutkan terdahulu, hanyalah nyamuk betina yang
mempunyai kemempuan superior yang akan dijelaskan detail di sini. Jadi, kita dapati
begitu ekspresif bahwa nyamuk betinanyalah yang ditekankan dalam Al-Quran.
Selain itu, ini merupakan fakta yang luar biasa kita membuktikan bahwa pada
saat turunnya wahyu Al-Quran, pengetahuan ini sama sekali belum diketahui umat
manusia.
Fase dan proses pertumbuhan nyamuk merupakan salah satu aspek yang paling mengagumkan. Nyamuk berubah dari suatu larva menjadi nyamuk setelah melewati fase yang sama sekali berbeda-beda. Marilah kita melihat kisah petualangan nyamuk secara singkat.
Telur
nyamuk yang diberimakan dengan darah diletakkan pada daun lembab atau kolam
yang kering untuk proses pendewasaan oleh nyamuk betina selama musim panas atau
musim gugur. Namun sebelum ini, induk nyamuk pertama kali menguji tanah secara
keseluruhan dengan menggunakan reseptor yang ada di bawah perutnya, yang
berfungsi sebagai sensor suhu dan kelembaban. Dia mancari tempat yang nyaman
bagi telur-telurnya. Ketika area yang sesuai ditemukannya, ia mulai
mengeluarkan telurnya. Telur-telur ini yang memiliki kepanjangan kurang dari 1
mm, disusun secara bergaris baik dalam kelompok maupun satu-persatu. Beberapa
spesies meletakkan telur-telurnya saling menggabung membentuk suatu rakit yang
mana bisa terdiri dari 300 telur.
Telur
putih yang sudah diletakkan secara hati-hati ini segera mulai merubah warnanya.
Ini hanya membutuhkan waktu beberapa jama saja setelah diletakkan dan mereka
menjadi hitam pekat warnanya. Dengan perubahan ini, telur-telur ini memelihara
proteksi yang bagus dari burung dan serangga. Warna gelapnya tak dapat dikenali
oleh organisme ini.
Telur
membutuhkan periode inkubasi untuk sempurna pada musim dingin. Karena telur
nyamuk ini diciptakan dengan struktur yang dapat bertahan selama musim dingin
yang lama dan dingin, mereka bertahan hidup hingga musim semi ketika masa
inkubasinya selesai. Ketika periode inkubasi telah sempurna, larva mulai keluar
dari telurnya semua hampir dalam waktu yang sama. Telur pertama langsung
diikuti oleh yang lain. Segera setelah menetas dari telurnya, mereka langsung
berenang di air. Sekarang masa hari-hari di air mulai bagi nyamuk.
Larva
yang terus diberi makan tumbuh dengan cepat sekali. Segera kulit yang
membungkus tubuhnya menjadi terlalu kecil baginya untuk tumbuh lebih lanjut.
Inilah pertama kali bagi pergantian kulit mereka. Kulit yang keras namun rapuh
dapat mudah pecah. Sampai siklus pertumbuhan ini selesai secara keseluruhan,
larva nyamuk akan merubah kulitnya dua kali lagi.
Karena
awal kehidupan nyamuk mulai di air, maka sistim yang didisain untuk memberi
makan larva begitu mengesankan. Larva menguatkan pusaran air dengan pemanjang
sayap yang terletak di dua sisi mulutnya yang mengarahkan bakteria dan
mikro-organisme lain untuk makanannya. Dan suatu solusi juga terdapat untuk
pernapasannya: setiap larva mempunyai peralatan menyelam di dalam. Mereka
bernapas via pipa pernapasan di belakang punggungnya sementara berdiri terbalik
di dalam air. Sistim ini mungkin mirip 'snorkel' yang dipakai oleh penyelam.
Selema memakai metode ini, larva mengeluarkan cairan yang lekat dari tubuhnya
untuk menghindari air bocor masuk ke dalam tubuhnya, melalui pintu keluar
pernapasan.
Dalam
waktu dekat, larva nyamuk hidup dengan bantuan harmoni tergabung dari semua
keseimbangan alam yang lembut ini. Jika ia tidak mempunya pipa pernapasan, maka
ia tidak akan bertahan hidup; jika tidak mempunyai sekresi lekatnya, pipa
pernapasannya akan tersumbat.
Sementara
waktu berlalu, sebagian besar larva merubah kulitnya sekali lagi. Perubahan
kulit terakhir kali ini agak berbeda dari sebelumnya. Dengan perubahan akhir
ini, larva melewati fase akhir pendewasaannya, 'fase pupa' dan mereka siap
menjadi nyamuk sungguhan pada akhirnya. Jadi waktu telah tiba bai pupa dewasa
unutk keluar dari kelopak yang meliputi tubuhnya.
Namun,
makhluk hidup yang kelaur dari sarungnya ini begitu berbeda dari fase-fase
awal, nampak tak dapat dipercaya bagi mereka hanya lewat dua fase pertumbuhan
dari makhluk yang sama. Dan metamorfosis ini begitu rumit dan lembut untuk
didisain oleh larva itu sendiri ataupun oleh induknya atau oleh hewan yang
lain.
Selama
periode transisi yang terakhir ini, terdapat ancaman bagi nyamuk, karena pintu
pernapasan di atas air mungkin menjadi tertutup dengan kebocoran air di dalam.
Hal ini secara alami berarti bahwa pupa akan kehabisan napas dan mati. Namun
kemudian, pernapasan tidak dilakukan via lubang-lubang ini. Di sana muncul dua
pipa baru di kepala pupa. Oleh karenanya, sebelum pupa siap untuk perubahan
kulit yang terakhir kali, pertama kali dua pipa ini muncul ke atas air. Ini
adalah metode pernapasan barunya. Selama 3 hingga 4 hari fase pupa, tidak ada
zat makanan bagi nyamuk akan jadi.
Sekarang nyamuk dalam kepompong pupa cukup dewasa dan siap terbang dengan semua organnya seperti antenna, belalai, kaki, dada, sayap, perut dan mata yang besar yang menutupi sebagian besar kepalanya. Lalu kepompong pupa disobek di atas. Tingkat di mana nyamuk yang telah lengkap muncul ini adalah tingkat yang paling membahayakan. Resiko terbesari adalah kebocoran air ke dalam kepompong. Namun bagian atas yang sobek ditutupi oleh cairan yang lekat untuk menghindari kepala dari kontak air. Nyamuk harus keluar dari air tanpa kontak langsung dengan air, sehingga hanya kakinyalah menyentuk permukaan air. Kecepatan ini sangatlah penting, meskipun angin tipispun dapat menyebabkan kematiannya. Akhirnya, nyamuk tinggal landas untuk penerbangan perdananya setelah istirahat sekitar setengah jam.
Harus
kita perhatikan sekali lagi bahwa nyamuk telah keluar dari air tanpa menyentuh
sama sekali… Pada point ini, pertanyaan yang muncul di pikiran adalah bagaimana
nyamuk pertama memperoleh 'kemampuan' seperti ini? Mungkinkan suatu larva
memutuskan diri untuk berubah menjadi nyamuk setelah merubah kulitnya tiga
kali? Sesungguhnya ini sangat tidak mungkin. Binatang yang sangat kecil yang
dijadikan Allah sebagai contoh ini telah secara khusus diciptakan sebagaimana
adanya. Hal ini mengantarkan umat Islam untuk memikirkan ciptaan Allah dan
berpikir bahwa Allah tidak menciptakan semua ini sia-sia saja, namun agar
supaya mereka taqwa kepada Allah dan bertindak sesuai dengan kehendak-Nya.
(yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata):"Ya Tuhan kami, tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami
dari siksa neraka. (QS. 3:191)
Tawon Bermadu
HARUN
YAHYA
Dan
Tuhanmu mewahyukan kepada lebah:"Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di
pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia".
kemudian
makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yanng
telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang
bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (QS. An-Nahl 68, 69)
Banyak
orang tahu bahwa madu merupakan sumber gizi yang penting bagi tubuh manusia,
namun sedikit sekali orang yang menyadari betapa mengagumkan karakteristik
produsen madu itu sendiri yaitu tawon.
Sumber
makanan tawon adalah nektar (minuman dari sari bunga) yang tidak mungkin
didapatkan pada musim dingin. Maka dari itu tawon mencampur nektar tsb dengan
sekresi khususnya sehingga menghasilkan sumber makanan baru, yaitu madu yang
dapat menjadi persediaan makanan baginya untuk musim dingin yang panjang.
Yang
menarik perhatian di sini adalah bahwa madu menyimpan persediaan madu jauh
lebih banyak dari yang sebenarnya ia butuhkan. Sudah pasti pertanyaan yang
muncul adalah mengapa tawon tidak bosan/berhenti dari aktifitas produksi yang
berlebihan ini, karena jelas bagi tawon untuk membuang waktu dan tenaga.
Jawaban atas pertanyaan ini terletak pada wahyu ilahi yang diterima oleh tawon,
sebagaimana disebutkan pada ayat Qur'an di atas.
Tawon
memproduksi madu tidak hanya untuk dirinya saja namun juga bagi manusia. Oleh
karenanya, seperti beberapa hewan di muka bumi, tawon juga diciptakan demi
khidmat kepada manusia. Sebagaimana ayam bertelor setiap hari meskipun ayam
tidak membutuhkan atau sapi yang menghasilkan susu dalam jumlah besar jauh yang
dibutuhkan oleh anaknya.
Organisasi
kawanan tawon yang sempurna
Kehidupan
kawanan tawon dalam sarangnya dan kegiatan produksi madu mempunyai detail yang
luar biasa. Tanpa membahas lebih jauh, marilah kita lebih mengenal sifat dan
karakteristik "kehidupan sosial" tawon. Tawon memiliki
"tugas" banyak yang harus dikerjakan yang mana semuanya diatasi
dengan organisasi yang prima.
Pengaturan
kelembaban dan ventilasi udara
Kelembaban
sarang tawon yang menjadikan madu berkualitas dan terlindungi harus
dipertahankan dalam batas tertentu sepanjang waktu. Sedikit berubah tingkat
kelembaban menjadi di atas atau di bawah limit, akan dapat merusak kualitas
gizi dan hilang proteksinya. Demikian pula, temperatur sarang tawon harus 32°C
selama 10 bulan. Untuk menjaga agar konstan tingkat temperatur dan kelembaban
dalam batas-batas tertentu ini, "kelompok ventilasi" tawon ditunjuk untuk
melaksanakan tugas penting ini.
Selama
musim panas, sangatlah mudah kita dapat mengamati bagaimana tawon memberikan
ventilasi sarangnya. Pintu sarang tawon dipadati oleh tawon. Dengan bertahan
hinggap di lantai kayu, tawon mengipasi sarangnya dengan menggunakan sayapnya.
Dalam suatu standar sarang tawon, udara yang masuk dari satu sisi dipaksa untuk
keluar dari sisi lain. Tawon ventilator tambahan juga bekerja menyebarkan arus
udara di sekitarnya.
Sistim
ventilasi yang sama dipakai untuk menjagai sarang tawon dari bahaya asap dan
polusi udara.
Sistim
kesehatan
Usaha
tawon untuk menjaga kualitas madu tidak hanya dibatasi pada pengaturan
kelembaban dan penkondisian udara saja. Sistim kesehatan yang mengagumkan juga
terjadi di sarang tawon untuk menghindari kejadian apapun yang mengkin dapat
menghasilkan sumber lahirnya bakteri. Prinsip dasar sistim kesehatan ini adalah
untuk menghindari barang asing yang dapat masuk dalam sarang tawon. Karena itu
selalu ada dua pengawal di depan pintu masuk sarang. Jika ada barang asing
ataupun serangga yang akan memasuki sarang tawon meskipun sudah ada usaha
preventif ini, maka semua tawon awas sekali dan mengeluarkannya dari sarangnya.
Untuk
barang asing lebih besar yang tidak dapat dibawa keluar sarangnya, mekanisme
preventif yang lain dimulai. Untuk keadaan yang demikian ini tawon menghasilkan
sesuatu yang disebut "propolis (damar tawon)". Tawon membentuk
propolis yang mengumpulkan damar dari pepohonan seperti pohon cemara, poplar,
akasia; kemudian menggabungkan ini dengan sekresi khususnya. Kelebihan yang
mendasar dari propolis adalah kemampuannya untuk tidak melindungi bakteri di
dalamnya. Substansi seperti ini dibungkus dengan propolis setebal 1.5 mm,
sehingga terisolasi dari sarang tawon.
Damar
tawon yang sama digunakan untuk menambal sarang yang pecah. Damar bereaksi
dengan udara dan membentuk permukaan yang keras setelah mengering dalam waktu
yang sangat pendek.
Jelas
sekali kita dapat menyadari bahwa sistim yang diimplementasikan oleh tawon
untuk menjaga sarangnya memerlukan kesadaran dan intelejensi yang tinggi. Yang
lebih menarik adalah cairan damar yang dikeluarkan oleh tawon untuk
perlindungan dari bakteria. Meskipun kita bisa menganggap bahwa tawon
mengeluarkan cairan ini "secara sadar" untuk membungkus partikel asing,
namun bagaimana mungkin menyediakan penjelasan atas pertanyaan berikut:
'bagaimana tawon menambahkan kualitas anti-bakteri ke cairan yang dikeluarkan
oleh tubuhnya'. Apakah manusia, -yang sudah pasti lebih intelijen dari tawon-
memiliki kemampuan untuk memberikan kualitas anti-bakteri ke dalam sekresi
tubuh manusia sendiri?
Dan Kami tundukkan binatang-binatang itu untuk
mereka; maka sebahagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebahagiannya mereka
makan.
Dan
mereka memperoleh padanya manfaat-manfaat dan minuman.Maka mengapakah mereka
tidak bersyukur?
(QS. Yaasiin 72, 73)
(QS. Yaasiin 72, 73)
Keajaiban Lebah
Madun
HARUN
YAHYA
Dan
Rabbmu mewahyukan kepada lebah: Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di
pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia. (QS. An-Nahl,
16:68)
Lebah
madu membuat tempat penyimpanan madu dengan bentuk heksagonal. Sebuah bentuk
penyimpanan yang paling efektif dibandingkan dengan bentuk geometris lain.
Lebah menggunakan bentuk yang memungkinkan mereka menyimpan madu dalam jumlah
maksimal dengan menggunakan material yang paling sedikit. Para ahli matematika
merasa kagum ketika mengetahui perhitungan lebah yang sangat cermat. Aspek lain
yang mengagumkan adalah cara komunikasi antar lebah yang sulit untuk dipercaya.
Setelah menemukan sumber makanan, lebah pemadu yang bertugas mencari bunga
untuk pembuatan madu terbang lurus ke sarangnya. Ia memberitahukan kepada
lebah-lebah yang lain arah sudut dan jarak sumber makanan dari sarang dengan
sebuah tarian khusus. Setelah memperhatikan dengan seksama isyarat gerak dalam
tarian tersebut, akhirnya lebah-lebah yang lainnya mengetahui posisi sumber
makanan tersebut dan mampu menemukannya tanpa kesulitan.
Lebah
menggunakan cara yang sangat menarik ketika membangun sarang. Mereka memulai
membangun sel-sel tempat penyimpanan madu dari sudut-sudut yang berbeda,
seterusnya hingga pada akhirnya mereka bertemu di tengah. Setelah pekerjaan
usai, tidak nampak adanya ketidakserasian ataupun tambal sulam pada sel-sel
tersebut. Manusia tak mampu membuat perancangan yang sempurna ini tanpa
perhitungan geometris yang rumit; akan tetapi lebah melakukannya dengan sangat
mudah. Fenomena ini membuktikan bahwa lebah diberi petunjuk melalui “ilham”
dari Allah swt sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 68 di atas.
Sejak
jutaan tahun yang lalu lebah telah menghasilkan madu sepuluh kali lebih banyak
dari yang mereka butuhkan. Satu-satunya alasan mengapa binatang yang melakukan
segala perhitungan secara terinci ini memproduksi madu secara berlebihan adalah
agar manusia dapat memperoleh manfaat dari madu yang mengandung “obat bagi
manusia” tersebut. Allah menyatakan tugas lebah ini dalam Al-Qur'an:
Dari perut lebah itu keluar
minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang memikirkan. (QS. An-Nahl,
16: 69)
Tahukah
anda tentang manfaat madu sebagai salah satu sumber makanan yang Allah sediakan
untuk manusia melalui serangga yang mungil ini?
Madu
tersusun atas beberapa molekul gula seperti glukosa dan fruktosa serta sejumlah
mineral seperti magnesium, kalium, potasium, sodium, klorin, sulfur, besi dan
fosfat. Madu juga mengandung vitamin B1, B2, C, B6 dan B3 yang komposisinya
berubah-ubah sesuai dengan kualitas madu bunga dan serbuk sari yang dikonsumsi
lebah. Di samping itu di dalam madu terdapat pula tembaga, yodium dan seng
dalam jumlah yang kecil, juga beberapa jenis hormon.
Sebagaimana
firman Allah, madu adalah “obat yang menyembuhkan bagi manusia”. Fakta ilmiah
ini telah dibenarkan oleh para ilmuwan yang bertemu pada Konferensi Apikultur
Sedunia (World Apiculture Conference) yang diselenggarakan pada tanggal 20-26
September 1993 di Cina. Dalam konferensi tersebut didiskusikan pengobatan
dengan menggunakan ramuan yang berasal dari madu. Para ilmuwan Amerika
mengatakan bahwa madu, royal jelly, serbuk sari dan propolis (getah lebah)
dapat mengobati berbagai penyakit. Seorang dokter asal Rumania mengatakan bahwa
ia mencoba menggunakan madu untuk mengobati pasien katarak, dan 2002 dari 2094
pasiennya sembuh sama sekali. Para dokter asal Polandia juga mengatakan dalam
konferensi tersebut bahwa getah lebah (bee resin) dapat membantu menyembuhkan
banyak penyakit seperti bawasir, penyakit kulit, penyakit ginekologis dan
berbagai penyakit lainnya
Berpikir Secara
Mendalam
HARUN
YAHYA
Banyak
yang beranggapan bahwa untuk "berpikir secara mendalam", seseorang
perlu memegang kepala dengan kedua telapak tangannya, dan menyendiri di sebuah
ruangan yang sunyi, jauh dari keramaian dan segala urusan yang ada. Sungguh,
mereka telah menganggap "berpikir secara mendalam" sebagai sesuatu
yang memberatkan dan menyusahkan. Mereka berkesimpulan bahwa pekerjaan ini
hanyalah untuk kalangan "filosof".
Padahal,
sebagaimana telah disebutkan dalam pendahuluan, Allah mewajibkan manusia untuk
berpikir secara mendalam atau merenung. Allah berfirman bahwa Al-Qur'an
diturunkan kepada manusia untuk dipikirkan atau direnungkan:
"Ini
adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, penuh dengan berkah supaya
mereka memperhatikan (merenungkan) ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran
orang-orang yang mempunyai pikiran" (QS. Shaad, 38: 29).
Yang
ditekankan di sini adalah bahwa setiap orang hendaknya berusaha secara ikhlas
sekuat tenaga dalam meningkatkan kemampuan dan kedalaman berpikir.
Sebaliknya,
orang-orang yang tidak mau berusaha untuk berpikir mendalam akan terus-menerus
hidup dalam kelalaian yang sangat. Kata kelalaian mengandung arti
"ketidakpedulian
(tetapi bukan melupakan), meninggalkan, dalam kekeliruan, tidak menghiraukan,
dalam kecerobohan". Kelalaian manusia yang tidak berpikir adalah akibat
melupakan atau secara sengaja tidak menghiraukan tujuan penciptaan diri mereka
serta kebenaran ajaran agama. Ini adalah jalan hidup yang sangat berbahaya yang
dapat menghantarkan seseorang ke neraka. Berkenaan dengan hal tersebut, Allah
memperingatkan manusia agar tidak termasuk dalam golongan orang-orang yang
lalai:
"Dan
sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut,
dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah
kamu termasuk orang-orang yang lalai." (QS. Al-A'raaf, 7: 205)
"Dan
berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala
perkara telah diputus. Dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula)
beriman." (QS. Maryam, 19: 39)
Dalam
Al-Qur'an, Allah menyebutkan tentang mereka yang berpikir secara sadar,
kemudian merenung dan pada akhirnya sampai kepada kebenaran yang menjadikan
mereka takut kepada Allah. Sebaliknya, Allah juga menyatakan bahwa orang-orang
yang mengikuti para pendahulu mereka secara taklid buta tanpa berpikir, ataupun
hanya sekedar mengikuti kebiasaan yang ada, berada dalam kekeliruan. Ketika
ditanya, para pengekor yang tidak mau berpikir tersebut akan menjawab bahwa
mereka adalah orang-orang yang menjalankan agama dan beriman kepada Allah.
Tetapi karena tidak berpikir, mereka sekedar melakukan ibadah dan aktifitas
hidup tanpa disertai rasa takut kepada Allah. Mentalitas golongan ini
sebagaimana digambarkan dalam Al-Qur'an:
Katakanlah:
"Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu
mengetahui?"
Mereka
akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu
tidak ingat?"
Katakanlah:
"Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya 'Arsy yang
besar?"
Mereka
akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu
tidak bertakwa?"
Katakanlah:
"Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang
Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (adzab)-Nya, jika
kamu mengetahui?"
Mereka
akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "(Kalau demikian),
maka dari jalan manakah kamu ditipu (disihir)?"
"Sebenarnya
Kami telah membawa kebenaran kepada mereka, dan sesungguhnya mereka benar-benar
orang-orang yang berdusta." (QS. Al-Mu'minuun, 23: 84-90)
Berpikir
dapat membebaskan seseorang dari belenggu sihir
Dalam
ayat di atas, Allah bertanya kepada manusia, "…maka dari jalan manakah
kamu ditipu (disihir)?. Kata disihir atau tersihir di sini mempunyai makna
kelumpuhan mental atau akal yang menguasai manusia secara menyeluruh. Akal yang
tidak digunakan untuk berpikir berarti bahwa akal tersebut telah lumpuh,
penglihatan menjadi kabur, berperilaku sebagaimana seseorang yang tidak melihat
kenyataan di depan matanya, sarana yang dimiliki untuk membedakan yang benar
dari yang salah menjadi lemah. Ia tidak mampu memahami sebuah kebenaran yang
sederhana sekalipun. Ia tidak dapat membangkitkan kesadarannya untuk memahami
peristiwa-peristiwa luar biasa yang terjadi di sekitarnya. Ia tidak mampu
melihat bagian-bagian rumit dari peristiwa-peristiwa yang ada. Apa yang
menyebabkan masyarakat secara keseluruhan tenggelam dalam kehidupan yang
melalaikan selama ribuan tahun serta menjauhkan diri dari berpikir sehingga
seolah-olah telah menjadi sebuah tradisi adalah kelumpuhan akal ini.
Pengaruh
sihir yang bersifat kolektif tersebut dapat dikiaskan sebagaimana berikut:
Dibawah
permukaan bumi terdapat sebuah lapisan mendidih yang dinamakan magma, padahal
kerak bumi sangatlah tipis. Tebal lapisan kerak bumi dibandingkan keseluruhan
bumi adalah sebagaimana tebal kulit apel dibandingkan buah apel itu sendiri.
Ini berarti bahwa magma yang membara tersebut demikian dekatnya dengan kita,
dibawah telapak kaki kita!
Setiap
orang mengetahui bahwa di bawah permukaan bumi ada lapisan yang mendidih dengan
suhu yang sangat panas, tetapi manusia tidak terlalu memikirkannya. Hal ini
dikarenakan para orang tua, sanak saudara, kerabat, teman, tetangga, penulis
artikel di koran yang mereka baca, produser acara-acara TV dan professor mereka
di universitas tidak juga memikirkannya.
Ijinkanlah
kami mengajak anda berpikir sebentar tentang masalah ini. Anggaplah seseorang
yang telah kehilangan ingatan berusaha untuk mengenal sekelilingnya dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada setiap orang di sekitarnya.
Pertama-tama ia menanyakan tempat dimana ia berada. Apakah kira-kira yang akan
muncul di benaknya apabila diberitahukan bahwa di bawah tempat dia berdiri
terdapat sebuah bola api mendidih yang dapat memancar dan berhamburan dari
permukaan bumi pada saat terjadi gempa yang hebat atau gunung meletus? Mari
kita berbicara lebih jauh dan anggaplah orang ini telah diberitahu bahwa bumi tempat
ia berada hanyalah sebuah planet kecil yang mengapung dalam ruang yang sangat
luas, gelap dan hampa yang disebut ruang angkasa. Ruang angkasa ini memiliki
potensi bahaya yang lebih besar dibandingkan materi bumi tersebut, misalnya:
meteor-meteor dengan berat berton-ton yang bergerak dengan leluasa di dalamnya.
Bukan tidak mungkin meteor-meteor tersebut bergerak ke arah bumi dan kemudian
menabraknya.
Mustahil
orang ini mampu untuk tidak berpikir sedetikpun ketika berada di tempat yang
penuh dengan bahaya yang setiap saat mengancam jiwanya. Ia pun akan berpikir
pula bagaimana mungkin manusia dapat hidup dalam sebuah planet yang sebenarnya
senantiasa berada di ujung tanduk, sangat rapuh dan membahayakan nyawanya. Ia
lalu sadar bahwa kondisi ini hanya terjadi karena adanya sebuah sistim yang
sempurna tanpa cacat sedikitpun. Kendatipun bumi, tempat ia tinggal, memiliki
bahaya yang luar biasa besarnya, namun padanya terdapat sistim keseimbangan
yang sangat akurat yang mampu mencegah bahaya tersebut agar tidak menimpa
manusia. Seseorang yang menyadari hal ini, memahami bahwa bumi dan segala
makhluk di atasnya dapat melangsungkan kehidupan dengan selamat hanya dengan
kehendak Allah, disebabkan oleh adanya keseimbangan alam yang sempurna dan
tanpa cacat yang diciptakan-Nya.
Contoh
di atas hanyalah satu diantara jutaan, atau bahkan trilyunan contoh-contoh yang
hendaknya direnungkan oleh manusia. Di bawah ini satu lagi contoh yang
mudah-mudahan membantu dalam memahami bagaimana "kondisi lalai" dapat
mempengaruhi sarana berpikir manusia dan melumpuhkan kemampuan akalnya.
Manusia
mengetahui bahwa kehidupan di dunia berlalu dan berakhir sangat cepat. Anehnya,
masih saja mereka bertingkah laku seolah-olah mereka tidak akan pernah
meninggalkan dunia. Mereka melakukan pekerjaan seakan-akan di dunia tidak ada
kematian. Sungguh, ini adalah sebuah bentuk sihir atau mantra yang terwariskan
secara turun-temurun. Keadaan ini berpengaruh sedemikian besarnya sehingga
ketika ada yang berbicara tentang kematian, orang-orang dengan segera
menghentikan topik tersebut karena takut kehilangan sihir yang selama ini
membelenggu mereka dan tidak berani menghadapi kenyataan tersebut. Orang yang
mengabiskan seluruh hidupnya untuk membeli rumah yang bagus, penginapan musim
panas, mobil dan kemudian menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah yang bagus,
tidak ingin berpikir bahwa pada suatu hari mereka akan mati dan tidak akan
dapat membawa mobil, rumah, ataupun anak-anak beserta mereka. Akibatnya,
daripada melakukan sesuatu untuk kehidupan yang hakiki setelah mati, mereka
memilih untuk tidak berpikir tentang kematian.
Namun,
cepat atau lambat setiap manusia pasti akan menemui ajalnya. Setelah itu,
percaya atau tidak, setiap orang akan memulai sebuah kehidupan yang kekal.
Apakah kehidupannya yang abadi tersebut berlangsung di surga atau di neraka,
tergantung dari amal perbuatan selama hidupnya yang singkat di dunia. Karena
hal ini adalah sebuah kebenaran yang pasti akan terjadi, maka satu-satunya
alasan mengapa manusia bertingkah laku seolah-olah mati itu tidak ada adalah
sihir yang telah menutup atau membelenggu mereka akibat tidak berpikir dan
merenung.
Orang-orang
yang tidak dapat membebaskan diri mereka dari sihir dengan cara berpikir, yang
mengakibatkan mereka berada dalam kelalaian, akan melihat kebenaran dengan mata
kepala mereka sendiri setelah mereka mati, sebagaimana yang diberitakan Allah
kepada kita dalam Al-Qur'an :
"Sesungguhnya
kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan daripadamu
tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat
tajam." (QS. Qaaf, 50: 22)
Dalam
ayat di atas penglihatan seseorang menjadi kabur akibat tidak mau berpikir,
akan tetapi penglihatannya menjadi tajam setelah ia dibangkitkan dari alam
kubur dan ketika mempertanggung jawabkan segala amal perbuatannya di akhirat.
Perlu
digaris bawahi bahwa manusia mungkin saja membiarkan dirinya secara sengaja
untuk dibelenggu oleh sihir tersebut. Mereka beranggapan bahwa dengan melakukan
hal ini mereka akan hidup dengan tentram. Syukurlah bahwa ternyata sangat mudah
bagi seseorang untuk merubah kondisi yang demikian serta melenyapkan kelumpuhan
mental atau akalnya, sehingga ia dapat hidup dalam kesadaran untuk mengetahui
kenyataan. Allah telah memberikan jalan keluar kepada manusia; manusia yang
merenung dan berpikir akan mampu melepaskan diri dari belenggu sihir pada saat
mereka masih di dunia. Selanjutnya, ia akan memahami tujuan dan makna yang
hakiki dari segala peristiwa yang ada. Ia pun akan mampu memahami kebijaksanaan
dari apapun yang Allah ciptakan setiap saat.
Seseorang
dapat berpikir kapanpun dan dimanapun
Berpikir
tidaklah memerlukan waktu, tempat ataupun kondisi khusus. Seseorang dapat
berpikir sambil berjalan di jalan raya, ketika pergi ke kantor, mengemudi
mobil, bekerja di depan komputer, menghadiri pertemuan dengan rekan-rekan,
melihat TV ataupun ketika sedang makan siang.
Misalnya:
di saat sedang mengemudi mobil, seseorang melihat ratusan orang berada di luar.
Ketika menyaksikan mereka, ia terdorong untuk berpikir tentang berbagai macam
hal. Dalam benaknya tergambar penampilan fisik dari ratusan orang yang sedang
disaksikannya yang sama sekali berbeda satu sama lain. Tak satupun diantara
mereka yang mirip dengan yang lain. Sungguh menakjubkan: kendatipun orang-orang
ini memiliki anggota tubuh yang sama, misalnya sama-sama mempunyai mata, alis,
bulu mata, tangan, lengan, kaki, mulut dan hidung; tetapi mereka terlihat
sangat berbeda satu sama lain. Ketika berpikir sedikit mendalam, ia akan
teringat bahwa:
Allah
telah menciptakan bilyunan manusia selama ribuan tahun, semuanya berbeda satu
dengan yang lain. Ini adalah bukti nyata tentang ke Maha Perkasaan dan ke Maha
Besaran Allah.
Menyaksikan
manusia yang sedang lalu lalang dan bergegas menuju tempat tujuan mereka
masing-masing, dapat memunculkan beragam pikiran di benak seseorang. Ketika
pertama kali memandang, muncul di pikirannya: manusia yang jumlahnya banyak ini
terdiri atas individu-individu yang khas dan unik. Tiap individu memiliki
dunia, keinginan, rencana, cara hidup, hal-hal yang membuatnya bahagia atau
sedih, serta perasaannya sendiri. Secara umum, setiap manusia dilahirkan,
tumbuh besar dan dewasa, mendapatkan pendidikan, mencari pekerjaan, bekerja,
menikah, mempunyai anak, menyekolahkan dan menikahkan anak-anaknya, menjadi
tua, menjadi nenek atau kakek dan pada akhirnya meninggal dunia. Dilihat dari
sudut pandang ini, ternyata perjalanan hidup semua manusia tidaklah jauh
berbeda; tidak terlalu penting apakah ia hidup di perkampungan di kota Istanbul
atau di kota besar seperti Mexico, tidak ada bedanya sedikitpun. Semua orang
suatu saat pasti akan mati, seratus tahun lagi mungkin tak satupun dari
orang-orang tersebut yang akan masih hidup. Menyadari kenyataan ini, seseorang
akan berpikir dan bertanya kepada dirinya sendiri: "Jika kita semua suatu
hari akan mati, lalu apakah gerangan yang menyebabkan manusia bertingkah laku
seakan-akan mereka tak akan pernah meninggalkan dunia ini? Seseorang yang akan
mati sudah sepatutnya beramal secara sungguh-sungguh untuk kehidupannya setelah
mati; tetapi mengapa hampir semua manusia berkelakuan seolah-olah hidup mereka
di dunia tak akan pernah berakhir?"
Orang
yang memikirkan hal-hal semacam ini lah yang dinamakan orang yang berpikir dan
mencapai kesimpulan yang sangat bermakna dari apa yang ia pikirkan.
Sebagian
besar manusia tidak berpikir tentang masalah kematian dan apa yang terjadi
setelahnya. Ketika mendadak ditanya,"Apakah yang sedang anda pikirkan saat
ini?", maka akan terlihat bahwa mereka sedang memikirkan segala sesuatu
yang sebenarnya tidak perlu untuk dipikirkan, sehingga tidak akan banyak
manfaatnya bagi mereka. Namun, seseorang bisa juga "berpikir" hal-hal
yang "bermakna", "penuh hikmah" dan "penting"
setiap saat semenjak bangun tidur hingga kembali ke tempat tidur, dan mengambil
pelajaran ataupun kesimpulan dari apa yang dipikirkannya.
Dalam
Al-Qur'an, Allah menyatakan bahwa orang-orang yang beriman memikirkan dan
merenungkan secara mendalam segala kejadian yang ada dan mengambil pelajaran
yang berguna dari apa yang mereka pikirkan.
"Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Aali 'Imraan, 3: 190-191).
Ayat
di atas menyatakan bahwa oleh karena orang-orang yang beriman adalah mereka
yang berpikir, maka mereka mampu melihat hal-hal yang menakjubkan dari ciptaan
Allah dan mengagungkan Kebesaran, Ilmu serta Kebijaksanaan Allah.
Berpikir
dengan ikhlas sambil menghadapkan diri kepada Allah
Agar
sebuah perenungan menghasilkan manfaat dan seterusnya menghantarkan kepada
sebuah kesimpulan yang benar, maka seseorang harus berpikir positif. Misalnya:
seseorang melihat orang lain dengan penampilan fisik yang lebih baik dari
dirinya. Ia lalu merasa dirinya rendah karena kekurangan yang ada pada fisiknya
dibandingkan dengan orang tersebut yang tampak lebih rupawan. Atau ia merasa
iri terhadap orang tersebut. Ini adalah pikiran yang tidak dikehendaki Allah.
Jika ridha Allah yang dicari, maka seharusnya ia menganggap bagusnya bentuk
rupa orang yang ia lihat sebagai wujud dari ciptaan Allah yang sempurna. Dengan
melihat orang yang rupawan sebagai sebuah keindahan yang Allah ciptakan akan
memberikannya kepuasan. Ia berdoa kepada Allah agar menambah keindahan orang
tersebut di akhirat. Sedang untuk dirinya sendiri, ia juga meminta kepada Allah
agar dikaruniai keindahan yang hakiki dan abadi di akhirat kelak. Hal serupa
seringkali dialami oleh seorang hamba yang sedang diuji oleh Allah untuk
mengetahui apakah dalam ujian tersebut ia menunjukkan perilaku serta pola pikir
yang baik yang diridhai Allah atau sebaliknya.
Keberhasilan dalam menempuh ujian tersebut, yakni dalam melakukan perenungan ataupun proses berpikir yang mendatangkan kebahagiaan di akhirat, masih ditentukan oleh kemauannya dalam mengambil pelajaran atau peringatan dari apa yang ia renungkan. Karena itu, sangatlah ditekankan disini bahwa seseorang hendaknya selalu berpikir secara ikhlas sambil menghadapkan diri kepada Allah. Allah berfirman dalam Al-Qur'an :
Keberhasilan dalam menempuh ujian tersebut, yakni dalam melakukan perenungan ataupun proses berpikir yang mendatangkan kebahagiaan di akhirat, masih ditentukan oleh kemauannya dalam mengambil pelajaran atau peringatan dari apa yang ia renungkan. Karena itu, sangatlah ditekankan disini bahwa seseorang hendaknya selalu berpikir secara ikhlas sambil menghadapkan diri kepada Allah. Allah berfirman dalam Al-Qur'an :
"Dia
lah yang memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan)-Nya dan menurunkan
untukmu rezki dari langit. Dan tiadalah mendapat pelajaran kecuali orang-orang
yang kembali (kepada Allah)." (QS. Ghaafir, 40: 13).
HARUN
YAHYA
Dan
katakanlah: Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu
tanda-tanda kebesaran-Nya, maka kamu akan mengetahuinya. Dan Rabbmu tiada lalai
dari apa yang kamu kerjakan. (QS. An-Nahl, 27:93)
Masyarakat
zaman sekarang memperlakukan Al-Qur'an sama sekali berbeda dengan tujuan yang
sebenarnya dari diturunkannya Al-Qur'an. Secara umum, di dunia Islam sedikit
sekali orang yang mengetahui isi Al-Qur'an.
Sebagian
di antara mereka seringkali menggantukan Al-Qur'an yang dibungkus dengan sampul
yang bagus pada dinding rumah mereka dan orang-orang tua sesekali membacanya.
Mereka beranggapan bahwa Al-Qur'an melindungi orang yang membacanya dari
"kemalangan dan kesengsaraan". Dengan kepercayaan ini mereka
memperlakukan Al-Qur'an seperti halnya jimat penangkal sial.
Namun
ayat-ayat Al-Qur'an menyatakan bahwa tujuan diwahyukannya Al-Qur'an sama sekali
berbeda dengan apa yang tersebut di atas. Sebagai contoh, dalam surat Ibrahim
ayat 52 Allah menyatakan: "(Al-Quran) ini adalah
penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya
Dia adalah Ilah Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil
pelajaran". Di banyak ayat yang lain Allah menegaskan bahwa salah
satu tujuan paling utama diturunkannya Al-Qur'an adalah untuk mengajak manusia
berpikir dan merenung.
Dalam
Al-Qur'an Allah mengajak manusia untuk tidak mengikuti secara buta kepada
kepercayaan dan norma-norma yang diajarkan masyarakat. Akan tetapi
memikirkannya dengan terlebih dahulu menghilangkan segala prasangka, hal-hal
yang tabu dan yang mengikat pikiran mereka.
Manusia
harus memikirkan bagaimana ia menjadi ada, apa tujuan hidupnya, mengapa ia
suatu saat akan mati dan apa yang terjadi setelah kematian. Ia hendaknya
mempertanyakan bagaimana dirinya dan seluruh alam semesta menjadi ada dan bagaimana
keduanya tersu-menerus ada. Ketika melakukan hal ini, ia harus membebaskan
dirinya dari segala ikatan dan prasangka.
Dengan
berpikir menggunakan akal dan nurani yang terbebaskan dari segala ikatan
sosial, ideologis dan psikologis; seseorang pada akhirnya akan merasakan bahwa
seluruh alam semesta termasuk dirinya telah diciptakan oleh sebuah kekuatan
Yang Maha Tinggi. Bahkan ketika ia mengamati tubuhnya sendiri atau segala
sesuatu di alam ia akan melihat adanya keserasian, perencanaan dan kebijaksanaan
dalam perancangannya.
Al-Qur'an
memberikan petunjuk kepada manusia dalam masalah ini. Dalam Al-Qur'an Allah
memberitahu kepada kita apa yang hendaknya kita renungkan dan amati. Dengan
cara perenungan yang diajarkan dalam Al-Qur'an, seseorang yang memiliki
keimanan kepada Allah akan merasakan secara lebih baik kesempurnaan, hikmah
abadi, ilmu dan kekuasaan Allah dalam ciptaan-Nya. Ketika orang yang beriman
mulai berpikir menurut cara yang diajarkan Al-Qur'an, ia segera menyadari bahwa
keseluruhan alam semesta adalah sebuah isyarat karya seni dan kekuasaan Allah,
dan bahwa "alam semesta adalah sebuah hasil kreasi seni, dan bukan
pencipta kreasi seni itu sendiri." Setiap karya seni memperlihatkan
keahlian yang khas dan unik serta menunjukkan pesan-pesan dari sang pembuatnya.
Dalam
Al-Qur'an, manusia diseru untuk merenungi berbagai kejadian dan benda-benda
alam yang dengan jelas menunjukkan kepada keberadaan dan ke-Esaan Allah beserta
Sifat-sifat-Nya. Di dalam Al-Qur'an segala sesuatu yang menunjukkan kepada
suatu kesaksian (adanya sesuatu yang lain) disebut sebagai
"ayat-ayat", yang berarti "bukti yang telah teruji
(kebenarannya), pengetahuan mutlak dan pernyataan kebenaran." Jadi
ayat-ayat Allah terdiri atas segala sesuatu di alam semesta yang memperlihatkan
dan mengkomunikasikan keberadaan dan sifat-sifat Allah. Mereka yang dapat
mengamati dan senantiasa ingat akan hal ini akan memahami bahwa seluruh jagad
raya hanya tersusun atas ayat-ayat Allah.
Sungguh,
adalah kewajiban bagi manusia untuk dapat melihat ayat-ayat Allah…Dengan
demikian orang tersebut akan mengenal Sang Pencipta yang menciptakannya dan
segala sesuatu yang lain, menjadi lebih dekat kepada-Nya, menemukan arti
keberadaan dan kehidupannya, dan menjadi orang yang beruntung (dunia dan
akhirat).
Buku
ini tidak akan pernah mampu memuat keseluruhan ayat-ayat Allah yang tak
terhitung jumlahnya, tidak juga buku karya yang lain. Segala sesuatu, nafas
manusia, perkembangan politik dan sosial, keserasian kosmik di alam semesta,
atom yang merupakan materi terkecil, semuanya adalah ayat-ayat Allah, dan
semuanya berjalan di bawah kendali dan pengetahuan-Nya, mentaati
hukum-hukum-Nya. Menemukan dan mengenal ayat-ayat Allah memerlukan kerja keras
individu. Setiap orang akan menemukan dan memahami ayat-ayat Allah sesuai
dengan tingkat pemahaman dan nalarnya masing-masing.
Tidak
diragukan, sejumlah petunjuk mungkin akan membantu. Pertama-tama, seseorang
dapat mempelajari subyek-subyek tertentu yang ditekankan dalam Al-Qur'an dalam
rangka memperoleh mentalitas berpikir yang memungkinkannya untuk dapat
merasakan seluruh alam semesta sebagai penjelmaan dari segala sesuatu ciptaan
Allah.
Buku
ini ditulis untuk mengetengahkan beberapa masalah yang kita diperintahkan agar
merenungkannya dalam Al-Qur'an. Ayat-ayat Allah di alam semesta ditegaskan
dalam surat An-Nahl ayat 10-17:
10)
Dia-lah yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya
menjadi minuman dan sebagiannya menyuburkan tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat
tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu.
11)
Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma,
anggur, dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.
12)
Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan
bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum
yang memahami(nya),
13)
dan Dia (menundukkan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan
berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran.
14)
Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan
daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu
perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan
supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.
15)
Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama
kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat
petunjuk,
16)
dan Dia ciptakan) tanda-tanda (penujuk jalan). Dan dengan bintang-bintang
itulah mereka mendapat petunjuk.
17)
Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat
menciptakan (apa-apa)? Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?
Di
dalam Al-Qur'an, Allah mengajak orang-orang yang berakal agar memikirkan
hal-hal yang biasa diabaikan orang lain, atau yang biasa dikatakan sebagai
hasil "evolusi", "kebetulan", atau "keajaiban
alam" belaka.
190)
Sesungguhnya dalam penciptaan langit langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, 191)
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. Aali 'Imraan,
3:191)
Sebagaimana
kita lihat dalam ayat tersebut, orang-orang yang berakal melihat ayat-ayat
Allah dan berusaha untuk memahami ilmu, kekuasaan dan kreasi seni-Nya yang tak
terhingga dengan mengingat dan merenungkan hal-hal tersebut, sebab ilmu Allah
tak terbatas, dan ciptaan-Nya sempurna tanpa cacat.
Bagi orang yang berakal, segala
sesuatu di sekeliling mereka adalah tanda-tanda penciptaan oleh Allah…
HARUN
YAHYA
Sejak
awal, kami telah menekankan pentingnya berpikir, manfaat-manfaatnya bagi
manusia dan sarana yang membedakan manusia dari makhluk lain. Kami telah
menyebutkan pula sebab-sebab yang menghalangi manusia dari berpikir. Semua ini
mempunyai tujuan utama mendorong manusia untuk berpikir dan membantu mereka
mengetahui tujuan penciptaan dirinya; serta agar manusia mengagungkan ilmu dan
kekuasaan Allah yang tak terbatas.
Di
halaman-halaman berikutnya, kami akan mencoba menjelaskan bagaimana orang yang
beriman kepada Allah berpikir tentang segala sesuatu yang dijumpainya sepanjang
hari dan mendapatkan pelajaran dari peristiwa-peristiwa yang ia saksikan;
bagaimana ia seharusnya bersyukur dan menjadi semakin dekat kepada Allah
setelah menyaksikan keindahan dan ilmu Allah di segala sesuatu.
Sudah
pasti apa yang disebutkan di sini hanya mencakup sebagian kecil dari kapasitas
berpikir seorang manusia. Manusia memiliki kemampuan untuk setiap saat (dan
bukan setiap jam, menit atau detik, tapi satuan waktu yang lebih kecil dari
itu, yakni setiap saat) dalam hidupnya. Ruang lingkup berpikir manusia
sedemikian luasnya sehingga tidak mungkin untuk dibatasi. Oleh karena itu,
uraian di bawah ini bertujuan untuk sekedar membukakan pintu bagi mereka yang
belum menggunakan sarana berpikir mereka sebagaimana mestinya.
Perlu
diingat bahwa hanya mereka yang berpikir secara mendalam lah yang mampu
memahami dan berada pada posisi lebih baik dibandingkan makhluk lain. Mereka
yang tidak dapat melihat keajaiban dari peristiwa-peristiwa di sekitarnya dan
tidak dapat memanfaatkan akal mereka untuk bepikir adalah sebagaimana
diceritakan dalam firman Allah berikut:
"Dan
perumpamaan (orang-orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti
penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan
seruan saja. Mereka tuli, bisu dan buta, maka (oleh sebab itu) mereka tidak
mengerti." (QS. Al-Baqarah, 2: 171)
"…
Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat
Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat
(tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang
ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang
lalai." (QS. Al-A'raaf, 7: 179)
"Atau
apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka
itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat
jalannya (dari binatang ternak itu)." (QS. Al-Furqaan, 25: 44)
Hanya mereka yang mau berpikir
yang mampu melihat dan kemudian memahami tanda-tanda kebesaran Allah, serta
keajaiban dari obyek dan peristiwa-peristiwa yang Allah ciptakan. Mereka mampu
mengambil sebuah kesimpulan berharga dari setiap hal, besar ataupun kecil, yang
mereka saksikan di sekeliling mereka.
Ketika seseorang bangun dari
tidurnya di pagi hari…
Tidak diperlukan kondisi khusus
bagi seseorang untuk memulai berpikir. Bahkan bagi orang yang baru saja bangun
tidur di pagi hari pun terdapat banyak sekali hal-hal yang dapat mendorongnya
berpikir.
Terpampang sebuah hari yang
panjang dihadapan seseorang yang baru saja bangun dari pembaringannya di pagi
hari. Sebuah hari dimana rasa capai atau kantuk seakan telah sirna. Ia siap
untuk memulai harinya. Ketika berpikir akan hal ini, ia teringat sebuah firman
Allah:
"Dialah
yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan
Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha." (QS. Al-Furqaan, 25: 47)
Setelah membasuh muka dan
mandi, ia merasa benar-benar terjaga dan berada dalam kesadarannya secara
penuh. Sekarang ia siap untuk berpikir tentang berbagai persoalan yang
bermanfaat untuknya. Banyak hal lain yang lebih penting untuk dipikirkan dari
sekedar memikirkan makanan apa yang dipunyainya untuk sarapan pagi atau pukul
berapa ia harus berangkat dari rumah. Dan pertama kali ia harus memikirkan
tentang hal yang lebih penting ini.
Pertama-tama, bagaimana ia
mampu bangun di pagi hari adalah sebuah keajaiban yang luar biasa. Kendatipun
telah kehilangan kesadaran sama sekali sewaktu tidur, namun di keesokan harinya
ia kembali lagi kepada kesadaran dan kepribadiannya. Jantungnya berdetak, ia
dapat bernapas, berbicara dan melihat. Padahal di saat ia pergi tidur, tidak
ada jaminan bahwa semua hal ini akan kembali seperti sediakala di pagi harinya.
Tidak pula ia mengalami musibah apapun malam itu. Misalnya, kealpaan tetangga
yang tinggal di sebelah rumah dapat menyebabkan kebocoran gas yang dapat
meledak dan membangunkannya malam itu. Sebuah bencana alam yang dapat merenggut
nyawanya dapat saja terjadi di daerah tempat tinggalnya.
Ia mungkin saja mengalami
masalah dengan fisiknya. Sebagai contoh, bisa saja ia bangun tidur dengan rasa
sakit yang luar biasa pada ginjal atau kepalanya. Namun tak satupun ini terjadi
dan ia bangun tidur dalam keadaan selamat dan sehat. Memikirkan yang demikian
mendorongnya untuk berterima kasih kepada Allah atas kasih sayang dan penjagaan
yang diberikan-Nya.
Memulai hari yang baru dengan
kesehatan yang prima memiliki makna bahwa Allah kembali memberikan seseorang
sebuah kesempatan yang dapat dipergunakannya untuk mendapatkan keberuntungan
yang lebih baik di akhirat.
Ingat akan semua ini, maka
sikap yang paling sesuai adalah menghabiskan waktu di hari itu dengan cara yang
diridhai Allah. Sebelum segala sesuatu yang lain, seseorang pertama kali
hendaknya merencanakan dan sibuk memikirkan hal-hal semacam ini. Titik awal
dalam mendapatkan keridhaan Allah adalah dengan memohon kepada Allah agar
memudahkannya dalam mengatasi masalah ini. Doa Nabi Sulaiman adalah tauladan
yang baik bagi orang-orang yang beriman:
"Ya
Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri ni'mat Mu yang telah Engkau
anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan
amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam
golongan hamba-hamba-Mu yang saleh" (QS. An-Naml, 27 : 19)
Bagaimana
kelemahan manusia mendorong seseorang untuk berpikir?
Tubuh manusia yang demikian
lemah ketika baru saja bangun dari tidur dapat mendorong manusia untuk
berpikir: setiap pagi ia harus membasuh muka dan menggosok gigi. Sadar akan hal
ini, ia pun merenungkan tentang kelemahan-kelemahannya yang lain. Keharusannya
untuk mandi setiap hari, penampilannya yang akan terlihat mengerikan jika
tubuhnya tidak ditutupi oleh kulit ari, dan ketidakmampuannya menahan rasa
kantuk, lapar dan dahaga, semuanya adalah bukti-bukti tentang kelemahan
dirinya.
Bagi orang yang telah berusia
lanjut, bayangan dirinya di dalam cermin dapat memunculkan beragam pikiran
dalam benaknya. Ketika menginjak usia dua dekade dari masa hidupnya,
tanda-tanda proses penuaan telah terlihat di wajahya. Di usia yang
ketigapuluhan, lipatan-lipatan kulit mulai kelihatan di bawah kelopak mata dan
di sekitar mulutnya, kulitnya tidak lagi mulus sebagaimana sebelumnya,
perubahan bentuk fisik terlihat di sebagian besar tubuhnya. Ketika memasuki
usia yang semakin senja, rambutnya memutih dan tangannya menjadi rapuh.
Bagi orang yang berpikir
tentang hal ini, usia senja adalah peristiwa yang paling nyata yang menunjukkan
sifat fana dari kehidupan dunia dan mencegahnya dari kecintaan dan kerakusan
akan dunia. Orang yang memasuki usia tua memahami bahwa detik-detik menuju
kematian telah dekat. Jasadnya mengalami proses penuaan dan sedang dalam proses
meninggalkan dunia ini. Tubuhnya sedikit demi sedikit mulai melemah kendatipun
ruhnya tidaklah berubah menjadi tua. Sebagian besar manusia sangat terpukau
oleh ketampanan atau merasa rendah dikarenakan keburukan wajah mereka semasa
masih muda. Pada umumnya, manusia yang dahulunya berwajah tampan ataupun cantik
bersikap arogan, sebaliknya yang di masa lalu berwajah tidak menarik merasa
rendah diri dan tidak bahagia. Proses penuaan adalah bukti nyata yang
menunjukkan sifat sementara dari kecantikan atau keburukan penampilan
seseorang. Sehingga dapat diterima dan masuk akal jika yang dinilai dan dibalas
oleh Allah adalah akhlaq baik beserta komitmen yang diperlihatkan seseorang
kepada Allah.
Setiap saat ketika menghadapi
segala kelemahannya manusia berpikir bahwa satu-satunya Zat Yang Maha Sempurna
dan Maha Besar serta jauh dari segala ketidaksempurnaan adalah Allah, dan iapun
mengagungkan kebesaran Allah. Allah menciptakan setiap kelemahan manusia dengan
sebuah tujuan ataupun makna. Termasuk dalam tujuan ini adalah agar manusia
tidak terlalu cinta kepada kehidupan dunia, dan tidak terpedaya dengan segala
yang mereka punyai dalam kehidupan dunia. Seseorang yang mampu memahami hal ini
dengan berpikir akan mendambakan agar Allah menciptakan dirinya di akhirat
kelak bebas dari segala kelemahan.
Segala kelemahan manusia
mengingatkan akan satu hal yang menarik untuk direnungkan: tanaman mawar yang
muncul dan tumbuh dari tanah yang hitam ternyata memiliki bau yang demikian
harum. Sebaliknya, bau yang sangat tidak sedap muncul dari orang yang tidak
merawat tubuhnya. Khususnya bagi mereka yang sombong dan membanggakan diri, ini
adalah sesuatu yang seharusnya mereka pikirkan dan ambil pelajaran darinya.
Bagaimana beberapa
karakteristik tubuh manusia membuat anda berpikir?
Ketika melihat diri sendiri di
dalam cermin, seseorang berpikir tentang berbagai hal yang sebelumnya tak
pernah muncul dalam benaknya. Sebagai contoh: bulu mata, alis, tulang belulang
dan gigi-giginya tidak tumbuh memanjang terus menerus. Dengan kata lain, di bagian
tubuh dimana pertumbuhan anggota badan yang terus menerus akan menjadi sesuatu
yang menyusahkan dan menghalangi pandangannya, maka anggota tubuh tersebut
berhenti tumbuh. Sebaliknya, rambut yang kelihatan indah jika tumbuh memanjang,
tidak berhenti tumbuh. Disamping itu, ada keseimbangan yang sempurna dalam
pertumbuhan tulang-belulang. Misalnya tulang anggota bagian atas tidak akan
tumbuh memanjang begitu saja sehingga menyebabkan badan kelihatan lebih pendek.
Semua tulang ini berhenti pada saat tertentu seakan-akan tiap-tiap tulang
tersebut tahu seberapa panjang mereka harus tumbuh.
Sudah barang tentu, semua yang
telah disebutkan di sini terjadi akibat dari reaksi-reaksi fisika dan kimia
yang terjadi dalam tubuh. Orang yang merenungkan hal ini akan juga
bertanya-tanya bagaimana reaksi-reaksi ini terjadi. Siapa yang memasukkan
hormon-hormon dan enzim-enzim yang bertanggung jawab atas pertumbuhan ke dalam
tubuh sesuai dengan dosis yang dibutuhkan? Dan siapakah yang mengontrol kadar
dan waktu sekresi dari hormon dan enzim tersebut?
Tidak dapat dipungkiri bahwa
mustahil untuk mengatakan bahwa ini semua terjadi secara kebetulan. Tidaklah
mungkin sel-sel atau atom-atom pembentuk manusia yang tidak mempunyai kesadaran
tersebut melakukan hal yang demikian dengan sendirinya. Ini adalah bukti bahwa
fenomena tersebut terjadi karena kekuasaan Allah yang menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya.
Ketika
dalam perjalanan…
Setelah bangun tidur dan
bersiap-siap di pagi hari, orang-orang kemudian berangkat ke kantor, sekolah
atau melakukan pekerjaan mereka di luar rumah. Bagi orang yang beriman,
keberangkatan ini adalah awal dari melakukan amal kebaikan yang mendatangkan
ridha Allah. Ketika meninggalkan rumah dan bepergian ke luar, seseorang akan
menjumpai banyak hal yang dapat ia pikirkan, misalnya ribuan manusia,
kendaraan, pohon, besar dan kecil, dan beragam hal yang terdapat di banyak
tempat. Dalam hal ini, pandangan orang yang beriman sudah jelas, yakni bahwa ia
berusaha untuk mendapatkan sebanyak mungkin manfaat dari yang ia jumpai di
sekelilingnya. Ia memikirkan tentang sebab-sebab dari peristiwa-peristiwa yang
ada. Karena apa yang sedang ia saksikan terjadi dengan pengetahuan dan kehendak
Allah, maka pasti ada sebuah makna di balik peristiwa atau pemandanga itu.
Karena Allah lah yang memampukannya untuk pergi ke luar rumah serta meletakkan
semua pemandangan ini di depan matanya, maka sudah pasti dari
pemandangan-pemandangan tersebut ada yang mesti dilihat dan dipikirkan. Sejak
bangun tidur, ia bersyukur kepada Allah yang telah memberinya umur satu hari
lagi di dunia yang dapat digunakannya sebagai modal untuk mendapatkan pahala
dari Allah. Kini, ia tengah memulai perjalanan yang dapat mendatangkan pahala
baginya. Menyadari hal ini, ia teringat akan firman Allah: "Dan Kami jadikan siang
untuk mencari penghidupan", (QS. An-Naba', 78 :11).
Berpedomankan ayat tersebut, ia
membuat rencana tentang bagaimana menghabiskan waktunya di siang hari dengan
melakukan pekerjaan-pekerjaan yang tidak hanya bermanfaat untuk orang lain akan
tetapi juga mendatangkan ridha Allah.
Ketika berada dalam mobilnya
atau di atas kendaraan apapun dengan pola pikir yang demikian, ia pun kembali
bersyukur kepada Allah. Tidak menjadi masalah, betapapun jauhnya jarak
perjalanan yang harus ia tempuh, ia masih memiliki sarana untuk pergi ke sana.
Untuk memudahkan manusia, Allah telah menciptakan beragam sarana transportasi
untuk membantu manusia dalam melakukan perjalanan. Bahkan kemajuan teknologi
saat sekarang telah menyediakan sarana transportasi baru berupa mobil, kereta
api, pesawat terbang, kapal laut, helikopter, bus…Ketika merenungkan hal ini,
seseorang akan kembali teringat: Allah lah yang telah menciptakan teknologi
untuk membantu manusia.
Setiap hari, para ilmuwan
membuat penemuan-penemuan dan inovasi-inovasi baru yang dapat memudahkan hidup
kita. Mereka menghasilkan ini semua melalui sarana yang diciptakan Allah di
bumi. Seseorang yang memikirkan tentang masalah tersebut akan menikmati
perjalanannya sambil bersyukur kepada Allah atas kemudahan yang diberikan
kepadanya.
Dalam perjalanan menuju tempat
tujuan, ia menyaksikan tumpukan sampah dengan bau yang tak sedap, tempat-tempat
kumuh di sepanjang jalan. Hal ini menimbulkan beragam pikiran dalam benaknya:
Ketika masih berada di dunia, Allah
telah memberikan informasi kepada kita yang membantu kita memperoleh gambaran
tentang surga dan neraka; atau mengira-ngira keadaan kedua tempat ini dengan
menggunakan perbandingan. Tumpukan sampah, bau yang tidak sedap dan
daerah-daerah kumuh dapat menimbulkan stres atau tekanan dalam jiwa seseorang.
Tak seorangpun ingin tinggal di tempat tersebut. Keadaan ini mengingatkan
seseorang tentang neraka dan ayat-ayat yang mengisahkan neraka. Di banyak
ayat-ayat Al-Qur'an Allah telah menceritakan segala sesuatu yang tidak
menyenangkan, gelap serta menjijikkan tentang neraka:
Dan golongan kiri, siapakah
golongan kiri itu?
Dalam (siksaan) angin yang amat
panas, dan air panas yang mendidih,
dan dalam naungan asap yang
hitam.
Tidak
sejuk dan tidak menyenangkan. (QS. Al-Waaqi'ah, 56:41-44)
"Dan
apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka itu dengan
dibelenggu, mereka di sana mengharapkan kebinasaan. (Akan dikatakan kepada
mereka): "Jangan kamu sekalian mengharapkan satu kebinasaan, melainkan
harapkanlah kebinasaan yang banyak" (QS. Al-Furqaan, 25:13-14)
Dengan memikirkan ayat-ayat di
atas, orang tersebut berdoa agar Allah menjauhkannya dari siksa neraka dan
mengampuni segala kesalahannya.
Sebaliknya, seseorang yang
tidak menggunakan cara berpikir yang demikian akan menghabiskan waktunya dengan
menggerutu, kesal dan selalu mencari kambing hitam dari setiap permasalahan. Ia
marah sekali kepada orang-orang yang menumpuk sampah tersebut dan pihak
pemerintahan daerah setempat yang terlambat untuk mengumpulkan dan membuangnya.
Sepanjang hari pikirannya disibukkan dengan hal-hal seperti: jalan raya yang
penuh dengan lubang; orang-orang yang menyebabkan lalu lintas macet; badannya
yang basah kuyup kehujanan akibat ulah badan meteorologi yang salah dalam memperkirakan
cuaca; cemoohan kasar dari bossnya, dan lain sebagainya. Namun, pikiran yang
sia-sia ini tidaklah bermanfaat dalam kehidupan akhiratnya nanti. Seseorang
mungkin berhenti sejenak kemudian berpikir apakah ia seharusnya menghiraukan
banyak hal. Sungguh, banyak orang mengatakan bahwa alasan utama yang mencegah
mereka dari berpikir adalah segala kesibukan yang mengharuskan mereka bekerja
keras terus-menerus di dunia. Mereka berdalih bahwa mereka tidak mampu berpikir
karena sibuk dengan masalah pangan, perumahan dan kesehatan. Akan tetapi ini
hanyalah sekedar alasan untuk mengelak. Tanggung jawab dan kondisi tersebut
tidak ada hubungannya dengan berpikir sebagaimana yang dikehendaki di sini.
Seseorang yang berusaha untuk berpikir dalam rangka mencari ridha Allah akan
mendapatkan pertolongan dari Allah. Ia akan melihat bahwa, seiring dengan
bergantinya hari, beragam persoalan yang biasanya menjadi masalah baginya satu
demi satu terselesaikan; hingga ia dapat meluangkan waktu untuk berpikir dan
berpikir lagi. Hanya orang-orang yang beriman sajalah yang sadar, paham dan
mengalami hal yang demikian.
Bagaimana dunia yang
berwarna-warni mendorong seseorang berpikir?
Masih dalam perjalanannya, ia
terus berusaha melihat keajaiban dari ayat-ayat ataupun ciptaan Allah di
sekitarnya, dan memuji Allah ketika memikirkan ini semua. Ketika melihat ke
luar melalui jendela mobilnya, ia menyaksikan dunia yang penuh dengan beragam
warna. Lalu ia pun berpikir: "Bagaimana segala sesuatu akan terlihat
seandainya dunia ini tidak berwarna?"
Lihatlah gambar-gambar di bawah
dan anda pun mulai berpikir. Apakah kenikmatan yang kita rasakan dari memandang
laut, pegunungan atau bunga yang tidak berwarna sebanding dengan sebagaimana
yang anda lihat sekarang? Apakah pemandangan langit, buah, kupu-kupu, pakaian
dan wajah-wajah manusia sebagaimana yang terlihat oleh anda sekarang memberikan
kepuasan? Adalah nikmat dari Tuhan bahwa kita hidup di sebuah dunia yang cerah
ceria dan memiliki beragam warna. Setiap warna yang kita lihat di alam, keseimbangan
yang sempurna dari warna-warna makhluk hidup, semuanya adalah tanda-tanda
tentang karya cipta dan seni khas Allah yang tak tertandingi. Beragam warna
dari bunga atau burung; dan keharmonisan atau corak yang anggun antara
warna-warna yang ada; bahwa tak satupun warna di alam ini yang mengganggu
penglihatan kita; warna lautan, langit, pohon-pohon yang demikian serasi
sehingga menimbulkan kedamaian dan tidak melelahkan mata kita, semua ini
menunjukkan kesempurnaan ciptaan Allah. Dengan merenungkan beberapa fenomena
tersebut, seseorang akan paham bahwa setiap sesuatu yang ia lihat di
sekelilingnya adalah hasil dari ilmu dan kekuasaan Allah yang tak terbatas dan
absolut. Setelah sadar akan segala nikmat yang Allah anugerahkan ini, ia pun
menjadi hamba yang takut kepada Allah dan memohon perlindungan kepada-Nya agar
tidak termasuk dalam golongan orang-orang yang tidak bersyukur. Dalam
Al-Qur'an, Allah mengisahkan fenomena warna-warna, dan berfirman bahwa hanya
mereka yang memiliki pengetahuan, yakni mereka yang menyelami lebih jauh dengan
berpikir dan menarik kesimpulan serta pelajaran dari fenomena ini lah yang
memiliki rasa takut kepada Allah:
"Tidakkah
kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan
dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara
gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya
dan ada (pula) yang hitam pekat. Dan demikian (pula) di antara manusia,
binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam
warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara
hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun." (QS. Faathir, 35: 27-28).
Bagaimana sebuah mobil jenazah
yang melintas di jalan mendorong seseorang untuk berpikir?
Seseorang
yang sedang bergegas menuju ke suatu tempat secara tiba-tiba berpapasan dengan
mobil jenazah. Sungguh ini adalah kesempatan yang baik untuk berhenti sejenak
dan menenangkan diri. Pemandangan yang ia temui mengingatkannya akan kematian.
Suatu hari ia juga akan berada di mobil jenazah itu. Tiada keraguan tentang
terhadapnya, tak peduli seberapa besar usaha untuk menghindarinya, cepat atau
lambat kematian pasti akan datang menghampirinya. Tak peduli apakah ia sedang
berada di tempat tidurnya, ketika dalam perjalanan, atau ketika berlibur, ia
pasti akan meninggalkan dunia ini. Kematian adalah kenyataan yang tidak dapat
dihindari.
Di
saat yang demikian, seorang mukmin teringat akan ayat Allah berikut:
"Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu
dikembalikan. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang
saleh, sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka pada tempat-tempat yang tinggi
di dalam syurga, yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di
dalamnya. Itulah sebaik-baik pembalasan bagi orang-orang yang beramal, (yaitu)
yang bersabar dan bertawakkal kepada Tuhannya." (QS. Al-Ankabuut, 29:
57-59).
Keyakinan
seseorang bahwa jasadnya akan juga dimasukkan dalam peti mati, ditimbun tanah
oleh kerabatnya, namanya akan diukir diatas kuburan, akan menghilangkan
kecintaannya kepada dunia. Seseorang yang dengan ikhlas dan secara sadar
berpikir tentang hal ini paham bahwa tidaklah masuk akal untuk mengklaim kepemilikan
tubuh yang suatu hari akan membusuk di dalam tanah.
Dalam
ayat di atas, Allah memberikan kabar gembira berupa surga setelah kematian
kepada mereka yang sabar dan bertawakal kepada Allah. Oleh karenanya, dengan
berpikir bahwa suatu hari ia akan mati, seorang mukmin akan berusaha menjalani
hidup dengan akhlaq yang baik sebagaimana yang diperintahkan Allah untuk meraih
surga. Setiap saat ia teringat akan dekatnya kematian, tekadnya untuk
mendapatkan surga semakin menguat dan mendorongnya untuk senantiasa berusaha
bertingkah laku sesuai dengan akhlaqnya yang semakin lama semakin baik.
Sebaliknya,
orang-orang yang condong memikirkan hal-hal yang lain, dan menghabiskan hidup
dengan angan-angan kosong, tidak berpikir bahwa suatu hari hal yang sama pasti
akan menimpa mereka meskipun mereka berpapasan dengan mobil jenazah, setiap
hari melewati kuburan atau bahkan salah satu orang yang paling dicintai
meninggal dunia di samping mereka sendiri.
Di siang hari…
Ketika
menyaksikan segala peristiwa yang ditemuinya sepanjang hari, orang beriman
selalu berpikir tentang tanda-tanda kebesaran Allah dan berusaha untuk memahami
makna-makna yang terkandung dalam peristiwa-peristiwa tersebut.
Ia
menanggapi setiap kebaikan ataupun malapetaka sebagai sesuatu yang memiliki
kebaikan sebagaimana dikehendaki Allah. Di mana saja ia berada, di sekolah, di
tempat kerja ataupun di pasar, dan dengan berprasangka dan berpikir bahwa
Allahlah yang menciptakan setiap sesuatu, ia selalu berusaha memahami
keindahan-keindahan dan makna tersembunyi di balik peristiwa-peristiwa yang
diciptakan-Nya untuk kemudian menjalani hidup dengan mematuhi ayat-ayat Allah.
Sikap orang mukmin ini digambarkan dalam Al-Qur'an:
"Laki-laki
yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati
Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka
takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi
goncang. (Mereka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberikan balasan
kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah
memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas." (QS.
An-Nuur, 24: 37-38)
Bagaimana orang berpikir ketika menghadapi
kesulitan-kesulitan yang ditemuinya dalam pekerjaan?
Manusia
mungkin menghadapi berbagai macam kesulitan selama satu hari penuh. Namun
apapun kesulitan tersebut, hendaklah ia berkeyakinan kepada Allah dan berpikir
bahwa "Allah menguji kita dengan sesuatu yang kita kerjakan dan pikirkan
dalam hidup di dunia. Ini adalah kenyataan yang sangat penting yang seharusnya
tidak pernah kita lupakan sekejap pun. Oleh karenanya, ketika menemui kesulitan
dalam setiap hal yang kita lakukan atau pikirkan, sehingga tidak berjalan
sebagaimana mestinya, kita hendaknya selalu ingat bahwa semua kesulitan ini
telah dihadapkan oleh Allah kepada kita untuk menguji perbuatan kita."
Pikiran-pikiran
yang muncul dalam benak seseorang ini berlaku untuk semua peristiwa, besar atau
kecil, yang ia jumpai sepanjang hari. Sebagai contoh, seseorang membayar lebih
tanpa sengaja akibat salah pengertian atau kecerobohan; sebuah file yang telah
diselesaikan dalam waktu berjam-jam dengan menggunakan komputer dapat hilang
begitu saja akibat terputusnya aliran listrik; seorang pelajar gagal dalam
ujian universitas meskipun ia telah belajar secara sungguh-sungguh; seseorang
terpaksa menghabiskan harinya menunggu dalam antrian untuk mendapatkan
pekerjaan akibat birokrasi yang terlalu rumit; dokumen yang hilang dapat
menjadi masalah yang menyebabkan pekerjaan seseorang tidak karuan; seseorang
ketinggalan pesawat, atau bus ketika hendak pergi ke suatu tujuan yang mesti
dihadirinya seawal mungkin…Ada banyak sekali peristiwa-peristiwa yang dialami seseorang
dalam hidup yang dianggapnya merupakan sebuah kesulitan atau
"masalah".
Ketika
mengalami semua peristiwa tersebut, orang yang beriman akan berpikir dan ingat
bahwa Allah menguji perilaku dan kesabarannya; sehingga tidaklah masuk akal
bagi orang yang yakin bahwa ia akan mati dan mempertanggung jawabkan
perbuatannya di akhirat terpengaruh dengan hal-hal serupa dan menghabiskan
waktunya dengan perasaan takut dan khawatir akan hal tersebut. Ia paham bahwa
ada sebuah kebaikan di balik semua peristiwa ini. Ia tak pernah mengatakan
"Aduh" terhadap kejadian apapun. Ia berdoa kepada Allah untuk
memudahkan pekerjaan-pekerjaannya dan menjadikan segala sesuatunya sebagai
kebaikan.
Ketika kesulitan tersebut telah berlalu dengan datangnya kemudahan, ia berpikir bahwa ini adalah jawaban dari doanya kepada Allah, Allah mendengarkan dan, kemudian, mengabulkan doa-doanya. Pada akhirnya ia pun bersyukur kepada Allah.
Ketika kesulitan tersebut telah berlalu dengan datangnya kemudahan, ia berpikir bahwa ini adalah jawaban dari doanya kepada Allah, Allah mendengarkan dan, kemudian, mengabulkan doa-doanya. Pada akhirnya ia pun bersyukur kepada Allah.
Ketika
menjalani hari dengan prinsip berpikir seperti ini, maka seseorang tak akan
pernah putus harapan, merasa khawatir, menyesal ataupun menderita terhadap
apapun yang dialaminya. Ia tahu bahwa Allah telah menciptakan semua ini untuk
sebuah kebaikan dan keberkahan. Tidak hanya itu, ia berpikir yang demikian
tidak hanya ketika terjadi peristiwa-peristiwa besar yang menimpanya, namun
juga di semua hal yang rumit, besar ataupun kecil, yang ia jumpai dalam
kehidupan sehari-hari.
Coba
pikirkan, ada orang yang tidak mendapati urusannya yang penting terselesaikan
sebagaimana yang ia kehendaki. Ataupun orang yang ketika hampir saja meraih
tujuan, dihadapkan pada sebuah masalah yang serius. Orang ini mendadak menjadi
sangat kecewa, merasa khawatir dan tertekan. Pendek kata, dirinya dipenuhi
dengan pikiran-pikiran buruk. Sebaliknya, seseorang yag berpikir bahwa ada sesuatu
kebaikan pada semua hal, akan berusaha menemukan makna-makna tersembunyi yang
Allah tunjukkan padanya melalui peristiwa tersebut. Ia berpikir bahwa mungkin
Allah telah melakukan ini semua untuk memberinya peringatan agar lebih
berhati-hati dan serius dalam menangani masalah. Dengan demikian, ia pun
kembali melakukan persiapan-persiapan yang lebih matang, serta bersyukur kepada
Allah sambil mengatakan "mungkin ini membantu mencegah timbulnya
malapetaka yang lebih besar lagi".
Seseorang
yang ketinggalan bus ketika hendak menuju suatu tempat, berpikir: "mungkin
keterlambatan dan ketertinggalan saya dari bus tersebut telah menyelamatkan
saya dari kecelakaan atau bahaya yang lain". Ia berpikir lagi:
"mungkin masih banyak lagi hikmah-hikmah tersembunyi yang serupa".
Banyak sekali contoh-contoh semisal yang dapat ditemukan dalam kehidupan
manusia. Yang paling penting adalah rencana-rencana seseorang tidak harus
selalu terlaksana sesuai dengan yang ia kehendaki. Secara mendadak ia mungkin
mendapati dirinya berada dalam situasi yang sangat berbeda dari apa yang ia
rencanakan. Dalam kondisi yang demikian, seseorang yang berkepribadian dan
berperilaku secara tenang serta senantiasa mencari kebaikan dari sebuah
peristiwa akan memperoleh keberuntungan. Hal ini dikarenakan Allah berfirman
dalam ayat-Nya:
"Boleh
jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula)
kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang
kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah, 2: 216)
Sebagaimana
firman Allah di atas, kita tidak mengetahui tetapi Allah mengetahui. Karena
itu, hanya Allahlah yang mengetahui apa yang baik dan yang tidak baik untuk
kita. Segala yang menimpa manusia hanyalah agar manusia mengambil Allah Yang
Maha Pengasih dan Maha Penyayang sebagai tempat mengadu dan meminta
pertolongan, serta menyerahkan diri kepada Allah sepenuhnya.
Hal-hal yang terpikirkan ketika sedang mengerjakan
sesuatu…
Manakala
sedang mengerjakan sesuatu, seharusnya seseorang tidak membiarkan akalnya kosong,
akan tetapi senantiasa memikirkan segala sesuatu yang baik. Otak manusia
memiliki kemampuan untuk berpikir lebih dari satu hal pada saat yang bersamaan.
Seseorang yang sedang mengendarai mobil, membersihkan rumah, bekerja mencari
nafkah, berjalan di jalan raya, pada saat yang sama dapat berpikir hal-hal yang
baik.
Ketika
membersihkan rumah, ia bersyukur kepada Allah yang telah memberinya sarana
seperti air dan detergen. Sadar bahwa Allah menyukai kebersihan dan orang yang
membersihkan diri, ia memandang pekerjaan yang sedang ia lakukan sebagai bentuk
ibadah sehingga dengan melakukan hal tersebut ia mengharapkan ridha Allah. Di
samping itu, ia merasa bahagia karena telah mempersiapkan tempat yang nyaman
untuk orang lain dengan membersihkan tempat tinggalnya.
Seseorang
yang tengah mengerjakan sesuatu, terus-menerus berdoa kepada Allah dan memohon
agar dimudahkan dalam pekerjaannya karena yakin bahwa ia tidak dapat melakukan
suatu pekerjaan dengan baik tanpa pertolongan Allah. Kita mengetahui di dalam
Al-Qur'an bahwa para Nabi memberikan contoh kepada kita dengan terus menerus
menghadapkan diri mereka kepada Allah dalam kesendirian, dan selalu mengingat
Allah ketika mengerjakan sesuatu. Diantara contoh ini adalah Nabi Musa. Beliau
menolong dua orang wanita yang ditemuinya dalam perjalanan. Setelah membantu
memberikan minum untuk binatang gembalaan mereka, beliau berdoa kepada Allah:
"Dan
tatkala ia sampai di sumber air negeri Madyan ia menjumpai di sana sekumpulan
orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia menjumpai di belakang orang
banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata:
"Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?" Kedua wanita itu menjawab:
"Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala
itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah
lanjut umurnya". Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong)
keduanya, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdo'a: "Ya
Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau
turunkan kepadaku". (QS. Al-Qashas, 28: 23-24)
Contoh
lain yang kita temui dalam Al-Qur'an yang berkenaan dengan masalah ini adalah
Nabi Ibrahim dan Nabi Isma'il. Allah menceritakan bahwa kedua Nabi ini
memikirkan kemaslahatan orang-orang mukmin yang lain pada saat keduanya sedang
melaksanakan suatu pekerjaan. Mereka berdoa kepada-Nya sehubungan dengan
pekerjaan yang sedang mereka lakukan:
"Dan
(ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama
Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan
kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".
Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan
(jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan
tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan
terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi
Maha Penyayang. Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan
mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan
kepada mereka Al Kitab (Al Qur'an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan
mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana." (QS.
Al-Baqarah, 2: 127-129)
Bagaimana sarang laba-laba mendorong seseorang
untuk berpikir?
Banyak
hal yang dapat dipikirkan oleh seseorang yang menghabiskan harinya dalam rumah.
Ketika sedang membersihkan rumah, ia menjumpai seekor laba-laba yang merajut
sarangnya di sebuah sudut rumah tersebut. Jika ia menyadari keharusan untuk
memikirkan binatang yang seringkali tidak dihiraukan orang ini, ia akan
mengerti bahwa pintu pengetahuan telah dibuka untuknya. Serangga kecil yang
sedang disaksikannya adalah sebuah keajaiban. Sarang laba-laba tersebut
memiliki bentuk simetri yang sempurna. Ia pun kagum terhadap seekor laba-laba
yang mungil tetapi memiliki kemampuan dalam membuat sebuah disain sempurna yang
sedemikian menakjubkan. Setelah itu ia membuat sebuah pengamatan singkat hingga
mendapatkan beberapa fakta lain: serat yang digunakan laba-laba ternyata 30%
lebih fleksibel dari serat karet dengan ketebalan yang sama. Serat yang
diproduksi oleh laba-laba ini memiliki mutu yang demikian tinggi sehingga
ditiru oleh manusia dalam pembuatan jaket anti peluru. Sungguh luar biasa,
sarang laba-laba yang dianggap sederhana oleh kebanyakan manusia, ternyata
terbuat dari bahan yang mutunya setara dengan bahan industri paling ideal di
dunia.
Ketika
menyaksikan disain yang sempurna pada makhluk hidup di sekitarnya, manusia
terus menerus berpikir hingga kemudian mendorongnya untuk menemukan lebih
banyak fakta-fakta yang menakjubkan. Ketika mengamati sebuah lalat yang setiap
saat dijumpainya namun belum pernah diperhatikannya atau bahkan merasa sangat
terganggu dan ingin sekali membunuhnya, ia melihat bahwa serangga tersebut
memiliki kebiasaan membersihkan diri sampai bagian-bagian yang terkecil dari
tubuhnya sekalipun. Lalat tersebut seringkali hinggap di suatu tempat lalu
membersihkan tangan dan kakinya secara terpisah. Setelah itu lalat ini
membersihkan debu yang menempel pada sayap dan kepalanya dengan menggunakan
tangan dan kakinya secara menyeluruh. Lalat ini terus saja melakukan yang
demikian sampai yakin akan kebersihannya. Semua lalat dan serangga membersihkan
tubuh mereka dengan cara yang sama: dengan penuh perhatian dan ketelitian
sampai ke hal-hal yang kecil sekalipun. Ini menunjukkan adanya satu-satunya
Pencipta yang mengajarkan kepada mereka cara membersihkan diri mereka sendiri.
Ketika
terbang, lalat mengepakkan sayapnya kurang lebih 500 kali setiap detik. Padahal
tak satupun mesin buatan manusia yang mampu memiliki kecepatan yang luar biasa
ini. Kalaulah ada, mesin itu akan hancur dan terbakar akibat gaya gesek. Namun
sayap, otot ataupun persendian lalat ini tidak mengalami kerusakan. Lalat dapat
terbang ke arahmanapun tanpa terpengaruh oleh arah dan kecepatan angin. Dengan
teknologi yang paling mutakhir sekalipun, manusia masih belum mampu membuat
mesin yang memiliki spesifikasi dan teknik terbang yang luar biasa sebagaimana
lalat. Begitulah, makhluk hidup yang cenderung diremehkan dan tidak terlalu
mendapat perhatian manusia, dapat melakukan pekerjaan yang tak mampu dilakukan
manusia. Tidak diragukan lagi, tidaklah mungkin mengklaim bahwa seekor lalat
melakukan ini semua semata-mata karena kemampuan dan kecerdasan yang ia miliki.
Semua karakteristik istimewa dari lalat adalah kemampuan yang Allah berikan
kepadanya
Segala
sesuatu yang terlihat sepintas oleh manusia ternyata didalamnya terdapat
kehidupan, baik yang terlihat ataupun tidak. Tak satu sentimeter persegi pun di
bumi ini yang di dalamnya tidak terkandung kehidupan. Manusia, tumbuh-tumbuhan
dan hewan-hewan adalah makhluk yang mampu dilihat oleh manusia. Namun, masih
ada makhluk-makhluk lain yang tidak terlihat oleh manusia akan tetapi manusia
sadar akan keberadaannya. Misalnya rumah yang ia diami yang penuh dengan
makhluk-makhluk mikroskopis yang disebut "tungau". Demikian pula
halnya dengan udara yang ia hirup, di dalamnya mengandung virus yang tak
terhingga banyaknya, atau tanah kebunnya yang mengandung bakteri yang sangat
banyak.
Seseorang
yang merenung tentang keanekaragaman yang luar biasa dari kehidupan di bumi,
akan mengetahui kesempurnaan makhluk-makhluk ini. Tiap makhluk yang ia lihat
adalah tanda-tanda keagungan karya seni ciptaan Allah, demikian pula halnya
dengan keajaiban luar biasa yang tersembunyi dalam makhluk-makhluk mikroskopis
tersebut. Virus, bakteri ataupun tungau yang tidak terlihat oleh mata telanjang
memiliki mekanisme tubuh yang unik. Habitat, cara makan, sistim reproduksi dan
pertahanan mereka semuanya diciptakan oleh Allah. Seseorang yang memikirkan
secara mendalam tentang fenomena ini teringat ayat Allah:
"Dan
berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezkinya sendiri.
Allah-lah yang memberi rezki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui." (QS. Al-Ankabuut, 29: 60)
Bagaimana penyakit mendorong seseorang untuk
berpikir?
Manusia
adalah makhluk yang memiliki banyak kelemahan dan harus selalu terus-menerus
berusaha untuk mengatasi kelemahan tersebut. Adanya penyakit yang diderita
manusia adalah gambaran paling jelas tentang kelemahan tersebut. Oleh
karenanya, ketika seseorang atau sahabatnya jatuh sakit, ia hendaknya berpikir
tentang makna yang terkandung dari musibah ini. Ketika sedang berpikir, ia
memahami bahwa flu yang dianggap sebagai penyakit yang biasa pun memiliki
pelajaran-pelajaran yang darinya manusia dapat mengambil hikmah ataupun
peringatan. Ketika terjangkiti penyakit tersebut, ia memikirkan hal-hal
seperti: pertama, penyebab utama flu adalah virus yang teramat kecil untuk
dilihat dengan mata telanjang. Akan tetapi, makhluk yang kecil ini sudah cukup
untuk membuat manusia yang bobotnya 60-70 kg menjadi kehilangan kekuatan,
membuatnya sedemikian lemah sehingga tak mampu berjalan ataupun berbicara
sekalipun. Seringkali obat atau makanan yang ia makan tidak membantu
meringankan penderitaannya. Satu-satunya yang dapat ia lakukan adalah
beristirahat dan menunggu. Dalam tubuhnya, berlangsung sebuah peperangan yang
ia tak pernah mampu untuk campur tangan, dengan kata lain ia dibuat lumpuh tak
berdaya melawan organisme yang sangat kecil. Dalam keadaan yang demikian, ia
hendaknya mengingat ayat Allah:
"(Yaitu
Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku,
dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali), dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat".
dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali), dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat".
(Ibrahim
berdo'a): "Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke
dalam golongan orang-orang yang saleh". (QS. Asy-Syu'araa, 26: 78-83)
Seseorang
yang terjangkiti penyakit apapun hendaknya membandingkan sikapnya ketika sehat
dan setelah pulih dari sakit, kemudian berpikir tentang hal tersebut.
Seharusnya ia menyadari keadaanya yang lemah ketika sakit, perasaan
ketergantungan kepada Allah yang sangat. Hal ini tercermin, misalnya, dalam
keikhlasan dan kekhusu'annya ketika berdoa kepada Allah menjelang dioperasi.
Sebaliknya,
ketika mengetahui orang lain sedang menderita sakit, ia hendaknya segera
bersyukur kepada Allah sambil berpikir tentang keadaannya yang sehat. Manakala
melihat orang yang cacat kaki, misalnya, orang beriman memikirkan bahwa kakinya
adalah nikmat yang sangat besar dan penting bagi dirinya. Ia memahami bahwa
kemampuannya untuk berjalan atau berlari ke manapun serta melakukan segala
sesuatu tanpa bantuan orang lain sejak bangun tidur di pagi hari adalah nikmat
dari Allah. Dengan membuat perbandingan seperti ini, ia akan lebih memahami
besarnya nikmat yang telah didapatkannya.
Bagaimana
seseorang berpikir ketika bertemu dengan orang yang arogan, tidak sopan, suka menyinggung
perasaan orang lain dan berperangai buruk?
Ketika
berada di kantor atau sekolah sepanjang hari, seseorang akan bertemu dengan
berbagai tipe manusia. Sebagian dari mereka mungkin tidak berakhlaq baik dan
tidak takut kepada Allah. Seorang mukmin yang bertemu dengan orang-orang ini
tidak akan terpengaruh oleh keadaan mereka, sebaliknya tetap istiqomah dengan
akhlaq luhurnya sebagaimana yang diajarkan Allah. Ia memahami bahwa penyebab
perilaku buruk mereka adalah ketiadaan rasa takut kepada Allah serta ingkar
kepada hari akhir. Gambaran berikut ini lalu muncul dalam benaknya: Allah telah
memperingatkan tentang siksa neraka dan memerintahkan manusia agar memikirkan
adzabnya yang kekal, sehingga manusia mau memperbaiki perilaku mereka dalam
kehidupan dunia, kembali kepada Allah dengan merendahkan diri dan melaksanakan
ajaran agama secara ikhlas. Seandainya seseorang menyadari bahwa ia sedang
berhadapan dengan ancaman yang sedemikian berat dan serius, ia pasti akan
melakukan segala sesuatu agar dapat meloloskan diri dari ancaman tersebut.
Sebaliknya mereka yang tidak memikirkannya, sehingga tidak memahami betapa
seriusnya ancaman tersebut, akan berperilaku seolah-olah tempat yang penuh
dengan bara dan siksaan yang dipersiapkan untuk mereka itu tidak lah ada.
Sadar
akan kenyataan ini, beberapa hal penting lain terlintas dalam pikirannya:
ketika dikumpulkan di tepi jurang neraka, perilaku orang-orang yang berperangai
buruk tersebut akan berbeda sama sekali dengan perilaku mereka ketika di dunia.
Orang yang ketika masih hidup di dunia berperangai buruk, tidak malu untuk
bertindak yang semena-mena dan arogan akan memiliki ekspresi muka, sikap dan
cara berbicara yang tidak seperti biasanya pada hari penghisaban, yakni ketika
ia diseret ke depan jurang neraka dan terus menerus disiksa.
Atau
jika orang yang agresif, kasar dan seringkali melakukan tindak kejahatan dan
tidak memiliki rasa kemanusiaan dibawa ke tepi jurang neraka, ia akan merasakan
penyesalan yang abadi ketika melihat adzab neraka.
Seseorang
selalu mengemukakan berbagai macam alasan untuk tidak menjalankan agama dan
tidak melaksanakan ibadah dalam hidupnya di dunia. Namun ia tidak akan dapat
mengatakan alasan-alasan tersebut ketika diperintah melaksanakan sholat pada
saat sedang menanti di depan gerbang neraka.
Orang
yang takut kepada Allah tidak pernah melupakan kenyataan ini. Karena senantiasa
memikirkan siksa neraka, ia mengetahui mana perilaku, kata-kata yang benar
serta akhlaq yang baik. Dengan keyakinan yang kuat dan senantiasa mengingat
keberadaan neraka, ia selalu berbuat seolah-olah ia berada sangat dekat dengan
neraka, dan memikirkan bahwa ia akan dimintai pertanggungjawaban atas segala
sesuatu yang ia kerjakan.
Allah
menyeru manusia untuk memikirkan neraka dan hari penghisaban:
"Pada
hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (dimukanya),
begitu juga kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara
ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah memperingatkan kamu terhadap
diri (siksa)-Nya. Dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya". (QS.
Aali 'Imraan, 3: 30)
Unta: Hewan Yang Khidmat Kepada Umat
Manusia
HARUN YAHYA
Maka
apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan? Dan langit,
bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi
bagaimana ia dihamparkan? Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu
adalah orang-orang yang memberi peringatan. (QS. 88:17-21)
Tak diragukan lagi bahwa seluruh makhluk hidup ??itu menunjukkan Kekuasaan dan Ilmu Sang Maha Pencipta-nya. Fakta ini diungkapkan di beberapa ayat suci Al-Quran, yang senantiasa menekankan bahwa segalanya yang diciptakan oleh Allah hakikatnya adalah bukti keimanan dan pelajaran untuk mengingatkan umat manusia.
Ayat
ke 17 surat Al-Gashiyyah yang berbunyi "Maka apakah mereka tidak
memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan?", menyebutkan seekor binatang
yang harus kita amati dan pikirkan secara seksama, yaitu unta. Dalam artikel
kali ini, kita akan mempelajari hewan ini yang mana Al-Quran telah mengajak
kita untuk mengamatinya.
Karakteristik
khusus eksklusif yang dimiliki unta adalah struktur tubuhnya yang tidak
terpengaruh meskipun hidup di tengah kondisi yang palis keras. Tubuhnya
mempunyai kelebihan di mana selama berhari-hari, unta dapat hidup tanpa air dan
makanan dan bahkan dapat mengadakan perjalanan dengan mengemban beban ratusan
kilogram di punggungnya. Beberapa karakteristik unta membuktikan bahwa binatang
ini memang diciptakan untuk kondisi iklim yang kering dan ditugaskan untuk membantu
untuk kenyamanan manusia. Dalam Al-Quran surat Yunus disebutkan: "Sesungguhnya pada pertukaran malam
dan siang itu dan pada yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar
terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS.
10:6)".
Unta
telah 'didisain' secara khusus untuk kondisi padang pasir. Pada hakikatnya,
setiap bagian tubuh unta harus diinvestigasi untuk dapat memahami bagaimana
untak diciptakan oleh Allah.
Kaki untuk segala jenis tanah; kakinya memiliki dua jari yang saling terkait dengan bantalan yang fleksible. Struktur yang terdiri dari empat bulatan tebal ini memungkinkan kakinya untuk bertahan dengan kuat pada tanah. Kaki-kaki ini benar-benar sesuai untuk segela jenis kondisi tanah. Kuku-kukunya melindungi tapak kaki dari kerusakan yang mungkin terjadi akibat pukulan. Lututnya dilindungi oleh suatu struktur yang disebut "callus", yang terdiri dari kulit yang sangat keras dan tebal seperti tanduk. Ketika untak duduk di atas pasir yang panas, struktur callus ini melindunginya dari kerusakan akibat pasir yang sangat panas.
Ponok
sebagai persediaan makanan; ponok unta banyak berisi lemak dan menyediakan zat
makanan secara periodik pada saat kelaparan. Dengan sistim ini, unta dapat
hidup selama 3 minggu tanpa air, sementara ia kehilangan 33% berat tubuhnya.
Dalam keadaan keras yang sama, manusia akan kehilangan 8% berat tubuhnya namun
mati dalam waktu 36 jam. Karena manusia telah kehabisan air dalam tubuhnya.
Bulu
penyekat panas; bulu unta ini terdiri dari rambut tebal dan bulu kempa yang
tidak hanya melindungi tubuhnya dari kondisi cuaca dindin dan panas, namun juga
menghindari kehilangan air tubuhnya. Unta dapat menahan peluh keringat tubuhnya
dengan cara menaikkan suhu tubuhnya hingga 41°C, sehingga menghindari
kehilangan air tubuh. Dengan bulu tebalnya, unta di benua Asia dapat bertahan
hidup di suhu tinggi yang hingga +51°C di musim panas dan turun hingga -51°C di
musim dingin.
Kepala
yang terlindungi dari pasir; bulu mata unta berbentuk dua sisir terpisah yang
saling melekat. Dalam keadaan bahaya, bulu matanya secara otomatis menutup.
Dengan bentuk spesial semacam ini, meskipun sebutir pasir kecil tidak akan
dapat masuk ke dalam matanya. Hidung dan telinganyapun ditutupi oleh rambut
yang panjang untuk perlindungan dari debu dan pasir. Lehernya yang panjang
memungkinkannya untuk meraih dan makan dedaunan yang tingginya 3 meter dari
tanah.
Selahin
kelebihan di atas, unta juga mempunyai sistim khusus dalam tubuhnya. Sebenarnya
masing-masing dari kelebihannya ini memberikannya kemampuan dalam kondisi keras
padang pasir. Kelebihan-kelebihannya ini dapat dikategorikan sbb:
Ketahanan
dari lapar dan dahaga
Unta
dapat hidup tanap makan dan air selama 8 hari di bawah suhu 50°C. Selama
periode ini, unta kehilangan 22% berat tubuhnya. Namun ia dapat bertahan hidup
meskipun kehilangan 40% air dalam tubuhnya, sementara itu kehilangan 12% saja
dapat menyebabkan kematian manusia. Sebab ketahanannya yang lain terhadap
kehausan adalah suatu mekanisme yang memungkinkan unta untuk meningkatkan suhu
internal tubuhnya hingga 41°C. Berkat kelebihannya ini, unta dapat menahan
kehilangan air pada tingkat minimal dalam iklim yang sangat panas di padang
pasir. Unta juga dapat menurunkan temperatur internal tubuhnya hingga 30°C di
tengah malam yang dingin di padang pasir.
Unit
pemanfaatan air yang canggih
Unta
dapat mengkonsumsi 130 liter air hampir dalam waktu 10 menit. Jumlah ini
kira-kira sepertiga dari berat tubuhnya. Selain itu, unta juga memiliki sebuah
struktur mucus (ingus) di hidungnya yang 100 kali lebih besar luasnya dari
punya manusia. Setiap kali unta bernapas, udara dilembabkan oleh ingus. Ketika
kita bernapas, kita kehilangan 16 mg uap air untuk setiap liter udara. Namun
dengan struktur mucusnya, unta dapat memanfaatkan kelembaban udara dengan
perbandingan 66%.
Mengambil
manfaat maksimal dari makanan dan air
Kebanyakan
binatang mati ketika urea yang terkumpul dalam tubuhnya masuk ke dalam sistim
sirkulasi darah. Namun unta menggunakan urea yang diproduksi dlam tubuhnya ini,
dengan menyaringnya melalui hati secara kontinyu. Akibatnya, unta
memanfaatkannya sebagai sumber protein dan air. Baik darah maupun struktur sel
unta dapat menjadikannya mampu bertahan hidup dalam jangka waktu yang panjang.
Ponok
merupakan pembantu yang lain bagi unta. Seperlima bagian dari tubuhnya disimpan
sebagai lemak dalam ponoknya. Penyimpanan lemak tubuh dalam satu bagian tubuh
unta, dapat menghindarkannya dari kehilangan air dari seluruh tubuhnya. Ini
menjadikan tubuhnya memakai jumlah seminum mungkin air. Meskipun seekor unta
dapat makan 30-50 kg makanan dalam satu hari, ia dapat hidup 1 bulan hanya
dengan 2 kg rumput.
Selain
itu, unta memiliki bibir yang sangat kuat seperti karet yang menjadikannya
mudah untuk memakan duri yang cukup tajam menembus kulit. Lebih lanjut, ia
mempunyai sistim pencernakan yang kuat sehingga unta dapat makan apa saja yang
ia dapati seperti piring platik, kapel tembaga dan buluh. Perutnya yang terbagi
dalam empat ruangan sudah terbiasa dengan segalanya, meskipun selain makanan.
Jelas sudah bagaimana kelebihannya ini dapat bermanfaat di kondisi iklim begitu
kering.
Tidakkah
kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa
yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir
dan batin.Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah
tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.
(QS. 31:20)
Sekarang
marilah kita merenungkannya berkaitan dengan informasi di atas: Apakah unta
menyesuaikan tubuhnya sendiri terhadap kondisi padang pasir dengan sendirinya?
Apakah ia sendiri membentuk ingus hidungnya dan ponok di punggungnya? Atau
apakah unta membentuk hidung dan struktur matanya sendiri dengan perlindungan
dari angin puyuh dan badai padang pasir? Apakah unta menyusun darah dan
struktur selnya sendiri berdasar atas prinsip untuk menghindari membuang air?
Apakah juga unta memilih jenis bulu untuk menutupi tubuhnya? Apakah unta
merubah dirinya menjadi 'kapal padang pasir' dengan sendirinya?
Sebagaimana
makhluk hidup yang lain, unta pastilah tidak dapat membuat kelebihan-kelebihan
di atas dengan sendirinya. Lebih lanjut, unta tida dapat menjadikan dirinya
sendiri memberikan manfaat bagi umat manusia. Ayat Al-Quran yang menyebutkan
"Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia
diciptakan?" menjelaskan ciptaan hewan yang luar biasa ini dengan cara
yang terbaik. Seperti makhluk lain, unta juga diciptakan dengan beberapa
karakteristik dan kemudian ditempatkan di muka bumi sebagai suatu tand a
kesempurnaa Pencipta Alam Semesta ini.
Sementara
unta diciptakan dengan kelebihan fisik yang superior, ia telah diberikan bagi
kepentingan umat manusia. Pada sisi lain, umat manusia diberikan tanggungjawab
untuk melihat keajaiban ciptaan di seluruh alam semesta ini dan ma'rifat Sang
Pencipta seluruh makhluk, Allah SWT…
BERPIKIRLAH
SAAT ANDA BANGUN TIDUR
HARUN
YAHYA
eramuslim
- Tidak diperlukan kondisi khusus bagi seseorang untuk memulai berpikir. Bahkan
bagi orang yang baru saja bangun tidur di pagi hari pun terdapat banyak sekali
hal-hal yang dapat mendorongnya berpikir.
Terpampang
sebuah hari yang panjang dihadapan seseorang yang baru saja bangun dari
pembaringannya di pagi hari. Sebuah hari dimana rasa capai atau kantuk seakan
telah sirna. Ia siap untuk memulai harinya. Ketika berpikir akan hal ini, ia
teringat sebuah firman Allah:
"Dialah
yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan
Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha." (QS. Al-Furqaan, 25: 47)
Setelah
membasuh muka dan mandi, ia merasa benar-benar terjaga dan berada dalam
kesadarannya secara penuh. Sekarang ia siap untuk berpikir tentang berbagai
persoalan yang bermanfaat untuknya. Banyak hal lain yang lebih penting untuk
dipikirkan dari sekedar memikirkan makanan apa yang dipunyainya untuk sarapan
pagi atau pukul berapa ia harus berangkat dari rumah. Dan pertama kali ia harus
memikirkan tentang hal yang lebih penting ini.
Pertama-tama,
bagaimana ia mampu bangun di pagi hari adalah sebuah keajaiban yang luar biasa.
Kendatipun telah kehilangan kesadaran sama sekali sewaktu tidur, namun di
keesokan harinya ia kembali lagi kepada kesadaran dan kepribadiannya.
Jantungnya berdetak, ia dapat bernapas, berbicara dan melihat. Padahal di saat
ia pergi tidur, tidak ada jaminan bahwa semua hal ini akan kembali seperti
sediakala di pagi harinya. Tidak pula ia mengalami musibah apapun malam itu.
Misalnya, kealpaan tetangga yang tinggal di sebelah rumah dapat menyebabkan
kebocoran gas yang dapat meledak dan membangunkannya malam itu. Sebuah bencana
alam yang dapat merenggut nyawanya dapat saja terjadi di daerah tempat
tinggalnya.
Ia
mungkin saja mengalami masalah dengan fisiknya. Sebagai contoh, bisa saja ia
bangun tidur dengan rasa sakit yang luar biasa pada ginjal atau kepalanya.
Namun tak satupun ini terjadi dan ia bangun tidur dalam keadaan selamat dan
sehat. Memikirkan yang demikian mendorongnya untuk berterima kasih kepada Allah
atas kasih sayang dan penjagaan yang diberikan-Nya.
Memulai
hari yang baru dengan kesehatan yang prima memiliki makna bahwa Allah kembali
memberikan seseorang sebuah kesempatan yang dapat dipergunakannya untuk
mendapatkan keberuntungan yang lebih baik di akhirat. Ingat akan semua ini,
maka sikap yang paling sesuai adalah menghabiskan waktu di hari itu dengan cara
yang diridhai Allah.
Sebelum
segala sesuatu yang lain, seseorang pertama kali hendaknya merencanakan dan
sibuk memikirkan hal-hal semacam ini. Titik awal dalam mendapatkan keridhaan
Allah adalah dengan memohon kepada Allah agar memudahkannya dalam mengatasi
masalah ini. Doa Nabi Sulaiman adalah tauladan yang baik bagi orang-orang yang
beriman: "Ya Tuhanku berilah aku
ilham untuk tetap mensyukuri ni'mat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku
dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau
ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu
yang saleh" (QS. An-Naml, 27 : 19)
Bagaimana
kelemahan manusia mendorong seseorang untuk berpikir?Tubuh manusia yang
demikian lemah ketika baru saja bangun dari tidur dapat mendorong manusia untuk
berpikir: setiap pagi ia harus membasuh muka dan menggosok gigi. Sadar akan hal
ini, ia pun merenungkan tentang kelemahan-kelemahannya yang lain. Keharusannya
untuk mandi setiap hari, penampilannya yang akan terlihat mengerikan jika
tubuhnya tidak ditutupi oleh kulit ari, dan ketidakmampuannya menahan rasa
kantuk, lapar dan dahaga, semuanya adalah bukti-bukti tentang kelemahan
dirinya.
"Allah,
Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu)
sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah
kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya
dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa." (QS. Ar-Ruum, 30: 54)
Bagi
orang yang telah berusia lanjut, bayangan dirinya di dalam cermin dapat
memunculkan beragam pikiran dalam benaknya. Ketika menginjak usia dua dekade
dari masa hidupnya, tanda-tanda proses penuaan telah terlihat di wajahya. Di usia
yang ketigapuluhan, lipatan-lipatan kulit mulai kelihatan di bawah kelopak mata
dan di sekitar mulutnya, kulitnya tidak lagi mulus sebagaimana sebelumnya,
perubahan bentuk fisik terlihat di sebagian besar tubuhnya. Ketika memasuki
usia yang semakin senja, rambutnya memutih dan tangannya menjadi rapuh.
Bagi orang yang berpikir tentang hal ini, usia senja adalah peristiwa yang paling nyata yang menunjukkan sifat fana dari kehidupan dunia dan mencegahnya dari kecintaan dan kerakusan akan dunia. Orang yang memasuki usia tua memahami bahwa detik-detik menuju kematian telah dekat. Jasadnya mengalami proses penuaan dan sedang dalam proses meninggalkan dunia ini. Tubuhnya sedikit demi sedikit mulai melemah kendatipun ruhnya tidaklah berubah menjadi tua. Sebagian besar manusia sangat terpukau oleh ketampanan atau merasa rendah dikarenakan keburukan wajah mereka semasa masih muda.
Pada umumnya, manusia yang dahulunya berwajah tampan ataupun cantik bersikap arogan, sebaliknya yang di masa lalu berwajah tidak menarik merasa rendah diri dan tidak bahagia. Proses penuaan adalah bukti nyata yang menunjukkan sifat sementara dari kecantikan atau keburukan penampilan seseorang. Sehingga dapat diterima dan masuk akal jika yang dinilai dan dibalas oleh Allah adalah akhlaq baik beserta komitmen yang diperlihatkan seseorang kepada Allah.
Setiap
saat ketika menghadapi segala kelemahannya manusia berpikir bahwa satu-satunya
Zat Yang Maha Sempurna dan Maha Besar serta jauh dari segala ketidaksempurnaan
adalah Allah, dan iapun mengagungkan kebesaran Allah. Allah menciptakan setiap
kelemahan manusia dengan sebuah tujuan ataupun makna. Termasuk dalam tujuan ini
adalah agar manusia tidak terlalu cinta kepada kehidupan dunia, dan tidak
terpedaya dengan segala yang mereka punyai dalam kehidupan dunia. Seseorang
yang mampu memahami hal ini dengan berpikir akan mendambakan agar Allah
menciptakan dirinya di akhirat kelak bebas dari segala kelemahan.
Segala
kelemahan manusia mengingatkan akan satu hal yang menarik untuk direnungkan:
tanaman mawar yang muncul dan tumbuh dari tanah yang hitam ternyata memiliki
bau yang demikian harum. Sebaliknya, bau yang sangat tidak sedap muncul dari
orang yang tidak merawat tubuhnya. Khususnya bagi mereka yang sombong dan
membanggakan diri, ini adalah sesuatu yang seharusnya mereka pikirkan dan ambil
pelajaran darinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar