Lima
Ujian yang Dihadapi Seorang Mukmin
Dalam kitab Makaarim Al
Akhlaq, Abu Bakr bin Laal meriwayatkan hadis dari Anas bin Malik RA, ia berkata
bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Setiap mukmin
dihadapkan pada lima ujian; mukmin yang menghasudnya, munafik yang membencinya,
kafir yang memeranginya, nafsu yang menentangnya, dan setan yang selalu
menyesatkannya.” (HR Ad Dailami).
Kelima hal tersebut,
sejalan dengan Alquran yang menegaskan bahwa setiap orang yang beriman (mukmin)
senantiasa akan mendapat ujian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. (QS Al Ankabut
[29]: 2-3). Berdasarkan hadis di atas, setidaknya ada lima ujian yang dihadapi
seorang mukmin.
Pertama, mukmin yang
mendengkinya. Kita mengetahui bahwa setiap orang yang mendapat kenikmatan,
pasti akan ada orang lain yang tidak menyukainya (dengki). Dari sini, timbullah
sikap hasud.
Penyebab hasud itu,
antara lain, karena permusuhan dan kebencian yang mengharapkan agar kenikmatan
musuh menjadi hilang dan berpindah ke pihaknya.
Hasud juga bisa muncul
akibat kesombongan yang menjadi watak dirinya. Sehingga, ia senantiasa merasa
khawatir bila ada orang lain yang lebih hebat dari dirinya dan meremehkannya.
Cara menghadapi hal ini adalah dengan menjauhi tukang hasud yang suka
menggunjing dan mengadu domba.
Ujian bagi mukmin yang
kedua adalah kaum munafik yang selalu membencinya. Sifat munafik lebih
berbahaya dari kufur. Sebab, orang yang munafik itu sering menampakkan wajah
keislaman (seakan-akan baik), padahal dirinya menyimpan permusuhan dalam
hatinya.
Salah satu contohnya
adalah peristiwa munculnya hadits al ifki (berita dusta). Peristiwa itu
merupakan contoh makar kaum munafik di Madinah terhadap keluarga Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. (QS An Nur [24]: 11).
Untuk melindungi diri
dari kaum munafik ini, kita wajib bersandar kepada Allah dan berusaha
menyingkap tipu daya dan rencana busuk mereka. Orang-orang munafik itu sangat
pandai bersilat lidah dan membolak-balikkan kata-kata dengan maksud
mempertahankan maksud dan tujuannya. (QS Al Munafiqun [63]: 1-11).
Ketiga, orang kafir
yang memerangi. Kaum kafir adalah pendukung kebatilan, setan dan berusaha
mencelakakan orang Islam. (QS al-Anfal [8]: 36). Mereka saling tolong untuk
memerangi umat Islam. (Lihat QS Adz Dzariyat [51]: 53).
Untuk menghadapi
kejahatan kaum kafir, kita harus meyakini bahwa sunnatul ibtila atas mukmin
adalah suatu keniscayaan. Di samping itu kita wajib membekali diri dengan
tsiqah billah, husnudzdzan billah, bertawakal kepada-Nya, berdoa dan selalu
mengikuti manhaj para ulama yang saleh.
Keempat, setan yang
selalu berusaha menyesatkan. (QS Fathir [35]: 6). Setiap mukmin wajib
mewaspadai dan menutup rapat semua pintu masuk yang dilalui setan, seperti
marah, syahwat, ketergesa-gesaan, kikir, takabur.
Kelima, nafsu yang
selalu menentang. (QS Yusuf [12]: 53). Musuh mukmin yang paling bahaya adalah
nafsu yang ada dalam dirinya. Untuk itu, kita wajib membersihkan hati dari
semua akhlak tercela dan mengisinya dengan kekuatan iman dan kasih sayang. Di
samping harus senantiasa berpegang teguh pada ajaran Ilahi. Wallah a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar