PENDIDIK HARUS TERDIDIK

Bisnis On Line Tanpa Modal

Cari Blog Ini

Senin, 04 Juni 2018

MAKALAH Hubungan Konsep Dasar Sosiologi


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada pihak yang telah membantu hingga selesainya tugas makalah ini. pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terimakasih kepada teman sekelompok saya atas kerja keras dan kerjasamanya yang telah mencurahkan segala upaya kemampuannya selama penyusunan makalah ini.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.





Cempae,  April  2018



(Tim Penyusun)











BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Menurut Weber, perilaku manusia yang merupakan perilaku sosial harus mempunyai tujuan tertentu, yang terwujud dengan jelas.Artinya, perilaku itu harus mempunyai arti bagi pihak-pihak yang terlibat, yang kemudian berorientasi terhadap perilaku yang sama dengan pihak lain.Bentuk perilaku sosial yang paling penting adalah perilaku sosial timbal-balik atau resiprokal.Suatu hubungan sosial ada apabila para individu secara mutual mendasarkan perilakunya pada perilaku yang diharapkan oleh pihak-pihak lain.
Beberapa tipe hubungan sosial yang penting adalah perjuangan, komunalisasi, agregasi, dan kelompok korporasi. Perjuangan merupakan suatu bentuk hubungan soaial yang menyangkut perilaku individual sedemikian rupa sehingga salah satu pihak memaksakan kehendaknya terhadap perlawanan pihak lain.
Komunalisasi merupakan hubungan sosial yang didasarkan pada perasaan subyektif, baik yang bersifat emosional atau tradisional atau kedua-duanya. Agregasi merupakan hubungan sosial yang didasarkan pada keserasian motivasi rasional atau keseimbangan berbagai kepentingan. Kelompok korporasi merupakan suatu bentuk hubungan sosial yang berkaitan dengan wewenang yang dilandaskan pada kegiatan seorang pemimpin dan suatu staf administrasi. Ketiga tipe hubungan sosial tersebut di atas mungkin terbuka atau tertutup, tergantung pada dasar peran sertanya, yaitu apakah kesukarelaan atau paksaan. Suatu pengartian yang agak sulit dipahami adalah pengartian “pemahaman” atau “verstehen”.Bagi Weber pentingnya “pemahaman” dalam arti teknis murni adalah bahwa hal itu memberikan petunjuk pada pengamatan dan penafsiran teoritis terhadap keadaan kejiwaan subyektif manusia yang sedang dipelajari perilakunya.Dengan lain kata, “pemahaman” merupakan sarana penelitian sosiologis yang bertujuan untuk memberikan pengartian yang lebih mendalam, mengenai hubungan antara keadaan tertentu dengan proses perilaku yang terjadi.
Tingkat kepekaan mempengaruhi kemampuan pemahaman hawa nafsu manusia maupun perilaku irasional suatu konstruksi perilaku yang berorientasi pada tujuan menjelaskan pemahaman dan kepastian secara faktor rasional dan irasional. Metode pada sosiologi dianggap rasionalistis karena efisiensi metodologis, namun hal ini tidak dapat dianggap sebagai penonjolan rasionalisme dalam eksistensi manusia
Pada ilmu-ilmu perilaku manusia terdapat proses dan gejala yang tidak mempunyai arti subyektif, tanpa mengacu pada obyek hal tersebut sama sekali tidak berarti
Penafsiran kausal yang benar terhadap proses perilaku yang kongkrit akan diperoleh apabila perilaku nyata dan motif-motifnya dipastikan adanya secara benar dan hubungannya memiliki makna tertentu

B.     Rumusan Masalah
Di dalam Paper ini, kita akan membahas beberapa hal yang tentunya sangat berkaitan erat dengan Ilmu Sosiologi, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Konsep Dasar Sosiologi
2.      Hubungan Konsep Dasar Sosiologi Dari Berbagai Aspek Kehidupan Sosial

C.    Tujuan Penulisan
a)      Memenuhi salah satu tugas mata mata pelajaran Sosiologi
b)      Menambah pengetahuan tentang pendidikan Sosiologi
c)      Membahas secara sederhana Hubungan Antara Konsep-Konsep Dasar Sosiologi



BAB II
PEMBAHASAN


A.    Hubungan Konsep Dasar Sosiologi Dengan Konsep Perilaku Sosial
1)      Konsep Dasar Sosiologi Dan Hubungan Sosial
Dalam memahami kehidupan masyarakat sebagai obyek studi sosiologi, kita perlu kiranya mempelajari konsep dasar yang terkait.
Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan, bukan manusia sebagai keseluruhan. Individu dapat dikatakan sebagai manusia yang memiliki peranan khas dalam kepribadiannya. Aspek yang dimiliki individu adalah aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial.
Keluarga merupakan satuan sosial terkecil dalam masyarakat, terbentuk akibat adanya ikata perkawinan atau pernikahan. Keluarga terdiri atas ayah, ibu dan anak-anaknya yang belum menikah. Keluarga dibedakan atas keluarga inti dan keluarga luas. Keluarga luas adalah kelompok kekerabatan yang merupakan satuan kesatuan erat yang terdiri atas lebih dari satu keluarga.
Kelompok Sosial Manusia akan banyak berinteraksi dalam kelompok sosialnya. Kelompok yang dimaksud adalah suatu kehidupan bersama individu datu satu ikatan kebersamaan. Dalam ikatan hidup tersebut dijumpai adanya interaksi dan interelasi sosial yang memungkinkan timbulnya perasaan bersama atau some degree of fellow feeling.
Soerjono Soekanto mengemukakan syarat kelompok sosial sebagai berikut :
·         Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan bagian dari kelomppok yang bersangkutan.
·         Ada hubungan timbal balik antara anggota satu dengan anggota yang lain.
·         Ada faktor pengikat (kesamaan kepentingan, ideologi atau nasib) yang dimiliki bersama, sehingga hubungan di antara mereka bertambah erat.
·         Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.
·         Bersistem dan berproses.
Masyarakat Secara sosiologis, masyarakat merupakan sejumlah individu yang telah relatif lama tinggal di suatu lokasi tertentu dimana mereka saling berinteraksi dan memiliki aturan/ pranata sosial yang ditaati warganya.
Manusia dalam realitas kehidupan sehari-hari tidak lepas sendiri-sendiri, melainkan membentuk kesatuan sosial, misal keluarga, kekerabatan, perkumpulan.
Hal ini sesuai dengan naluri dan kodrat manusia sebagai makhluk sosial. Manusia tanpa berinteraksi dan bekerjasama serta bersaing dengan manusia lainnya, tidak akan bisa berkembang menjadi manusia yang sempurna.
Masyarakat merupakan suatu organisasi manusia yang saling berhubungan satu sama lain. Sedangkan kebudayaan merupakan suatu sistem norma dan nilai yang menjadi pegangan bagi masyarakat. Dengan demikian masyarakat dan kebudayaan merupakan suatu sistem dan saling terkait.
Interaksi SosialInteraksi sosial adalah hubungan-hubungan dinamis yang menyangkut hubungan antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok atau antara kelompok dengan kelompok, dalam bentuk kerjasama, persaingan maupun pertikaian.
Manusia selalu membutuhkan orang lain (gregoriousness). Manusia membutuhkan banyak hal dalam hidupnya. Semua kebutuhan hidup itu terpenuhi dengan jalan mengadakan hubungan sosial. Melalui hubungan seseorang menyampaikan maksud, tujuan dan keinginannya untuk mendapatkan tanggapan dari pihak lain. Muncul hubungan timbal balik yang sering disebut interaksi sosial, yaitu adanya aksi dan reaksi diantara orang dengan orang maupun dengan kelompok lain.
Dalam memahami interaksi sosial dalam masyarakat, perlu kiranya diketahui ciri sebagai berikut :
·         Jumlah pelaku lebih dari satu orang.
·         Ada komunikasi antar pelaku melalui kontak sosial.
·         Tujuan dan maksud dari suatu tindakan jelas.
·         Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu.
Nilai dan Norma Sosial Nilai merupakan sesuatu yang diperoleh melalui proses yaitu terbentuk dari apa yang benar, pantas, dan luhur untuk dikerjakan dan diperhatikan yang berstfat subyektif. Selain itu nilai dapat pula didefinisikan sebagai ukuran, harga, perbandingan, dan kadar. Tolok ukur nilai sosial adalah daya guna fungsional suatu nilai dan kesungguhan penghargaan, penerimaan, atau pengakuan yang diberikan oleh seluruh atau sebagian besar masyarakat terhadap nilai tersebut. Secara sosiologis, nilai atau value merupakan suatu ukuran, patokan, anggapan, dan keyakinan yang dianggap benar atau salah, baik atau tidak, pantas tidak pantas yang berguna bagi seseorang.

2)      Konsep Perilaku Sosial
Perilaku social berorientasi pada masa lampau, oleh karenanya hal itu mungkin disebabkan adanya rasa dendam pada masa lampau, pertahanan terhadap bahaya yang menganccam pada saat sekarang maupun masa akan datang. Perilaku seseorang mungkin terpengaruh karena keanggotaannya akibatnya adanya kemungkinan bahwa suatu peristiwa tertentu atau cara berperilaku tertentu dapat membangkitkan emosi dalam situasi kerumunan. Hal itu tidak terjadi apabaila individu dengan sepenuhnya menyadari keadaan dirinya.
Perbuatan meniru perilau pihak lain seperti dikatakan oleh G. Tarde bukan merupakan perilaku social apabila hal itu bersifat reaktif dan tidak mempunyai orientasi yang berarti terhadap pihak yang ditiru perilakunya. Sosiologi tidak hanya mencakup perilaku social,namun perilaku demikian merupakan ruang lingkup sentral dan merupakan bagian yang sangat penting dari sosiologi sebagai ilmu pengetahuan.

3)      Bentuk-Bentuk Karakteristik Perilaku Sosial
Perilaku yang berorientasi tujuan adalah perilaku yang dapat diklasifikasikan sebagai rasional dan berorientasi terhadap tujuan yang didasarkan pada harapan bahwa obyek-obyek dalam situasi eksternal atau pribadi akan berperilaku tertentu, dan menggunakan harapan seperti kondisiatau sarana untuk mencapai tujuan.
Perilaku yang terkait dengan nilai adalah kepercayaan secara sadar akan arti mutlak perilaku sehingga tidak tergantung pada suatu motif tertentu dan diukur melalui patokan tertentu seperti etika, estetika, agama.
Perilaku sosial yang diklasifikasikan sebagai sesuatu yang bersifat afektif atau emosional yang merupakan hasil konfigurasi khusus dari perasaan pribadi.
Perilaku social yang diklasifikasikan sebagai tradisional yang telah menjadi adat istiadat.

4)      Tipe-Tipe Perilaku Sosial
Kebiasaan adalah suatu keseragaman orientasi perilaku social actual apabila perwujudannya didasarkan pada aktualitas perilaku yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama. Kebiasaan disebut adat istiadat kalau pola tersebut berlangsung lama sekali sehingga merupakan tradisi. Kebiasaan yang ditentukan oleh situasi kepentingan diri para pribadi adalah kalau suatu kebiasaan ditentukan oleh fakta bahwa semua perilaku pihak terarah pada harapan harapan identik.
Stabilitas adat istiadat secara esensial didasarkan pada fakta apabila seseorang tidak menyesuaikan perilakunya pada adat istiadat maka akan timbul kesulitan-kesulitan yang akan mengganggu kehidupannya. Dan stabilitas setiap perilaku kalau yang bersangkutan tidak memperhitungkan kepentingan pihak lain, maka dia akan mengundang permusuhan pihak lain tersebut halmana akan menghancurkan kepentingannya sendiri.

B.      Hubungan Sosial
1.      Konsep Hubungan Sosial
Pengertian hubungan social dipergunakan untuk menggambarkan suatu keadaan dimana dua orang atau lebih terlibat dalam suatu proses perilaku. Proses perilaku tersebut terjadi berdasarkan tingkah laku para pihak yang masing-masing memperhitungkan perilaku pihak lain dengan cara yang mengandung arti bagi masing-massing. Batasan hubungan social tidak berisikan informasi mengenai taraf solidaritas (atau gejala yang merupakan lawannya) yang menjadi ciri pihak-pihak yang terlibat dalam perilaku tertentu. Hubungan social juga terdapat dalam kasus-kasus suatu organisasi social seperti Negara, gereja, asosiasi, perkawinan dan seterusnya, oleh karena itu ada suatu oerilaku atau perilaku yang akan terjadi pada mas yang akan datang.
Suatu hubungan social mungkian bersifat transitor atau mempunyai derajat keteraturan yang berbeda-beda. Artinya, mungkin terdapat pengulangan perilaku yang terkait dengan arti subjektifnya sehingga memang diharapkkan. Akan tetapi untuk menghindakan terjadinya kesan yang keliru,perlu dicatat bahwa hal itu hanya merupakan bukti adanya suatu hubungan social.  Arti subjektif hubungan social bisa berubah misalnya, suatu hubungan politis yang semula didasarkan pada solidaritas, mungkin berubah dasarnya menjadi konflik. Arti dari hubungan social dapat disepakati atas dasar persetujuan mutual. Artinya, para pihak yang terlibat dalam suatu hubungan membuat suatu perjanjian mengenai perilakunya di masa depan.

2.      Konsep Pejuangan
Suatu hubungan social dinamakan pejuangan apabila perilaku salah satu pihak secara sengaja berorientasi pada pelaksanaan keinginannya terhadap perlawanan pihak lain atau pihak-pihak lain. Kalau sarana perjuangan tidak mencakup kekerasan fisik actual, maka proses tersebut disebut perjuangna damai. Perjuangna social atau individual yang seringkali bersifat laten untuk mendapatkan keuntungan atau untuk bertahan yang tidak harus didasarkan pada konflik kepentingan, disebut seleksi.
Semua bentuk perjuangan dan semua cara bersaing yang terjadi akan dilanjutkan dengan proses seleksi memilih meraka yang memiliki kualitas tertinggi yang diperlukan bagi tercapainya suatu keberhsilan. Namun tidak setiap proses social merupakan sebuah perjuangan. Pengartian perjuangan hanya ada apabila pertentangan berlangsung secara murni. Secara alamiah perlu dibedakan antara perjuangan dengan proses seleksi.

3.      Komunalisasi dan Agregasi Hubungan-hubungan Sosial
Komunalisasi hubungan-hubungan social terjadi apabila proses seleksi didasarkan pada rasa solidaritas, yang merupakan hasil keterikatan secara emosional atautradisional. Agregasi hubungan-hubungan social merupakan hasil rekonsiliasi dan keseimbangan kepentingan-kepentingan yang dimotivasikan oleh penilaian secara rasional atau kebiasaan.
Bentuk hubungan agregatif yang paling murni dapat ditemukan pada:
·         Kompromi antara kepentingan-kepentinagn yang bertentangan, namun bersifat komplementer.
·         Perserikatan sukarela yang murni yang didasarkan pada kepentingan diri yang tujuannya adalah kepentingan material tertentu.
·         Perserikatan sukarela yang didasarkan pada nilai-nilai ideologis yang mutlak.
Komunikasi mungkin didasarkandalam bentuk hubungan emosional, afektif ataupun tradisional. Tipe hubungan ini lazimnya dijumpai pada hubungan kekeluargaan atau kekerabatan. Dengan demikian secara normal pengartian komunalisasi dipergunakan sebagai lawan perjuangan. Dalam hubungan-hubungan komunal mungkin juga timbul proses seleksi, yang menimbualkan perbedaan-perbedaan pada kesempatan dan ketahanan. Perlu dicatat pula bahwa kualitas yang sama atau situasi yang sama ataupun cara berperilaku yang sama dengan sndirinya merupakan suatu hubungan komunal. Hubungan komunal hany aterdapat apabila terdapat perasaan yang sama terhaddap ituasi tertentu dengan segala konskuensinya berorientasi terhadap perilaku masing-masingterhadap sesamanya.
Komuniti bahasa timbul akibat persamaan tradisi melaluikeluarga dan lingkungan social. Bahasa sendiri tidak cukup untuk menimbulkan komunalisasi; fungsinya hanya mempermudah komunikasi sehingga menimbulkan peningkatan taraf agregatif.

4.      Hubungan Sosial Terbuka dan Tertutup
Suatu hubungan social baik yang bersifat komunal ataupun agregatif mungkin bersifat terbuka bagi kalanygan luar, apabila ikut sertanya pihak-pihak tersebut dalam orientasi perilaku social mutual yang relevan bagi arti subjektifnya, tidak dilarang oleh wewenang yang berkuasa. Hubungannya bersifat tertutup, kalau hal itu dilarang, dibatasi atau terikat pada syarat-syarat tertentu. Suatu hubungan social yang tertutup sifatnya akan dapdt mempertahankan monopolinya melalui cara-cara:
    Membiarkan terjadinya persaingan benas antara pihak-pihak dalam kelompok itu.
    Mengatur atau memberikan alokasi terhadap keuntungan-keuntungan yang diperoleh.
    Mempertahankan keserasian hubungan yang telah ada.
Cara yang ketiga merupakan suatu upaya untuk menutup diri yang bisanya disebut hak. Seorang peserta aktif dalam hubungan social tertutup lazimnya dinamakan anggota; namun apabila partisipasinya diatur sedemikan rupa sehingga menjamin hak-haknya, maka dia disebut sebagai anggota secarahukum yang mempunyai hak dan keistimewaan-keistimewaan tertentu. Beberapa contoh yang perlu dicatat adalah sebagai berikut:
Hubungan komunal yang cenderunga erat karena tradisi, adalah umpamanya, kelompokyang anggotanya didasarkan pada hubungan kekerabatan
Hubungan-hubungan pribadi yang bersifat emosional, yakni yang didasarkan pada rasa cinta atau kesetiaan, biasanya bersifat tertutup. Ketertutupan yang didasarkan pada nilai-nilai merupakan cirri kelompok yang didasarkan pada kepercayaan atau agama yang sama. Ketertutupan orientasi tujuan merupakan cirri asosiasi ekonomi yang bersifat monopolis atau plutokratis.

5.      Tanggung Jawab dalam Hubungan Sosial
Suatu hubungan social, halmana tergantung pada apakah prosesitu dikuasai wewenang tradisional atau legal, mungkin menghasilkan tipe-tipe perilaku tertentu oleh mereka yang terlbat dalam hubungan itu, yang mempunyai akibat-akibatnya. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa hubungn social mungkin menghasilkan solidaritas kolektif atau perwakilan. Perkembangan hubungan social menjadi ikatan solidaritas atau perwakilan, tergantung pada kondisi-kondisi tertentu. Salah satu kondisi yang menentukan adalah sampai sejauh manakan perilaku kelompok diarahkan pada konflik dengan kekerasan atau kedamaian sebagai tujuan. Dalam kenyataan, masalah tanggung jawab mencakup baik solidaritas aktif maupun pasif. Semua pihak dapat dibebani tanggung jawab terhadap perilaku salah sworang anggot, sebagaimana halnya dengan dirinya sendiri ,dan anggota-anggota lain mempunyai hak untuk ikut menikmati kemajuan-kemajuan yang dicapai karena perilaku pribadinya.

C.    Hubungan Konsep Dasar Sosiologi Dengan Norma Sosial
1.      Norma Sosial
Norma dapat dikatakan sebagai wujud dari nilai sosial. Norma dibangun di atas nilai dan diciptakan untuk menjaga dan mempertahankan nilai sosial. Norma merupakan petunjuk untuk hidup yang berisi perintah atau larangan agar manusia berperilaku sesuai dengan aturan atau norma, sehingga tercipta ketertiban dan kedamaian dalam kehidupan bersama dalam masyarakat.
Ciri-ciri norma social
·         Umumnya tidak tertulis (lisan).
·         Hasil dari kesepakatan masyarakat.
·         Warga masyarakat sebagai pendukung sanat mentaatinya.
·         Apabila norma dilanggar, anggota masyarakat harus menghadapi sanksinya.
·         Norma sosial kadang-kadang bisa menyesuaikan perubahan sosial, sehingga norma sosial bisa mengalami perubahan.
Norma cara (usage)Usage merupakan aturan yang mengatur bagaimana seseorang atau sekelompok orang bertindak, misal aturan dalam cara makan, berjalan, berbicara dan sebagainya. Pelanggaran atas norma ini, misal makan sambil berjalan, bersendawa. Sanksi yang diperoleh berupa teguran.
Norma kebiasaan (folkways)Norma kebiasaan memiliki fungsi untuk mengatur segala bentuk perbuatan manusia yang dilakukan secara berulang-ulang. Sanksi yang diterima bagi pelanggar norma adalah gunjingan dan celaan.
Norma tata kelakuan (mores)Norma tata kelakuan atau mores merupakan norma yang mengatur bagaimana seseorang berperilaku dan bertindak dalam masyarakat. Cara berperilaku yang diterima adalah kebiasaan yang diterima dan dianggap baik oleh sebagian besar dalam masyarakat. Misal tidak boleh atau larangan berjudi, minum minuman keras, berzina, dan sebagainya. Pelanggaran norma ini berupa pemberian cap oleh masyarakat, seperti penjudi, peminum, pezina, dan sebagainya. Mores dianggap penting dalam masyarakat, karena :
·         Memberikan batas-batas pada kelakuan individu.
·         Mengidentifikasikan individu dengan kelompoknya.
·         Menjaga solidaritas di antara anggota kelompok/ masyarakat.
Norma adat (custom)Norma adat mengatur mengenai tata kelakuan yang kekal dalam masyarakat dengan pola perilaku masyarakat. Pelanggaran norma ini diberi sanksi berupa dikucilkan atau dikeluarkan dari adat.
Norma hukum (laws)Norma hukum merupakan tata kelakuan yang bersumber dari perundang-undangan. Dengan kata lain, norma hukum sebagai aturan yang paling tegas dan bersifat mengikat dan memaksa. Sanksi yang diperoleh juga paling berat. Berat ringannya tergantung pada jenis pelanggarannya, misal pidana, penjara, hukuman mati, hukuman seumur hidup, dan sebagainya.
Sosialisasi memegang peran penting bagi individu dalam hidup di tengah-tengah masyarakat. Sosialisasi yang diperoleh seseorang sejak lahir akan turut mewarnai individu dalam berpikir, bersikap dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari. Sosialisasi dikenal juga dengan proses penyesuaian diri. Sosialisasi dapat diartikan sebagai proses belajar seumur hidup seorang individu untuk mengenal dan menghayati norma dan nilai masyarakat dimana ia menjadi anggota, sehingga terjadi pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan tuntutan dan perilaku masyarakatnya.
Sosialisasi berlangsung secara bertahap dan berkesinambungan dalam masyarakat. Dalam proses tersebut, individu mengalami proses pembudayaan, individu mempelajari dan menyesuaiaknalam pikiran dan sikap dengan adat istiadat, sistem norma dan peraturan yang berlaku serta hidup dalam kebudayaan masyarakat. Hal ini sering dinamakan enkulturasi.
Struktur Sosialstruktur sosial merupakan tatanan dalam kehidupan masyarakat yang didalamnya terkandung hubungan timbal balik antara status dan peranan dengan batas-batas perangkat unsur sosial yang mengacu pada keteraturan kehidupan sosial di dalam masyarakat.
Unsur dalam struktur sosial di dalam masyarakat seperti dikemuakaj Soerjono Soekanto dapat berupa kelompok sosial, lembaga sosial, stratifikasi sosial, kekuasaan dan wewenang, kebudayaan, norma sosial atau aturan, status dan peran. Keseluruhan unsur tersebut saling berkaitan. Jika satu unsur mengalami gangguan/ perubahan, maka unsur yang lain akan mengalami gangguan/ perubahan pula.
Lembaga Sosial Dalam setiap kehidupan masyarakat, ada serangkaian norma yang harus ditaati. Norma yang berlaku dalam masyarakat mengikat untuk dilaksanakan. Hal ini disebabkan norma dapat menjadi pedoman untuk mengatur kehidupan bersama. Sekumpulan norma tersebut yang dinamakan pranata sosial. Dengan demikian pranata sosial memiliki peran penting bagi keberlangsungan hidup suatu masyarakat.
Pranata sosial terdapat dalam setiap masyarakat, baik masyarakat tradisional maupun masyarakat modern. Kebutuhan pokok setiap masyarakat akan terhimpun dalam pranata sosial. Kebutuhan kekerabatan akan menimbulkan pranata keriawinan, perceraian, keluarga batih, keluarga luas, dan sebagainya.
Perubahan Sosial Budaya Kehidupan masyarakat dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, sejalan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembangunan shopping center (mall), perumahan dari berbagai tingkatan, perkantoran, meningkatnya tindak kriminal serta perubahan struktur sosial masyarakat, merupakan beberapa contoh perubahan tersebut. Tuntutan kehidupan yang lebih layak membawa pengaruh perubahan terhadap lembaga pendidikan yang ada. Hal ini merupakan gambaran sekilas perubahan sosial yang berlangsung di sekitar lingkungan kita. Dalam hal ini, perlu kiranya peserta didik memahami konsep dasar perubahan sosial.
Perubahan sosial pada hakekatnya merupakan perubahan yang terjadi pada unsur-unsur sosial dalam kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut dapat meliputi proses interaksi sosial, struktur sosial, lapisan, sosial, nilai, norma maupun kontrol sosial dalam lembaga kemasyarakatan. Pelapisan Sosial stratifikasi sosial adalah proses pembedaan anggota masyarakat ke dalam kelas sosial secara bertingkat dari terendah hingga tertinggi dengan dasar tertentu.
Secara sosiologis, setiap masyarakat akan menunjukkan adanya pelapisan sosial. Masyarakat Indonesia yang memiliki ciri masyarakat agraris, juga menunjukkan kecenderungan tersebut. Munculnya stratifikasi sosial dalam setiap masyarakat dimungkinkan karena danya sesuatu yang dihargai. Sesuatu tersebut dapat berupa uang, benda (ekonomi), tanah, kekuasaan, keturunan, iptek dan ketaatan beragama.
Terbentuknya pelapisan sosial telah diawali sejak manusia mengenal adanya kehidupan bersama dalam organisasi sosial. Pada masyarakat sejarah awal, taraf kebudayaannya masih sederhana. Pelapisan sosial yang disusun didasarkan pada jenis kelamin, usia, kepandaian atau kekayaan. Sejalan dengan perkembangan kehidupan masyarakat yang makin kompleks, maka pelapisan sosial yang terbentuk juga makin beragam.





BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Manusia menjalani  kehidupan di dunia ini tidaklah bisa hanya mengandalkan dirinya sendiri dalam artian butuh bantuan dan pertolongan orang lain, maka dari itu manusia disebut makhluk sosial, sesuai dengan Firman Allah SWT yang artinya: “Wahai manusia! Sungguh Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal (bersosialisasi).....” (Al-Hujurat :13 ). Oleh karena itu kehidupan bermasyarakat hendaklah menjadi sebuah pendorong  atau sumber kekuatan untuk mencapai cita-cita kehidupan yang harmonis, baik itu kehidupan di desa maupun di perkotaan. Tentunya itulah harapan kita bersama, tetapi fenomena apa yang kita saksikan sekarang ini, jauh sekali dari harapan dan tujuan pembangunan Nasional negara ini, kesenjangan Sosial,  yang kaya makin Kaya dan yang Miskin tambah melarat , mutu pendidikan yang masih rendah, orang mudah sekali membunuh saudaranya (dekadensi moral ) hanya karena hal sepele saja, dan masih banyak lagi fenomena kehidupan tersebut diatas yang kita rasakan bersama, mungkin juga fenomena itu ada pada lingkungan dimana kita tinggal.

B.     Saran
Dengan semakin berkembangnya zaman, diharapkan seluruh umat manusia  tetap mengedepankan kehidupan sosial yang baik untuk menciptakan kehidupan yang tentram. Serta mempergunakan ilmu sosial dalam menghadapi dan menyelesaikan permasalahan sosial.

C.     
DAFTAR PUSTAKA

Hassan Shadily. 1999. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Horton, Paul B. dan Chester L. Hunt. 1993. Sosiologi Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Kamanto Sunarto. 1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta: LP. F Ekonomi UI
Soerjono Soekanto. 1981. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: UI


http://cahya-hadi1804.blogspot.co.id/2015/06/sosiologi.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar