PENDIDIK HARUS TERDIDIK

Bisnis On Line Tanpa Modal

Cari Blog Ini

Rabu, 09 Desember 2015

PENGERTIA Bahasa dan Pengalaman Hermeneutis

Bahasa dan Pengalaman Hermeneutis

Bahasa terdiri dari baik medium maupun objek hermeneutik. Dalam menjadikan sebuah teks menjadi ujaran, sang penafsir masuk pada dialog dengan teks yang bertempat pada medium bahasa. Sebagai contoh, terjemahan menunjukkan tugas penafsir adalah membawa teks menuju ujaran yang meliputi interpretasi dan aplikasi. Idealitas kata dan kontinuitas ingatan membangun objek pengalaman hermeneutis, sehingga kata tertulis melampaui keadaan penggunaannya. 

Perkembangan Konsep Bahasa
Baik para konvensionalis maupun teori-teori kebahasan serupa secara keliru mengasumsikan bahwa kita lebih dulu mengetahui sesuatu sebelum memberikan sebuah kata padanya. Hubungan yang benar adalah ketika kata yang benar telah ditemukan, sesuatu tersebut akan tersingkap pada kita. Karena bahasa manusia tidak sempurna dalam hubungannya dengan bahasa ketuhanan, apa yang menjadi bahasa manusia tidak sempurna. Karena alasan tersebut, konsep-konsep dapat mengembangkan ekspresi kita yang lebih baik pada dunia. Setiap bahasa manusia tertentu, sebuah pandangan bahasa, hanya menghasilkan pandangan dunia tertentu. Meski pandangan bahasa atau horizon makna bisa diperluas hingga meliputi yang lain, tidak ada bahasa yang sempurna di mana dunia itu sendiri akan tersingkap.

Universalitas Hermeneutik
Karena prasangka dan tradisi kita bersifat linguistik, dan pemahaman dimulai dari warisan prasangka kita, lebih benar jika mengatakan bahwa bahasa berbicara kepada kita ketika kita membicarakannya. Hubungan antara sebuah teks dan sejarah efektifnya berbeda tetapi interpretasi-interpretasi yang benar bersifat spekulatif karena setiap interpretasi menghadirkan aspek apa yang dikatakan teks, yakni, tidak ada being kedua yang diciptakan dalam interpretasi yang benar. Hermeneutik bersifat universal karena “Being dapat dipahami dalam bahasa”. Dalam peristiwa hermeneutik kebenaran, interpretasi yang benar pada sebuah teks, yakni prasangka-prasangka legitim, bersinar dalam keterbukaan dialektika pertanyaan dan jawaban, meyakinkan lawan bicara. Karena itu, disiplin hermeneutik tentang pertanyaan dan penyelidikan dapat menjamin kebenaran tanpa mengandalkan metode saintifik.

Keypoints
1.    Dasar ontologis pengalaman hermeneutis adalah bahasa karena ia adalah medium dan objek pemahaman.
2.    Bahasa bukan sistem tanda yang ditujukan pada objek-objek yang diketahui; melainkan pada mulanya adalah ekpresi yang benar dan membawa objek pada kehadiran.
3.    Setiap bagian bahasa manusia, sebuah pandangan kebahasaan, hadir hanya dalam pandangan dunia tertentu.
4.    Hermeneutika bersifat universal karena dapat dipahami dalam bahasa.
5.    Pada peristiwa hermeneutis kebenaran, interpretasi yang benar memancar dan meyakinkan para penafsir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar