PENDIDIK HARUS TERDIDIK

Bisnis On Line Tanpa Modal

Cari Blog Ini

Kamis, 31 Mei 2018

Makalah Konsep Dasar Sosiologi


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................
i
DAFTAR ISI ...........................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN ...............................................................................
1
A.. Latar Belakang Masalah .................................................................
1
B.  Perumusan Masalah ........................................................................
1
C.  Tujuan Penulisan… ........................................................................
1
BAB II
PEMBAHASAN ..................................................................................
2
A.    Sejarah Sosiologi……....................................................................
2

B.     Arti Sosiologi………………….....................................................
2

C.    Karakteristik Sosiologi.................................................................
4

D.    Ruang Lingkup Sosiologi……......................................................
4

E.     Konsep Dasar Sosiologi................................................................
6

F.     Teori-Teori Sosiologi....................................................................
12

BAB IV
PENUTUP……………………….........................................................
20
A. Kesimpulan .......................................................................................
20
B. Saran .................................................................................................
20
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................
21


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Saat ini, kita hidup dalam kehidupan yang tidak bisa kita hindari untuk bersosialisasi. Dalam kehidupan sosial kita seringkali mendengar kata sosiologi. Istilah Sosiologi pertama kali dikenalkan oleh Auguste Comte (tetapi dalam catatan Sejarah, Emile Durkheim lah yang melanjutkan ‘istilah’ tersebut dan menerapkannya menjadi sebuah disiplin ilmu). Sosiologi berasal dari gabungan 2 kata dalam bahasa Latin yaitu Socius yang artinya teman dan Logos yang artinya ilmu. Secara keseluruhan, Sosiologi berarti ilmu yang mempelajari masyarakat. Masyarakat sendiri adalah gabungan dari beberapa individu yang memiliki kesamaan kepentingan, saling berhubungan, dan tentunya berbudaya.
Sosiologi sendiri muncul akibat tekanan/ancaman yang dirasakan oleh masyarakat terhadap hal-hal dan nilai-nilai yang selama ini sudah dianggap benar dan nyaman dalam tatanan kehidupan mereka, khususnya dalam bidang sosial. Renungan sosiologis dimulai ketika masyarakat mulai mengalami goncangan/krisis terhadap nilai-nilai dan prinsip hidup yang mereka pegang, atau “threats to the taken-for-granted world”, – Berger dan Berger.

B.     Rumusan Masalah
Di dalam Paper ini, kita akan membahas beberapa hal yang tentunya sangat berkaitan erat dengan Ilmu Sosiologi, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Konsep Dasar Sosiologi
2.      Sumbangan/Kontribusi Ilmu Sosiologi terhadap Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

C.    Tujuan Penulisan
a)      Memenuhi salah satu tugas mata mata pelajaran Sosiologi
b)      Menambah pengetahuan tentang pendidikan Sosiologi
c)      Membahas secara sederhana Hubungan Antara Konsep-Konsep Dasar Sosiologi
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sejarah Sosiologi
Sosiologi ini dicetuskan oleh Aguste Comte maka dari itu dia dikenal sebagai bapak sosiologi, ia lahir di Montpellier tahun 1798. Ia merupakan seorang penulis kebanyakan konsep, prinsip dan metode yang sekarang dipakai dalam sosiologi berasal dari Comte. Comte membagikan sosiologi atas statika social dan dinamika social dan sosiologi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Bersifat empiris yaitu didsarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.
2.      Bersifat teoritis yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dan hasil observasi.
3.      Bersifat kumulatif yaitu teori-teori sosiologi dibentuk berdasarkan teori yang ada kemudian diperbaiki, diperluas dan diperhalus.
4.      Bersifat nenotis yaitu tidak mempersoalkan baik buruk suatu fakta tertentu tetapi untuk menjelaskan fakta tersebut.
Comte mengatakan bahwa tiap-tiap cabang ilmu pengetahuan manusia mesti melalui tiga tahapan perkembangan teori secara berturut-turut yaitu keagamaan atau khayalan, metafisika atau abstrak dan saintifik atau positif.

B.     Arti Sosiologi.
Istilah sosiologi berasal dari kata “socius”yang berarti kawan dan “logos” yang berarti ilmu Jadi, sosiologi adalah ilmu yang membahas interaksi manusia di masyarakat. Selain itu terdapat juga pengertian sosiologi menurut beberapa ahli, antara lain:
§  Auguste Comte (Bapak Sosiologi), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi manusia di dalam masyarakat (antara ndividu dengan individu, antar individu dengan kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok).
§  Bierens De Haan, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari pergaulan hidup manusia dalam masyarakat.
§  Pitirim A.Sorokin, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbale balik antara aneka macam gejala sosial, hubungan, dan pengaruh gejala sosial dengan non sosial, dan cirri-ciri umum dari semua jenis gejala sosial.
§  Brown & Brown, sosiologi adalah studi ilmiah tentang interaksi antar manusia.
Interaksi bisa terjadi antarindividu, antarkelompok, atau antarindividu dengan kelompok. Oleh karena objek studinya adalah masyarakat, maka sosiologi disebut juga ilmu kemasyarakatan. Fokusnya adalah hubungan timbal-balik antarmanusia dalam kehidupan bersama (bermasyarakat). Pengertian dari masyarakat itu sendiri menurut beberapa ahli antara lain:
§  Prof.Selo Soemardjan, masyarakat adalah sekumpulan orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
§  Prof.Koentjaranigrat, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut sistem adat istiadat tertentu yang bersifat continue dan terikat oleh rasa identitas bersama, yaitu kebudayaan. Jadi, sekumpulan orang yang terjadi hanya sebentar dan tidak terikat oleh adat, mereka belum bisa disebut masyarakat. Contohnya kerumunan penonton sepak bola.
Adapun ciri-ciri sebuah masyarakat sebagai berikut:
1)      Kesatuan sosial itu telah hidup bersama cukup lama.
2)      Terjadi interaksi aktif antarindividu dan kelompok
3)      Dalam berinteraksi berpedoman pada sistem adat istiadat tertentu.
4)      Kehidupan bersama tersebut berlangsung terus-menerus.
5)      Mereka merasa terikat oleh sara identitas bersama (yaitu kebudayaan).
6)      Setiap anggota merasa menjadi bagian dari kelompoknya.
7)      Mereka saling membutuhkan,saling bergantung, dan perlu kerjasama.
8)      Kehidupan bersama itu bersifat dinamis, mengalami perkembangan dan perubahan.
C.    Karakteristik Sosiologi
Adapun karakteristik yang membedakan sosiologi dengan ilmu sosial yang lain, yaitu:
§  Sosiologi termasuk kelompok ilmu sosial, yaitu kelompok ilmu yang mempelajari peristiwa atau gejala-gejala sosial
§  Sosiologi bersifat kategoris yaitu tidak normatif, membicarakan obyeknya secara apa adanya dan bukan bagaimana seharusnya
§  Sosiologi bersifat generalis, yaitu sosiologi meneliti atau mencari prinsip atau hukum-hukum umum interaksi manusia
§  Sosiologi bersifat abstrak yaitu wujud kesatuannya yang bersifat umum atau terpisah-pisah
§  Sosiologi merupakan ilmu yang umum, yaitu mempelajari umum yang ada pada setiap interaksi umum
§  Sosiologi termasuk ilmu murni yaitu tujuan penelitian sosiologi semata-mata demi perkembangan ilmu itu sendiri bukan untuk kepentingan kehidupan praktis.

D.    Ruang Lingkup Sosiologi
Berbicara mengenai ruang lingkup sosiologi pendidikan, hal ini tidak terlepas dari masyarakat. Oleh karena itu sosiologi disebut juga sebagai Ilmu Masyarakat atau Ilmu yang membicarakan masyarakat. Berikut kami akan tampilkan secara sistematis mengenai ruang lingkup pembahasan sosiologi sebagai berikut:
1.      Hubungan sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat. Dalam kategori ini terdapat antara lain masalah-masalah sebagai berikut:
·         Fungsi pendidikan dalam kebudayaan
·         Hubungan antara sistem pendidikan dengan proses kontrol sosial dan sistem kekuasaan.
·         Fungsi sistem pendidikan dalam proses perubahan sosial dan kultural atau usaha mempertahankan status quo.
·         Hubungan pendidikan dengan sistem tingkat atau status social.
·         Fungsi sistem pendidikan formal bertalian dengan kelompok rasial, kultural dan sebagainya.
2.      Hubungan antar-manusia di dalam sekolah
Lapangan kedua ini menganalisis struktur sosial di dalam sekolah, pola kebudayaan di dalam sistem sekolah menunjukkan perbedaan dengan apa yang terdapat di dalam masyarakat di luar sekolah. Di dalam bidang ini dapat dipelajari:
a)      Hakikat kebudayaan sekolah sejauh ada perbedaannya dengan kebudayaan di luar sekolah.
b)      Pola interaksi sosial atau struktur masyarakat sekolah, yang antara lain meliputi berbagai hubungan antara berbagai unsur di sekolah, kepemimpinan dan hubungan kekuasaan, stratifikasi sosial dan pola interaksi informal sebagai terdapat dalam cliqueserta kelompok-kelompok murid lainnya.
3.      Pengaruh sekolah terhadap kelakuan dan kepribadian semua pihak di sekolah
Dalam bidang ini diutamakan aspek proses pendidikan itu sendiri. Di sini kita analisis kepribadian dan kelakuan guru, murid dan lain-lain atas pengaruh partisipasi dalam keseluruhan sistem pendidikan.
4.      Sekolah dalam masyarakat
Di sini dianalisis pola-pola interaksi antara sekolah dengan kelompok-kelompok sosial lainnya dalam masyarakat disekitar sekolah. Antara lain dapat dipelajari:
a)      Pengaruh masyarakat atas organisasi sekolah
b)      Analisis proses pendidikan yang terdapat dalam sistem-sistem sosial dalam masyarakat luar sekolah.
c)      Hubungan antara sekolah dan masyarakat dalam pelaksanaan pendidikan.
d)     Faktor-faktor demografi dan ekologi dalam masyarakat bertalian dengan organisasi sekolah, yang perlu untuk memahami sistem pendidikan dalam masyarakat serta integrasinya di dalam keseluruhan kehidupan masyarakat.
Sedangkan menurut Drs. Ary H. Gunawan mengatakan bahwa ruang lingkup kajian sosiologi adalah sebagai berikut:
1)      Struktur sosial adalah jalinan dari seluruh unsur-unsur social
2)      Unsur-unsur sosial, yang pokok adalah norma/kaidah sosial, lembaga sosial, kelompok sosial, dan lapisan sosial.
3)      Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama.
4)      Perubahan sosial adalah segala perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga sosial dalam masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial, seperti nilai, sikap, dan sebagainya.
Jadi kami selaku pemakalah menyimpulkan bahwa ruang lingkup sosiologi pendidikan adalah
·    Objek kajian sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antarmanusia tersebut didalam masyarakat.
·    Jadi pada dasarnya sosiologi mempelajari masyarakat dan perilaku sosial manusia dengan meneliti kelompok yang dibangunnya.
·    Sosiologi mempelajari perilaku dan interaksi kelompok, menelusuri asal-usul pertumbuhannya serta menganalisis pengaruh kegiatan kelompok terhadap anggotannya.

E.     Konsep Dasar Sosiologi
Telah kita ketahui bahwa Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August Comte (1798-1857). Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat.
Dalam Sosiologi, terdapat konsep-konsep dasar di dalamnya. Adapun konsep dasar sosiologi akan dijelaskan pada bagain berikut.

1.      Individu
Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan, bukan manusia sebagai keseluruhan. Individu dapat dikatakan sebagai manusia yang memiliki peranan khas dalam kepribadiannya. Aspek yang dimiliki individu adalah aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial.

2.      Nilai dan Norma Sosial
Nilai merupakan sesuatu yang diperoleh melalui proses yaitu terbentuk dari apa yang benar, pantas, dan luhur untuk dikerjakan dan diperhatikan yang berstfat subyektif. Selain itu nilai dapat pula didefinisikan sebagai ukuran, harga, perbandingan, dan kadar. Tolok ukur nilai sosial adalah daya guna fungsional suatu nilai dan kesungguhan penghargaan, penerimaan, atau pengakuan yang diberikan oleh seluruh atau sebagian besar masyarakat terhadap nilai tersebut. Secara sosiologis, nilai atau value merupakan suatu ukuran, patokan, anggapan, dan keyakinan yang dianggap benar atau salah, baik atau tidak, pantas tidak pantas yang berguna bagi seseorang.
Norma dapat dikatakan sebagai wujud dari nilai sosial. Norma dibangun di atas nilai dan diciptakan untuk menjaga dan mempertahankan nilai sosial. Norma merupakan petunjuk untuk hidup yang berisi perintah atau larangan agar manusia berperilaku sesuai dengan aturan atau norma, sehingga tercipta ketertiban dan kedamaian dalam kehidupan bersama dalam masyarakat.

3.      Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan dinamis yang menyangkut hubungan antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok atau antara kelompok dengan kelompok, dalam bentuk kerjasama, persaingan maupun pertikaian.
Manusia selalu membutuhkan orang lain (gregoriousness). Manusia membutuhkan banyak hal dalam hidupnya. Semua kebutuhan hidup itu terpenuhi dengan jalan mengadakan hubungan sosial. Melalui hubungan seseorang menyampaikan maksud, tujuan dan keinginannya untuk mendapatkan tanggapan dari pihak lain. Muncul hubungan timbal balik yang sering disebut interaksi sosial, yaitu adanya aksi dan reaksi diantara orang dengan orang maupun dengan kelompok lain.

4.      Sosialisasi
Sosialisasi memegang peran penting bagi individu dalam hidup di tengah-tengah masyarakat. Sosialisasi yang diperoleh seseorang sejak lahir akan turut mewarnai individu dalam berpikir, bersikap dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari. Sosialisasi dikenal juga dengan proses penyesuaian diri. Sosialisasi dapat diartikan sebagai proses belajar seumur hidup seorang individu untuk mengenal dan menghayati norma dan nilai masyarakat dimana ia menjadi anggota, sehingga terjadi pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan tuntutan dan perilaku masyarakatnya.
Sosialisasi berlangsung secara bertahap dan berkesinambungan dalam masyarakat. Dalam proses tersebut, individu mengalami proses pembudayaan, individu mempelajari dan menyesuaiakan dalam pikiran dan sikap dengan adat istiadat, sistem norma dan peraturan yang berlaku serta hidup dalam kebudayaan masyarakat. Hal ini sering dinamakan enkulturasi.

5.      Kelompok Sosial
Manusia akan banyak berinteraksi dalam kelompok sosialnya. Kelompok yang dimaksud adalah suatu kehidupan bersama individu dalam satu ikatan kebersamaan. Dalam ikatan hidup tersebut dijumpai adanya interaksi dan interelasi sosial yang memungkinkan timbulnya perasaan bersama atau some degree of fellow feeling.
Anggota dalam kelompok sosial tersebut diikat oleh nilai dan norma yang sama, serta memiliki rasa persatuan dan kesatuan dan juga memiliki tujuan yang sama.

6.      Proses Sosial
Merupakan pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh timbal balik antara segi kehidupan ekonomi dan segi kehidupan politik, antara segi kehidupan hukum dan segi kehidupan agama, antara segi kehidupan agama dan segi kehidupan ekonomi, serta yang lainnya. Salah satu proses sosial yang bersifat tersendiri ialah dalam hal terjadinya perubahan-perubahan dalam struktur sosial.
proses sosial ini dialami oleh semua lapisan masyarakat, proses sosial ini tidak akan pernah berhenti. Masyarakat, cepat atau lambat akan beranjak dari tingkat terbelakang ke tingkat berkembang.

7.      Stratifikasi Sosial
Paul B. Horton dan Chester L. Hunt mengatakan bahwa terbentuknya stratifikasi dan kelas sosial sesungguhnya tidak hanya berkaitan dengan uang. Stratifikasi sosial adalah strata atau pelapisan orang-orang yang berkedudukan sama dalam rangkaian kesatuan status sosial.

8.      Kelas Sosial
Adapun pengertian kelas sosial sebenarnya berada dalam ruang lingkup kajian yang lebih sempit, artinya kelas sosial lebih merujuk pada satu lapisan atau strata tertentu dalam sebuah stratifikasi soial. Dengan demikian, kelas sosial cenderung diartikan sebagai kelompok yang anggota-anggota memiliki orientasi politik, nilai budaya, sikap dan perilaku sosial yang secara umum sama.

9.      Penyimpangan Sosial
Perilaku menyimpang adalah perilaku sejumlah besar orang yang dianggap tidak sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku sehingga penyimpangan tersebut menimbulkan reaksi-reaksitertentu seperti celaan, cemoohan, gunjingan masyarakat hingga menimbulkan hukuman. Perilaku menyimpang merupakan bagian dari salah satu unsure objek kajian sosiologi. Sebab, walaupun sudah ada norma dan nilai sebagai pedoman tingkah laku, akan tetapi pola kehidupan yang teratur masih sulit dicapai. Hal ini iakibatkan kecenderungan manusia itu sendiri yang selalu ingin menyimpang dari tatanan tingkah laku tersebut.

10.  Pengendalian Sosial
Dalam kehidupan sosial, terdapat individu atau kelompok yang menganggap bahwa norma sosial justru sebagai ikatan yang mengurangi ruang geraknya dianggap sebagai hal yang buruk, maka kontrol sosial atau pengendalian sosial menjadi sesuatu yang sangat penting
Pengendalian sosial dapat diartikan cara dan proses pengawasan yang direncanakan atau tidak yang bertujuan untuk mengajak, mendidik, bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi norma dan nilai sosial yang berlaku di dalam kelompoknya.

11.  Mobilitas Sosial
Jika berbicara tentang mobilitas sosial, maka yang dimaksud adalah bentuk perpindahan status dan peranan seseorang atau sekelompok orang dari kelas sosial yang lebih rendah ke kelas sosial yang lebih tinggi, atau kelas sosial yang tinggi ke kelas sosial yang lebih rendah (vertical) atau perpindahan kelas sosial dengan derajat yang searah atau horizontal.
Mobilitas sosial dapat berupa peningkatan atau penurunan dari segi status dan peranan seseorang atau sekelompok orang yang biasanya dilihat dari segi penghasilan yang diperolehnya.

12.  Modernisasi
Secara historis, modernisasi merupakan proses perubahan yang menuju pada tipe sistem-sistem sosial, ekonomi, dan politik yang telah berkembang dengan pesat di Eropa Barat dan Amerika Utara pada abad ke 17-19 yang kemudian menyebar ke beberapa Negara.

12.  Lembaga Sosial
Dalam setiap kehidupan masyarakat, ada serangkaian norma yang harus ditaati. Norma yang berlaku dalam masyarakat mengikat untuk dilaksanakan. Hal ini disebabkan norma dapat menjadi pedoman untuk mengatur kehidupan bersama. Sekumpulan norma tersebut yang dinamakan pranata sosial. Dengan demikian pranata sosial memiliki peran penting bagi keberlangsungan hidup suatu masyarakat.
Lembaga sosial dapat dikatakan sebagai :
1)      Seperangkat nilai yang saling berkaitan, bergantung, dan saling mempengaruhi.
2)      Seperangkat norma tersebut dapat dibentuk dan diubah serta dipertahankan sesuai dengan kebutuhan hidup masyarakatnya.
3)      Seperangkat norma yang mengatur hubungan antarwarga masyarakat agar dapat berjalan dengan tertib dan teratur.
Pranata sosial terdapat dalam setiap masyarakat, baik masyarakat tradisional maupun masyarakat modern. Kebutuhan pokok setiap masyarakat akan terhimpun dalam pranata sosial. Kebutuhan kekerabatan akan menimbulkan pranata keriawinan, perceraian, keluarga batih, keluarga luas, dan sebagainya.

13.  Perubahan Sosial Budaya
Kehidupan masyarakat dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, sejalan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembangunan shopping center (mall), perumahan dari berbagai tingkatan, perkantoran, meningkatnya tindak kriminal serta perubahan struktur sosial masyarakat, merupakan beberapa contoh perubahan tersebut. Tuntutan kehidupan yang lebih layak membawa pengaruh perubahan terhadap lembaga pendidikan yang ada. Hal ini merupakan gambaran sekilas perubahan sosial yang berlangsung di sekitar lingkungan kita. Dalam hal ini, perlu kiranya peserta didik memahami konsep dasar perubahan sosial.
Perubahan sosial pada hakekatnya merupakan perubahan yang terjadi pada unsur-unsur sosial dalam kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut dapat meliputi proses interaksi sosial, struktur sosial, lapisan, sosial, nilai, norma maupun kontrol sosial dalam lembaga kemasyarakatan.

14.  Kebudayaan
Secara etimologi, Koentjaraningrat menyatakan kebudayaan berasal dari  Buddhayah (Sanskrta) yaitu bentuk jamak dari buddhi artinya budi atau akal. Kebudayaan merupakan suatu kebiasaan di dalam suatu lingkungan yang turun temurun dari generasi ke generasi.

F.     Teori-Teori Sosiologi
1.      Teori Sosiologi Menurut Para Ahli
1)      Menurut August Comte, sosiologi adalah ilmu positip tentang masyarakat. Ia menggunakan kata positip yang artinya empiris. Jadi sosiologi baginya adalah studi empiris tentang masyarakat. Menurut August Comte, obyek studi dari sosiologi adalah tentang masyarakat, ada dua unsure yaitu struktur masyarakat yang disebut statika sosial dan proses-proses sosial di dalam masyarakat yang disebut dinamika sosial.
2)      Menurut Emile Durkheim, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta sosial.fakta sosial adalah sesuatu yang berada di luar individu. Contoh-contoh dari fakta sosial adalah kebiasaan-kebiasaan, peraturan-peraturan, norma-norma, hukum-hukum dan adat istiadat. Dan fakta sosial yang paling besar adalah masyarakat menurut Durkhiem. Fakta sosial ini bersifat eksternal, obyektif dan berada di luar individu.
3)      Menurut Max Weber, sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan memahami tindakan sosial secara interpretatif agar diperoleh kejelasan mengenai sebab-sebab, proses dan konsekuensinya. Dengan kata lain, sosiologi adalah ilmu yang berhubungan dengan pemahaman interpretative mengenai tindakan sosial agar dengan demikian bisa dipeoleh penjelasan kausal mengenai arah dan konsekuensi dari tindakan itu. Dengan interpretative dimaksudkan untuk memahami arti dan makna dari tindakan sosial.
4)      Menurut Peter L.berger, sosiologi adalah ilmu atau studi ilmiah mengenai hubungan antara individu dan masyarakat. Sosiologi sebagai ilmu memiliki beberapa unsur yaitu,
#. Bersifat empiris. Itu berarti sosiologi didasarkan pada pengalaman-pengalaman, fakta-fakta konkrit manusia dan dianalisis dengan akal nalar.misalnya, masyarakat cina di Indonesia adalah masyarakat yang memiliki jiwa bisnis. Pernyataan ini bersifat empiris karena semua orang dapat melihat cina buka toko dan bisnis di mana-mana.
#. Bersifat Teoristis. Hal ini berarti bahwa sosiologi berusaha membuat abtraksi-abtraksi dari observasi yang ada atau data empiris. Dan berteori berdasar data empiris tersebut.
#. Bersifat kumulatif. Ini berarti teori sosiologi dibangun berdasarkan data-data yang dikumpulkan, ditambah, serantak diperbaiki sehingga teori itu makin bagus.
#. Bersifat bebas nilai. Ini berarti sosiologi berusaha menganalisis situasi sosial menurut apa adanya dan bukan menurut yang seharusnya. Sosiologi sebagai ilmu, tidak memberi penilaian baik-buruk, sosiologi hanya meneliti dan menganalisa sebuah fakta atau situasi sosial sebagaimana adanya. Ini berarti sosiologi bersifat netral dan tidak memihak atau terjatuh pada penilaian moral, baik-buruknya suatu fakta sosial atau masyarakat.

2.      Teori Fungsionalisme Struktural
Teori ini memandang masyarakat sebagai suatu system yang teratur yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain, di mana bagian yang satu tidak bisa berfungsi tanpa ada hubungan dengan bagian yang lain. Bila terjadi perubahan pada satu bagian akan menyebabkan ketidak seimbangan  dan dapat menyebabkan perubahan pada bagian lainnnya. Sebagai contoh institusi pendidikan atau keluarga. Dalam keluarga ayah berfungsi sebagai kepala keluarga yang melindungi dan memberi nafkah untuk keluarga dan ibu sebagai memelihara kehidupan dalam rumah tangga dan mengasuh anak-anak. Kalau salah satu tidak berfungsi maka akan terjadi kepincangan dalam keluarga tersebut. Demikian juga menurut terori ini kemiskinan dalam masyarakat juga berfungsi, misalnya;
# .  Orang miskin berfungsi untuk mengerjakan pekerjaan kasar dalam rumah tangga atau pabrik.
#.   Orang miskin dapat menimbulkan sikap altruis pada orang  kaya.
#.   Orang miskin berfungsi membantu majikan mengurus urusan rumah tangga.
#.   Kemiskinan dapat menguatkan norma-norma sosial. 
#.   Kemiskinan membuka ruang untuk berbuat amal bagi orang lain.
Jadi menurut teori fungsionalisme, kemiskinan bukanlah sesuatu yang buruk atau negative, melainkan bermanfaat bagi masyarakat.
Keterbatasan teori fungsional struktural.
kelemahan teori ini adalah tertutup terhadap perubahan sosial, karena terlalu menekankan keteraturan dan kemapanan struktur sosial yang sudah baku. Kelemahan lainnya adalah bahwa struktur fungsional mempertahankan status quo dan tidak membuka kepada orang atau hal lain berperan. Keterlibatan non status quo dipandang sebagai ancaman bagi masyarakat dan pemegang status quo.

3.      Teori Konflik
Teori ini merupakan reaksi atas teori fungsionalisme. Teori konflik melihat elemen-elemen dan komponen-komponen dalam masyarakat merupakan suatu persaingan dengan kepentingan yang berbeda sehingga pihak yang satu selalu berusaha menguasai pihak yang lain. Pihak yang kuat berusaha menguasai pihak yang lemah. Dengan demikian konflik menjadi tak terhindarkan. Asumsi dasar teori konflik adalah.
@.    Struktur dan jaringan dalam masyarakat merupakan persaingan antar kepentingan dan bahkan saling bertentangan satu sama lain.
@.    Sehingga dalam kenyataan menunjukkan bahwa system sosial dalam masyarakat menimbulkan konflik.
@. Karena konflik adalah sesuatu yang tak terelak, maka konflik menjadi salah satu cirri dari system sosial.
@  Konflik ini tampak dalam kepentingan-kepentingan dalam kelompok –kelompok masyarakat yang berbeda-beda.
@.    Selain itu konflik juga terjadi dalam pembagian sumber-sumber daya dan kekuasaan yang tidak merata dan tidak adil.
@. Sehingga konflik menungkinkan terjadinya perubahan-perubahan dalam masyarakat. Dan perubahan yang akan terjadi tentu saja perubahan ke arah yang lebih baik atau bisa juga sebaliknya.
Kelemahan Teori Konflik
Teori konflik mengabaikan kestabilitasan dalam masyarakat dan terlalu menekankan perubahan dan konflik. Walaupun kadangkala perubahan yang terjadi bersifat minor.
Tokoh terkemuka teori konflik, yaitu Karl Mark.

4.      Teori Aksi
Teori ini meletakan dasar  bagi teori-teori yang lebih berkembang kemudian, yakni teori interaksionisme  simbolik dan fenomenologi. Asumsi dasari teori aksi adalah bahwa;
@. Tindakan manusia muncul dari kesadarannya sebagai subyek atau individu  yang memiliki kesadaran.
@. Sebagai subyek, manusia bertindak untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Dan dalam bertindak itu manusia menggunakan teknik, cara, prosedur, metode serta perangkat yang cocok dan sesuai untuk mencapai tujuan tersebut. Misalnya untuk mencapai gelar sarjana, anda mengunakan metode atau cara study sebagaimana yang ditawarkan oleh lembaga pendidikan.
@. Kelangsungan tindakan manusia itu hanya dibatasi oleh kondisi yang tidak bisa diubah oleh diri sendirinya. Sebuah tindakan individu itu berlangsung  terus sampai ada halangan serius yang membuat individu tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
@. Individu memiliki kemampuan memilih, menilai dan mengevaluasi tindakan yang akan, sedang dan telah dilakukannya. Artinya tiap individu bisa menimbang, memikirkan dan merancanakan tindakan yang akan dilakukannya. Misalnya apakah mahasiswa itu akan melanjutkan sarjana filsafat, sementara masa depan tidak cerah?
@. Pertimbangan-pertimbangan moral, ekonomi, sosial biasanya muncul pada saat pengambilan keputusan.
      Tokoh terkemukan teori ini adalah Max Weber.

5.      Teori Interaksionnisme Simbolik
Teori interaksi simbolik menyatakan bahwa individu atau manusia dalam berinteraksi tidak Cuma memberi reaksi terhadap tingkah laku atau perbuatan individu lain, melainkan terlebih dahulu menafsirkan atau member interpretasi sebelum bertindak. Di sinilah letak perbedaan manusia/individu dengan hewan. Hewan hanya memberi reaksi tanpa memberi interpretasi, tetapi manusia memberi reaksi setelah itu menafsir arti atas tindakan atau aksi tersebut. Menurut teori ini reaksi pada diri manusia atau individu itu terjadi melalui tiga tahap, yakni, aksi, interpretasi dan reaksi.
Kelemahan teori interaksionalisme simbolik
Kelamahan teori ini adalah mengabaikan struktur sosial makro, seperti norma sosial, hokum, institusi sosial karena terlalu terfokus pada interaksi sosial mikro, yaitu hubungan antar pribadi.
Tokoh terkemukan teori ini adalah Goerge Herbert Mead dan Herbert Blumer.

6.      Teori fenomenologi
Teori ini berpendapat bahwa manusia atau individu bisa menciptakan dunia sosialnya sendiri dengan memberikan arti kepada perbuatan-perbuatannya itu. Teori ini muncul sebagai reaksi atas anggapan yang memandang bahwa manusia atau individu dibentuk oleh kekuatan-kekuatan sosial yang mengitarinya. Untuk melakukan studi fenomenologis orang harus tinggal dalam masyarakat yang bersangkutan agar ia bisa menangkap arti fenomena sosial yang ada dalam masyarakat itu. Tokoh terkemuka teori ini adalah Alfred Schultz.

7.      Etnometodologi
Entometodologi adalah cabang dari fenomenologi yang mempelajari dan berusaha menangkap arti dan makna kehidupan sosial suatu masyarakat berdasarkan ungkapan-ungkapan atau perkataan-perkataan yang mereka ucapkan atau ungkapkan secara eksplisit maupun implisit. Menurut teori ini seorang sosiolog tidak perlu memberikan arti/makna kepada apa yang dibuat oleh orang lain atau kelompok, tetapi tugas sosiolog adalah menemukan bagimana orang-orang atau anggotaa masyarakat membangun dunia sosialnya sendiri dan mencoba menemukan bagaimana mereka memberi arti atau makna kepada dunia sosialnya sendiri.
Misalnya di Manggarai ada istilah Bisbalar dan Gegerta. Kedua ungkapan ini sering ditemukan dalam sebuah perkawinan. ‘Bisbalar’  artinya bisa dibawa larikah! Dan jawaban dari pemudi;”Gegerta’ artinya tunggu hinga paagi hari. Arti ungkapan itu adalah bahwa pemudi mau di bawa lari tapi tunggu hingga pagi tiba. Dalam tiap masyarakat memiliki peribahasa atau ungkapan-ungkapan semacam ini yang harus ditemukan artinya oleh seorang sosiolog. Tokoh terkemuka teori ini adalah Harold Garfinkel.

8.      Teori pertukaran nilai
Teori ini berangkat dari asumsi dasar ‘do ut des” artinya saya memberi supaya engkau juga memberi. Menurut Goerge Simmel peletak toeri ini, semua kontak di antara manusia bertolak dari skema memberi dan memdapatkan kembali dalam jumlah yang sama. Pendukung teori ini merumuskan ke dalam lima proposisi yang saling berhubungan satu sama lain.
@. Dalam setiap tindakan, semakin sering suatu tindakan tertentu memperoleh ganjaran atau upah atau manfaat, maka semakin sering orang tersebut akan melakukan tindakan yang sama. Misalnya, seseorang akan meminta nasihat pada seorang psikiatris, kalau ia merasa bahwa nasehat orang itu sangat berguna baginya.
@. Jika di masa lalu ada stimulus yang khusus atau satu perangkat stimulus yang merupakan peristiwa di mana tindakan seseorang mempeoleh ganjaran, maka semakin stimuli itu mirip dengan stimuli masa lalu, semakin besar kemungkinan orang itu melakukan tindakan serupa. Contoh, seorang nelayan menebar jala di laut yang dalam dan gelap dan menangkap banyak ikan, maka ia cenderung melakukan hal yang sama kemudiannya.
@.  Semakin tinggi nilai suatu tindakan, maka semakin senang seseorang melakukan tindakan itu. Misalnya, apabila bantuan yang saya berikan kepada orang itu bernilai, maka kemingkinan besar saya akan melakukan tindakan yang sama lagi. Sebaliknya bila bantuan kurang bernilai, tidak mungkin diulangi lagi.
@. Semakin sering seseorang menerima satu ganjaran dalam waktu yang berdekatan, maka semakin kurang bernilai ganjaran tersebut. Di sini unsure waktu memainkan peranan penting. Misalnya, apabila seseorang menerima pujian dari orang yang sama dalam waktu yang berdekatan, maka semakin kurang bernilai pujian itu baginya.
@.  Bila tindakan seseorang tidak memperoleh ganjaran yang diharapkan atau menerima hukuman, maka ia menjadi marah atau kecewa.  Sebaliknya bila seseorang menerima ganjaran  yang lebih besar dari apa yang ia harapkan, maka ia merasa senang dan lebih besar kemungkinan ia melakukan perilaku yang disenanginya. Tokoh utama dari teori ini adalah Goerge Simmel.

G.    Kontribusi Ilmu Sosiologi terhadap Ilmu Pengetahuan Sosial
Sosiologi sebagai cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kehidupan sosial, norma, nilai, kebudayaan, individu, kelompok, hubungaan individu dan kelompok, kelompok dan kelompok ataupun antar individu, serta segala tentang kehidupan sosial dan masyarakat.
Sosiologi menjadi bagian dari Ilmu Pengetahuan Sosial atau yang sering kita kenal dengan IPS. Karena telah menjadi bagian dari ilmu pengetahuan Sosial, maka tentunya Sosiologi  telah memberikan sumbangsinya bagi Ilmu Pendidikan Sosial berupa pemahaman tentang hubungan sosial, lembaga-lembaga sosial serta interaksi anggota yang ada di dalam lembaga sosial tersebut.
Kemudian, dalam Ilmu Pendidikan Sosial siswa dapat mempelajari semua hal yang berkaitan dengan kehidupan sosial seperti stratifikasi, mobilitas sosial, proses sosial kemudian dapat dijadikan pertimbangan untuk memecahkan masalah-masalah sosial, untuk memahami struktur masyarakat, pola-pola interaksi, serta stratifikasi sosial dan dijadikan alat dan sarana untuk memahami masyarakat tertentu (petani, pedagang, buruh, pegawai, komunitas, keagamaan, militer, dan sebagainya) dan lain-lain. Dan semua hal tersebut merupakan kontribusi dari apa yang ada di dalam ilmu sosiologi untuk Ilmu Pengetahuan Sosial.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Sosiologi berasal dari dua kata yaitu socius yang artinya kawan sedangkan logos memiliki arti ilmu pengetahuan. Secara keseluruhan, Sosiologi berarti ilmu yang mempelajari masyarakat. Masyarakat sendiri adalah gabungan dari beberapa individu yang memiliki kesamaan kepentingan, saling berhubungan, dan tentunya berbudaya.
Ilmu sosiologi telah memberikan kontribusi bagi Ilmu Pengetahuan Sosial yaitu berupa pengetahuan dan pemahaman tentang kehidupan sosial dan siswa dapat mengambil pemahaman tersebut untuk dapat diterapkan dalam kehidupannya.

B.     Saran
Dengan semakin berkembangnya zaman, diharapkan seluruh umat manusia  tetap mengedepankan kehidupan sosial yang baik untuk menciptakan kehidupan yang tentram. Serta mempergunakan ilmu sosial dalam menghadapi dan menyelesaikan permasalahan sosial.


DAFTAR PUSTAKA

M. Setiadi, Elly. Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi. Bandung. Kencana
http:/www.scribd.com/doc/fisip sosiologi.wordpress.com
http:/www.scribd.com/doc/benredfield.blogspot.com
http:/www.scribd.com/doc/talibupomai.blogspot.com
http:/www.scribd.com/doc/fahmiinformatika.blogspot.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar