KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.Oleh kerena itu kami harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
............................................................................................
|
i
|
|||
DAFTAR ISI ...........................................................................................................
|
ii
|
|||
BAB I
|
PENDAHULUAN
...............................................................................
|
1
|
||
A.. Latar Belakang Masalah .................................................................
|
1
|
|||
B. Perumusan Masalah
........................................................................
|
1
|
|||
C. Tujuan Penulisan…
........................................................................
|
1
|
|||
BAB II
|
PEMBAHASAN
..................................................................................
|
2
|
||
A.
Sejarah Sosiologi……....................................................................
|
2
|
|||
B. Arti
Sosiologi………………….....................................................
|
2
|
|||
C. Karakteristik
Sosiologi.................................................................
|
4
|
|||
D.
Ruang
Lingkup Sosiologi……......................................................
|
4
|
|||
E. Konsep Dasar Sosiologi................................................................
|
6
|
|||
F.
Teori-Teori
Sosiologi....................................................................
|
12
|
|||
BAB IV
|
PENUTUP……………………….........................................................
|
20
|
||
A. Kesimpulan .......................................................................................
|
20
|
|||
B.
Saran .................................................................................................
|
20
|
|||
DAFTAR
PUSTAKA ..............................................................................................
|
21
|
|||
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Saat
ini, kita hidup dalam kehidupan yang tidak bisa kita hindari untuk
bersosialisasi. Dalam kehidupan sosial kita seringkali mendengar kata
sosiologi. Istilah Sosiologi pertama kali dikenalkan oleh Auguste Comte
(tetapi dalam catatan Sejarah, Emile Durkheim lah yang melanjutkan
‘istilah’ tersebut dan menerapkannya menjadi sebuah disiplin ilmu). Sosiologi
berasal dari gabungan 2 kata dalam bahasa Latin yaitu Socius yang artinya teman
dan Logos yang artinya ilmu. Secara keseluruhan, Sosiologi berarti ilmu yang
mempelajari masyarakat. Masyarakat sendiri adalah gabungan dari beberapa
individu yang memiliki kesamaan kepentingan, saling berhubungan, dan tentunya
berbudaya.
Sosiologi
sendiri muncul akibat tekanan/ancaman yang dirasakan oleh masyarakat
terhadap hal-hal dan nilai-nilai yang selama ini sudah dianggap benar dan
nyaman dalam tatanan kehidupan mereka, khususnya dalam bidang sosial. Renungan
sosiologis dimulai ketika masyarakat mulai mengalami goncangan/krisis terhadap
nilai-nilai dan prinsip hidup yang mereka pegang, atau “threats to the
taken-for-granted world”, – Berger dan Berger.
B.
Rumusan
Masalah
Di
dalam Paper ini, kita akan membahas beberapa hal yang tentunya sangat berkaitan
erat dengan Ilmu Sosiologi, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Konsep
Dasar Sosiologi
2. Sumbangan/Kontribusi
Ilmu Sosiologi terhadap Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
C.
Tujuan
Penulisan
a) Memenuhi
salah satu tugas mata mata pelajaran Sosiologi
b) Menambah
pengetahuan tentang pendidikan Sosiologi
c) Membahas
secara sederhana Hubungan Antara Konsep-Konsep Dasar Sosiologi
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Sosiologi
Sosiologi
ini dicetuskan oleh Aguste Comte maka dari itu dia dikenal sebagai bapak
sosiologi, ia lahir di Montpellier tahun 1798. Ia merupakan seorang penulis
kebanyakan konsep, prinsip dan metode yang sekarang dipakai dalam sosiologi
berasal dari Comte. Comte membagikan sosiologi atas statika social dan dinamika
social dan sosiologi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Bersifat
empiris yaitu didsarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak
bersifat spekulatif.
2. Bersifat
teoritis yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dan hasil observasi.
3. Bersifat
kumulatif yaitu teori-teori sosiologi dibentuk berdasarkan teori yang ada
kemudian diperbaiki, diperluas dan diperhalus.
4. Bersifat
nenotis yaitu tidak mempersoalkan baik buruk suatu fakta tertentu tetapi untuk
menjelaskan fakta tersebut.
Comte
mengatakan bahwa tiap-tiap cabang ilmu pengetahuan manusia mesti melalui tiga
tahapan perkembangan teori secara berturut-turut yaitu keagamaan atau khayalan,
metafisika atau abstrak dan saintifik atau positif.
B.
Arti Sosiologi.
Istilah
sosiologi berasal dari kata “socius”yang berarti kawan dan “logos” yang
berarti ilmu Jadi, sosiologi adalah ilmu yang membahas interaksi manusia di
masyarakat. Selain itu terdapat juga pengertian sosiologi menurut beberapa
ahli, antara lain:
§ Auguste
Comte (Bapak Sosiologi), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi
manusia di dalam masyarakat (antara ndividu dengan individu, antar individu
dengan kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok).
§ Bierens
De Haan, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari pergaulan hidup manusia dalam
masyarakat.
§ Pitirim
A.Sorokin, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbale
balik antara aneka macam gejala sosial, hubungan, dan pengaruh gejala sosial
dengan non sosial, dan cirri-ciri umum dari semua jenis gejala sosial.
§ Brown
& Brown, sosiologi adalah studi ilmiah tentang interaksi antar manusia.
Interaksi
bisa terjadi antarindividu, antarkelompok, atau antarindividu dengan kelompok.
Oleh karena objek studinya adalah masyarakat, maka sosiologi disebut juga ilmu
kemasyarakatan. Fokusnya adalah hubungan timbal-balik antarmanusia dalam
kehidupan bersama (bermasyarakat). Pengertian dari masyarakat itu sendiri
menurut beberapa ahli antara lain:
§ Prof.Selo Soemardjan,
masyarakat adalah sekumpulan orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan
kebudayaan.
§ Prof.Koentjaranigrat,
masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut sistem adat
istiadat tertentu yang bersifat continue dan terikat oleh rasa identitas
bersama, yaitu kebudayaan. Jadi, sekumpulan orang yang terjadi hanya sebentar
dan tidak terikat oleh adat, mereka belum bisa disebut masyarakat. Contohnya kerumunan
penonton sepak bola.
Adapun
ciri-ciri sebuah masyarakat sebagai berikut:
1) Kesatuan
sosial itu telah hidup bersama cukup lama.
2) Terjadi
interaksi aktif antarindividu dan kelompok
3) Dalam
berinteraksi berpedoman pada sistem adat istiadat tertentu.
4) Kehidupan
bersama tersebut berlangsung terus-menerus.
5) Mereka
merasa terikat oleh sara identitas bersama (yaitu kebudayaan).
6) Setiap
anggota merasa menjadi bagian dari kelompoknya.
7) Mereka
saling membutuhkan,saling bergantung, dan perlu kerjasama.
8) Kehidupan
bersama itu bersifat dinamis, mengalami perkembangan dan perubahan.
C.
Karakteristik Sosiologi
Adapun
karakteristik yang membedakan sosiologi dengan ilmu sosial yang lain, yaitu:
§ Sosiologi
termasuk kelompok ilmu sosial, yaitu kelompok ilmu yang mempelajari peristiwa
atau gejala-gejala sosial
§ Sosiologi
bersifat kategoris yaitu tidak normatif, membicarakan obyeknya secara apa
adanya dan bukan bagaimana seharusnya
§ Sosiologi
bersifat generalis, yaitu sosiologi meneliti atau mencari prinsip atau
hukum-hukum umum interaksi manusia
§ Sosiologi
bersifat abstrak yaitu wujud kesatuannya yang bersifat umum atau terpisah-pisah
§ Sosiologi
merupakan ilmu yang umum, yaitu mempelajari umum yang ada pada setiap interaksi
umum
§ Sosiologi
termasuk ilmu murni yaitu tujuan penelitian sosiologi semata-mata demi
perkembangan ilmu itu sendiri bukan untuk kepentingan kehidupan praktis.
D.
Ruang Lingkup Sosiologi
Berbicara
mengenai ruang lingkup sosiologi pendidikan, hal ini tidak terlepas dari
masyarakat. Oleh karena itu sosiologi disebut juga sebagai Ilmu Masyarakat atau
Ilmu yang membicarakan masyarakat. Berikut kami akan tampilkan secara
sistematis mengenai ruang lingkup pembahasan sosiologi sebagai berikut:
1. Hubungan
sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat. Dalam kategori ini
terdapat antara lain masalah-masalah sebagai berikut:
·
Fungsi pendidikan dalam kebudayaan
·
Hubungan antara sistem pendidikan dengan
proses kontrol sosial dan sistem kekuasaan.
·
Fungsi sistem pendidikan dalam proses
perubahan sosial dan kultural atau usaha mempertahankan status quo.
·
Hubungan pendidikan dengan sistem
tingkat atau status social.
·
Fungsi sistem pendidikan formal
bertalian dengan kelompok rasial, kultural dan sebagainya.
2. Hubungan
antar-manusia di dalam sekolah
Lapangan
kedua ini menganalisis struktur sosial di dalam sekolah, pola kebudayaan di
dalam sistem sekolah menunjukkan perbedaan dengan apa yang terdapat di dalam
masyarakat di luar sekolah. Di dalam bidang ini dapat dipelajari:
a) Hakikat
kebudayaan sekolah sejauh ada perbedaannya dengan kebudayaan di luar sekolah.
b) Pola
interaksi sosial atau struktur masyarakat sekolah, yang antara lain meliputi
berbagai hubungan antara berbagai unsur di sekolah, kepemimpinan dan hubungan
kekuasaan, stratifikasi sosial dan pola interaksi informal sebagai terdapat
dalam cliqueserta kelompok-kelompok murid lainnya.
3. Pengaruh
sekolah terhadap kelakuan dan kepribadian semua pihak di sekolah
Dalam
bidang ini diutamakan aspek proses pendidikan itu sendiri. Di sini kita
analisis kepribadian dan kelakuan guru, murid dan lain-lain atas pengaruh
partisipasi dalam keseluruhan sistem pendidikan.
4. Sekolah
dalam masyarakat
Di
sini dianalisis pola-pola interaksi antara sekolah dengan kelompok-kelompok
sosial lainnya dalam masyarakat disekitar sekolah. Antara lain dapat dipelajari:
a) Pengaruh
masyarakat atas organisasi sekolah
b) Analisis
proses pendidikan yang terdapat dalam sistem-sistem sosial dalam masyarakat
luar sekolah.
c) Hubungan
antara sekolah dan masyarakat dalam pelaksanaan pendidikan.
d) Faktor-faktor
demografi dan ekologi dalam masyarakat bertalian dengan organisasi sekolah,
yang perlu untuk memahami sistem pendidikan dalam masyarakat serta integrasinya
di dalam keseluruhan kehidupan masyarakat.
Sedangkan
menurut Drs. Ary H. Gunawan mengatakan bahwa ruang lingkup kajian sosiologi
adalah sebagai berikut:
1) Struktur
sosial adalah jalinan dari seluruh unsur-unsur social
2) Unsur-unsur
sosial, yang pokok adalah norma/kaidah sosial, lembaga sosial, kelompok sosial,
dan lapisan sosial.
3) Proses
sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama.
4) Perubahan
sosial adalah segala perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga sosial dalam
masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial, seperti nilai, sikap, dan
sebagainya.
Jadi
kami selaku pemakalah menyimpulkan bahwa ruang lingkup sosiologi pendidikan
adalah
·
Objek kajian sosiologi adalah
masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antarmanusia tersebut didalam
masyarakat.
·
Jadi pada dasarnya sosiologi
mempelajari masyarakat dan perilaku sosial manusia dengan meneliti kelompok
yang dibangunnya.
·
Sosiologi mempelajari perilaku dan
interaksi kelompok, menelusuri asal-usul pertumbuhannya serta menganalisis
pengaruh kegiatan kelompok terhadap anggotannya.
E.
Konsep
Dasar Sosiologi
Telah kita ketahui bahwa Sosiologi
berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, sedangkan Logos
berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini
dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours
De Philosophie Positive" karangan August
Comte (1798-1857).
Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu
pengetahuan tentang masyarakat.
Dalam
Sosiologi, terdapat konsep-konsep dasar di dalamnya. Adapun konsep dasar sosiologi
akan dijelaskan pada bagain berikut.
1.
Individu
Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu
sebagai manusia perseorangan, bukan manusia sebagai keseluruhan. Individu dapat
dikatakan sebagai manusia yang memiliki peranan khas dalam kepribadiannya.
Aspek yang dimiliki individu adalah aspek organik jasmaniah, aspek psikis
rohaniah, dan aspek sosial.
2.
Nilai dan Norma Sosial
Nilai merupakan sesuatu yang diperoleh melalui
proses yaitu terbentuk dari apa yang benar, pantas, dan luhur untuk dikerjakan
dan diperhatikan yang berstfat subyektif. Selain itu nilai dapat pula
didefinisikan sebagai ukuran, harga, perbandingan, dan kadar. Tolok ukur nilai
sosial adalah daya guna fungsional suatu nilai dan kesungguhan penghargaan,
penerimaan, atau pengakuan yang diberikan oleh seluruh atau sebagian besar
masyarakat terhadap nilai tersebut. Secara sosiologis, nilai atau value
merupakan suatu ukuran, patokan, anggapan, dan keyakinan yang dianggap benar
atau salah, baik atau tidak, pantas tidak pantas yang berguna bagi seseorang.
Norma dapat dikatakan sebagai wujud dari nilai
sosial. Norma dibangun di atas nilai dan diciptakan untuk menjaga dan
mempertahankan nilai sosial. Norma merupakan petunjuk untuk hidup yang berisi
perintah atau larangan agar manusia berperilaku sesuai dengan aturan atau
norma, sehingga tercipta ketertiban dan kedamaian dalam kehidupan bersama dalam
masyarakat.
3.
Interaksi
Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan dinamis
yang menyangkut hubungan antara individu dengan individu, antara individu
dengan kelompok atau antara kelompok dengan kelompok, dalam bentuk kerjasama,
persaingan maupun pertikaian.
Manusia selalu membutuhkan orang lain
(gregoriousness). Manusia membutuhkan banyak hal dalam hidupnya. Semua
kebutuhan hidup itu terpenuhi dengan jalan mengadakan hubungan sosial. Melalui
hubungan seseorang menyampaikan maksud, tujuan dan keinginannya untuk
mendapatkan tanggapan dari pihak lain. Muncul hubungan timbal balik yang sering
disebut interaksi sosial, yaitu adanya aksi dan reaksi diantara orang dengan
orang maupun dengan kelompok lain.
4.
Sosialisasi
Sosialisasi memegang peran penting bagi individu
dalam hidup di tengah-tengah masyarakat. Sosialisasi yang diperoleh seseorang
sejak lahir akan turut mewarnai individu dalam berpikir, bersikap dan bertindak
dalam kehidupan sehari-hari. Sosialisasi dikenal juga dengan proses penyesuaian
diri. Sosialisasi dapat diartikan sebagai proses belajar seumur hidup seorang
individu untuk mengenal dan menghayati norma dan nilai masyarakat dimana ia
menjadi anggota, sehingga terjadi pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai
dengan tuntutan dan perilaku masyarakatnya.
Sosialisasi berlangsung secara bertahap dan
berkesinambungan dalam masyarakat. Dalam proses tersebut, individu mengalami
proses pembudayaan, individu mempelajari dan menyesuaiakan dalam pikiran dan
sikap dengan adat istiadat, sistem norma dan peraturan yang berlaku serta hidup
dalam kebudayaan masyarakat. Hal ini sering dinamakan enkulturasi.
5.
Kelompok
Sosial
Manusia akan banyak berinteraksi dalam kelompok
sosialnya. Kelompok yang dimaksud adalah suatu kehidupan bersama individu dalam
satu ikatan kebersamaan. Dalam ikatan hidup tersebut dijumpai adanya interaksi
dan interelasi sosial yang memungkinkan timbulnya perasaan bersama atau some
degree of fellow feeling.
Anggota
dalam kelompok sosial tersebut diikat oleh nilai dan norma yang sama, serta
memiliki rasa persatuan dan kesatuan dan juga memiliki tujuan yang sama.
6.
Proses
Sosial
Merupakan
pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh
timbal balik antara segi kehidupan ekonomi dan segi kehidupan politik, antara
segi kehidupan hukum dan segi kehidupan agama, antara segi kehidupan agama dan
segi kehidupan ekonomi, serta yang lainnya. Salah satu proses sosial yang
bersifat tersendiri ialah dalam hal terjadinya perubahan-perubahan dalam
struktur sosial.
proses
sosial ini dialami oleh semua lapisan masyarakat, proses sosial ini tidak akan
pernah berhenti. Masyarakat, cepat atau lambat akan beranjak dari tingkat
terbelakang ke tingkat berkembang.
7.
Stratifikasi
Sosial
Paul B. Horton dan Chester L. Hunt mengatakan bahwa
terbentuknya stratifikasi dan kelas sosial sesungguhnya tidak hanya berkaitan
dengan uang. Stratifikasi sosial adalah strata atau pelapisan orang-orang yang
berkedudukan sama dalam rangkaian kesatuan status sosial.
8.
Kelas
Sosial
Adapun pengertian kelas sosial sebenarnya berada
dalam ruang lingkup kajian yang lebih sempit, artinya kelas sosial lebih
merujuk pada satu lapisan atau strata tertentu dalam sebuah stratifikasi soial.
Dengan demikian, kelas sosial cenderung diartikan sebagai kelompok yang
anggota-anggota memiliki orientasi politik, nilai budaya, sikap dan perilaku
sosial yang secara umum sama.
9.
Penyimpangan
Sosial
Perilaku menyimpang adalah perilaku sejumlah besar
orang yang dianggap tidak sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku sehingga
penyimpangan tersebut menimbulkan reaksi-reaksitertentu seperti celaan,
cemoohan, gunjingan masyarakat hingga menimbulkan hukuman. Perilaku menyimpang
merupakan bagian dari salah satu unsure objek kajian sosiologi. Sebab, walaupun
sudah ada norma dan nilai sebagai pedoman tingkah laku, akan tetapi pola
kehidupan yang teratur masih sulit dicapai. Hal ini iakibatkan kecenderungan manusia
itu sendiri yang selalu ingin menyimpang dari tatanan tingkah laku tersebut.
10. Pengendalian Sosial
Dalam kehidupan sosial, terdapat individu atau
kelompok yang menganggap bahwa norma sosial justru sebagai ikatan yang
mengurangi ruang geraknya dianggap sebagai hal yang buruk, maka kontrol sosial
atau pengendalian sosial menjadi sesuatu yang sangat penting
Pengendalian sosial dapat diartikan cara dan proses
pengawasan yang direncanakan atau tidak yang bertujuan untuk mengajak,
mendidik, bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi norma dan nilai sosial
yang berlaku di dalam kelompoknya.
11. Mobilitas Sosial
Jika berbicara tentang mobilitas sosial, maka yang dimaksud adalah bentuk
perpindahan status dan peranan seseorang atau sekelompok orang dari kelas sosial
yang lebih rendah ke kelas sosial yang lebih tinggi, atau kelas sosial yang
tinggi ke kelas sosial yang lebih rendah (vertical) atau perpindahan kelas
sosial dengan derajat yang searah atau horizontal.
Mobilitas sosial dapat berupa peningkatan atau penurunan dari segi status
dan peranan seseorang atau sekelompok orang yang biasanya dilihat dari segi
penghasilan yang diperolehnya.
12. Modernisasi
Secara historis, modernisasi merupakan proses
perubahan yang menuju pada tipe sistem-sistem sosial, ekonomi, dan politik yang
telah berkembang dengan pesat di Eropa Barat dan Amerika Utara pada abad ke
17-19 yang kemudian menyebar ke beberapa Negara.
12. Lembaga
Sosial
Dalam setiap kehidupan masyarakat, ada serangkaian
norma yang harus ditaati. Norma yang berlaku dalam masyarakat mengikat untuk
dilaksanakan. Hal ini disebabkan norma dapat menjadi pedoman untuk mengatur
kehidupan bersama. Sekumpulan norma tersebut yang dinamakan pranata sosial.
Dengan demikian pranata sosial memiliki peran penting bagi keberlangsungan
hidup suatu masyarakat.
Lembaga sosial dapat dikatakan sebagai :
1) Seperangkat
nilai yang saling berkaitan, bergantung, dan saling mempengaruhi.
2) Seperangkat
norma tersebut dapat dibentuk dan diubah serta dipertahankan sesuai dengan
kebutuhan hidup masyarakatnya.
3) Seperangkat
norma yang mengatur hubungan antarwarga masyarakat agar dapat berjalan dengan
tertib dan teratur.
Pranata sosial terdapat dalam setiap masyarakat,
baik masyarakat tradisional maupun masyarakat modern. Kebutuhan pokok setiap
masyarakat akan terhimpun dalam pranata sosial. Kebutuhan kekerabatan akan
menimbulkan pranata keriawinan, perceraian, keluarga batih, keluarga luas, dan
sebagainya.
13. Perubahan
Sosial Budaya
Kehidupan masyarakat dewasa ini mengalami
perkembangan yang sangat pesat, sejalan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Pembangunan shopping center (mall), perumahan dari berbagai
tingkatan, perkantoran, meningkatnya tindak kriminal serta perubahan struktur
sosial masyarakat, merupakan beberapa contoh perubahan tersebut. Tuntutan
kehidupan yang lebih layak membawa pengaruh perubahan terhadap lembaga
pendidikan yang ada. Hal ini merupakan gambaran sekilas perubahan sosial yang
berlangsung di sekitar lingkungan kita. Dalam hal ini, perlu kiranya peserta
didik memahami konsep dasar perubahan sosial.
Perubahan sosial pada hakekatnya merupakan perubahan
yang terjadi pada unsur-unsur sosial dalam kehidupan masyarakat. Perubahan
tersebut dapat meliputi proses interaksi sosial, struktur sosial, lapisan,
sosial, nilai, norma maupun kontrol sosial dalam lembaga kemasyarakatan.
14. Kebudayaan
Secara etimologi, Koentjaraningrat menyatakan
kebudayaan berasal dari Buddhayah (Sanskrta) yaitu bentuk jamak dari
buddhi artinya budi atau akal. Kebudayaan merupakan suatu kebiasaan di dalam
suatu lingkungan yang turun temurun dari generasi ke generasi.
F.
Teori-Teori
Sosiologi
1.
Teori
Sosiologi Menurut Para Ahli
1) Menurut August Comte,
sosiologi adalah ilmu positip tentang masyarakat. Ia menggunakan kata positip
yang artinya empiris. Jadi sosiologi baginya adalah studi empiris tentang
masyarakat. Menurut August Comte, obyek studi dari sosiologi adalah tentang
masyarakat, ada dua unsure yaitu struktur masyarakat yang disebut statika
sosial dan proses-proses sosial di dalam masyarakat yang disebut dinamika
sosial.
2) Menurut Emile Durkheim,
sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta sosial.fakta sosial adalah sesuatu
yang berada di luar individu. Contoh-contoh dari fakta sosial adalah
kebiasaan-kebiasaan, peraturan-peraturan, norma-norma, hukum-hukum dan adat
istiadat. Dan fakta sosial yang paling besar adalah masyarakat menurut
Durkhiem. Fakta sosial ini bersifat eksternal, obyektif dan berada di luar
individu.
3) Menurut Max Weber,
sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan memahami tindakan sosial
secara interpretatif agar diperoleh kejelasan mengenai sebab-sebab, proses dan
konsekuensinya. Dengan kata lain, sosiologi adalah ilmu yang berhubungan dengan
pemahaman interpretative mengenai tindakan sosial agar dengan demikian bisa
dipeoleh penjelasan kausal mengenai arah dan konsekuensi dari tindakan itu.
Dengan interpretative dimaksudkan untuk memahami arti dan makna dari tindakan
sosial.
4) Menurut Peter L.berger,
sosiologi adalah ilmu atau studi ilmiah mengenai hubungan antara individu dan
masyarakat. Sosiologi sebagai ilmu memiliki beberapa unsur yaitu,
#.
Bersifat empiris. Itu berarti sosiologi didasarkan pada
pengalaman-pengalaman, fakta-fakta konkrit manusia dan dianalisis dengan akal
nalar.misalnya, masyarakat cina di Indonesia adalah masyarakat yang memiliki
jiwa bisnis. Pernyataan ini bersifat empiris karena semua orang dapat melihat
cina buka toko dan bisnis di mana-mana.
#.
Bersifat Teoristis. Hal ini berarti bahwa sosiologi
berusaha membuat abtraksi-abtraksi dari observasi yang ada atau data empiris.
Dan berteori berdasar data empiris tersebut.
#.
Bersifat kumulatif. Ini berarti teori sosiologi
dibangun berdasarkan data-data yang dikumpulkan, ditambah, serantak diperbaiki
sehingga teori itu makin bagus.
#.
Bersifat
bebas nilai. Ini berarti sosiologi berusaha menganalisis situasi sosial
menurut apa adanya dan bukan menurut yang seharusnya. Sosiologi sebagai ilmu,
tidak memberi penilaian baik-buruk, sosiologi hanya meneliti dan menganalisa
sebuah fakta atau situasi sosial sebagaimana adanya. Ini berarti sosiologi
bersifat netral dan tidak memihak atau terjatuh pada penilaian moral,
baik-buruknya suatu fakta sosial atau masyarakat.
2.
Teori
Fungsionalisme Struktural
Teori
ini memandang masyarakat sebagai suatu system yang teratur yang terdiri dari
bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain, di mana bagian yang satu
tidak bisa berfungsi tanpa ada hubungan dengan bagian yang lain. Bila terjadi
perubahan pada satu bagian akan menyebabkan ketidak seimbangan dan dapat menyebabkan perubahan pada bagian
lainnnya. Sebagai contoh institusi pendidikan atau keluarga. Dalam keluarga
ayah berfungsi sebagai kepala keluarga yang melindungi dan memberi nafkah untuk
keluarga dan ibu sebagai memelihara kehidupan dalam rumah tangga dan mengasuh
anak-anak. Kalau salah satu tidak berfungsi maka akan terjadi kepincangan dalam
keluarga tersebut. Demikian juga menurut terori ini kemiskinan dalam masyarakat
juga berfungsi, misalnya;
#
. Orang miskin berfungsi untuk
mengerjakan pekerjaan kasar dalam rumah tangga atau pabrik.
#.
Orang miskin dapat menimbulkan sikap
altruis pada orang kaya.
#. Orang miskin berfungsi membantu majikan
mengurus urusan rumah tangga.
#. Kemiskinan
dapat menguatkan norma-norma sosial.
#. Kemiskinan membuka ruang untuk berbuat amal
bagi orang lain.
Jadi
menurut teori fungsionalisme, kemiskinan bukanlah sesuatu yang buruk atau
negative, melainkan bermanfaat bagi masyarakat.
Keterbatasan teori
fungsional struktural.
kelemahan
teori ini adalah tertutup terhadap perubahan sosial, karena terlalu menekankan
keteraturan dan kemapanan struktur sosial yang sudah baku. Kelemahan lainnya
adalah bahwa struktur fungsional mempertahankan status quo dan tidak membuka
kepada orang atau hal lain berperan. Keterlibatan non status quo dipandang
sebagai ancaman bagi masyarakat dan pemegang status quo.
3.
Teori
Konflik
Teori
ini merupakan reaksi atas teori fungsionalisme. Teori konflik melihat
elemen-elemen dan komponen-komponen dalam masyarakat merupakan suatu persaingan
dengan kepentingan yang berbeda sehingga pihak yang satu selalu berusaha
menguasai pihak yang lain. Pihak yang kuat berusaha menguasai pihak yang lemah.
Dengan demikian konflik menjadi tak terhindarkan. Asumsi dasar teori konflik
adalah.
@.
Struktur dan jaringan dalam masyarakat
merupakan persaingan antar kepentingan dan bahkan saling bertentangan satu sama
lain.
@.
Sehingga dalam kenyataan menunjukkan
bahwa system sosial dalam masyarakat menimbulkan konflik.
@. Karena konflik adalah sesuatu yang tak terelak,
maka konflik menjadi salah satu cirri dari system sosial.
@ Konflik ini tampak dalam
kepentingan-kepentingan dalam kelompok –kelompok masyarakat yang berbeda-beda.
@.
Selain itu konflik juga terjadi dalam
pembagian sumber-sumber daya dan kekuasaan yang tidak merata dan tidak adil.
@. Sehingga konflik menungkinkan terjadinya
perubahan-perubahan dalam masyarakat. Dan perubahan yang akan terjadi tentu
saja perubahan ke arah yang lebih baik atau bisa juga sebaliknya.
Kelemahan Teori Konflik
Teori
konflik mengabaikan kestabilitasan dalam masyarakat dan terlalu menekankan
perubahan dan konflik. Walaupun kadangkala perubahan yang terjadi bersifat
minor.
Tokoh
terkemuka teori konflik, yaitu Karl Mark.
4.
Teori
Aksi
Teori
ini meletakan dasar bagi teori-teori
yang lebih berkembang kemudian, yakni teori interaksionisme simbolik dan fenomenologi. Asumsi dasari
teori aksi adalah bahwa;
@. Tindakan manusia muncul dari kesadarannya
sebagai subyek atau individu yang
memiliki kesadaran.
@. Sebagai subyek, manusia bertindak untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu. Dan dalam bertindak itu manusia menggunakan
teknik, cara, prosedur, metode serta perangkat yang cocok dan sesuai untuk
mencapai tujuan tersebut. Misalnya untuk mencapai gelar sarjana, anda
mengunakan metode atau cara study sebagaimana yang ditawarkan oleh lembaga
pendidikan.
@. Kelangsungan tindakan manusia itu hanya
dibatasi oleh kondisi yang tidak bisa diubah oleh diri sendirinya. Sebuah
tindakan individu itu berlangsung terus
sampai ada halangan serius yang membuat individu tidak bisa berbuat apa-apa
lagi.
@. Individu memiliki kemampuan memilih, menilai
dan mengevaluasi tindakan yang akan, sedang dan telah dilakukannya. Artinya
tiap individu bisa menimbang, memikirkan dan merancanakan tindakan yang akan
dilakukannya. Misalnya apakah mahasiswa itu akan melanjutkan sarjana filsafat,
sementara masa depan tidak cerah?
@. Pertimbangan-pertimbangan moral, ekonomi,
sosial biasanya muncul pada saat pengambilan keputusan.
Tokoh terkemukan teori ini adalah Max
Weber.
5.
Teori
Interaksionnisme Simbolik
Teori
interaksi simbolik menyatakan bahwa individu atau manusia dalam berinteraksi
tidak Cuma memberi reaksi terhadap tingkah laku atau perbuatan individu lain,
melainkan terlebih dahulu menafsirkan atau member interpretasi sebelum
bertindak. Di sinilah letak perbedaan manusia/individu dengan hewan. Hewan
hanya memberi reaksi tanpa memberi interpretasi, tetapi manusia memberi reaksi
setelah itu menafsir arti atas tindakan atau aksi tersebut. Menurut teori ini
reaksi pada diri manusia atau individu itu terjadi melalui tiga tahap, yakni,
aksi, interpretasi dan reaksi.
Kelemahan teori interaksionalisme
simbolik
Kelamahan
teori ini adalah mengabaikan struktur sosial makro, seperti norma sosial,
hokum, institusi sosial karena terlalu terfokus pada interaksi sosial mikro,
yaitu hubungan antar pribadi.
Tokoh
terkemukan teori ini adalah Goerge Herbert Mead dan Herbert Blumer.
6.
Teori
fenomenologi
Teori
ini berpendapat bahwa manusia atau individu bisa menciptakan dunia sosialnya
sendiri dengan memberikan arti kepada perbuatan-perbuatannya itu. Teori ini
muncul sebagai reaksi atas anggapan yang memandang bahwa manusia atau individu
dibentuk oleh kekuatan-kekuatan sosial yang mengitarinya. Untuk melakukan studi
fenomenologis orang harus tinggal dalam masyarakat yang bersangkutan agar ia bisa
menangkap arti fenomena sosial yang ada dalam masyarakat itu. Tokoh terkemuka
teori ini adalah Alfred Schultz.
7.
Etnometodologi
Entometodologi
adalah cabang dari fenomenologi yang mempelajari dan berusaha menangkap arti
dan makna kehidupan sosial suatu masyarakat berdasarkan ungkapan-ungkapan atau
perkataan-perkataan yang mereka ucapkan atau ungkapkan secara eksplisit maupun
implisit. Menurut teori ini seorang sosiolog tidak perlu memberikan arti/makna
kepada apa yang dibuat oleh orang lain atau kelompok, tetapi tugas sosiolog
adalah menemukan bagimana orang-orang atau anggotaa masyarakat membangun dunia
sosialnya sendiri dan mencoba menemukan bagaimana mereka memberi arti atau
makna kepada dunia sosialnya sendiri.
Misalnya
di Manggarai ada istilah Bisbalar dan Gegerta. Kedua ungkapan ini sering ditemukan dalam sebuah
perkawinan. ‘Bisbalar’ artinya bisa dibawa larikah! Dan jawaban dari
pemudi;”Gegerta’ artinya tunggu hinga
paagi hari. Arti ungkapan itu adalah bahwa pemudi mau di bawa lari tapi tunggu hingga
pagi tiba. Dalam tiap masyarakat memiliki peribahasa atau ungkapan-ungkapan
semacam ini yang harus ditemukan artinya oleh seorang sosiolog. Tokoh terkemuka
teori ini adalah Harold Garfinkel.
8.
Teori
pertukaran nilai
Teori
ini berangkat dari asumsi dasar ‘do ut
des” artinya saya memberi supaya engkau juga memberi. Menurut Goerge Simmel
peletak toeri ini, semua kontak di antara manusia bertolak dari skema memberi
dan memdapatkan kembali dalam jumlah yang sama. Pendukung teori ini merumuskan
ke dalam lima proposisi yang saling berhubungan satu sama lain.
@.
Dalam setiap tindakan, semakin sering suatu tindakan tertentu memperoleh
ganjaran atau upah atau manfaat, maka semakin sering orang tersebut akan
melakukan tindakan yang sama. Misalnya, seseorang akan meminta nasihat pada
seorang psikiatris, kalau ia merasa bahwa nasehat orang itu sangat berguna
baginya.
@.
Jika di masa lalu ada stimulus yang khusus atau satu perangkat stimulus yang
merupakan peristiwa di mana tindakan seseorang mempeoleh ganjaran, maka semakin
stimuli itu mirip dengan stimuli masa lalu, semakin besar kemungkinan orang itu
melakukan tindakan serupa. Contoh, seorang nelayan menebar jala di laut yang
dalam dan gelap dan menangkap banyak ikan, maka ia cenderung melakukan hal yang
sama kemudiannya.
@. Semakin tinggi nilai suatu tindakan, maka
semakin senang seseorang melakukan tindakan itu. Misalnya, apabila bantuan yang
saya berikan kepada orang itu bernilai, maka kemingkinan besar saya akan
melakukan tindakan yang sama lagi. Sebaliknya bila bantuan kurang bernilai,
tidak mungkin diulangi lagi.
@.
Semakin sering seseorang menerima satu ganjaran dalam waktu yang berdekatan,
maka semakin kurang bernilai ganjaran tersebut. Di sini unsure waktu memainkan
peranan penting. Misalnya, apabila seseorang menerima pujian dari orang yang
sama dalam waktu yang berdekatan, maka semakin kurang bernilai pujian itu
baginya.
@. Bila tindakan seseorang tidak memperoleh
ganjaran yang diharapkan atau menerima hukuman, maka ia menjadi marah atau
kecewa. Sebaliknya bila seseorang
menerima ganjaran yang lebih besar dari
apa yang ia harapkan, maka ia merasa senang dan lebih besar kemungkinan ia
melakukan perilaku yang disenanginya. Tokoh utama dari teori ini adalah Goerge
Simmel.
G. Kontribusi Ilmu Sosiologi terhadap
Ilmu Pengetahuan Sosial
Sosiologi sebagai cabang ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang kehidupan sosial, norma, nilai, kebudayaan, individu,
kelompok, hubungaan individu dan kelompok, kelompok dan kelompok ataupun antar
individu, serta segala tentang kehidupan sosial dan masyarakat.
Sosiologi menjadi bagian dari Ilmu
Pengetahuan Sosial atau yang sering kita kenal dengan IPS. Karena telah menjadi
bagian dari ilmu pengetahuan Sosial, maka tentunya Sosiologi telah memberikan sumbangsinya bagi Ilmu
Pendidikan Sosial berupa pemahaman tentang hubungan sosial, lembaga-lembaga
sosial serta interaksi anggota yang ada di dalam lembaga sosial tersebut.
Kemudian, dalam Ilmu Pendidikan Sosial
siswa dapat mempelajari semua hal yang berkaitan dengan kehidupan sosial
seperti stratifikasi, mobilitas sosial, proses sosial kemudian dapat dijadikan
pertimbangan untuk memecahkan masalah-masalah sosial, untuk memahami struktur
masyarakat, pola-pola interaksi, serta stratifikasi sosial dan dijadikan alat
dan sarana untuk memahami masyarakat tertentu (petani, pedagang, buruh,
pegawai, komunitas, keagamaan, militer, dan sebagainya)
dan lain-lain. Dan semua hal tersebut merupakan kontribusi dari apa yang ada di
dalam ilmu sosiologi untuk Ilmu Pengetahuan Sosial.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sosiologi
berasal dari dua kata yaitu socius
yang artinya kawan sedangkan logos
memiliki arti ilmu pengetahuan. Secara keseluruhan, Sosiologi berarti ilmu yang
mempelajari masyarakat. Masyarakat sendiri adalah gabungan dari beberapa
individu yang memiliki kesamaan kepentingan, saling berhubungan, dan tentunya
berbudaya.
Ilmu
sosiologi telah memberikan kontribusi bagi Ilmu Pengetahuan Sosial yaitu berupa
pengetahuan dan pemahaman tentang kehidupan sosial dan siswa dapat mengambil
pemahaman tersebut untuk dapat diterapkan dalam kehidupannya.
B.
Saran
Dengan semakin berkembangnya
zaman, diharapkan seluruh umat manusia
tetap mengedepankan kehidupan sosial yang baik untuk menciptakan
kehidupan yang tentram. Serta mempergunakan ilmu sosial dalam menghadapi dan
menyelesaikan permasalahan sosial.
DAFTAR PUSTAKA
M. Setiadi, Elly. Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi. Bandung. Kencana
http:/www.scribd.com/doc/fisip
sosiologi.wordpress.com
http:/www.scribd.com/doc/benredfield.blogspot.com
http:/www.scribd.com/doc/talibupomai.blogspot.com
http:/www.scribd.com/doc/fahmiinformatika.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar